Pagi ini tanpa sengaja saya sampai di kawasan
Taman wisata Ciwulan atau kaca (komunitas ciwulan asri Tasikmalaya) yang
lokasinya bisa dibilang dibelakang kawasan gedung bupati Tasikmalaya.
Dikawasan semak belukar saya menemukan jenis
kacang – kacangan yang langsung memikat hati saya karena bentuk kulitnya yang
indah mirip ekor binatang tertentu, mungkin rubah atau yang lainnya. Warnanya coklat
muda terang bergaris coklat tua yang indah (loreng – loreng). Warna - warna
tersebut sebenarnya adalah bulu - bulu halus yang jika kita pegang maka
sebagian bulu-bulu tersebut akan menempel pada tangan yang menyebabkan rasa
gatal dan sedikit panas. Mungkin mirip lugut / bulu bamboo dalam gatalnya dan
mirip sengatan semut api dalam rasa panasnya. Bahkan lebih parah lagi.
Hal berikutnya yang saya amati adalah
bunganya. Pada pangkal bunga ada penyanga
berwarna putih, kemudian bagian pangkal bunga hingga ujung berwarna gradasi
warna ungu muda sedang dan tua.
Melihat warna bunganya yang terlintas dibenak saya adalah
mungkin ini kara benguk kembang ungu yang selama ini saya cari-cari. Dan
sebagai pedagang dan pecinta tanaman herbal langsung terlitas duit dari hasil
jualan herbal langka tersebut
Daunnya mirip daun kara benguk yang saya
kenal, tetapi sepertinya Nampak lebih tebal dan warna hijau yang lebih tua.
Untuk menari info tanaman apa yang saya
temukan pagi tadi di taman wisata ciwulan maka saya coba buka google maka saya
temukan sedikit info di lima ebsite berikut
Pertama
dari @botanistindonesia
Melalui link http://www.pictame.com/user/botanistindonesia/3548180623/1574037120716111378_3548180623
(akses 11:32 11062018) saya mendapatkan info jika atanaman ini bernama Kacang Rawe atau Mucuna pruriens atau Mucuna
pruriens yang gatal. Dengan pengolahan yang tepat kaang ini bisa diolah
menjadi makanan yang bermanfaat dan obat afrodisiak dan antidrepesan yang
sangat ampuh. Keistimewaannya salah satunya ada pada kandungan L-Dopa and tryptamines.
Beans of Kacang Rawe are not recommended to be directly consumed as it
contains high concentration of L-Dopa and tryptamines (both are psychoactive
chemicals, and should be used wisely) , and also anti nutritional phenols and
tannins.
Kedua dari Kompat (Komunitas Peta Buta)
Melalui link https://komunitaspetabuta.blogspot.com/2013/07/tumbuhan-unik.html
(akses 11:45 11/062018) saya mendapatkan info jika tanaman ini dijumapai di hutan
Sulawesi dengan nama kahuasa dan di hutan Lampung dengan
nama Khengas wait.
Ketiga dari Meener koe
Melalui link https://plus.google.com/107026819279195712345/posts/Jec2zBDyyde
(akses 11:51 11/062018) saya mendapatkan ino jika kaang ini bernama rawe dengan
iri khas gatal yang amat sangat.
Keempat Kamus Pertanian
Melalui Link https://books.google.co.id/books?id=7_R4CAAAQBAJ&pg=PA258&lpg=PA258&dq=kara+rawe&source=bl&ots=-w-Ii35vix&sig=YMl4QRe72a2-shrqX4WRsLYANqU&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwi38Yyl78vbAhXPSH0KHbOVBEsQ6AEIYzAN#v=onepage&q=kara%20rawe&f=true
(akses 11:58 11/06/2018) Saya mendapatkan info jika kara rawe adalah bahasa jawanya kara
benguk. Kemudian dijelaskan lebih lanjut jika kara rawe bulu buah yang
gatal.
Kelima Secientific Repositori
Mealu link http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/75404
(akses 12:04 12/062018) saya mendapatkan info jika kara rawe memiliki nama
ilmiah Mucuna bracteata dan kara benguk
memiliki nama ilmiah Mucuna pruriens.
Dari lima informasi tersebut
maka yang bisa saya katakana adalah ada tiga jenis kara atau kacang-kacangan
yang terkadang disebut dengan nama yang sama, yaitu kara rawe, Mucuna bracteata
atau Mucuna pruriens.
Tetapi untungnya ada satu
ciri khasnya yaitu kulit buahnya jika
tersentuh terasa sangat gatal, panas dan seperti menggigit. Dengan demikian
dalam bahasa orang awam anda bisa menyebutnya apa saja tetapi jangan lupa untuk
menambahkan kata “yang gatal” dibelakangnya. Misalnya kara rawe yang gatal,
kara benguk yang gatal, Mucuna bracteata yang gatal. Dan saya sendiri lebih
suka menyebutnya kara rawe yang gatal.