١٥٤١ـ اللّهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنَ التَّرَدِّى
وَالْهَدْمِ والْغَرَقِ والْحَرَقِ وأعوذُ بِكَ أن يتخبَّطَني الشَّيطانُ عندَ الموتِ
، وأعوذُ بِكَ أن أموتَ في سبيلِكَ مُدبرًا ، وأعوذُ بِكَ أن أموتَ لديغًا (ن ك) عن
أبى اليسر (صح)ـ
1541- Ya
Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari jatuh dari ketinggian,
kerobohan, karam dan kebakaran. Dan aku berlindung kepada-Mu dari tergoda
syetan ketika mati, dan aku berlindung kepada-Mu dari meninggal fi
sabilillah dalam keadaan melarikan diri, dan aku berlindung kepada-Mu dari
mati terkena bisa binatang. (HR. Nasaa-I dan Hakim dari Abu Yasr. SHAHIH)[1]
Kenapa
kita harus berlindung kepada Allah dari jatuh dari ketinggian (التَّرَدِّى), kerobohan (الْهَدْمِ), karam (الْغَرَقِ), kebakaran (الْحَرَقِ), padahal hal tersebut adalah identik dengan mati syahid?
Karena
secara lahiriyah hal tersebut terlihat seperti musibah, cobaan, atau bala
sehingga kita perlu berlindung kepada Allah swt seperti kita perlu berlindung
dari musibah atau cobaan lainnya seperti sakit.
Musibah
atau cobaan hanyalah kejadian yang kita tidak akan mendapatkan apa-apa
terkecuali kita berikhtiar mengatasinya. Setalah ikhtiar maksimal tetapi
musibah atau cobaan tersebut tetap menimpa kita dan bahkan membuat kita
terbunuh maka itulah mati syahid yang di maksudkan.
Perbedaan
mati syahid di medan perang dengan mati syahid karena musibah di atas misalnya
adalah kalau mati syahid di medan perang biasanya banyak orang yang
menginginkannya sedangkan mati syahid karena musibah di atas banyak orang yang
menjauhinya.
Salah satu
hadits mengenai mati syahid misalnya adalah
قالَ رسولُ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ
إنَّ اللَّهَ عزَّ وجلَّ قد أوقعَ أجرَهُ على قدرِ نيَّتِهِ وما تعدُّونَ الشَّهادةَ
قالوا القتلَ في سبيلِ اللَّه تعالى قالَ رسولُ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ
الشَّهادةُ سبعٌ سوى القتلِ في سبيلِ اللَّهِ المطعونُ شهيدٌ والغرِقُ شهيدٌ وصاحبُ
ذاتِ الجنبِ شهيدٌ والمبطونُ شهيدٌ وصاحبُ الحريقِ شهيدٌ والَّذي يموتُ تحتَ الهدمِ
شهيدٌ والمرأةُ تموتُ بِجُمعٍ شهيدةٌ (ابو داود: ٣١١١) (صحيح)ـ
Rasulullah saw bersabda: ‘Sungguh
Allah telah memberikan pahala kepadanya sesuai niatnya. Apa yang kalian tahu
tentang orang-orang yang gugur sebagai syahid?’ Mereka menjawab, ‘Ya mereka
yang gugur di jalan Allah.’ Rasulullah lalu menjelaskan, ‘Mati syahid ada tujuh
jenis selain gugur di jalan Allah: (1) korban meninggal karena wabah tha’un
(wabah pes) adalah syahid (المطعونُ), (2) korban
tenggelam juga syahid (الغرِقُ), (3) korban meninggal karena radang selaput dada (pleuritis)
juga syahid (صاحبُ ذاتِ الجنبِ), (4) korban
meninggal karena sakit perut juga syahid (المبطونُ), (5) korban
meninggal terbakar juga syahid (صاحبُ الحريقِ), (6) korban
meninggal tertimpa reruntuhan juga syahid (الهدمِ), dan (7) wanita
meninggal karena hamil adalah syahid.’ (HR. Abu Dawud No.3111. SHAHIH)
Dan aku berlindung kepada-Mu dari tergoda syetan ketika
mati (وأعوذُ بِكَ أن يتخبَّطَني الشَّيطانُ عندَ الموتِ), Ketika
manusia menjelang kematian maka syetan akan datang untuk menggoda dan
menyesatkan dengan berbagai cara seperti menampakan diri dalam bentuk ayah,
ibu, saudara atau yang lainnya untuk memberi nasehat agar meninggal dalam
keadaan memeluk agama yahudi atau nasrani karena agama tersebut yang lebih
baik, kata syetan. Syetan juga akan menghalangi maunsia bertaubat menyesali kesalahannya.
Syetan juga akan membisikan berbagai hal sehingga orang akan merasa keberatan meninggalkan
dunia. Intinya segala macam cara akan dilakukan syetan agar seseorang meninggal
dalam keadaan suul khatimah.
Berjuang di jalan Allah swt adalah kebaikan tetapi
melarikan diri tanpa sebab yang dibenarkan ketika berjuang di jalan Allah swt
adalah suatu keburukan, oleh karena itu Nabi saw mengajarkan kita doa agar
jangan sampai meninggal dalam keadaan memalingkan diri ketika berjuang di jalan
Allah swt.
Hadits ini juga mengajari kita agar berlindung kepada
Allah swt dari bahaya hewan berbisa dan meninggal sebab sengatan hewan berbisa.
[1]
Jaami`ush Shaghiir 1541., faidhul Qadiir penjelasan hadits nomor 1541., Nasaai
: 5531., Abu Dawud : 1552.,