Penulis: Imam Suyuthi
Bab: Keutamaan Dzikir
Disusun secara tematik oleh: Badrudin
- Hadits 01928 [ Allah bersama orang yang dzikir ] SHAHIH
- Hadits 06066 [ Allah bersama orang yang dzikir ] SHAHIH
- Hadits 06049 [ Allah menurut keyakinan hambanya ] SHAHIH
- Hadits 06051 [ Berprasangka baiklah kepada Allah ] SHAHIH
- Hadits 06050 [ Berlarilah kepada Allah ] SHAHIH
- Hadits 06059 [ Balasan dzikir lebih baik ] SHAHIH
- Hadits 06060 [ Dzikir dalam sepi dan ramai ] SHAHIH
- Hadits 06064 [ Dzikir dalam diri ] SHAHIH
- Hadits 04025 [ Meninggal dalam dzikir] SHAHIH
- Hadits 00198 [ Meninggal dalam dzikir] HASAN
- Hadits 01279 [ Hamba paling utama ] SHAHIH / HASAN
- Hadits 01929 [ Hamba paling sejati] HASAN
- Hadits 07588 [ Hamba paling utama ] SHAHIH
- Hadits 04310 [ Orang dzikir ] SHAHIH
- Hadits 04651 [ Orang dzikir ] SHAHIH
- Hadits 07947 [ Dzikir menolak azab ] SHAHIH
- Hadits 08509 [ Dzikir hilangkan munafik ] SHAHIH
- Hadits 02791 [ Dzikir membuat bahagia dan terkenal ] HASAN
- Hadits 08129 [ Dzikir menyinari rumah ] SHAHIH
- Hadits 07925 [ Dzikir sedekah paling utama ] HASAN
- Hadits 02886 [ Dzikir lebih utama dari jihad dan infak SHAHIH
- Hadits 01967 [ Dunia dilaknat selain dzikir ] HASAN
- Hadits 08674 [ Air mata dzikir ] HASAN
- Hadits 04009 [ Dzikir terbaik dalam sepi] SHAHIH
- Hadits 07026 [ Dzikir dalam setiap waktu ] SHAHIH
- Hadits 01253 [ Dzikir dan Doa paling utama ] SHAHIH
- Hadits 07412 [ Dzikir dan dirham ] HASAN
- Hadits 08463 [ Hakekat dzikir adalah taat kepada Allah ] HASAN]
- Hadits 04330 [ Dzikir adalah obat hati ] DHAIF
- Hadits 00902 [ Dzikir adalahpenolong hajat ] DHAIF
- Hadits 04350 [ Dzikir lebih baik dari sedekah ] DHAIF
- Hadits 04351 [ Dzikir adalah nikmat ] DHAIF
- Hadits 04352 [ Dzikir sirri ] DHAIF
- Hadits 00903 [ Dzikir keras ] DHAIF
- Hadits 00904 [ Dzikir pelan khaamil ] DHAIF
- Hadits 05586 Lawan iblis dengan dzikir DHAIF
- Hadits 08675 [ Dzikir ketika wudhu ] DHAIF
- Hadits 04311 [ Lima keutamaan ahli dzikir ] DHAIF
- Hadits 04281 [ Dunia terkutuk terkecuali dzikrullah, mencintai Allah, orang berilmu, dan orang belajar ] HASAN
- Hadits 04313 [ Keutamaan dzikir khali / sirri ] DHAIF
- Zikir kepada Allah SWT itu tandanya iman, kebebasan dari munafik, tameng dari setan dan penjaga dari neraka.
- Zikir yang paling utama adalah zikir yang tersembunyi.
- Amal yang paling berat itu ada tiga : zikir kepada Allah SWT pada setiap keadaan, menolong orang dari penguasa dan berbagi kebahagiaan dengan orang miskin yang melarat.
- Tanda cinta kepada Allah SWT adalah zikir kepada Allah SWT dan tanpa benci kepada Allah SWT adalah membenci zikir kepada Allah. HR Baihaqi dari Anas bin Malik.
- Dalam sebuah hadits qudsi dijelaskan jika Allah SWT bersama orang-orang yang sedang zikir dan menggerakkan bibirnya untuk berzikir.
- Berzikir di waktu pagi dan petang lebih utama daripada pukulan pedang di jalan Allah SWT.
- Zikir yang paling utama adalah laa ilaaha illallah .
- Zikirlah kepada Allah SWT dengan zikir yang pelan, yaitu zikir tersembunyi. Demikian makna hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mubarak dari Dhamrah bin Habib.
- Hamba yang paling utama disisi Allah pada hari kiamat adalah hamba yang paling banyak zikir kepada Allah . Demikian makna hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Tirmidzi dari Abu Said Al-Khudri.
- Zikir yang terbaik adalah zikir yang tersembunyi. Ibadah yang terbaik adalah ibadah yang paling ringan. Rizki yang terbaik adalah rizki yang mencukupi. Demikian makna hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Hibban dan Baihaqi dari Sa`d bin Malik dan Ibnu Abu Waqash.
Penulis: Imam Suyuthi
Bab: Keutamaan Dzikir
Disusun secara tematik oleh: Badrudin
KITAB DZIKIR DAN DO`A SESUAI SUNNAH NABI - Imam Suyuthi
1. Bab
Keutamaan Dzikir
١٩٢٨ـ إِنَّ اللهَ تَعَالَى يَقُوْلُ: أَنَا مَعَ
عَبْدِى مَا ذَكَرَنِى وَتَحَرَّكَتْ بِى شَفَتَاهُ (حم ه ك) عن أبي هريرة (صح)ـ
1928- Sesungguhnya Allah swt
berfirman: “Aku bersama hamba-Ku selama ia mengingat-Ku dan kedua bibirnya
bergerak karena (mengingat)-Ku”. (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Hakim dari Abu
Hurairah. SHAHIH)
Ketika seorang hamba berdzikir maka
ketika itulah rahmat, taufik, dan hidayah Allah swt bersamanya. Dzikir bisa
dilakukan dengan lisan saja, hati saja, atau dengan lisan dan hati secara
bersamaan. Tetapi jika harus diperinci maka dzikir dengan hati merupakan
seutama-utama dzikir. Para ahli thariqah mengkategorikan dzikir dalam tiga
tingkatan: dzikirul `awaam dengan lisan, dzikirul khawaash dengan
hati, dan dzikrul khawaashil khawaash dengan fananya ketika menyaksikan
dalam alam syahadah. [1]
٦٠٦٦ـ قَالَ اللهُ تَعَالَى: عَبْدِى، أَنَا عِنْدَ
ظَنِّكَ بِى، وَأَنَا مَعَكَ إِذَا ذَكَرْتَنِى ( ك) عن أنس (صح)ـ
6066- Allah swt berfirman: “Hamba-Ku,
Aku adalah pada sangkaanmu kepada-Ku, dan Aku bersamamu apabila kamu
mengingat-Ku”. (HR. Haakim dari Anas. SHAHIH)
Taufik, pertolongan, dan ilmu Allah
swt selalu meliputi prasangka dan keyakinan hamba-hamba-Nya. Allah swt
mendengar dan melihat apa yang diucapkan hamba-hamba-Nya sehingga selalu
mengabulkannya.[2]
٦٠٤٩ـ قَالَ اللهُ تَعَالَى: أَنَا عِنْدَ ظَنِّ
عَبْدى بِى، فَلْيَظُنَّ بِى مَاشَاءَ (طب ك) عن واثلة (صح)ـ
6049- Allah swt berifirman: “Aku
adalah pada sangkaan hamba-Ku kepada-Ku, maka hendaklah ia menyangka Aku
bagaimana ia mau”. (HR. Thabrani dan Hakim dari Watsilah. SHAHIH)
Sesungguhnya Allah kuasa mewujudkan
apa saja yang diinginkan (keyakinan, prasangka, atau angan-angan) hambanya.
Menurut Ibnu Abi Jamrah zhan disini bermakna al-`ilmu
(mengetahui). Sehingga maknanya, ketika seorang hamba berdoa dan berkeyakinan
akan dikabulkan maka Allah swt mengetahuinya dan mengabulkannya, ketika
bertaubat maka menerima taubatnya, ketika beristighfar maka menerima
istighfarnya dan ketika beribadah maka menerima ibadahnya,. [3]
Maka berhati-hatilah jangan sampai
berburuk sangka kepada Allah swt karena Allah swt pasti mengetahuinya dan bisa
saja mewujudkan prasangka buruk tersebut.
٦٠٥١ـ قَالَ اللهُ تَعَالَى: أَنَا عِنْدَ ظَنِّ
عَبْدِى بِى، إِنْ ظَنَّ خَيْرًا فَلَهُ وَ إِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ (حم) عن أبي هريرة (صح)ـ
6051- Allah swt berifirman: “Aku
adalah pada sangkaan hamba-Ku kepada-Ku, kalau ia menyangka baik maka baginya
(kebaikan) dan kalau ia menyangka buruk maka baginya (keburukan). (HR. Ahmad
dari Abu Hurairah. SHAHIH)[4]
Misalnya, jika kita berprasangka baik
kepa Allah swt akan mengabulkan doa kita maka Allah swt Maha Tahu dan Maha
Kuasa mewujudkan keinginan kita tersebut, dan sebaliknya jika kita berprasangka
buruk kepada Allah swt tidak akan mengabulkan doa kita maka Allah swt Maha Tahu
dan Maha Kuasa untuk tidak mengabulkan keinginan kita tersebut dan bahkan
memberikan siksa karena prasangka buruk kita tersebut.
٦٠٥٠ـ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا ابْنَ آدَمَ
قُمْ إِلَيَّ أَمْشِ إِلَيْكَ، وَامْشِ إِلَيَّ أُهَرْوِلُ إِلَيْكَ (حم) عن رجل (صح)ـ
6050- Allah swt berfirman: “Wahai anak
adam, berdirilah kepada-Ku tentu Aku berjalan kepadamu, dan berjalanlah
kepada-Ku tentu Aku berlari kepaamu”. (HR. Ahmad dari seorang laki-laki.
SHAHIH)[5]
Maksud hadits ini bukanlah Allah swt berdiri,
berjalan, dan berlari seperti layaknya manusia atau yang lainnya karena
sesungguhnya Allah swt berbeda dengan mahluk. Tetapi maksudnya adalah seperti
jika kamu mendekat kepada Allah dengan beribadah maka Allah akan memberimu
rahmat dan jika kamu mendekat kepada Allah swt dengan bersujud maka Allah swt
akan membalasnya dengan kebaikan-kebaikan, dan begitu seterusnya.
٦٠٥٩ـ قَالَ اللهُ تَعَالَى: لَايَذْكُرُنِى عَبْدٌ
فِى نَفْسِهِ إِلَّا ذَكَرْتُهُ فِى مَلَاءٍ مِنْ مَلَائِكَتِى وَلَايَذْكُرُنِى فِى
مَلَاءٍ إِلَّا ذَكَرْتُهُ فِي الرَّفِيْقِ الأَعْلَى (طب) عن معاذ بن أنس (صح)ـ
6059- Allah swt berfirman: “Tidaklah
mengingat-Ku seorang hamba dalam diri (hati atau batin)nya melainkan aku akan
menyebutnya dalam jama`ah (khalayak) dari malaikat-malaikat-Ku, dan tidaklah
mengingat-Ku dalam jama`ah melainkan aku menyebutnya dalam ar-rafiiqil a`laa.”
(HR. Thabrani dari Mu`adz bin Anas. SHAHIH)
Ibnu Hajar berkata: Dari hadits tersebut
bisa diambil faidah jika dzikir sirri (pelan atau bahkan tidak
terdengar) lebih utama daripada dzikir jahri (keras). Sehingga dapat
dikatakan jika hamba-Ku dzikir sirri maka Aku akan memberi pahala yang tidak
ada yang mengetahuinya dan jika hamba-Ku dzikir jahri maka Aku akan
memperlihatkan pahalanya dihadapan ar-rafiiqil a`laa. [6]
٦٠٦٠ـ قَالَ اللهُ تَعَالَى: عَبْدِى، إِذَا ذَكَرْتَنِى
خَالِيًا ذَكَرْتُكَ خَالِيًا، وَإِنْ ذَكَرْتَنِى فِى مَلَاءٍ ذَكَرْتُكَ فِى مَلَاءٍ
خَيْرٌ مِنْهُمْ وَأَكْبَرُ (هب) عن إبن عباس (صح)ـ
6060- Allah swt berfirman:”Hamba-Ku,
apabila engkau menyebut-Ku dalam sunyi maka Aku menyebutmu dalam sunyi pula.
Dan jika engkau menyebut-Ku dalam keramaian (jama`ah / khalayak) maka Aku
menyebutmu dalam keramaian yang lebih baik dan lebih besar dari mereka.” (HR. Baihaqi
ddari Ibnu Abbas. SHAHIH)
Apabila seorang hamba dzikir kepada
Allah swt dalam suasana sepi tanpa ada mahkluk lainnya atau banyak mahkluk
lainnya tetapi ia bisa fokus dalam berdzikir mensucikan dan mengagungkan Allah
swt maka Allah swt akan membalasnya dengan pahala dan rahmat secara sirri pula.
Tetapi jika seorang hamba menyebut Allah dalam jama`ah maka Allah swt akan
membalasnya dengan menyebut-nyebutnya dalam jamaah yang lebih baik dan lebih
besar darinya.[7]
٦٠٦٤ـ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا ابْنَ آدَمَ،
إِنْ ذَكَرْتَنِى فِى نَفْسِكَ ذَكَرْتُكَ فِى نَفْسِي ، وَإِنْ ذَكَرْتَنِى فِى مَلَاءٍ
ذَكَرْتُكَ فِى مَلَاءٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ، وَإِنْ دَنَوْتَ مِنِّى شِبْرًا دَنَوْتُ مِنْكَ ذِرَاعًا وَإِنْ دَنَوْتَ مِنِّى
ذِرَاعًا دَنَوْتُ مِنْكَ بَاعًا وَإِنْ أَتَيْتنِي
تَمْشِي أَتَيْتُ إِلَيْكَ أُهَرْوِلُ (حم) عن أَنس (صح)ـ
6064- Allah swt berfirman:”Wahai anak
adam, apabila kamu mengingat-Ku dalam hatimu maka Aku akan mengingat-mu dalam
diri-Ku. Dan apabila kamu mengingat-Ku dalam khalayak maka Aku mengingatmu
dalam khalayak yang lebib baik darinya. Apabila kamu mendekat kepada-Ku
sejengkal maka Aku akan mendekat kepadamu sehasta, dan apabila kamu mendekat
kepada-Ku sehasta maka Aku akan mendekat kepadamu satu depa, dan apabila kamu
mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatangimu dengan berlari. (HR.
Ahmad dari Anas. SHAHIH)
Apabila seorang hamba dzikir sirri
dalam kesunyian dengan ikhlash tanpa ria maka Allah akan merahasiakan balasan
dzikir tersebut, dalam artian balasan dzikir tersebut sangat besar dan hanya
Allah saja yang tahu. Apabila seorang hamba berdzikir bersama-sama dalam suatu
jamaah untuk menunjukan syiar dan keagungan Allah swt maka Allah swt akan
mengingat dia dalam jamaah yang lebih baik, Allah swt akan membanggakan dia
kepada jamaah para malaikat dan mahluk yang dekat dengan-Nya.
Apabila seorang hamba mendekatkan diri
dengan sungguh-sungguh dan ikhlas dalam ketaatan maka Allah swt akan
mendekatkan hidayah dan taufik-Nya. Jika usaha hamba tersebut makin keras maka
hidayah dan taufik-Nya makin dekat dan makin besar pula.[8]
٤٠٢٥ـ خَيْرُ الْعَمَلِ أَنْ تُفَارِقَ الدُّنْيَا
وَلِسَانُكَ رَطْبٌ مِنْ ذِكْرِ اللهِ (حل) عن عبد الله بن بسر (صح)ـ
4025- Sebaik-baik amal adalah apabila
kamu meninggal dunia seranya lisanmu basah karena mengingat Allah swt. (HR. Abu
Nu`aim dari Abdillah bin Busr. SHAHIH)
Dzikir kepada Allah dengan lisan
semata saja sudah sangat baik, apalagi jika disertai dengan dzikir hati juga
maka akan sangat lebih baik. [9]
١٩٨ـ أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ أَنْ تَمُوْتَ
وَلِسَانُكَ رَطْبٌ مِنْ ذِكْرِ اللهِ (حب) وابن السن في عمل اليوم والليلة (طب هب)
عن معاذ (صح)ـ
198- Amal paling dicintai Allah swt
adalah apabila kamu meninggal seranya lisan kamu basah karena dzikir kepada
Allah swt. (HR. Ibnu Hibban, Ibnu Sunni dalam amalu yaumin wa lailah. HR.
Thabrani dalam al-Kabiir dan Baihaqi dalam Syu`abul Iman dari Mu`adz. SHAHIH)
Berdzikirlah terus menerus sehingga
maut menjemputmu dalam keadaan berdzikir. [10]
١٢٧٩ـ أَفْضَلُ العِبَادِ دَرَجَةً عِنْدَ اللهِ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ الذَّاكِرُوْنَ اللهَ كَثِيْرًا (حم ت) أبي سعيد (صح)ـ
1279- Hamba paling utama derajatnya di
hari kiamat adalah yang paling banyak dzikir kepada Allah swt. (HR. Ahmad dan
Tirmidzi dari Abi Sa`iid. SHAHIH)
Dzikir merupakan salah satu amal yang
paling utama, pokok ibadah, pokok setiap kebahagiaan, bahkan ia bagaikan
kehidupan bagi badan dan bagaikan ruh bagi manusia.
Seseorang bisa dikatakan banyak
berdzikir minimal kalau dia membiasakan diri berdzikir setelah shalat fardhu,
setiap pagi dan petang, setiap mau dan bangun tidur, setiap berbaring, duduk
dan berdiri, dan pada waktu-waktu lainnya.[11]
١٩٢٩ـ إِنَّ اللهَ تعالى يَقُوْلُ: إِنَّ عَبْدِى
كُلَّ عَبْدِى الذِى يَذْكُرُنِى وَهُوَ مُلَاقِ قِرْنَهُ (ت) عن عمارة بن زعكرة (ح)ـ
1929- Sesungguhnya Allah swt
berfirman: ”Sesungguhnya hamba-Ku yang sebenar-benar hamba-Ku adalah orang yang
menyebut Aku sedang ia bertemu musunya”. (HR. Tirmidzi dari `Umaarah bin
Za`karah. HASAN)
Ketika seseorang bertemu musuhnya
dalam peperangan, kemudin lisan dan hatinya tetap berdzikir kepada Allah swt,
maka orang tersebut termasuk salah satu hamba Allah swt yang sejati.[12]
٧٥٨٨ـ لَيْسَ أَحَدٌ أَفْضَلَ عِنْدَ اللهِ مِنْ
مُؤْمِنٍ يُعَمِّرُ فِي الْإِسْلَامِ لِتَكْبِيْرِهِ وَتَحْمِيْدِهِ وَتَسْبِيْحِهِ وَتَهْلِيْلِهِ (حم) عن طلحة (صح)ـ
7588- Tidak ada seseorang yang lebih
utama menurut Allah swt daripada seorang mukmin yang diberi umur (panjang) di
dalam islam karena untuk takbirnya, tahmidnya, tasbihnya, dan tahlilnya. (HR.
Ahmad dari Thalhah. SHAHIH)
Salah satu orang islam yang paling
utama adalah yang selalu berusaha mengisi hidupnya dengan memperbanyak takbir,
tasbih, tahmid, dan tahlil.[13]
٤٣١٠ـ ذَاكِرُ اللهِ فِي الغَافِلِيْنَ بِمَنْزِلَةِ
الصَّابِرِ فِى الْفَارِّيْنَ (طب) عن إبن مسعود (صح)ـ
4310- Orang yang dzikir kepada Allah
swt di tengah-tengah orang lalai menempati kedudukan orang yang sabar di
tengah-tengah orang yang melarikan diri (dalam peperangan). (HR. Thabrani dari
Ibnu Mas`ud. SHAHIH)
Orang yang ingat kepada Allah swt di
tengah-tengah orang yang lalai diserupakan dengan mujahid yang sabar melawan
dan membunuh musuh di tengah-tengah orang yang melarikan diri dalam peperangan.
[14]
٤٦٥١ـ سَبَقَ الْمُفْرِدُوْنَ الْمُسْتَهْتِرُوْنَ
فِي ذِكْرِ اللهِ يَضَعُ الذِّكْرُ عَنْهُمْ أَثْقَالَهُمْ فَيَأْتُوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
خِفَافًا (ت ك) عن أبي هريرة (طب) عن أبي الدرداء (صح)ـ
4651- Telah mendahului orang-orang
yang menyendiri yang sangat senang dzikir kepada Allah swt. Dzikir akan
meletakan beban-beban mereka sehingga mereka akan datang pada hari kiamat dalam
keadaan ringan. (HR. Tirmidzi dan Hakim dari Abu Hurairah, Riwayat Thabrani
dari Abi Darda`. SHAHIH)
Al-Mufridun adalah orang yang menarik
diri dari kebiasan buruk manusia untuk menyendiri dan larut berdzikir kepada
Allah swt. Menarik diri untuk naik kepada derajat yang lebih tinggi, yaitu
derajat pada ahli dzikir. Dzikir yang mereka lakukan akan mengurangi dosa-dosa
yang pernah dilakukannya sehingga kelak akan datang pada hari kiamat dalam
keadaan ringan dari beban dosa.[15]
٧٩٤٧ـ مَاعَمِلَ آدَمِيٌّ عَمَلًا أَنْجَى لَهُ
مِنْ عَذَابِ ٱللهِ مِنْ ذِكْرِ ٱللهِ (حم) عن معاذ (صح)ـ
7947- Tidaklah anak adam beramal suatu
amal yang labih bisa menyelamatkannya dari siksa Allah swt daripada dzikir
kepada Allah swt. (HR. Ahmad dari Mu`adz. SHAHIH)
Orang-orang yang lalai mengisi hidup
dan waktunya dengan kelalaian dan memperturutkan hawa nafsunya jauh dari
mengingat Allah swt sehingga kelak dia datang kepada Allah swt tidak ada yang
bisa menyelematkannya dari siksa Allah SWT selain dzikir kepada Allah swt.[16]
٨٥٠٩ـ مَنْ أَكْثَرَ ذِكْرَ اللهِ فَقَدْ بَرِئَ
مِنَ النِّفَاقِ (طص) عن أبي هريرة (صح)ـ
8509- Barangsiapa memperbanyak dzikir
kepada Allah swt maka ia benar-benar telah bebas dari kemunafikan. (HR.
Thabrani dari Abu Hurairah. SHAHIH)
Karena memperbanyak dzikir kepada
Allah swt menunjukan ia cinta kepada-Nya, dan orang yang mencintai-Nya adalah
mukmin sejati. [17]
٢٧٩١ـ أُوْصِيْكَ بِتَقْوَى ٱللهِ تَعَالَى فَإِنَّهُ
رَأْسُ كُلِّ شَيْءٍ، وَعَلَيْكَ بِالْجِهَادِ فَإِنَّهُ رَهْبَانِيَّةُ الْإِسْلَامِ،
وَعَلَيْكَ بِذِكْرِ ٱللهِ تَعَالَى وَتِلَاوَةِ القُرْآنِ فَإِنَّهُ رَوْحُكَ فِى
السَّمَاءِ وَذِكْرُكَ فِي الْأَرْضِ (حم) عن أبي سعيد (ح)ـ
2791- Aku berwasiat kepadamu untuk
bertakwa kepada Allah swt karena ia adalah pokok setiap sesuatu, kamu harus
berjihad karena ia adalah kependetaan dalam islam, dan kamu harus berdzikir
kepada Allah swt dan membaca Al-Qur`an karena ia adalah istirahatmu di langit
dan popularitas (sebutan)mu di bumi. (HR. Ahmad dari Abu Sa`id. SHAHIH).
Takwa adalah menjalankan perintah
Allah swt dan menjauhi larangan-Nya. Barangsiapa bertakwa maka Allah swt akan
menjaganya dari semua musuh-musuhnya, menyelamatkannya dari semua mara bahaya,
memberinya rizki dari jalan yang tidak disangka-sangka, memberinya hidayah dan
rahmat sehingga dia akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akherat.
Rahbaniyyah atau kependetaan
meskipun dianggap baik karena meninggalkan keduniaan dan focus beribadah tetapi
berjihad merupakan amal yang lebih baik dari hal tersebut.
Dzikir dan membaca Al-Qur`an merupakan
dua amalan yang bisa membuat diri dan ruh seseorang bisa beristirahat (merasa
tenang dan senang) baik di dunia maupun di akherat. Keduanya juga bisa membuat
diri seseorang populer di bumi maupun di langit. [18]
٨١٢٩ـ مَثَلُ الْبَيْتِ الذِي يُذْكَرُ الله فِيْهِ،
وَالْبَيْتِ الّذِي لَا يُذْكَرُ الله فِيْهِ، مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ (ق) عن
أبي موسى (صح)ـ
8129-
Perumpamaan rumah yang Allah swt disebut di dalamnya dan rumah yang Allah tidak
disebut di dalamnya bagaikan orang hidup dan orang mati. (HR. Bukhari dan
Muslim dari Abu Musa. SHAHIH)
Perumpamaan
rumah (orang) yang digunakan untuk berdzikir bagaikan orang hidup, lahirnya
penuh cahaya kehidupan, batinnya penuh cahaya ilmu dan hatinya penuh ma`rifat
kepada Allah. Sedangkan rumah (orang) yang tidak digunakan untuk berdzikir
bagaikan mayit / bangkai, semua orang menjauh darinya, badannya kesepian tidak
ada cahaya kehidupan dan batinnya penuh kebatilan.
Orang-orang ahli dzikir akan
menghiasi lahirnya dengan cahaya amal dan menghiasi batinnya dengan cahaya ilmu
dan iman serta hatiya selalu ingat
kepada Allah swt. Sedangkan orang – orang yang lalai akan melakukan hal yang
sebaliknya. [19]
٧٩٢٥ـ مَاصَدَقَةٌ أفْضَلُ مِنْ ذِكْرِ اللهِ
تَعَالَى (طس) عن إبن عباس (ح)ـ
7925- Tidak ada sedekah yang lebih
utama dari dzikir kepada Allah swt. (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas. SHAHIH)
Yaitu dzikir yang disertai dengan menjaga
hati dari gangguan syetan dan hawa nasfu.[20]
٢٨٨٦ـ أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ،
وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيْكِكُمْ، وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ، وَخَيْرٍ لَكُمْ
مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالْوِرَقِ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ
فَتَضْرِبُوْا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوْا أَعْنَاقَكُمْ، ذِكْرُ اللهِ (ت ه ك) عن
أبى الدرداءِ (صح)ـ
2886- Maukah kalian aku tunjukan
tentang amalan yang paling baik?, dan paling bersih disisi Tuhan kalian, dan
paling mengangkat derajat kalian, dan lebih baik daripada kalian menginfakan
emas dan perak, dan lebih baik daripada kalian bertemu musuh kalian kemudian
saling potong leher kalian, (yaitu) dzikrullah. (HR. Tirmidzi, Ibnu
Majah dan Hakim dari Abu Darda. SHAHIH).
Semua ibadah, baik itu infak maupun
jihad, adalah wasilah atau perantara, sedangkan dzikrullah (ingat kepada
Allah swt) adalah tujuan yang sesungguhnya. Dan pokoknya dzikir adalah lafazh (لَا إِلهَ إِلَّا اللّهُ), kalimat tersebut menjadi derajat keimanan tertinggi.[21]
١٩٦٧ـ إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُوْنَةٌ، مَلْعُوْنٌ
مَافِيْهَا إِلَّا ذِكْرَ اللهِ وَمَاوَالَاهُ، وَعَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّمّا (ت ه)
عن أبي هريرة (ح)ـ
1967- Sesungguhnya dunia itu
dilaknati, dilaknati pula apa-apa yang ada di dalamnya terkecuali dzikrullah
dan sesuatu yang Allah swt cintai, orang alim, dan orang yang menuntut ilmu.
(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah. SHAHIH).
Dunia dan seisinya terlaknat
terkecuali sesuatu yang bisa mendekatkan diri kepada Allah swt, seperti dzikrullah,
menginfakan harta di jalan Allah swt, orang alim, pencari ilmu, dan amal
shaleh. [22]
٨٦٧٤ـ مَنْ ذَكَرَ اللهَ فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
مِنْ خَشْيَةِ اللهِ حَتَّى يُصِيْبَ الْأَرْضَ مِنْ دُمُوْعِهِ لَمْ يُعَذِّبْهُ اللهُ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ (ك) عن أنس (ح)ـ
8674- Barangsiapa yang dzikir kepada
Alah swt lalu kedua matanya mengeluarkan air mata karena takut kepada Allah swt
sehingga sebagian air matanya mengenai bumi maka Allah swt tidak akan
menyiksanya kelak pada hari kiamat. (HR. Hakim dari Anas. HASAN).
Karena Allah swt tidak akan
mengumpulkan dua ketakutan. Barang siapa yang takut kepada Allah swt di dunia
maka kelak di akherat dia masuk kelompok orang – orang yang tidak mengalami
ketakutan dan kesedihan.[23]
٤٠٠٩ـ خَيْرُ الذِّكْرِ الْخَفِيُّ، وَخَيْرُ
الرِّزْقِ مَايَكْفِى (حم حب هب) عن سعد (صح)ـ
4009- Sebaik-baik dzikir adalah yang
tersembunyi dan sebaik-baik rizki adalah yang mencukupi. (HR. Ahmad, Ibnu
Hibban, an Baihaqi dari Sa`d. SHAHIH).
Orang yang menyembunyikan dzikirnya
sehingga tidak ada yang tahu selain dirinya sendiri maka Allah swt akan
menyembunyikan betapa besar pahalanya sehingga tidak ada yang tahu selain Dia.[24]
٧٠٢٦ـ كَانَ يَذْكُرُ اللهَ تَعَالَى عَلَى كُلِّ
أَحْيَانِهِ (م د ت ه) عن عائشة (صح)ـ
7026- Beliau berdzikir kepada Allah
swt dalam setiap waktunya. (HR. Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah dari
Aisyah. SHAHIH)
Rasulullah shallallahu `alaihi wa
sallam mengingat Allah swt sepanjang waktu, baik dalam keadaan suci maupun
berhadats, baik dalam keadaan duduk mapun berdiri atau berbaring.
Hadits diatas bersifat umum,
ditakhshih dengan kemakruhan berdzikir ketika buang hajat, junub atau
bersetubuh.[25]
١٢٥٣ـ أَفْضَلُ الذِّكْرِ لَا إِلهَ إِلَّا اللّهُ
وَأَفْضَلُ الدُّعَاءِ الْحَمْدُ لِلّهِ (ت ن ه حب ك) عن جابر (صح)ـ
1253-
Dzikir paling utama adalah (لَا إِلهَ إِلَّا اللّهُ)
dan doa paling utama adalah (الْحَمْدُ لِلّهِ).
(HR. Tirmidzi, Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Hakim dari Jabir. SHAHIH)
Kalimat
(لَا إِلهَ إِلَّا اللّهُ) paling utama karena
tidak sah iman terkecuali dengan kalimat tersebut, dan kalimat tersebut
menafikan ketuhanan selain Allah swt dan menetapkan Allah swt sebagai
satu-satunya Tuhan Yang Maha Esa.
Sesungguhnya
orang yang memuji Allah swt tidak lain dan tidak bukan sama saja dengan memuji
nikmat-nikmat Allah swt dan memuji nikmat-nikmat Allah swt sama saja dengan
melipatgandakan nikmat tersebut. Selain itu kalimat (الْحَمْدُ
لِلّهِ) merupakan bagian dari dzikir. Dengan kata lain satu kalimat
mencakup tiga hal sekaligus: dzikir, doa, dan melipatgandakan nikmat. Maka
pantaslah kalau kalimat (الْحَمْدُ لِلّهِ)
menjadi doa yang paling utama.[26]
٧٤١٢ـ لَوْ أَنَّ رَجُلًا فِى حِجْرِهِ دَرَاهِيْمُ
يَقْسِمُهَا وَآخَرَ يَذْكُرُ اللهَ كَانَ الذَّاكِرُ لِلهِ أَفْضَلُ (طس) عن أبي موسى
(ح)ـ
7412- Seandainya seseorang
dipangkuannya ada beberapa dirham yang dibagikannya dan yang lainnya berdzikir
kepada Allah maka orang yang berdzikir kepada Allah lebih utama. (HR. Thabrani
dari Abu Musa. HASAN)
Hadits ini menunjukan dzikir lebih
utama dari sedekah harta, tetapi sebagian kecil ulama ada berpendapat
sebaliknya dengan menggunakan dalil-dalil yang lainnya.[27]
٨٤٦٣ـ مَنْ أطَاعَ اللهَ فَقَدْ ذَكَرَ اللهَ
وَإِن قَلَّتْ صَلَاتُهُ وَصِيَامُهُ وَتِلَاوَتُهُ لِلْقُرْآنِ، وَمَنْ عَصَى اللهَ
فَلَمْ يَذْكُرْهُ اللهَ وَإِن كَثُرَتْ صَلَاتُهُ وَصِيَامُهُ وَتِلَاوَتُهُ لِلْقُرْآنِ
(طب) عن واقد (ح)ـ
8463- Barangsiapa yang taat kepada
Allah swt maka benar-benar telah berdzikir kepada Allah swt walaupun sedikit
shalatnya, sedikit puasanya, dan sedikit membaca al-Qur`an-nya. Dan barangsiapa
yang maksiat / tidak taat kepada Allah swt maka belum berdzikir kepada Allah
swt walaupun banyak shalatnya, banyak puasanya, dan banyak membaca
al-Qur`an-nya. (HR. Thabrani dari Waqid. HASAN).
Hadits ini menjelaskan bahwa hakekat
dzikir adalah menjalankan perintah Allah swt dan menjauhi larangannya.
Sedangkan orang yang banyak dzikir tetapi tetap banyak menjalankan maksiat
bagaikan orang yang mentertawakan hokum-hukum Allah swt.[28]
٤٣٣٠ـ ذِكْرُ اللهِ شِفَاءُ القُلُوْبِ (فر) عن
أنس (ض)ـ
4330- Mengingat Allah swt adalah
penyembuh hati. (HR. Dailami dari Anas. DHAIF)
Obat dari gelapnya hati karena
dosa-dosa dan membersihkan dari sampah kelalaian.[29]
٩٠٢ـ اذْكُرُوا اللهَ فَإِنَّهُ عَوْنٌ لَكَ عَلَى
مَا تَطْلُبُ (ابن عساكر) عن عطاء بن أبى مسلم مرسلا (ض)ـ
902- Berdzikirlah kepada Allah swt
karena hal tersebut membantu mewujudkan apa yang kalian cari. (HR. Ibnu Asaakir
dari `Atha` bin Abi Mulim secara mursal. DHAIF)
Allah swt cinta kepada orang-orang
yang berdzikir dan apabila mereka minta maka Allah swt akan memberi apa yang
dimintanya tersebut. [30]
٤٣٥٠ـ الذِكْرُ خَيْرٌ مِنْ صَدَقَقَةٍ (أبو الشيخ)
عن أبي هريرة (ض)ـ
4350- Dzikir lebih bagus daripada
sedekah (HR. Abu Syeh dari Abu Hurairah. DHAIF)
Maksudnya
sedekah sunat.[31]
٤٣٥١ـ
الذِكْرُ نِعْمَةٌ مِنَ اللهِ فَأَدُّوْا شُكْرَهَا (فر) نبيط بن شريط (ض)ـ
4351-
Dzikir aalah nikmat dari Allah swt maka tunaikanlah syukurnya. (HR. Dailami
dari Nubaith bin Syariith. DHAIF)
Dzikir
adalah salah satu nikmat dari Allah swt yang harus kita syukuri dengan
menggunakan lisan, badan, hati dan jiwa kita. Dzikirnya lisan adalah dengan
kata-kata, dzikirnya badan adalah dengan melaksakan perbuatan yang baik,
dzikirnya hati adalah dengan ilmu, ma`rifah, dan yakin. Semua bentuk dzikir tersebut
akan memperbanyak rizki dan kurangnya dzikir akan mempersedikit rizki.[32]
٤٣٥٢ـ
الذِكْرُ الَّذِي لَاتَسْمَعُهُ الْحَفَظَةُ يَزِيْدُ عَلَى الذِّكْرِ الَّذِي تَسْمَعُهُ
الْحَفَظَةُ سَبْعِيْنَ ضِعْفًا (هب) عن عائشة (ض)ـ
4352-
Dzikir yang tidak kedengaran oleh malaikat hafazhah (pencatat) itu
melebihi dzikir yang kedengaran oleh malaikat hafazhah (pencatat)
sebanyak tujuh puluh kali lipat. (HR. Baihaqi dari Aisyah. DHAIF)
Mudah-mudahan
dzikir yang dimaksud adalah tadabbur dan tafakkur mahluk – mahluk
Allah swt.[33]
٩٠٣ـ اذْكُرُوا اللهَ ذِكْرًا يَقُوْلُ الْمُنَافِقُوْنَ
اِنَّكُمْ تُرَاؤُوْنَ (طب) عن ابن عباس (ض)ـ
903- Berdzikirlah kepada Allah swt
dengan dzikir yang membuat orang-orang munafik berkata sesungguhnya kalian
sedang berbuat riya. (HR. Thabrani ari Ibnu Abbas. DHAIF)
Berdzikirlah sebanyak-banyaknya
sehingga orang-orang munafik menuduh kalian sedang berbuat riya.[34]
٩٠٤ـ أُذْكُرُوْا اللهَ ذِكْرًا خَامِلًا، قِيْلَ:
وَمَاذِكْرُ الْخَامِلُ؟ قَالَ: الذِّكْرُ
الخَفِيُّ (ابن المبارك فى الزهد) عن ضمرة بن حبيب مرسلا (ض)ـ
904- Berdzikirlah kepada Allah swt
secara khaamil, ditanyakan: “Apakah dzikir khaamil itu?” Nabi berkata:”Adalah dzikir yang samar”. (HR.
Ibnu Mubarak dalam az-Zuhdi dari Dhamrah bin Habiib secara mursal. DHAIF).
Karena dzikir secara samar atau
sembunyi-sembunyi lebih mungkin selamat dari riya. Dan dikatakan dzikir paling
utama adalah diwaktu malam karena jiwa dan raga lebih bisa focus ibadah kepada
Allah swt. [35]
٥٥٨٦ـ عَلَيْكُمْ بِلَاإِلهَ إِلَّآللهَ وَالْإِسْتِغْفَارِ،
فَأَكْثِرُوْا مِنْهُمَا، فَإِنَّ إِبْلِيْسَ قَالَ: أَهْلَكْتُ النَّاسَ بِالذُّنُوْبِ
وَأَهْلَكُوْنِي بِلَاإِلهَ إِلَّآللهَ وَالْإِسْتِغْفَارِ، فَلَمَّارَأَيْتُ ذلِكَ
أَهْلَكْتُهُمْ بِالْأَهْوَاءِ، وَهُمْ يَحْسَبُوْنَ أَنَّهُمْ مُهْتَدُوْنَ (ع) عن
أبى بكر (ض)ـ
5586- Kamu harus membaca (لَاإِلهَ إِلَّآللهَ) dan (الْإِسْتِغْفَارِ) , dan
perbanyaklah membaca keduanya. Karena sesungguhnya Iblis berkata: “Aku merusak
manusia dengan dosa-dosa dan mereka merusakku dengan laa ilaaha illallah dan
istighar, setelah aku melihat hal tersebut maka aku merusak mereka dengan hawa
nafsu, dan mereka menyangka sesungguhnya diri mereka benar-benar mendapatkan
hidayah.” (HR. Abu Ya`laa dari Abu Bakar. DHAIF)
Iblis akan membinasakan manusia dengan
dosa-dosa, kemudian hawa nafsu, kemudian meyakinkan manusia jika mereka
benar-benar telah mendapatkan hidayah padahal yang sebenarnya mereka hanya
memperturutkan hawa nafsu belaka. [36]
٨٦٧٥ـ مَنْ ذَكَرَ اللهَ عِنْدَ الْوُضُوْءِ طَهُرَ
جَسَدُهُ كُلُّهُ، فَإِنْ لَمْ يَذْكُرِ اسْمَ اللهِ لَمْ يَطهُرْ مِنْهُ إِلَّامَاأَصَابَ
الْمَاءَ (عب) عن الحسن الكوفي مرسلا (ض)ـ
8675- Barangsiapa yang menyebut Allah
ketika wudhu maka sucilah semua tubuhnya dan apabila tidak menyebut nama Allah
maka tidak suci terkecuali tubuh yang terkena air saja. (HR. Abdurrazzaq dari
Hasan Al-Kufi dengan mursal. DHAIF)
Orang yang ketika wudhu menyebut asma
Allah maka dia akan menjadi suci lahir dan batin, sedang yang tidak menyebut
asma Allah hanya suci lahirnya saja.[37]
٤٣١١ـ ذَاكِرُ اللهِ فِي الغَافِلِيْنَ مِثْلُ
الَّذِي يُقَاتِلُ عَنِ الْفَارِّيْنَ، ذَاكِرُ اللهِ فِي الغَافِلِيْنَ كَالْمِصْبَاحِ
فِي الْبَيْتِ الْمُظْلِمِ، ذَاكِرُ اللهِ فِي الغَافِلِيْنَ كَمِثْلِ الشَّجَرِ الْحَضْرَاءِ
فِى وَسَطِ الشَّجَرِ الَّذِىْ قَدْ تَحَاتَّ مِنَ الصَّرِيْدِ، ذَاكِرُ اللهِ فِي
الغَافِلِيْنَ يُعَرِّفُهُ اللهُ مقعَدَهُ مِن الْجَنَّةِ، ذَاكِرُ اللهِ فِي الغَافِلِيْنَ
يَغْفِرُ اللهُ لَهُ بِعَدَدِ كُلِّ فَصِيْحٍ وَأَعْجَمِيٍّ (حل) عن إبن عمر (ض)ـ
4311- Orang yang mengingat Allah di
tengah-tengah orang yang lalai bagaikan orang yang berperang dibanding
orang-orang yang melarikan diri, Orang yang mengingat Allah di tengah-tengah
orang yang lalai adalah bagaikan lampu di tengah rumah yang gelap, Orang yang
mengingat Allah di tengah-tengah orang yang lalai adalah bagaikan pohon hijau
ditengah-tengah pohon yang berguguran (daunnya) karena salju, Orang yang mengingat
Allah di tengah-tengah orang yang lalai ditunjukan oleh Allah tempat duduknya
di surga, Orang yang mengingat Allah di tengah-tengah orang yang lalai Allah
mengampuninya sebanyak hitungan manusia dan binatang. (HR. Abu Nu`aim dari Ibnu
Umar. DHAIF)
Orang-orang yang lalai hatinya
tertambat pada asbab sehingga asbab (dunia seiisinya) menjadi
fitnah bagi mereka, maka hak mereka adalah mendapatkan azab Allah swt, tetapi
ketika ada orang yang tidak lalai (berdzikir) maka azab tersebut terhalang dan
orang tersebut mendapatkan keutamaan.
Ketika rang-orang ahli dzikir masih di
dunia atau setelah di alam kubur akan Allah swt perlihatkan tempat mereka di
surga.[38]
٤٣١٢ـ ذَاكِرُ اللهِ فِي رَمَضَانَ مَغْفُوْرٌ
لَهُ، وَسَائِلُ اللهِ فِيْهِ لَايَخِيْبُ (طس هب) عن عمر (موضوع)ـ
4312- Orang yang berdzikir kepada
Allah di bulan Ramadhan diampuni, dan orang yang meminta kepada Allah di bulan
ramadhan tidak akan kecewa. (HR. Thabrani dan Baihaqi dari Umar. MUUDHU`)
Salah satu keutamaan berdzikir di
bulan Ramahan adalah diampuni dosa dan dikabulkannya doa.[39]
٤٣١٣ـ ـ ذَاكِرُ الله خَالِيًا كَمُبَارِزَةٍ
إِلَى الْكُفَّارِ مِنْ بَيْنِ الصُّفُوْفِ خَالِيًا (الشيرازى فى الألقاب) عن إبن
عباس (ض)ـ
4313- Orang yang ingat Allah di tempat
sepi bagaikan orang yang menghadapi orang kafir sendirian. (HR. Syirazi dalam
al-alqaab dari Ibnu Abbas. DHAIF)
Dzikir khaali atau dzikir sirri
yaitu dzikir yang hanya diketahui oleh Allah swt dan Malaikat Hafazhah
pahalayanya sebanding dengan jihad fi sabilillah.[40]
Bab
Keutamaan Majlis Dzikir
=
=
[1]
Jami`us Shaghir: 1928., Faidhul Qadir: 1928., Ibnu Majah: 3793.
[2]
Jami`us Shaghir: 6066., Faidhul Qadir: 6066.,
[3]
Jami`us Shaghir: 6049., Faidhul Qadir: 6049.,
[4]
Jami`us Shaghir: 6051., Faidhul Qadir: 6051.,
[5]
Jami`us Shaghir: 6050., Faidhul Qadir: 6050.,
[6]
Jami`us Shaghir: 6059., Faidhul Qadir: 6059.
[7]
Jami`us Shaghir: 6060., Faidhul Qadir: 6060
[8]
Jami`us Shaghir: 6064., Faidhul Qadir: 6064.
[9]
Jami`us Shaghir: 4025., Faidhul Qadir: 4025.
[10]
Jami`us Shaghir: 198., Faidhul Qadir: 198.
[11]
Jami`us Shaghir: 1279., Faidhul Qadir: 1279.
[12]
Jami`us Shaghir: 1929., Faidhul Qadir: 1929., Tirmidzi: 3580.
[13]
Jami`us Shaghir: 7588., Faidhul Qadir: 7588.,
[14]
Jami`us Shaghir: 4310., Faidhul Qadir: 4310.,
[15]
Jami`us Shaghir: 4651., Faidhul Qadir: 4651., Tirmidzi: 3596., Muslim: 2676.
[16]
Jami`us Shaghir: 7947., Faidhul Qadir: 7947.,
[17]
Jami`us Shaghir: 8509., Faidhul Qadir: 8509.,
[18]
Jami`us Shaghir: 2791., Faidhul Qadir: 2791.
[19]
Jami`us Shaghir: 8129., Faidhul Qadir: 8129., Bukhari: 6407., Muslim: 779.
[20]
Jami`us Shaghir: 7925., Faidhul Qadir: 7925.
[21]
Jami`us Shaghir: 2886., Faidhul Qadir: 2886., Tirmidzi: 3377., Ibnu Majah:
3790.
[22]
Jami`us Shaghir: 1967., Faidhul Qadir: 1967., Tirmidzi: 2322., Ibnu Majah:
4112.
[23]
Jami`us Shaghir: 8674., Faidhul Qadir: 8674.
[24]
Jami`us Shaghir: 4009., Faidhul Qadir: 4009.
[25]
Jami`us Shaghir: 7026., Faidhul Qadir: 7026., Muslim: 373., Tirmidzi: 3384.,
Abu Duad 18.
[26]
Jami`us Shaghir: 1253., Faidhul Qadir: 1253.
[27]
Jami`us Shaghir: 7412., Faidhul Qadir: 7412.
[28]
Jami`us Shaghir: 8463., Faidhul Qadir: 8463,
[29]
Jami`us Shaghir: 4330., Faidhul Qadir: 4330.
[30]
Jami`us Shaghir: 902., Faidhul Qadir: 902.
[31]
Jami`us Shaghir: 4350., Faidhul Qadir: 4350.
[32]
Jami`us Shaghir: 4351., Faidhul Qadir: 4351.
[33]
Jami`us Shaghir: 4352., Faidhul Qadir: 4352.
[34]
Jami`us Shaghir: 903., Faidhul Qadir: 903.
[35]
Jami`us Shaghir: 904., Faidhul Qadir: 904.
[36]
Jami`us Shaghir: 5586., Faidhul Qadir: 5586.
[37]
Jami`us Shaghir: 8675., Faidhul Qadir: 8675.
[38]
Jami`us Shaghir: 4311., Faidhul Qadir: 4311.
[39]
Jami`us Shaghir: 4312., Faidhul Qadir: 4312.
[40]
Jami`us Shaghir: 4313., Faidhul Qadir: 4313.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar