BAB 23
1.
Hikmah Ke-212
٢١٢ـ وُصُولُكَ إِلَى اللهِ وُصُولُكَ إِلَى الْعِلْمِ
بِهِ ، وَإِلاَّ فَجَلَّ رَبُّنَا أَنْ يَتَّصِلَ بِهِ شَىْءٌ ، أَوْ يَتَّصِلَ هُوَ
بِشَىْءٍ
212- Sampaimu kepada Allah adalah sampaimu
kepada ilmu tentang Allah, jika tidak demikian maka Maha Luhur Tuhan Kami kalau
berhubungan dengan-Nya sesuatu atau berhubungan Dia dengan sesuatu.
2. Hikmah
Ke-213
٢١٣ـ قرْبُكَ مِنْهُ أَنْ تَكُوْنَ مُشَاهِدًا
لِقُرْبِهِ وَإِلَّا فَمِنْ أَيْنَ أنْتَ وَوُجُوْدُ قُرْبِهِ؟
213-
Dekatmu kepada Allah adalah jika kamu menyaksikan kalau Allah itu dekat, jika
tidak (bermakna demikian) maka siapakah kamu (merasa) wujudmu dekat dengan-Nya.
3.
Hikmah Ke-214
٢١٤ـ اَلْحَقَائِقُ تَرِدُ فِى حَالِ التَّجَلِّى
مُجْمَلَةً وَبَعْدَ الْوَعْىِ يَكُوْنُ الْبَيَانُ (فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ
قُرْآنَهُ . ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ) (القيامة:١٨ـ١٩)ـ
214-
Ilmu hakekat yang datang dalam
keadaan tajalli secara global dan setelah ada penerimaan maka akan ada
penjelasan . (Apabila Kami telah selesai
membacakannya, maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian sesungguhnya atas
tanggungan Kamilah penjelasannya. (Al-Qiyamah [75] ayat 18 – 19).
4.
Hikmah Ke-215
٢١٥ـ مَتَى وَرَدَتِ الْوَارِدَاتُ الإِلَهِيَّةُ
عَلَيْكَ هَدَمَتِ الْعَوَائِدَ عَلَيْكَ {إِنَّ المُلُوكَ إِذَا دَخَلُوا قَرْيَةً
أَفْسَدُوهَا}ـ
215-
Apabila datang warid ilahiyyah kepadamu maka ia akan menghancurkan kebiasaan –
kebiasaan (buruk) mu.( "Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu
negeri, niscaya mereka membinasakannya”An-Naml [27] ayat 34.)
5.
Hikmah Ke-216
٢١٦ـ الوَارِدُ يَأْتِي مِنْ حَضْرَةِ قَهَّارٍ
، لأَجْلِ ذلِكَ لا يُصَادِمُهُ شَيْءٌ إِلاَّ دَمَغَهُ (بلْ نَقْذِفُ بِالْحَقِّ عَلى
البَاطِلِ فَيَدْمَغُهُ فَإِذَا هُوَ زَاهِقٌ) ـ
216-
Warid (الوَارِد) datang dari sisi Allah swt yang bersifat
Al-Qahhaar (القَهَّار),
oleh karena itu, tidak ada sesuatupun yang menabraknya terkecuali ia akan meluluhlantakkannya.
[Sebenarya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu
menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. (Al-Anbiyaa` [21] ayat 18)].
6.
Hikmah Ke-217
٢١٧ـ كَيْفَ يَحْتَجِبُ الحَقُّ بِشَيْءٍ ، وَالَّذِي
يَحْتَجِبُ بِهِ هُوَ فِيهِ ظَاهِرٌ وَمَوْجُودٌ حَاضِرٌ؟
217- Bagaimana mungkin Allah terhalangi
sesuatu, sedangkan pada sesuatu yang menghalangi tersebut Allah Nampak jelas
(zhaahir), maujud dan haadhir?
7.
Hikmah Ke-18
٢١٨ـ لا تَيْأَسْ مِنْ قَبُولِ عَمَلٍ لا تَجِدُ
فِيْهِ وُجُودَ الحُضُورِ ، فَرُبَّمَا قَبِلَ مِنَ العَمَلِ مَا لَمْ تُدْرَكْ ثَمَرَتُهُ
عَاجِلاً. لا تُزَكِّيَنَّ وَارِداً لا تَعْلَمُ ثَمَرَتَهُ ، فَلَيْسَ المُرَادُ مِنَ
السَّحَابَةِ الإِمْطَارَ ، وَإِنَّمَا المُرَادُ مِنْهَا وُجُودُ الأَثْمَارِ
218- Janganlah kamu berputus asa dari
diterimanya amalmu yang kamu lakukan tanpa wujudnya hudhur (الحُضُورِ), sebab terkadang Allah swt menerima Amal yang tidak bisa ditemukan
buahnya segera (ketika mengerjakan amal). Janganlah kamu bahagia dengan warid yang
kamu tidak tahu buahnya. Bukan tujuan dari awan itu hujan, tetapi yang di
harapkan dari awan adalah wujudnya buah – buahan.
8.
Hikmah Ke-219
٢١٩ـ لا تَطْلُبَنَّ بَقَاءَ الوَارِداتِ بَعْدَ
أَنْ بَسَطَتْ أَنْوَارَهَا وَأَوْدَعَتْ أَسْرَارَهَا ، فَلَكَ فِي اللهِ غِنىً عَنْ
كُلِّ شَيْءٍ ، وَلَيْسَ يُغْنِيكَ عَنْهُ شَيْءٌ. تَطَلُّعُكَ إِلَى بَقَاءِ غَيْرِهِ
دَلِيْلٌ عَلَى عَدَمِ وِجْدَانِكَ لَهُ وَاسْتِيَحاشُك بِفِقْدَانِ مَا سِوَاهُ دَلِيلٌ
عَلَى عَدَمِ وُصْلَتِكَ بِهِ
219-
Janganlah kamu menuntut langgengnya warid setelah terbentang cahaya – cahayanya
dan minggalkan rahasia – rahasianya, Cukuplah Allah untukmu (sehingga kamu)
tidak membutuhkan segala sesuatu, dan tidak ada sesuatu yang bisa menggantikan
kebutuhanmu kepada Allah. Keinginanmu kepada kekalnya sesuatu selain Allah
menunjukan kamu belum menemukan-Nya dan Kegelisanmu karena kehilangan sesuatu
selain-Nya menjadi tanda kamu belum sampai kepada-Nya.