Laman
- Beranda
- جمع الجوامع
- الجامع الصغير
- الفتح الكبير
- كنوز الحقائق
- صحيح الجامع الكبير
- صحيح الجامع الصغير
- صحيح الفتح الكبير
- صحيح كنوز الحقائق
- صحيح الإمام السيوطي
- صحيح البخاري
- صحح مسلم
- لُبَابُ الحَدِيْثِ
- Muttafaq `Alaihi [ق ]
- Shahih Bukhari
- Shahih Muslim
- Mukhtashar Shahih Bukhari Muslim Imam Suyuthi
- Dzikir dan Do`a
- Pengobatan Islam
- Al-Arba`iin wa Al-Arba`iin
- Adzkar Nawawi
- YouTube
- Tafsir Munir Imam Nawawi
- MANHAJ ILMU GUS BAHA
- HIKAM
Sabtu, 09 April 2022
Doa ketika melihat hilal tanggal 1,2,3 H (Jaami`ush Shaghiir 6695)
٦٦٩٥ــ
كَانَ إِذَا رَأَى الْهِلَالَ قَالَ: اَلّٰلهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْيُمْنِ
وَالْإِيْمَانِ وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ، رَبِّى وَرَبُّكَ اللهُ (حم ت ك) عن
طلحة (صح)ـ
6695-
Apabila beliau melihat hilal maka beliau berkata: (اَلّٰلهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْيُمْنِ وَالْإِيْمَانِ
وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ، رَبِّى وَرَبُّكَ اللهُ) Ya Allah jadikanlah ia tanggal atas kami dengan kemujuran,
iman, keselamatan, dan islam, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah. (HR. Ahmad,
Tirmidzi, dan Hakim dari Thalhah. SHAHIH)[1]
Jumat, 08 April 2022
Doa ketika melihat hilal (bulan awal bulan tanggal 1,2,3 H) (Jaami`ush Shaghiir 6694)
٦٦٩٤ــ كَانَ إِذَا رَأَى الْهِلَالَ قَالَ: هِلَالُ
خَيْرٍ وَرُشْدٍ، اَلّٰلهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ هَذَا الشَّهْرِ (ثلاثًا)
اَلّٰلهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ هَذَا الشَّهْرِ وَ خَيْرِ الْقَدَرِى وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهِ
(ثَلَاث مرات) (طب) عن رافع بن خديج (ض)ـ
6694- Apabila beliau melihat hilal beliau berkata (هِلَالُ خَيْرٍ وَرُشْدٍ، اَلّٰلهُمَّ
إِنِّى أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ هَذَا الشَّهْرِ) Hilal (tanggal permulaan) yang
baik dan berpetunjuk, Ya Allah sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kebaikan bulan
ini (sebanyak tiga kali), (اَلّٰلهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ هَذَا الشَّهْرِ وَ خَيْرِ الْقَدَرِى وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهِ) Ya
Allah sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kebaikan bulan ini dan kebaikan takdir
dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya. (sebanyak tiga kali). (HR. Thabrani
dari Raai` bin Khadiij. DHAIF)[1]
Doa ketika melihat hilal (bulan tanggal 1,2,3 H) (Jaami`ush Shaghiir 6693)
٦٦٩٣ــ كَانَ إِذَا رَأَى الْهِلَالَ قَالَ: هِلَالُ
خَيْرٍ وَرُشْدٍ، آمَنْتُ بِالَّذِى خَلَقَكَ، ثَلَاثًا، ثُمَّ يَقُوْلُ: الْحَمْدُ
لِلّٰهِ الَّذِى ذَهَبَ بِشَهْرٍ كَذَا وَجَاءَ بِشَهْرٍ كَذَا (د) عن قتادة بلاغا
(ابن السنى) عن أبى سعيد (ح)ـ
6693-
Apabila beliau melihat hilal beliau berkata: (هِلَالُ خَيْرٍ وَرُشْدٍ، آمَنْتُ بِالَّذِى خَلَقَكَ) Hilal
(tanggal permulaan) yang baik dan berpetunjuk, aku beriman kepada Dzat yang
menciptakanmu (sebanyak tiga kali), setelah itu kemudian berdoa: (الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِى ذَهَبَ بِشَهْرٍ كَذَا وَجَاءَ بِشَهْرٍ
كَذَا) segala
puji bagi Allah yang telah menghilangkan bulan begini dan mendatangkan bulan
begini. (HR. Abu Dawud dari Qatadah dengan berkata “telah sampai kepadaku”
dan Ibnu Sunni dari Abu Sa`id. HASAN)[1]
Berlindung kepada Allah ketika melihat hilal (Jaami`ush Shaghiir 6692)
٦٦٩٢ــ كَانَ إِذَا رَأَى الْهِلَالَ صَرَفَ وَجْهَهُ
عَنْهُ (خ) عَنْ قَتَادَة مرسلا (صح)ـ
6692-
Apabila beliau melihat hilal maka beliau memalingkan wajahnya daripadanya. (HR.
Bukhari dari Qataadah secara mursal. SHAHIH)
Nabi
memalingkan wajahnya dari hilal untuk berhati-hati dari bahayanya hilal seperti
yang beliau perintahkan kepada Aisyah agar berlindung kepada Allah swt dari
bahayanya hilal atau karena hikmah lainnya. Hilal terjadi pada malam pertama,
kedua, ketiga dan malam berikutnya disebut bulan.[1]
Doa ketika memandang langit (Jaami`ush Shaghiir 6707)
٦٧٠٧ــ كَانَ إِذَا رَفَعَ بَصَرَهُ إِلَى السَّمَاءِ
قَالَ: يَامُصَرِّفَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى طَاعَتِكَ (ابن السنى) عن عائشة
(ح)ـ
6707-
Apabila beliau memalingkan pandangannya ke arah langit maka beliau berdoa: (يَامُصَرِّفَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى طَاعَتِكَ) Wahai Yang
Maha Memalingkan hati, tetapkanlah hatiku di atas taat kepada-Mu. (HR. Ibnu
Sunni dari Aisyah. HASAN)[1]
Takbir untuk memadamkan api dan syetan (Jaami`ush Shaghiir 642)
٦٤٢ــ إِذَا رَأَيْتُمُ الْحَرِيْقَ فَكَبِّرُوْا
فَإِنَّهُ يُطْفِئُ النَّارَ ( عد) عن ابن عباس (ح)ـ
642- Apabila kalian melihat kebakaran maka
bertakbirlah karena sesungguhnya takbir bisa memadamkan api. (HR. Ibnu `adi
dari Ibnu Abbas. HASAN)
Api
merupakan benda yang punya tabiat “ke atas” dan merusak, sama seperti syetan
yang tercipta dari api yang juga punya tabiat takabbur dan merusak. Oleh karena
itu ketika terjadi kebakaran maka syetan berpotensi membantu api agar terus membakar
dan merusak ke arah atas, nah untuk memadamkan hal tersebut maka dianjurkan
membaca takbir, karena takbir merupakan kebesaran Allah swt yang akan
mengalahkan api dan syetan yang selalu merasa besar.[1]
Kamis, 07 April 2022
Doa ketika terjadi kebakaran (Jaami`ush Shaghiir 641., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 641.)
Doa Ketika Melihat Kebakaran
٦٤١ــ إِذَا رَأَيْتُمُ الْحَرِيْقَ فَكَبِّرُوْا
فَإِنَّ التَّكْبِيْرَ يُطْفِئُهُ (ابن السنى، عد، ابن عساكر) عن ابن عمر (ض)ـ
641-
Apabila kalian melihat kebakaran maka bertakbirlah karena sesungguhnya takbir
bisa memadamkannya. (HR. Ibnu Sunni, Ibnu `Adi, dan Ibnu Asakir dari Ibnu Umar.
DHAIF)
Apabila
terjadi kebakaran maka ucapkanlah takbir (الله اكبر) berulang-ulang dengan suara lantang dan hati yang ikhlas
supaya Allah swt memadamkan api kebakaran tersebut.
An-Nawawi berkata, disunnahkan juga membaca
doa – doa tertimpa musibah atau bencana (al-karb). Dalam Tafsir Thabari
dijelaskan apabila nama – nama ashabul kahfi di tulis pada sesuatu kemudian di
lemparkan ke dalam api maka bisa menjadi doa memadamkan api kebakaran. Sebaiknya
membaca (بِاسْمِ اللهِ
تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، وَلَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّابِاللهِ العلى العظيم) dengan menyebut Nama Allah aku bertawakkal kepada
Allah, tiada daya dan kekuatan
terkecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung, agar
Allah swt memadamkan cobaan kebaran terebut. Dan Ucapkanlah apa yang diucapkan
Nabi Ibrahim as ketika dilemparkan ke dalam api Hasbunallah wa Ni`mal Wakiil (حَسْبُنَا
اللَّهُ وَنِعْمَ الوَكِيلُ) Cukup
bagiku Allah dan sebaik – baik yang diserahi.[1]
Rabu, 06 April 2022
Bab Doa Ketika Melihat / Mengetahui Ada Yang Mencaci Sahabat Nabi saw
٦٣٧ــ إِذَا رَأَيْتُمْ الذِيْنَ يَسُبُّوْنَ
أَصْحَابِى فَقُوْلُوْا لَعْنَةُ اللهِ عَلَى شَرِّكُمْ (ت) عن إبن عمر (ض)ـ
637-
Apabila kalian melihat (mengetahui) orang – orang yang mencaci sahabat –
sahabatku maka kalian ucapkanlah: (لَعْنَةُ اللهِ عَلَى شَرِّكُمْ) “Laknat Allah semoga atas keburukan kalian”. (HR.
Tirmidzi dari Ibnu Umar. DHAIF)
Doa ketika melihat orang jual beli atau mencari barang hilang di masjid
٦٣٢ــ إِذَا رَأَيْتُمْ مَنْ يَبِيْعُ أَوْ يَبْتَاعُ
فِى الْمَسْجِدِ فَقُوْلُوْا: لَا أَرْبَحَ اللهُ تِجَارَتَكَ، وَإِذَا رَأَيْتُمْ
مَنْ يُنْشِدُ فِيْهِ ضَالَّةً فَقُوْلُوْا: لَا رَدَّ اللهُ عَلَيْكَ ضَالَّتَكَ
(ت ك) عن أبى هريرة (صح)ـ
632-
Apabila kalian melihat orang berjualan atau membeli di masjid maka ucapkanlah: (لَا أَرْبَحَ اللهُ تِجَارَتَكَ) “Semoga Allah tidak menguntungkan perdagangan kalian”,
dan apabila kalian melihat orang yang mencari barang (binatang) yang hilang di
masjid maka katakanlah: (لَا
رَدَّ اللهُ عَلَيْكَ ضَالَّتَكَ) “Semoga Allah tidak mengembalikan kepada kalian binatang –
binatang kalian yang hilang”. (HR. Tirmidzi dan Hakim dari Abi Hurairah.
SHAHIH)
Apabila
kita melihat seorang mukallaf melakukan jual beli di masjid maka kita
disunnahkan, bahkan ada yang mengatakan diwajibkan, mendoakan mereka agar
tranakinya tersebut tidak beruntung. Alasannya karena masjid adalah tempat
transaksi akherat sedangkan jual beli merupakan transaksi dunia, oleh karena
itu orang yang tidak menggunakan masjid sebagaimana mestinya mesti di doakan
agar jual belinya tersebut tidak beruntung.
Pada
awalnya masjid di bangun untuk dzikir, shalat, tempat pendidikan, dan kebaikan –
kebaikan lainnya, dan bukan untuk menyimpan barang atau mencari barang yang hilang,
oleh karena itu kalau ada orang yang mencari barang yang hilang di masjid maka
kita disunnahkan mendoakan agar tidak ketemu supaya terjadi efek jera kapada
yang lain, yaitu tidak menggunkan masjid di luar fungsi yang semestinya.[1]
Bab Doa Minta Dijauhkan dari Keburukan Panca Indra, hati dan jiwa
- Hadits 01509 [ Doa minta perlindungan dari keburukan pendengaran, penglihatan, lisan, hati, dan air mani ] SHAHIH
- Hadits 01510 [ Doa minta keselamatn badan, pendengaran, dan penglihatan ] HASAN
- Hadits 01513 [ Doa minta cahaya dalam hati, lisan, penglihatan, penglihatan, dan jiwa ] SHAHIH
- Hadits 01504 [ Doa minta kesehatan mata ] HASAN
- Hadits 01511 [ Doa minta kehidupan yang bersih ] SHAHIH
- Hadits 01512 [ Doa berserah diri, hati, dan anggota badan kepada Allah swt ] DHAIF
- Hadits 01529 [ Minta disucikan hati, amal, lisan, dan mata] DHAIF
- Hadits 01530 [ Minta mata yang bertakwa ] DHAIF
1. Bab
Doa Minta Dijauhkan Dari Keburukan Panca Indra
١٥٠٩ــ اللّهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ
سَمْعِى وَمِنْ شَرِّ بَصَرِى وَمِنْ شَرِّ لِسَانِى وَمِنْ شَرِّ قَلْبِى وَمِنْ شَرِّ
مَنِيِّ (د ك) عن شكل (ح)ـ
1509- Ya
Allah sesungguhnya aku mohon perlindungan kepada-Mu dari keburukan
pendengaranku, dari keburukan penglihatanku, dari keburukan lisanku, dari
keburukan hatiku, dan dari keburukan air maniku. (HR. Abu Dawud dan Hakim dari
Syakal. HASAN)
Lisan atau
mulut merupakan salah satu panca indra yang paling sering menjerumuskan
seseorang dalam berbagai hal yang negative dan tidak diinginkan. Oleh karena
itu perlu mohon perlindungan kepada Allah agar kita terjaga dari keburukan –
keburukan yang terjadi karena lisan dan ucapan.
Sedangkan ketiga panca indra ini (pendengaran,
penglihatan, dan lisan) dikhususkan karena ketiganya merupakan media untuk
merasakan kenikmatan dan penyaluran syahwat.
Hati (Qalb) merupakan tempat berkumpulnya
sahwat dan hal – hal yang bisa merusak manusia seperti cinta dunia, takut tidak
dapat rizki, takut mati, dan penyakit – penyakit hati seperti hasad, riya, dan
lainnya. Oleh karena itu kita perlu mohon perlindungan kepada Allah swt dari
semua keburukan – keburukan yang berkumpul di dalam hati tersebut.
Ketika seseorang sudah bangkit nafsu birahinya,
air maninya sudah sampai ujung minta segera di tumpahkan, maka mau tidak mau
sebagian manusia akan terjerumus dalam perbuatan zina atau pendahuluan zina.
Oleh karena itu kita perlu minta perlindungan kepada Allah swt dari keburukan
air mani kita agar dalam pelampiasannya selalu di jalan yang halal dan diridhai
Allah swt. Amin.[1]
١٥١٠ــ اللّهُمَّ عَافِنِى فِى بَدَنِى، اللّهُمَّ
عَافِنِى فِى سَمْعِى، اللّهُمَّ عَافِنِى فِى بَصَرِى، اللّهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُ
بِكَ مِنْ الْكُفرِ وَالْفَقْرِ، اللّهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَبِ الْقَبْرِ،
لَاإِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ (د ك) عن أبي بكرة (صح)ـ
1510- Ya
Allah sehatkanlah aku di badanku, Ya Allah sehatkanlah aku di pendengaranku, Ya
Allah sehatkanlah aku di penglihatanku, Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari
kekufuran dan kefakiran, Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur,
Tiada Tuhan selain Engkau. (HR. Abu Dawud dan Hakim dari Abu Bakrah. SHAHIH)
Pendengaran
dan penglihatan disebut secara special setelah badan karena dengan pendengaran
kita bisa mendengaran ayat – ayat Allah yang diturunkan dan dengan penglihatan
kita bisa melihat ayat – ayat Allah swt yang berupa alam semesta sehingga
lengkaplah ayat – ayat Allah yang berupa naqliah dan aqliah bisa
difahami oleh manusia.[2]
١٥١٣ــ أَللَّهُمَّ آجْعَلْ فِى قَلْبِى نُوْرًا،
وَ فِى لِسَانِى نُوْرًا، وَ فِى بَصَرِىْ نُوْرًا، وَ فِى سَمْعَى نُوْرًا، وَ عَنْ
يَمِيْنِى نُوْرًا، وَعَنْ يَسَارِى نُوْرًا، وَمِنْ فَوْقِى نُوْرًا، وَ مِنْ تَحْتِى
نُوْرًا، وَمِنْ أَمَامِى نُوْرًا، وَ مِنْ خَلْفِى نُوْرًا، وَٱجْعَلْ لِى فِى نَفْسِى
نُوْرًا، وَ أَعْظِمْ لِىْ نُوْرًا (حم ق ن) عن إبن (صح)ـ
1513- Ya Allah jadikanlah
cahaya di dalam hatiku, di dalam lisanku, di dalam pandanganku, di dalam
pendengaranku, di sebelah kananku, di sebelah kiriku, di sebelah atasku, di sebelah
bawahku, di depanku, di belakangku, jadikanlah cahaya dalam diriku dan
perbesarkanlah cahaya untukku. (HR Ahmad, Bukhari, Muslim dan Nasaa-i dari Ibnu
Abbas. SHAHIH)
Yang dimaksud cahaya pada
hadits ini adalah cahaya hidaayah (هِدَايَةٌ) petunjuk, bayaan (بَيَانٌ) keterangan, dhiyaaun (ضِيَاءٌ) cahaya, `ilmu (عِلْمٌ) ilmu, ma`rifah (مَعْرِفَةٌ) mengetahui hakekat dengan jelas.
Kita memohon kepada Allah
swt agar diri kita dipenuhi cahaya dari-Nya, kemudian cahaya tersebut bisa
menerangi orang – orang yang berada di sekitar kita.[3]
=
Bab Doa Agar Dijauhkan Dari Berbagai Bencana Alam
- Hadits 01541 [ Doa Agar Dijauhkan Dari Berbagai Bencana Alam dan kematian ] SHAHIH
Selasa, 05 April 2022
Bab Doa Ketika Melihat Ke Arah Langit
- Hadits 06707 [ Doa Ketika Melihat Ke Arah Langit ] HASAN
1.
٦٧٠٧ــ كَانَ إِذَا رَفَعَ بَصَرَهُ إِلَى السَّمَاءِ
قَالَ: يَامُصَرِّفَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى طَاعَتِكَ (ابن السنى) عن عائشة
(ح)ـ
6707-
Apabila beliau memalingkan pandangannya ke arah langit maka beliau berdoa: (يَامُصَرِّفَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى طَاعَتِكَ) Wahai Yang
Maha Memalingkan hati, tetapkanlah hatiku di atas taat kepada-Mu. (HR. Ibnu
Sunni dari Aisyah. HASAN)[1]
Bab Doa Ketika Melihat Kebakaran
- Hadits 00641 [ Doa ketika terjadi kebakaran ] DHAIF
- Hadits 00642 [ Takbir untuk memadamkan api ] HASAN
1.
٦٤١ــ إِذَا رَأَيْتُمُ الْحَرِيْقَ فَكَبِّرُوْا
فَإِنَّ التَّكْبِيْرَ يُطْفِئُهُ (ابن السنى، عد، ابن عساكر) عن ابن عمر (ض)ـ
641-
Apabila kalian melihat kebakaran maka bertakbirlah karena sesungguhnya takbir
bisa memadamkannya. (HR. Ibnu Sunni, Ibnu `Adi, dan Ibnu Asakir dari Ibnu Umar.
DHAIF)
Apabila
terjadi kebakaran maka ucapkanlah takbir (الله اكبر) berulang-ulang dengan suara lantang dan hati yang ikhlas
supaya Allah swt memadamkan api kebakaran tersebut.
An-Nawawi berkata, disunnahkan juga membaca
doa – doa tertimpa musibah atau bencana (al-karb). Dalam Tafsir Thabari
dijelaskan apabila nama – nama ashabul kahfi di tulis pada sesuatu kemudian di
lemparkan ke dalam api maka bisa menjadi doa memadamkan api kebakaran.
Sebaiknya membaca (بِاسْمِ
اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، وَلَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّابِاللهِ العلى العظيم) dengan menyebut Nama Allah aku bertawakkal kepada
Allah, tiada daya dan kekuatan
terkecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung, agar
Allah swt memadamkan cobaan kebaran terebut. Dan Ucapkanlah apa yang diucapkan
Nabi Ibrahim as ketika dilemparkan ke dalam api Hasbunallah wa Ni`mal Wakiil (حَسْبُنَا
اللَّهُ وَنِعْمَ الوَكِيلُ) Cukup
bagiku Allah dan sebaik – baik yang diserahi.[1]
٦٤٢ــ إِذَا رَأَيْتُمُ الْحَرِيْقَ فَكَبِّرُوْا
فَإِنَّهُ يُطْفِئُ النَّارَ ( عد) عن ابن عباس (ح)ـ
642- Apabila kalian melihat kebakaran maka
bertakbirlah karena sesungguhnya takbir bisa memadamkan api. (HR. Ibnu `adi
dari Ibnu Abbas. HASAN)
Api
merupakan benda yang punya tabiat “ke atas” dan merusak, sama seperti syetan
yang tercipta dari api yang juga punya tabiat takabbur dan merusak. Oleh karena
itu ketika terjadi kebakaran maka syetan berpotensi membantu api agar terus membakar
dan merusak ke arah atas, nah untuk memadamkan hal tersebut maka dianjurkan
membaca takbir, karena takbir merupakan kebesaran Allah swt yang akan
mengalahkan api dan syetan yang selalu merasa besar.[2]
Bab Doa Ketika Melihat Orang mencaci Shabat Nabi
- Hadits 00637 [ Doa Ketika Melihat Orang mencaci Sahabat Nabi saw ] DHAIF
1. Bab
Doa Ketika Melihat / Mengetahui Ada Yang Mencaci Sahabat Nabi saw
٦٣٧ــ إِذَا رَأَيْتُمْ الذِيْنَ يَسُبُّوْنَ
أَصْحَابِى فَقُوْلُوْا لَعْنَةُ اللهِ عَلَى شَرِّكُمْ (ت) عن إبن عمر (ض)ـ
637-
Apabila kalian melihat (mengetahui) orang – orang yang mencaci sahabat –
sahabatku maka kalian ucapkanlah: (لَعْنَةُ اللهِ عَلَى شَرِّكُمْ) “Laknat Allah semoga atas keburukan kalian”. (HR.
Tirmidzi dari Ibnu Umar. DHAIF)
Jangan takut membunuh ular (Jaami`ush Shaghiir 8685., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 8685.)
٨٦٨٥ــ مَنْ رَأَى حَيَّةً فَلَمْ يَقْتُلْهَا
مَخَافَةَ طَلَبِهَا فَلَيْسَ مِنْهَا (طب) عن أبي ليلى (ح)ـ
8685-
Barangsiapa melihat ular kemudian tidak membunuhnya karena takut balas
demdamnya, maka dia bukan dari (golongan) kita. (HR. Thabrani dari Abu Laila.
HASAN)
Apabila
ada seseorang melihat ular kemudian tidak membunuh ular tersebut karena takut
konsekwensinya, baik di dunia maupun di kaherat, seperti di dunia bisa di
musuhi bangsa ular, maka orang tersebut tidak termasuk orang – orang yang
menjaga dan mengamalkan sebagian dari ajaran – ajran Nabi saw.[1]
Doa pengusir ular (Jaami`ush Shaghiir 749., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 749)
1.
٧٤٩ــ إِذَاظَهَرَتْ الْحَيَّةُ فِى الْمَسْكَنِ
فَقُوْلُوا لَهَا: إِنَّا نَسْأَلُكِ بِعَهْدِ نُوْحٍ وَ بِعَهْدِ سُلَيْمَانَ بِنْ
دَاوُدَ أَن لَا تُؤْذِيْنَا فَإِنْ عَادَتْ فَاقْتُلُوْهَا (ت) عن إبن أبى ليلى (ح)ـ
749-
Apabila ada ular tampak di pemukiman maka katakanlah kepadanya (إِنَّا نَسْأَلُكِ بِعَهْدِ نُوْحٍ وَ بِعَهْدِ سُلَيْمَانَ
بِنْ دَاوُدَ أَن لَا تُؤْذِيْنَا) “Sesungguhnya kami minta kepadamu dengan janji Nuh dan
Janji Sulaiman bin Dawud janganlah engkau menyakiti kami” kemudian apabila
dia balik lagi maka kalian bunuh saja. (HR. Tirmidzi dari Ibnu Abi Laila.
HASAN)
Apabila
ada penampakan ular di pemukiman, seperti di rumah atau lainnya, maka di sunnahkan
(ada pendapat yang mewajibkan) mengusir ular tersebut dengan kata – kata terlebih
dahulu dengan mengucapkan (إِنَّا
نَسْأَلُكِ بِعَهْدِ نُوْحٍ وَ بِعَهْدِ سُلَيْمَانَ بِنْ دَاوُدَ أَن لَا تُؤْذِيْنَا) “Sesungguhnya
kami minta kepadamu dengan janji Nuh dan Janji Sulaiman bin Dawud janganlah
engkau menyakiti kami. Kemudian ketika ular tersebut tidak mau pergi atau
kembali lagi maka boleh dibunuh.
Sebab
ketika ular tersebut disusir dengan kata – kata tersebut diatas tidak mau pergi
atau telah pergi tetapi datang kembali maka jadi diketahui jika ular terebut
bukanlah ular yang menghuni tempat tersebut dan juga bukan ular jelmaan dari
jin islam sehingga boleh dibunuh dan bahkan ada yang mengatakan wajib.
Ada
pendapat mengatakan hal tersebut hanya berlaku di awal islam atau berlaku pada
ular – ular kota mainah saja.[1]
Senin, 04 April 2022
Bab Doa Ketika Melihat Orang Berjualan di Masjid
- Hadits 00632 [ Doa Ketika Melihat Orang Berjualan di Masjid ] SHAHIH
٦٣٢ــ إِذَا رَأَيْتُمْ مَنْ يَبِيْعُ أَوْ يَبْتَاعُ
فِى الْمَسْجِدِ فَقُوْلُوْا: لَا أَرْبَحَ اللهُ تِجَارَتَكَ، وَإِذَا رَأَيْتُمْ
مَنْ يُنْشِدُ فِيْهِ ضَالَّةً فَقُوْلُوْا: لَا رَدَّ اللهُ عَلَيْكَ ضَالَّتَكَ
(ت ك) عن أبى هريرة (صح)ـ
632-
Apabila kalian melihat orang berjualan atau membeli di masjid maka ucapkanlah: (لَا أَرْبَحَ اللهُ تِجَارَتَكَ) “Semoga Allah tidak menguntungkan perdagangan kalian”,
dan apabila kalian melihat orang yang mencari barang (binatang) yang hilang di
masjid maka katakanlah: (لَا
رَدَّ اللهُ عَلَيْكَ ضَالَّتَكَ) “Semoga Allah tidak mengembalikan kepada kalian binatang –
binatang kalian yang hilang”. (HR. Tirmidzi dan Hakim dari Abi Hurairah.
SHAHIH)
Apabila
kita melihat seorang mukallaf melakukan jual beli di masjid maka kita
disunnahkan, bahkan ada yang mengatakan diwajibkan, mendoakan mereka agar
tranakinya tersebut tidak beruntung. Alasannya karena masjid adalah tempat
transaksi akherat sedangkan jual beli merupakan transaksi dunia, oleh karena
itu orang yang tidak menggunakan masjid sebagaimana mestinya mesti di doakan
agar jual belinya tersebut tidak beruntung.
Pada
awalnya masjid di bangun untuk dzikir, shalat, tempat pendidikan, dan kebaikan –
kebaikan lainnya, dan bukan untuk menyimpan barang atau mencari barang yang hilang,
oleh karena itu kalau ada orang yang mencari barang yang hilang di masjid maka
kita disunnahkan mendoakan agar tidak ketemu supaya terjadi efek jera kapada
yang lain, yaitu tidak menggunkan masjid di luar fungsi yang semestinya.[1]
Bab Doa Ketika Melihat Ular
- Hadits 00749 [ Doa ketika melihat ular di pemukiman ] HASAN
- Hadits 08685 [ Ketika melihat ular ] HASAN
1.
٧٤٩ــ إِذَاظَهَرَتْ الْحَيَّةُ فِى الْمَسْكَنِ
فَقُوْلُوا لَهَا: إِنَّا نَسْأَلُكِ بِعَهْدِ نُوْحٍ وَ بِعَهْدِ سُلَيْمَانَ بِنْ
دَاوُدَ أَن لَا تُؤْذِيْنَا فَإِنْ عَادَتْ فَاقْتُلُوْهَا (ت) عن إبن أبى ليلى (ح)ـ
749-
Apabila ada ular tampak di pemukiman maka katakanlah kepadanya (إِنَّا نَسْأَلُكِ بِعَهْدِ نُوْحٍ وَ بِعَهْدِ سُلَيْمَانَ
بِنْ دَاوُدَ أَن لَا تُؤْذِيْنَا) “Sesungguhnya kami minta kepadamu dengan janji Nuh dan
Janji Sulaiman bin Dawud janganlah engkau menyakiti kami” kemudian apabila
dia balik lagi maka kalian bunuh saja. (HR. Tirmidzi dari Ibnu Abi Laila.
HASAN)
Apabila
ada penampakan ular di pemukiman, seperti di rumah atau lainnya, maka di
sunnahkan (ada pendapat yang mewajibkan) mengusir ular tersebut dengan kata –
kata terlebih dahulu dengan mengucapkan (إِنَّا نَسْأَلُكِ بِعَهْدِ نُوْحٍ وَ بِعَهْدِ سُلَيْمَانَ
بِنْ دَاوُدَ أَن لَا تُؤْذِيْنَا) “Sesungguhnya kami minta kepadamu dengan janji Nuh dan
Janji Sulaiman bin Dawud janganlah engkau menyakiti kami. Kemudian ketika
ular tersebut tidak mau pergi atau kembali lagi maka boleh dibunuh.
Sebab
ketika ular tersebut disusir dengan kata – kata tersebut diatas tidak mau pergi
atau telah pergi tetapi datang kembali maka jadi diketahui jika ular terebut
bukanlah ular yang menghuni tempat tersebut dan juga bukan ular jelmaan dari
jin islam sehingga boleh dibunuh dan bahkan ada yang mengatakan wajib.
Ada
pendapat mengatakan hal tersebut hanya berlaku di awal islam atau berlaku pada
ular – ular kota mainah saja.[1]
٨٦٨٥ــ مَنْ رَأَى حَيَّةً فَلَمْ يَقْتُلْهَا
مَخَافَةَ طَلَبِهَا فَلَيْسَ مِنْهَا (طب) عن أبي ليلى (ح)ـ
8685-
Barangsiapa melihat ular kemudian tidak membunuhnya karena takut balas
demdamnya, maka dia bukan dari (golongan) kita. (HR. Thabrani dari Abu Laila.
HASAN)
Apabila
ada seseorang melihat ular kemudian tidak membunuh ular tersebut karena takut
konsekwensinya, baik di dunia maupun di kaherat, seperti di dunia bisa di
musuhi bangsa ular, maka orang tersebut tidak termasuk orang – orang yang
menjaga dan mengamalkan sebagian dari ajaran – ajran Nabi saw.[2]