Laman
- Beranda
- جمع الجوامع
- الجامع الصغير
- الفتح الكبير
- كنوز الحقائق
- صحيح الجامع الكبير
- صحيح الجامع الصغير
- صحيح الفتح الكبير
- صحيح كنوز الحقائق
- صحيح الإمام السيوطي
- صحيح البخاري
- صحح مسلم
- لُبَابُ الحَدِيْثِ
- Muttafaq `Alaihi [ق ]
- Shahih Bukhari
- Shahih Muslim
- Mukhtashar Shahih Bukhari Muslim Imam Suyuthi
- Dzikir dan Do`a
- Pengobatan Islam
- Al-Arba`iin wa Al-Arba`iin
- Adzkar Nawawi
- YouTube
- Tafsir Munir Imam Nawawi
- MANHAJ ILMU GUS BAHA
- HIKAM
Sabtu, 14 Mei 2022
Fathul Kabiir 236 Cara menjauhi neraka
٢٣٦ــ اِتَّقُوْا النَّار وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ (ق ن) عَن عدي بن
حَاتِم (حم) عَن عَائِشَة (طس) والضياءُ عَن أنس (الْبَزَّار) عَن النُّعْمَان بن بشير
وَعَن أبي هُرَيْرَة (طب) عَن ابْن عَبَّاس وَعَن أبي أُمَامَة (صح)ـ
236- Takutlah
dari neraka walaupun hanya dengan sebelah kurma. (HR.
Bukhari, Muslim dan Nasaa-i dari Adi bin Haatim, Ahmad dari Aisyah, Thabraani
dalam Al-Auath dan Dlayaa dari Anas, Bazzar dari Nu`man bin Basyir dan dari Abu
Hurairah, Thabraani dalam Al-Kabir dari Ibnu Abbas dan dari Abu Umamah, SHAHIH)
Fathul Kabiir 235 Tiga perbuatan yang dilaknati
٢٣٥ــ اتَّقوا المَلاعِنَ الثَّلاثَ أنْ يَقْعُدَ أحدُكُمْ فِي ظِلَ
يُسْتَظلُّ فِيهِ أوْ فِي طَريقٍ أوْ فِي نَقْعِ مَاء (حم) عَن ابْن عَبَّاس (صح)ـ
235- Jauhilah
tiga perbuatan yang dilaknat: Buang air ditempat berteduh, buang air di
jalanan, buang air di air tergenang. (HR. Ahmad
dari Ibnu Abbas, SHAHIH)
Fathul Kabiir 234 Jangan buang air di tiga tempat ini
٢٣٤ــ اِتَّقُوْا الْمَلَاعِنَ الثَّلَاثَ : البَزَارَ فِى الْمَوَارِدِ،
وَقَارِعَةَ الطَّرِيْقِ، وَالظِّلِّ (د هـ ك هق) عَن معَاذ (صح)ـ
234- Jauhilah tiga perbuatan yang
dilaknat: Buang air di tempat air mengalir/ pengambilan air, buang air di
tengah jalan dan buang air di tempat berteduh. (HR. Abu
Dawud, Ibnu Majah, Haakim dan Baihaqi dari Mu`adz. SHAHIH)
Fathul Kabiir 233 Hati-hatilah dengan orang yang berpenyakit lepra
٢٣٣ــ اِتَّقُوْا الْمَجْذُوْمَ، كَمَايُتَّقَى الأَسَدُ (تخ) عَن أبي
هُرَيْرَة (صح)ـ
233- Jauhilah orang - orang yang
berpenyakit lepra seperti kalian menjauhi singa. (HR. Bukhari
dalam At-Tarikh dari Abu Hurairah. SHAHIH)
Jumat, 13 Mei 2022
Fathul Kabiir 232 Buang air yang di larang
٢٣٢ــ اتَّقُوا اللاعِنينِ الَّذِي يَتَخَلَّى فِي طَريقِ النَّاسِ
أوْ فِي ظِلِّهِمْ (حم م د) عَن أبي هُرَيْرَة (صح)ـ
232- Takutlah pada perbuatan yang
dilaknat, yaitu buang air di jalanan atau di tempat berteduh. (HR.
Ahmad, Muslim dan Abu Dawud dari Abi Hurairah, SHAHIH)
Kamis, 12 Mei 2022
Selasa, 10 Mei 2022
Senin, 09 Mei 2022
Fathul Kabiir 231 Bertakwa, shalat, puasa, zakat, kemudian masuk surga
٢٣١ــ اتَّقوا الله وَصَلُّوا خَمْسَكمْ وَصُومُوا شَهْرَكُمْ وأدُّوا
زَكاةَ أمْوَالِكُمْ طَيِّبَةً بِها أنْفُسُكُمْ وأطِيعُوا ذَا أمْركُمْ تَدْخُلوا
جَنَّةَ رَبِّكُمْ (ت حب ك) عَن أبي أُمَامَة (صح)ـ
231- Bertakwalah kepada Allah,
shalatlah lima waktu, berpuasalah di bulan ramadhan, tunaikanlah zakat harta
kalian dengan senang hati dan taatlah kepada orang yang mengurusi perkara
kalian maka kalian akan masuk surga Tuhan kalian. (HR Tirmidzi, Ibnu Hibban dan
Hakim dari Abu Umamah. SHAHIH)
Fathul Kabiir 230 Keutamaan silaturrahmi
٢٣٠ــ اِتَّقُوْٱ ٱللّهَ وَصِلُوا أَرْحَامَكُمْ فَإِنَّهُ أَبْقٰى
لَكُمْ فِى الدُّنْيَا وَخَيْرٌ لَكُمْ فِى الْآخِرَةِ (عبد بن حميد وَابْن جرير فِي تفسيرهما) عَن قَتَادَة
مُرْسلا (ض)ـ
230- Bertakwalah kepada Allah dan
sambunglah sanak famili kalian karena hal tersebut lebih melanggengkan kalian
di dunia dan lebih baik di akherat. (HR. Abd bin Hamiid dan Ibnu Jariir dalam
kedua tafsirnya dari Qatadah secara mursal. DHAIFF)
Fathul Kabiir 229 Menyambung sanak famili
٢٢٩ــ اِتَّقُوْٱ ٱللّهَ وَصِلُوا أَرْحَامَكُمْ (ابن عساكر) عن ابن
مسعود (ض)ـ
229- Bertakwalah kepada Allah dan
sambunglah sanak famili kalian (HR. Ibnu Asaakir dari Ibnu Mas`ud. DHAIF)
Fathul Kabiir 228 Bertakwalah dan adillah kepada anak - anak kalian
٢٢٨ــ اِتَّقُوْٱ ٱللّهَ وَٱعْدِلُوا فِى أَوْلَادِكُمْ (ق) عن النعمان
من بشير (صح)ـ
228- Takutlah
kepada Allah dan bersikap adillah kepada anak-anak kalian. (HR.
Bukhari dan Muslim dari Nu`man bin Basyir, SHAHIH)
Jaami`ush Shaghiir 122 Adil kepada anak
ADIL KEPADA ANAK
١٢٢ــ اتَّقُوا الله واعدِلُوا بَيْنَ أوْلادكُمْ كَمَا تُحِبُّونَ
أنْ يَبَرُّوكُمْ (طب) عَن النعْمان بن بَشيرٍ (ض)ـ
122- Bertakwalah kalian kepada Allah
dan berbuat adillah kalian kepada anak – anak kalian sebagaimana kalian cinta
apabila mereka berbakti kepada kalian. (HR. Thabrani dari Nu`man bin Basyir.
DHAIF)
Sebagai salah satu wujud ketakwaan
adalah berbuat adil kepada anak – anak. Orang tua harus berbuat adil kepada
anak – anaknya sebagaimana mereka cinta apabila anak – anak mereka berbakti
kepada mereka.
Orang tua punya hak dan kewajiban
kepada anak – anaknya dan anak punya hak dan kewajiban kepada orang tuanya. Sebagaimana
firman Allah swt dalam Al-Quran surat Al-`Ankabut ayat 8
وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حُسْنًا ۖ وَإِن جَٰهَدَاكَ
لِتُشْرِكَ بِى مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَآ ۚ إِلَىَّ مَرْجِعُكُمْ
فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ (العنكبوت:٨)ـ
Dan Kami
wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. Dan jika
keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya
kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan. (Al-Ankabut ayat 8)
Dan Al-Qur`an Surat
At-Tahrim ayat : 6
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ
نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ
لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (التحريم:٦)ـ
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan. (At-Tahrim ayat 6)
=
=
Jam`ul Jawaami1 414 Hadits Adil Kepada Anak
ADIL KEPADA ANAK
٤١٤ــ اتَّقُوا الله واعدِلُوا بَيْنَ أوْلادكُمْ كَمَا تُحِبُّونَ
أنْ يَبَرُّوكُمْ (طب) عَن النعْمان بن بَشيرٍ (ض)ـ
414- Bertakwalah kalian kepada Allah
dan berbuat adillah kalian kepada anak – anak kalian sebagaimana kalian cinta
apabila mereka berbakti kepada kalian. (HR. Thabrani dari Nu`man bin Basyir.
DHAIF)
Sebagai salah satu wujud ketakwaan
adalah berbuat adil kepada anak – anak. Orang tua harus berbuat adil kepada
anak – anaknya sebagaimana mereka cinta apabila anak – anak mereka berbakti
kepada mereka.
Orang tua punya hak dan kewajiban
kepada anak – anaknya dan anak punya hak dan kewajiban kepada orang tuanya. Sebagaimana
firman Allah swt dalam Al-Quran surat Al-`Ankabut ayat 8
وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حُسْنًا ۖ وَإِن جَٰهَدَاكَ
لِتُشْرِكَ بِى مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَآ ۚ إِلَىَّ مَرْجِعُكُمْ
فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ (العنكبوت:٨)ـ
Dan Kami
wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. Dan jika
keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya
kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan. (Al-Ankabut ayat 8)
Dan Al-Qur`an Surat
At-Tahrim ayat : 6
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ
نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ
لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (التحريم:٦)ـ
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan. (At-Tahrim ayat 6)
=
=
Fathul Kabiir 227 ADIL KEPADA ANAK
ADIL KEPADA ANAK
٢٢٧ــ اتَّقُوا الله واعدِلُوا بَيْنَ أوْلادكُمْ كَمَا تُحِبُّونَ
أنْ يَبَرُّوكُمْ (طب) عَن النعْمان بن بَشيرٍ (ض)ـ
227- Bertakwalah kalian kepada Allah
dan berbuat adillah kalian kepada anak – anak kalian sebagaimana kalian cinta
apabila mereka berbakti kepada kalian. (HR. Thabrani dari Nu`man bin Basyir.
DHAIF)
Sebagai salah satu wujud ketakwaan
adalah berbuat adil kepada anak – anak. Orang tua harus berbuat adil kepada
anak – anaknya sebagaimana mereka cinta apabila anak – anak mereka berbakti
kepada mereka.
Orang tua punya hak dan kewajiban
kepada anak – anaknya dan anak punya hak dan kewajiban kepada orang tuanya. Sebagaimana
firman Allah swt dalam Al-Quran surat Al-`Ankabut ayat 8
وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حُسْنًا ۖ وَإِن جَٰهَدَاكَ
لِتُشْرِكَ بِى مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَآ ۚ إِلَىَّ مَرْجِعُكُمْ
فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ (العنكبوت:٨)ـ
Dan Kami
wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. Dan jika
keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya
kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan. (Al-Ankabut ayat 8)
Dan Al-Qur`an Surat
At-Tahrim ayat : 6
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ
نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ
لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (التحريم:٦)ـ
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan. (At-Tahrim ayat 6)
=
=
Minggu, 08 Mei 2022
Jam`ul Jawaami` 410 Orang beriman akan saling memaafkan
٤١٠ـ ــاتَّقُوا الله وأصْلِحُوا ذَاتَ بَيْنِكُمْ فإِنَّ الله تَعَالَى
يُصْلِحُ بَيْنَ المُؤمِنِينَ يَومَ القيامَةِ (ع ك) عَن أنس (صح)ـ
410- Bertakwalah kalian kepada Allah
swt dan perbaikilah hubungan diantara kalian karena sesungguhnya Allah swt akan
mendamaikan diantara orang – orang beriman kelak di hari kiamat. (HR. Abu Ya`la
dan Hakim dari Anas. SHAHIH)[1]
Sesungguhnya
Allah swt mencintai perdamaian, oleh karena itu berdamailah kalian. Pada hari
kiamat, Allah swt akan mendamaikan antara orang - orang beriman yang berselisih
dengan cari memberi balasan yang lebih baik.
Diriwayatkan secara marfu sebuah
hadits dari Ibnu Murdawiyah dari Anas:
إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ نَادَى مُنَادٍ: يَاأَهلَ
التَّوْحِيد، إِنَّ اللهَ قَدْ عَفَا عَنْكُمْ، فَلْيَعفُ بَعْضُكُمْ عَنْ بَعْضٍ،
وَ عَلَى اللهِ الثَّوَابُ
Apabila hari
kiamat terjadi maka seorang pemanggil memanggil-manggil (membuat pengumuman): Wahai
ahli tauhid, sesungguhnya Allah benar – benar telah mengampuni kalian, oleh
karena itu maka kalian harus saling memaafkan, sebagian kalian memaafkan
sebagian lainnya, dan Allah akan memberi balasannya.[2]
Imam Ibnu Katsir
dalam Tafsir Suarat Al-Anfal ayat 1 menuliskan sebuah hadits berikut:
بَيْنا رسولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ جالسٌ، إذ رأَيناهُ
ضحِكَ حتَّى بدَتْ ثَناياهُ، فقال له عُمَرُ رضِيَ اللهُ عنه: ما أضْحَكَك يا رسولَ
اللهِ بأبي أنت وأُمِّي؟ فقال: رجُلانِ جَثَيَا مِن أُمَّتي بين يدَيْ ربِّ العزَّةِ
تبارَكَ وتعالى، فقال أحدُهما: يا ربِّ، خُذْ لي مَظْلَمتي مِن أخي، قال اللهُ عَزَّ
وجَلَّ: أعْطِ أخاك مَظْلَمتَه، قال: يا ربِّ، لم يَبْقَ لي مِن حَسناتِه شَيءٌ، قال
اللهُ تبارَكَ وتعالى للطَّالبِ: كيف تصنَعُ بأخيك ولم يَبْقَ مِن حَسناتِه شَيءٌ؟
قال: يا ربِّ، فلْيحمِلْ عنِّي مِن أوْزارِي. قال: وفاضَتْ عَيْنا رسولِ اللهِ صَلَّى
اللهُ عليه وسلَّمَ بالبُكاءِ، ثمَّ قال: إنَّ ذلك لَيومٌ عظيمٌ؛ يومٌ يَحتاجُ النَّاسُ
فيه إلى أنْ يُحْمَلَ عنهم أوزارُهم. فقال اللهُ تعالى للطَّالبِ: ارفَعْ بصَرَك، فانظُرْ
في الجِنانِ، فرفَعَ رأْسَه، فقال: يا رَبِّ، أرى مدائنَ مِن فِضَّةٍ وقُصورًا مِن
ذَهبٍ، مُكلَّلةً باللُّؤلؤِ، فيقولُ: لأيِّ نَبِيٍّ هذا؟! لأيِّ صِدِّيقٍ هذا؟! لأيِّ
شَهيدٍ هذا؟! قال: هذا لمَن أعْطى الثَّمنَ، قال: يا ربِّ، ومَن يَملِكُ ذلك؟ قال:
أنت تَملِكُه، قال: بماذا يا ربِّ؟ قال: تَعْفو عن أخيكَ، قال: يا ربِّ إنِّي قد عَفَوتُ
عنه، قال اللهُ تعالى: خُذْ بيَدِ أخيكَ، فأدخِلْه الجنَّةَ. ثمَّ قال رسولُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ عند ذلك: فاتَّقُوا اللهَ وأصْلِحوا ذاتَ بينِكم؛ فإنَّ
اللهَ يُصلِحُ بين المُؤمنينَ يومَ القيامةِ. (الراوي : أنس بن مالك | المحدث : البوصيري
| المصدر : إتحاف الخيرة المهرة الصفحة أو الرقم : 8/203 | خلاصة حكم المحدث : سنده
ضعيف)ـ
Suatu
saat Rasulullah saw sedang duduk, tiba – tiba kami melihat beliau tertawa
hingga terlihat dua gigi beliau. Kemudian Umar rdh bertanya: “Apa yang membuat
engkau tertawa wahai Rasulullah, demi ayah dan ibumu?” Beliau menjawab: “Dua
orang laki – laki dari umatku sedang berlutut dihadapan Tuhan Yang Maha Agung
dan Maha Pemberi Berkah dan Maha Tinggi, kemudian salah seorang dari keduanya
berkata: “Wahai Tuhanku, ambillah kebaikan saudaraku untukku sebagai pengganti
kezhalimannya kepadaku” Maka Allah swt berfirman: “Berikanlah (kebaikanmu)
kepada saudaramu (sebagai pengganti kezhalimanmu kepadanya)!” Maka laki – laki tersebut berkata: “Wahai
Tuhanku, tidak ada lagi kebaikan yang masih tersisa”. Dan Allah berfirman kepada
laki – laki yang menuntut (keadailan): “Apa yang akan kamu perbuat kepada saudaramu
yang sudah tidak memiliki sisa kebaikan?” Maka dia menjawab:” Wahai Tuhanku,
ambillah dosa-dosaku yang aku tanggung dan berikanlah kepada saudaraku tersebut
(agar dia yang menanggungnya)”.
Dikatakan: Mengalirlah air mata dari kedua mata Rasulullah saw karena
menangis, kemudian beliau bersabda: “Sesungguhnya hari itu adalah hari yang
besar, hari dimana manusia harus menaggung dosa – dosa mereka.”
Kemudian Allah swt berfirman kepada orang yang menuntut: “Angkatlah
pandanganmu, lihatlah apa yang ada di dalam surga!?” Kemudian dia menengadahkan
kepalanya ke atas dan berkata:”Wahai Tuhaku, aku melihat tempat – tempat dari
perak dan istana – istana dari emas yang berhiaskan mutiara”, kemudian ia
melanjutkan bertanya: “Untuk Nabi siapakah semua ini? Untuk shiddiqin siapakah ini? Untuk
orang syahid siapakah ini?” Allah berfirman:”Untuk orang - orang yang bisa
membelinya” Dia bertanya lagi:”Wahai
Tuhanku, siapakah yang bisa memilikinya?” Allah berfirman:”Kamu bisa
memilikinya” Dia bertanya lagi:”Dengan
apa aku bisa memilikinya, Wahai Tuhanku?” Allah berfirman:”Dengan cara
memaafkan saudaramu” Dia berkata:”Wahai
Tuhaku, aku benar – benar telah memaafkannya” Allah swt berfirman:”Peganglah tangan saudaramu,
masukanlah ia ke dalam surga (bersamamu)”
Setelah itu kemudian Rasululah saw bersabda: (فَاتَّقُوا اللهَ
وأصْلِحوا ذاتَ بينِكم فإنَّ اللهَ يُصلِحُ بين المُؤمنينَ يومَ القيامةِ) Bertakwalah kalian kepada Allah swt dan perbaikilah hubungan diantara
kalian karena sesungguhnya Allah swt akan mendamaikan diantara orang – orang
beriman kelak di hari kiamat.[3] (HR. Anas bin Malik)
Jaami`ush Shaghiir 123 Orang islam akan saling memaakan
CARA ALLAH MENDAMAIKAN SESAMA ORANG BERIMAN
١٢٣ــاتَّقُوا الله وأصْلِحُوا ذَاتَ بَيْنِكُمْ فإِنَّ الله تَعَالَى
يُصْلِحُ بَيْنَ المُؤمِنِينَ يَومَ القيامَةِ (ع ك) عَن أنس (صح)ـ
123- Bertakwalah kalian kepada Allah
swt dan perbaikilah hubungan diantara kalian karena sesungguhnya Allah swt akan
mendamaikan diantara orang – orang beriman kelak di hari kiamat. (HR. Abu Ya`la
dan Hakim dari Anas. SHAHIH)[1]
Sesungguhnya
Allah swt mencintai perdamaian, oleh karena itu berdamailah kalian. Pada hari
kiamat, Allah swt akan mendamaikan antara orang - orang beriman yang berselisih
dengan cari memberi balasan yang lebih baik.
Diriwayatkan secara marfu sebuah
hadits dari Ibnu Murdawiyah dari Anas:
إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ نَادَى مُنَادٍ: يَاأَهلَ
التَّوْحِيد، إِنَّ اللهَ قَدْ عَفَا عَنْكُمْ، فَلْيَعفُ بَعْضُكُمْ عَنْ بَعْضٍ،
وَ عَلَى اللهِ الثَّوَابُ
Apabila hari
kiamat terjadi maka seorang pemanggil memanggil-manggil (membuat pengumuman): Wahai
ahli tauhid, sesungguhnya Allah benar – benar telah mengampuni kalian, oleh
karena itu maka kalian harus saling memaafkan, sebagian kalian memaafkan
sebagian lainnya, dan Allah akan memberi balasannya.[2]
Imam Ibnu Katsir
dalam Tafsir Suarat Al-Anfal ayat 1 menuliskan sebuah hadits berikut:
بَيْنا رسولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ جالسٌ، إذ رأَيناهُ
ضحِكَ حتَّى بدَتْ ثَناياهُ، فقال له عُمَرُ رضِيَ اللهُ عنه: ما أضْحَكَك يا رسولَ
اللهِ بأبي أنت وأُمِّي؟ فقال: رجُلانِ جَثَيَا مِن أُمَّتي بين يدَيْ ربِّ العزَّةِ
تبارَكَ وتعالى، فقال أحدُهما: يا ربِّ، خُذْ لي مَظْلَمتي مِن أخي، قال اللهُ عَزَّ
وجَلَّ: أعْطِ أخاك مَظْلَمتَه، قال: يا ربِّ، لم يَبْقَ لي مِن حَسناتِه شَيءٌ، قال
اللهُ تبارَكَ وتعالى للطَّالبِ: كيف تصنَعُ بأخيك ولم يَبْقَ مِن حَسناتِه شَيءٌ؟
قال: يا ربِّ، فلْيحمِلْ عنِّي مِن أوْزارِي. قال: وفاضَتْ عَيْنا رسولِ اللهِ صَلَّى
اللهُ عليه وسلَّمَ بالبُكاءِ، ثمَّ قال: إنَّ ذلك لَيومٌ عظيمٌ؛ يومٌ يَحتاجُ النَّاسُ
فيه إلى أنْ يُحْمَلَ عنهم أوزارُهم. فقال اللهُ تعالى للطَّالبِ: ارفَعْ بصَرَك، فانظُرْ
في الجِنانِ، فرفَعَ رأْسَه، فقال: يا رَبِّ، أرى مدائنَ مِن فِضَّةٍ وقُصورًا مِن
ذَهبٍ، مُكلَّلةً باللُّؤلؤِ، فيقولُ: لأيِّ نَبِيٍّ هذا؟! لأيِّ صِدِّيقٍ هذا؟! لأيِّ
شَهيدٍ هذا؟! قال: هذا لمَن أعْطى الثَّمنَ، قال: يا ربِّ، ومَن يَملِكُ ذلك؟ قال:
أنت تَملِكُه، قال: بماذا يا ربِّ؟ قال: تَعْفو عن أخيكَ، قال: يا ربِّ إنِّي قد عَفَوتُ
عنه، قال اللهُ تعالى: خُذْ بيَدِ أخيكَ، فأدخِلْه الجنَّةَ. ثمَّ قال رسولُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ عند ذلك: فاتَّقُوا اللهَ وأصْلِحوا ذاتَ بينِكم؛ فإنَّ
اللهَ يُصلِحُ بين المُؤمنينَ يومَ القيامةِ. (الراوي : أنس بن مالك | المحدث : البوصيري
| المصدر : إتحاف الخيرة المهرة الصفحة أو الرقم : 8/203 | خلاصة حكم المحدث : سنده
ضعيف)ـ
Suatu
saat Rasulullah saw sedang duduk, tiba – tiba kami melihat beliau tertawa
hingga terlihat dua gigi beliau. Kemudian Umar rdh bertanya: “Apa yang membuat
engkau tertawa wahai Rasulullah, demi ayah dan ibumu?” Beliau menjawab: “Dua
orang laki – laki dari umatku sedang berlutut dihadapan Tuhan Yang Maha Agung
dan Maha Pemberi Berkah dan Maha Tinggi, kemudian salah seorang dari keduanya
berkata: “Wahai Tuhanku, ambillah kebaikan saudaraku untukku sebagai pengganti
kezhalimannya kepadaku” Maka Allah swt berfirman: “Berikanlah (kebaikanmu)
kepada saudaramu (sebagai pengganti kezhalimanmu kepadanya)!” Maka laki – laki tersebut berkata: “Wahai
Tuhanku, tidak ada lagi kebaikan yang masih tersisa”. Dan Allah berfirman kepada
laki – laki yang menuntut (keadailan): “Apa yang akan kamu perbuat kepada saudaramu
yang sudah tidak memiliki sisa kebaikan?” Maka dia menjawab:” Wahai Tuhanku,
ambillah dosa-dosaku yang aku tanggung dan berikanlah kepada saudaraku tersebut
(agar dia yang menanggungnya)”.
Dikatakan: Mengalirlah air mata dari kedua mata Rasulullah saw karena
menangis, kemudian beliau bersabda: “Sesungguhnya hari itu adalah hari yang
besar, hari dimana manusia harus menaggung dosa – dosa mereka.”
Kemudian Allah swt berfirman kepada orang yang menuntut: “Angkatlah
pandanganmu, lihatlah apa yang ada di dalam surga!?” Kemudian dia menengadahkan
kepalanya ke atas dan berkata:”Wahai Tuhaku, aku melihat tempat – tempat dari
perak dan istana – istana dari emas yang berhiaskan mutiara”, kemudian ia
melanjutkan bertanya: “Untuk Nabi siapakah semua ini? Untuk shiddiqin siapakah ini? Untuk
orang syahid siapakah ini?” Allah berfirman:”Untuk orang - orang yang bisa
membelinya” Dia bertanya lagi:”Wahai
Tuhanku, siapakah yang bisa memilikinya?” Allah berfirman:”Kamu bisa
memilikinya” Dia bertanya lagi:”Dengan
apa aku bisa memilikinya, Wahai Tuhanku?” Allah berfirman:”Dengan cara
memaafkan saudaramu” Dia berkata:”Wahai
Tuhaku, aku benar – benar telah memaafkannya” Allah swt berfirman:”Peganglah tangan saudaramu,
masukanlah ia ke dalam surga (bersamamu)”
Setelah itu kemudian Rasululah saw bersabda: (فَاتَّقُوا اللهَ
وأصْلِحوا ذاتَ بينِكم فإنَّ اللهَ يُصلِحُ بين المُؤمنينَ يومَ القيامةِ) Bertakwalah kalian kepada Allah swt dan perbaikilah hubungan diantara
kalian karena sesungguhnya Allah swt akan mendamaikan diantara orang – orang
beriman kelak di hari kiamat.[3] (HR. Anas bin Malik)