=
١٩٢٨ـ إِنَّ اللهَ تَعَالَى يَقُوْلُ: أَنَا مَعَ
عَبْدِى مَا ذَكَرَنِى وَتَحَرَّكَتْ بِى شَفَتَاهُ (حم ه ك) عن أبي هريرة (صح)ـ
1928- Sesungguhnya Allah swt
berfirman: “Aku bersama hamba-Ku selama ia mengingat-Ku dan kedua bibirnya
bergerak karena (mengingat)-Ku. (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Hakim dari Abu
Hurairah. SHAHIH)
Ketika seorang hamba berdzikir maka
ketika itulah rahmat, taufik, dan hidayah Allah swt bersamanya. Dzikir bisa
dilakukan dengan lisan saja, hati saja, atau dengan lisan dan hati secara
bersamaan. Tetapi jika harus diperinci maka dzikir dengan hati merupakan
seutama-utama dzikir. Para ahli thariqah mengkategorikan dzikir dalam tiga
tingkatan: dzikirul `awaam dengan lisan, dzikirul khawaash dengan
hati, dan dzikrul khawaashil khawaash dengan fananya ketika menyaksikan
dalam alam syahadah. [1]
[1] Jami`us
Shaghir: 1928., Faidhul Qadir: 1928., Ibnu Majah: 3793.
=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar