١٥٠١ـ اللَّهمَّ إنِّي أَسألُك الثباتَ في الأمرِ،
وَأسْألُكَ عَزيمةَ الرُّشدِ، وأَسألُك شُكْرَ نِعمتِك، وَحُسنَ عِبادتِك، وأَسألُك لِسانًا صادقًا وقَلْبًا سليمًا، وأَعوذُ
بك مِن شَرِّ ما تَعلَمُ، وأَسألُك مِن خَيرِ ما تَعلَمُ، وأَستغفِركُ مِمَّا تَعلَمُ؛
إنَّكَ أَنْتَ عَلَّامُ الغُيوبِ (ت ن) عن شداد بن أوس (ض)ـ
1501- Ya
Allah sesungguhnya aku mohon kepada-Mu istiqamah dalam agama islam, aku
mohon kepada-Mu tekad yang kuat untuk mejalankan pejunjuk-Mu, aku mohon kepada-Mu
dapat mensyukuri nikmat-nikmat-Mu dan bagus dalam beribadah kepada-Mu, aku
mohon kepada-Mu lisan yang benar dan hati yang salim. Dan aku berlindung
kepada-Mu dari keburukan yang Engkau ketahui dan aku mohon kepadamu kebaikan
yang Engkau ketahui dan aku mohon ampunan kepada-Mu dari semua yang yang Engkau
ketahui, sesungguhnya Engkau zat yang mengetahui perkara ghaib. (HR. Tirmidzi
dan Nasaa-I dari Syadad bin Aus. DHAIF)[1]
Tetap
dalam agama islam (الثباتَ في الأمرِ) ketika hidup, ketika mati, dan ketika di
bangkitkan.
Tekad kuat untuk mejalankan pejunjuk (عَزيمةَ الرُّشدِ) karena ada sebagian orang yang tahu petunjuk / kebenaran
tetapi tidak cukup punya tekad untuk melaksanakannya, oleh karena itu kita
minta pertolongan kepada Allah swt.
Mensyukuri nikmat-Mu (شُكْرَ نِعمتِك) minta agar diberi hidayah dan taufik untuk mensyukuri segala
nikmat dari Allah swt.
Bagus dalam beribadah kepada-Mu (حُسنَ عِبادتِك) minta taufik agar bisa menjalankan ibadah sesuai syariat dan
keridhaan Allah swt.
Lisan yang benar (لِسانًا صادقًا) selamat dari kedustaan.
Hati yang selamat (قَلْبًا سليمًا) terbebas dari akidah – akidah yang rusak dan condong kepada
kenikmatan dan syahwat yang sesaat. Hati yang bersih akan tercermin dalam
prilaku yang benar. Salah satu gambaran hati yang bersih dia tidak akan sedih
dan terpenaruh oleh hal – hal yang terjadi padanya.
Kemudian Rasulullah mengajarkan kepada kita jawami`ul kalam (kalam singkat bermakna luas) agar berlindung kepada Allah swt dari semua keburukan yang Allah ketahui dan minta semua kebaikan yang Allah kaetahui serta minta ampunan semua hal yang Allah ketahui.
[1]
Jaami`ush Shaghiir 1501., Faidhul Qadiir penjelasan hadits nomor 1501., Tirmizi
3407., Nasaai 1304.