- Hadits 08193 [ Takbiratul Ihram dan Salam ] HASAN / SHAHIH
- Hadits 06567 [ Doa iftitah ] SHAHIH
- Hadits 08844 [ Berlindung kepada Allah swt ] HASAN [ An-Nahl ayat 98 ]
- Hadits 09894 [ Kewajiban membaca Al-fatihah dalam shalat ] SHAHIH
- Hadits 07129 [ Cara membaca Al-Fatihah seayat-seayat ] SHAHIH
- Hadits 06019 [ Tafsir Al-Fatihah dalam shalat ] SHAHIH
- Hadits 00491 [ Membaca amin ] SHAHIH
- Hadits 00598 [ Mengaminkan doa sendiri ] DHAIF
- Hadits 05011 [ Bacaan setelah al-Fatihah ] SHAHIH
- Hadits 06710 [ Bacaan ketika rukuk dan sujud ] SHAHIH
- Hadits 07360 [ Bacaan ketika berdiri dari ruku`, Salam, Amin, Rabbana ] SHAHIH
- Hadits 06706 [ Kunut ] SHAHIH
- Hadits 06141 [ Kumpulan doa duduk diantara dua sujud ] SHAHIH
- Hadits 06162 [ Kumpulan hadits tasyahud, shalawat, dan doa sebelum salam ] SHAHIH
- Hadits 08193 [ Takbiratul Ihram dan Salam ] HASAN / SHAHIH
- Hadits 00717 [Tasyahud, shalawat, doa] SHAHIH
1. Bab
Dzikir dan Doa Seputar Shalat
Membaca takbiratul ihram
٨١٩٣ــ
مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطَّهُوْرُ، وَتَحْرِيْمُهَا التَّكْبِيْرُ، وَتَحْلِيْلُهَا
التَّسْلِيْمُ (حم د ت ه) عن علي أمير المؤمنين (صح)ـ
8193-
Kuncinya shalat adalah bersuci, tahrimnya adalah takbir, dan (تَحْلِيْل) tahlilnya adalah salam. (HR. Ahmad, Abu Dawud,
Tirmidzi, dan Ibnu Majah dari Ali Amirul Mukminin. SHAHIH)
Sebab
yang mengharamkan sesuatu di luar shalat adalah takbir (الله اكبر), (Takbiiratul ihraam (تَكْبِيْرَةُ الإحْرَامِ) menjadi permulaan shalat dan karenanya segala sesuatu yang
halal di luar shalat menjadi terlarang seperti makan, minum, dan lainnya).
Shalat
tidak jadi terkecuali dengan mengucapkan lafazh Allahu Akbar (الله اكبر), ini adalah madzhab tiga imam, sedangkan imam Abu Hanifah berkata
bahwa shalat tetap jadi dengan mengucapkan lafazh apa saja yang bertujuan
mengagungkan Allah swt. Imam Abu Hanifah juga berkata jika takbiratul ihram
bukan bagian dari shalat karena sesuatu tidak mungkin disandarkan terhadap
dirinya sendiri. Mengenai perkataannya ini dapatlah dijawab jika sesuatu
terkadang bisa disandarkan terhadap dirinya sendiri seperti bangunan struktur
rumah yang saling menguatkan.
Takbiratul
ihram (الله اكبر) adalah rukun
shalat yang mengharamkan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan shalat dan
salam (السَّلامُ عليكم
ورَحمةُ اللهِ) adalah rukun shalat yang menjadikan seseorang keluar dari
shalat dan menghalalkan sesuatu yang tadinya dilarang ketika shalat.[1]
Membaca doa iftitah
٦٥٦٧ــ
كَانَ إِذَا ٱسْتَفْتَحَ ٱلصَّلَاةَ قَالَ: سُبْحَانَكَ اللهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، وَتَبَارَكَ
اسْمُكَ، وَتَعَالَى جَدُّكَ، وَلَا إِلهَ غَيْرُكَ (د ت ه ك) عن عائشة (ق ه ك) عن
أبى سعيد (طب) عن أبى مسعود وعن وائلة (صح)ـ
6567-
Apabila beliau membuka shalat maka beliau
berkata: "Maha suci Engkau Ya Allah dan dengan memuji-Mu, Maha berkah
Nama-Mu, Mahatinggi kemulian-Mu, dan tiada Tuhan selain-Mu. (HR Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Hakim dari
`Aisyah. Riwayat Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, dan Hakim dari Abu Sa`id. Riwayat
Thabrani dari Ibnu Mas`ud. SHAHIH)
Salah satu doa
iftitah yang pernah dibaca nabi adalah doa tersebut diatas
(سُبْحَانَكَ اللهُمَّ
وَبِحَمْدِكَ، وَتَبَارَكَ اسْمُكَ، وَتَعَالَى جَدُّكَ، وَلَا إِلهَ غَيْرُكَ)[2]
Doa Iftitah dalam Shahih Muslim hadits nomor
601
بيْنَما نَحْنُ نُصَلِّي مع رَسولِ اللهِ صَلَّى
اللَّهُ عليه وسلَّمَ إذْ قالَ رَجُلٌ مِنَ القَوْمِ: اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ
لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا، فَقالَ رَسولُ اللهِ صَلَّى
اللَّهُ عليه وسلَّمَ: مَنِ القَائِلُ كَلِمَةَ كَذَا وَكَذَا؟ قالَ رَجُلٌ مَنِ القَوْمِ:
أَنَا، يا رَسولَ اللهِ، قالَ: عَجِبْتُ لَهَا، فُتِحَتْ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ
قالَ ابنُ عُمَرَ: فَما تَرَكْتُهُنَّ مُنْذُ سَمِعْتُ رَسولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ
عليه وسلَّمَ يقولُ ذلكَ.
Ketika
kami shalat bersama Rasulullah saw tiba-tiba ada laki – laki dari suatu kaum
yang mengucapkan: (اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ
اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا) Allah Maha Besar
sebesar-besarnya, segala puji hanya milik Allah sebanyak – banyaknya, Maha Suci
Allah pada waktu pagi dan petang. Maka Rasulullah saw bertanya: “Siapakah
orang yang mengatakan kalimat ini dan itu?” Orang dari kaum itu menjawab:
“Saya, wahai Rasulullah, Beliau bersabda: “Aku senang dengan kata – kata itu,
pintu – pintu langit telah dibukakan untuknya”. Ibnu Umar berkata: “Aku tidak
pernah meninggalkannya sejak aku mendengar Rasulullah mengatakan hal tersebut”.
(HR. Muslim nomor 601. SHAHIH)
Membaca ta`awwudz
٨٨٤٤ــ
مَنْ عَاذَ بِاللهِ فَقَدْ عَاذَ بِمَعَاذٍ (حم) عن عثمان وابن عمر (ح)ـ
8844- Barangsiapa berlindung
kepada Allah maka benar-benar telah berlindung kepada pelindung (yang
sebenarnya). (HR. Ahmad dari Utsman dan Ibnu Umar. HASAN)[3]
Surat An-Nahl ayat 98
فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ
مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِي
Artinya: Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada
Allah dari syaitan yang terkutuk.
(QS. An-Nahl:98)
Membaca surat Al-Fatihah
٩٨٩٤ــ
لَاصَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ (حم ق ٤) عن عبادة (صح)ـ
9894-
Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca
surat al-fatihah (HR. Ahmad, Bukhari,
Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasaa-i, dan Ibnu Majah dari `Ubadah SHAHIH)
Shalat tidak sah
kalau tidak membaca surat al-fatihah.[4]
٧١٢٩ــ
كَانَ يَقْطَعُ قِرَاءَتَهُ آيَةً آيَةً ـ الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ـ
ثُمَّ يَقِفُ ـ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ـ ثُمَّ يَقِفُ ـ (ت ك) عن أمسلمة (صح)ـ
7129- Beliau memutus bacaan seayat-seayat (الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ) lalu berhenti (الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ) lalu berhenti. (HR.
Tirmidzi dan Haakim ari Umi Salamah. SHAHIH).[5]
٦٠١٩ــ
قالَ اللَّهُ تَعالَى: قَسَمْتُ الصَّلاةَ بَيْنِي وبيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ، ولِعَبْدِي
ما سَأَلَ، فإذا قالَ العَبْدُ: {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العالَمِينَ}، قالَ اللَّهُ
تَعالَى: حَمِدَنِي عَبْدِي، وإذا قالَ: {الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ}، قالَ اللَّهُ تَعالَى:
أثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي، وإذا قالَ: {مالِكِ يَومِ الدِّينِ}، قالَ: مَجَّدَنِي عَبْدِي،
فإذا قالَ: {إيَّاكَ نَعْبُدُ وإيَّاكَ نَسْتَعِينُ} قالَ: هذا بَيْنِي وبيْنَ عَبْدِي،
ولِعَبْدِي ما سَأَلَ، فإذا قالَ: {اهْدِنا الصِّراطَ المُسْتَقِيمَ صِراطَ الَّذينَ
أنْعَمْتَ عليهم غيرِ المَغْضُوبِ عليهم ولا الضَّالِّينَ} قالَ: هذا لِعَبْدِي ولِعَبْدِي
ما سَأَلَ (حم م ٤) عن أبى هريرة (صح)ـ
6019-
Allah swt berfirman: “Aku membagi shalat antara Aku dan hamba-Ku separoh –
separoh dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta”. Maka apabila hamba mengucapkan: (الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العالَمِينَ) “Segala
puji bagi Allah Tuhan sekalian alam” Allah mengucapkan:“Hamba-Ku telah memuji-Ku,
apabila ia mengucapkan: (الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ) “Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang” Allah
mengucapkan:“Hamba-Ku telah menyanjung-Ku”, apabila ia mengucapkan: (مالِكِ يَومِ الدِّينِ) “Pemilik hari pembalasan” Allah mengucapkan:“Hamba-Ku
telah mengagungkan Aku”, apabila ia mengucapkan: (إيَّاكَ نَعْبُدُ وإيَّاكَ نَسْتَعِينُ) “Hanya
kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan” maka
Allah mengucapkan:“Ini adalah antara Aku dan Hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa
yang dimintanya”, apabila ia mengucapkan: (اهْدِنا الصِّراطَ المُسْتَقِيمَ صِراطَ الَّذينَ أنْعَمْتَ
عليهم غيرِ المَغْضُوبِ عليهم ولا الضَّالِّينَ) “Tunjukilah kami jalan yang lurus, jalan
orang orang yang Engkau beri nikmat,
bukan (jalan) orang – orang yang dimurkai dan bukan (jalan) orang – orang
sesat” Ia
mengucapka:”Ini adalah untuk hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa yang diminyanya.”.
(HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasaai dan Ibnu Majah dari Abu
Hurairah. SHAHIH)[6]
Membaca amin
٤٩١ــ
إِذَا أَمَّنَ الْإِمَامُ أَمِّنُوْا فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ تَأْمِيْنُهُ تَأْمِيْنَ
الْمَلَائِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (مالك حم ق ٤) عن أبي هريرة
(ق)ـ
491- Apabila
imam telah membaca “aamiin” maka bacalah “aamiin”, sesungguhnya
barangsiapa yang aamiinnya bertepatan dengan aamiinnya
Malaikat maka diampuni dosa-dosa yang telah lalu. (HR. Malik, Ahmad, Bukhari,
Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasaa-I, dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah. SHAHIH)
Disunnahkan bagi ma`mum membaca amin bersamaan dengan bacaan aminnya imam.
Bacaan aminnya imam bersamaan dengan bacaan aminnya MalaikatDosa-dosa yang
dimaksud disini adalah dosa – dosa yang kecil.[7]
٥٩٨ــ
إِذَا دَعَا أَحَدُكُمْ فَلْيُؤَمِّنْ عَلَى دُعَاءِ نَفْسِهِ (عد) عن أَبِى هريرة
و بيض له الديلمي (ض)ـ
598- Apabila
salah seorang kalian berdoa maka hendaklah mengamini doanya sendiri. (HR. Ibnu
Adi dari Abu Hurairah, dan ia termasuk yang dibiarkan putih (tanpa catatan
sanad) oleh Dailami. DHAIF)
Disunnahkan membaca aamiin untuk doa sendiri maupun doa orang
lain karena ketika membacaaamiin maka Malaikat akan mengikutinya
dan bisa menjadi salah satu sebab dikabulkannya doa.[8]
Membaca ayat atau surat Al-Qur`an setelah
Al-Fatihah
٥٠١١ــ
صَلِّ بِالشَّمْسِ وَضُحَاهَا وَنَحْوِهَا مِنَ السُّوَرِ (حم) عن بريدة (ح)ـ
5011-
Shalatlah dengan surat Wasy Syami Wa Dhuhaahaa dan sepertinya dari surat
– surat. (HR. Ahmad dari Buraidah. HASAN)
Apabila
kalian menjadi imam dari orang – orang yang tidak ridha memanjangkan bacaan
maka shalatlah dengan bacaan yang pendek seperti surat Wasy Syami Wa
Dhuhaahaa dan yang sejenisnya. [9]
Bacaan ketika rukuk dan sujud
٦٧١٠ــ
كَانَ إِذَا رَكَعَ قَالَ: سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ، ثَلَاثًا،
وَإِذَا سَجَدَ قَالَ: سُبْحَانَ رَبِّىَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ، ثَلَاثًا (د) عن
عقبة بن عامر (ح)ـ
6710- Apabila
beliau rukuk membaca (سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيْمِ
وَبِحَمْدِهِ) tiga kali dan apabila sujud membaca (سُبْحَانَ
رَبِّىَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ) tiga kali. (HR. Abu Dawud dari `Uqbah bin
`Amir. HASAN)[10]
Bacaan ketika bangkit dari ruku`
٧٣٦٠ــ
لَمْ تَحْسُدْنَا الْيَهُوْدُ بِشَيْءٍ مَاحَسَدُوْنَا بِثَلَاثٍ: التَّسْلِيْمِ وَالتَّأْمِيْنِ
واللّٰهُمَّ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ (هق) عن عائشة (صح)ـ
7360-
Orang Yahudi tidak iri kepada kita karena sesuatu seperti iri mereka kepada
kita karena tiga (hal): mengucapkan salam, membaca amin, dan (doa) Allahumma
Rabbanaa wa lakal hamd (اللّٰهُمَّ
رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ). (HR. Baihaqi dari Aisyah. SHAHIH)
Taslim
(التَّسْلِيْمِ) maksudnya
adalah mengucapkan salam penghormatan ketika saling bertemu, salam tersebut
merupakan salam para penghuni surga, sedangkan salam orang Yahudi dengan cara
melambaikan telapak tangan dan jari tangan.
Ta`min
(التَّأْمِيْنِ) maksudnya
adalah membaca amin (آمين) setelah surat
Al-Fatihah di dalam shalat dan luar shalat.
Membaca
doa setelah berdiri dari rukuk yaitu Allahumma Rabbanaa wa lakal hamd (اللّٰهُمَّ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ).
Ketiga
hal tersebut merupakan bagian dari khushushiyah umat Nabi Muhammad SAW
yang membuat kaum Yahudi makin hasad kepada umat islam.
Sayangnya prilaku tercela terebut
kadang terjadi pada umat islam ketika merek melihat umat islam lainnya
mendapatkan nikmat tambahan hidayah, ilmu atau amal shaleh.[11]
Shahih Bukhari Hadits Nomor 795
كَانَ النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ إذَا قَالَ:
سَمِعَ اللَّهُ لِمَن حَمِدَهُ، قَالَ: اللَّهُمَّ رَبَّنَا ولَكَ الحَمْدُ، وكانَ
النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ إذَا رَكَعَ، وإذَا رَفَعَ رَأْسَهُ يُكَبِّرُ،
وإذَا قَامَ مِنَ السَّجْدَتَيْنِ، قَالَ: اللَّهُ أكْبَرُ
Apabila
Nabi saw telah mengucapkan (سَمِعَ
اللَّهُ لِمَن حَمِدَهُ) Allah mendengar orang yang memuji-Nya, beliau
mengucapkan (اللَّهُمَّ
رَبَّنَا ولَكَ الحَمْدُ) Ya Allah Tuhan kami dan hanya milik-Mu semua puji-pujian,
dan Nabi saw apabila hendak ruku`, dan apabila bangkit dari ruku`, dan apabila
berdiri dari dua sujud, beliau membaca Allahu Akbar (اللَّهُ أكْبَرُ). (HR. Bukhari dari Abu Hurairah. SHAHIH)
Membaca Qunut
٦٧٠٦ــ
كَانَ إذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوْعِ فِى صَلَاةِ الصُّبْحِ فِى آخِرِ رَكْعَةٍ
قَنَتَ (ابن السنى ) عن عائشة (ح)ـ
6706-
Apabila beliau mengangkat kepalanya dari ruku` dalam shalat shubuh di rakaat
akhir, beliau berkunut. (HR. Muhammad bin Nashr dari Abu Hurairah. SHAHIH)
Imam
Nawawi menjelaskan hadits ini menunjukan kunut sunnah di shalat shubuh, dan
Nabi saw mendawamkan kunut.
Salah
satu bacaan kunut yang diajarkan Rasulullah saw dalam shalat witir adalah
اَللهُمَّ اهْدِنِيْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِيْ
فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِيْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِيْ فِيْمَاأَعْطَيْتَ،
وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ، اِنَّكَ تَقْضِىْ وَلاَيُقْضَى عَلَيْكَ، وَاِنَّهُ لاَيَذِلُّ
مَنْ وَالَيْتَ، وَلاَيَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ
(ابو داود:١٤٢٥) عن الحسن بن على (صح)ـ
Artinya: "Ya Allah tunjukkanlah padaku sebagaimana pada mereka yang telah
Engkau beri petunjuk. Dan berilah padaku pengampunan sebagaimana pada mereka
yang Engkau beri ampun. Dan peliharalah aku sebagaimana pada mereka yang Engkau
pelihara. Dan berilah padaku keberkatan sebagaimana yang telah Engkau
karuniakan pada mereka. Dan selamatkan aku dari mara bahaya yang telah Engkau tentukan.
Sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan
yang kena hukum. Dan sesungguhnya tidaklah hina pada mereka orang yang Engkau
pimpin, dan tidak mulia orang yang Engkau musuhi. Maha Berkah Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi
Engkau.” (HR. Abu Dawud (1425) dari Hasan bin Ali. SHAHIH)
Doa duduk diantara dua sujud
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَارْفَعْنِي
وَارْزُقْنِي وَاهْدِنِي وَعَافَنِي وَاعْفُ عَنِّي
Artinya: Ya
Tuhanku, mohon ampunilah aku; rahmatilah aku; perbaikilah aku; angkatlah aku;
anugerahkanlah rezeki kepadaku; berilah hidayah kepadaku; sehatkanlah aku dan
maafkanlah aku.
Susunan doa tersebut diatas merupakan
gabungan dari beberapa doa yang pernah diajarkan oleh Rasulullah saw seperti
dalam hadits dibawah ini:
٦١٤١ـ قُلْ: اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِى وَارْحمْنِى
وَعَافِنِى وَارْزُقْنِى فَإِنَّ هٰؤُلَاءِ تَجْمَعُ لَكَ دُنْيَاكَ وَآخِرَتَكَ (حم
م ه) عن طارق الأشجعى (صح)ـ
6141- Katakanlah: “Ya Allah ampunilah aku,
kasihanilah aku, selamatkanlah aku, dan berilah aku rizki,( اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِى وَارْحمْنِى وَعَافِنِى وَارْزُقْنِى),
sesungguhnya semua itu menghimpun untukmu duniamu dan akhiratmu. (HR. Ahmad,
Muslim, dan Ibnu Majah dari Thariq al-Asyja`i. SHAHIH)[12]
Sunan Abu Dawud hadits nomor 850
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِى وَارْحمْنِى وَعَافِنِى
وَاهْدِنِى وَارْزُقْنِى
Ya Allah, mohon ampunilah
aku, rahmatilah aku, sehatkanlah aku, berilah hidayah kepadaku, anugerahkanlah
rezeki kepadaku. (HR. Abu Dawud (850). HASAN)
Sunan Ibnu Majah hadits
nomor 898
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِى وَارْحمْنِى وَاجْبُرْنِى
وَارْزُقْنِى وَارْفَعْنِى
Ya
Allah, mohon ampunilah aku, rahmatilah aku, perbaikilah aku, anugerahkanlah
rezeki kepadaku, angkatlah aku. (HR.
Ibnu Majah (898). SHAHIH)
Sunan Tirmidzi hadits nomor 284
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِى وَارْحمْنِى وَاجْبُرْنِى
وَاهْدِنِى وَارْزُقْنِى
Ya
Allah, mohon ampunilah aku, rahmatilah aku, perbaikilah aku, berilah hidayah
kepadaku, anugerahkanlah rezeki kepadaku. (HR. Tirmidzi (284). SHAHIH)
Sunan Tirmidzi
hadits 3513
اللهمَّ إنك عفوٌّ تُحبُّ العفوَ فاعفُ عنِّي
Ya Allah, sesungguhnya Engkau adalah Maha
Pengampun lagi mencintai ampunan, maka ampunkanlah diriku. (HR. Tirmidzi (3513). SHAHIH)
٤٧٠٠ــ سَلُوْا اللهَ الْعَفْوَ وَ الْعَافِيَةَ
فَإِنَّ أَحَدًا لَمْ يُؤْطَ بَعْدَ الْيَقِيْنِ خَيْرًا مِنَ الْعَافِيَةِ (حم ت)
عن أبي بكر (صح)ـ
4700- Mohonlah kepada Allah kemaafan / ampunan (الْعَفْوَ) dan keselamatan (الْعَافِيَةَ) karena sesungguhnya seseorang tidaklah
diberi sesuatu yang lebih baik setelah keyakinan daripada keselamatan. (HR.
Ahmad dan Tirmidzi dari Abu Bakar. SHAHIH)[13]
Bacaan Tasyahud
التَّحِيَّاتُ المُبَارَكَاتُ، الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ
لِلَّهِ، السَّلَامُ عَلَيْكَ أيُّها النبيُّ ورَحْمَةُ اللهِ وبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ
عَلَيْنَا وعلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِينَ، أشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ،
وأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا رَسولُ اللَّهِ
Artinya: “Segala ucapan selamat, shalawat, dan kebaikan hanya milik Allah.
Mudah-mudahan shalawat dan salam terlimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta
rahmat Allah dan barakah-Nya. Mudah-mudahan shalawat dan salam terlimpah pula
kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa
tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi
bahwa Muhammad itu adalah utusan Allah”. (HR. Muslim (403) dari Ibnu Abbas. SHAHIH)
Bacaan Shalawat
أَللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعلَى آلِ مُحَمَّدٍ،
كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ. أللهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
Artinya: "Ya Allah, berilah rahmat atas Muhammad dan atas keluarga Muhammad
sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat atas Ibrahim dan atas keluarga
Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung. Ya Allah, berilah
keberkahan atas Muhammad dan kelurga Muhammad sebagaimana telah Engkau berikan
keberkahan atas Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji
dan Maha Agung". (HR. Bukhari
(3370) dari Ka`b bin `Ujrah. SHAHIH)[14]
Bacaan doa setelah shalawat sebelum
salam
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ،
وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ
فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari siksa Jahannam, siksa kubur, dari
fitnahnya kehidupan dan kematian, dan dari keburukan fitnahnya Al Masih
Ad-Dajjal,” (HR. Muslim (588) dan Bukhari (1377) dari Abu Hurairah. SHAHIH)
اللَّهُمَّ إِنِّى ظَلَمْتُ نَفْسِى ظُلْمًا كَثِيرًا
وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ ، فَاغْفِرْ لِى مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ
، وَارْحَمْنِى إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku telah menzhalimi diriku sendiri dengan
kezhaliman yang besar. Tiada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau.
Ampunilah aku dengan ampunan dari-Mu. Kasihanilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang).” (HR.
Bukhari (834) dan Muslim (2705) dari Abu Bakr Ash Shiddiq radhiyallahu
‘anhu. SHAHIH)
Membaca
salam
٨١٩٣ــ مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطَّهُوْرُ، وَتَحْرِيْمُهَا
التَّكْبِيْرُ، وَتَحْلِيْلُهَا التَّسْلِيْمُ (حم د ت ه) عن علي أمير المؤمنين (صح)ـ
8193- Kuncinya shalat adalah bersuci, tahrimnya adalah takbir, dan (تَحْلِيْل) tahlilnya adalah
salam. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah dari Ali Amirul
Mukminin. SHAHIH)[15]
وَيُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ السَّلَامُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ
Artinya: mengucapkan salam ke kanan dan ke kirinya: Assalamu ‘Alaikum wa
Rahmatullah Assalamu ‘Alaikum wa Rahmatullah (السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ) 'semoga keselamatan (diberikan) atasmu dan juga
dilimpahkan atasmu rahmat dari Allah. (HR. Tirmidzi (1319) dari Abdullah. SHAHIH)
[1] Jaami`ush
Shaghiir 8193. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 8193.
[2] Jaami`ush
Shaghiir 6567. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6567.
[3] Jaami`ush
Shaghiir 8844. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 8844.
[4] Jaami`ush
Shaghiir 9894. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 9894.
[5] Jaami`ush
Shaghiir 7129. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 7129.
[6] Jaami`ush
Shaghiir 6091. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6091.
[7] Jaami`ush
Shaghiir 491. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 491.
[8] Jaami`ush
Shaghiir 598. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 598.
[9] Jaami`ush
Shaghiir 5011. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 5011.
[10] Jaami`ush
Shaghiir 6710. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6710.
[11] Jaami`ush
Shaghiir 7360. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 7360.
[12] Jaami`ush
Shaghiir 6141. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6141.
[13] Jaami`ush
Shaghiir 4700. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 4700.
[14] Jaami`ush
Shaghiir 6162. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6162.
[15] Jaami`ush
Shaghiir 8193. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 8193.