- Al-Fatihah ayat 1
- Al-Fatihah ayat 2
- Al-Fatihah ayat 3
- Al-Fatihah ayat 4
- Al-Fatihah ayat 5
- Al-Fatihah ayat 6
- Al-Fatihah ayat 7
- Surat Al-Baqarah ayat 1
- Surat Al-Baqarah ayat 2
- Surat Al-Baqarah ayat 3
- Surat Al-Baqarah ayat 4
- Surat Al-Baqarah ayat 5
- Surat Al-Baqarah ayat 6
- Surat Al-Baqarah ayat 7
- Surat Al-Baqarah ayat 8
- Surat Al-Baqarah ayat 9
- Surat Al-Baqarah ayat 10
- Surat Al-Baqarah ayat 11
- Surat Al-Baqarah ayat 12
- Surat Al-Baqarah ayat 13
- Surat Al-Maidah ayat 119 [ Orang yang benar ]
- Surat Yunus Ayat 62 – 63 (Wali – wali Allah swt)
REFERENSI
- Tafsir Munir [ Archive , al-maktaba , Shamela , shamela PDF ]Wafat 1230 H
- Tasir Jalalain [ wakfeya , al-maktaba , Terjemah ]Wafat 911 H
- Tafsir Ibnu Mas`ud [ Terjemah PDF ] Wafat 32 H
- Tanwirul Miqbas [ wakfeya , al-maktaba ] Wafat 68 H
- Tafsir al-Thabari [ wakfeya , al-maktaba , Terjemah ] Wafat 310 H
- Tafsir Baghawi [ wakfeya , al-maktaba ] Wafat 516 H
- Mafatihul Ghaib [ wakfeya , al-maktaba ] Wafat 606 H
- Tafsir Al-Qurtuby [ wakfeya , al-maktaba , Terjemah ] Wafat 671 H
- Tasir Bahrul Muhith [ Al-Wakfeya , al-maktaba ] Wafat 745 H
- Tafsir Ibnu Katsir [ Wakfeya , al-maktaba , Terjemah , Online] Wafat 774 H
- Tafsir Suyuthi [ Al-Wakfeya , al-maktaba ] Wafat 911 H
- Sirajul Muniir [ wakfeya , al-maktaba ] wafat 977 H
- A-Futuuhaat Al-Ilahiyyaat [ wakfeya ] Wafat 1204 H
- Hasyiyah as-Showi ‘ala al-Jalalayn [ Archive ] Wafat 1241 H
- Tafsir Al-Azhar - 1376 H / 1981 M
- Tafsir Adhwaul Bayan [ Al-Wakfeya , al-maktaba ] Wafat 1393 H
Syekh Nawawi al-Bantany (w. 1316 H/ 1897 M) menamai kitab tafsirnya dengan Marah Labid li Kasyf ma’na Qur’an Majid atau yang dikenal dengan Tafsir al-Munir li Ma’alim al-Tanzil.
Marah Labid termasuk dalam tafsir metode ijmali, di mana Syekh Nawawi berusaha menggunakan bahasa seringkas mungkin akan tetapi juga mencakup banyak hal dengan menggabungkan dan menautkan pendapat-pendapat dalam bahasa yang ringkas, sederhana dan mudah dipahami.
5. Tafsir al-Thabari
Ath-Thabari (bahasa Arab: الطبري, 838 M / 224 H- 923 M / 310 H) adalah seorang sejarawan dan pemikir muslim dari Persia, lahir di daerah Amol atau Amuli, Thabaristan (sebelah selatan Laut Kaspia).[2] Nama lengkapnya adalah Abu Ja'far Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin Ghalib al-Amali ath-Thabari, lebih dikenal sebagai Ibnu Jarir atau ath-Thabari. Semasa hidupnya, ia belajar di kota Ray, Baghdad, kemudian Syam dan juga di Mesir. Para ahli sejarah mencatat bahwa beliau semasa hidupnya tidak pernah menikah.
Berjumlah 12 jilid, adalah tafsir tertua. Tafsir ini telah menjadi referensi utama bagi para mufassirin terutama penafsiran binnaqli/biiriwayah. Penjelasan Rasulullah, pendapat shahabat, dan tabiin menjadi dasar utama penjabaran, untuk kemudian ulama ini mengupasnya secara detail disertai analisa yang tajam.
Apabila dalam satu ayat, muncul dua pendapat atau lebih, maka akan disebutkan satu persatu lengkap dengan dalil dan riwayat para shahabat dan tabi'in yang mendukung masing-masing pendapat, untuk selanjutkan mentarjih (memilih) mana yang lebih kuat dari sisi dalilnya. Di samping itu, juga dijabarkan harakat akhir, mengistimbat hukum jika ayat tersebut berkaitan dengan masalah hukum.
6. Tafsir Baghawi
8. Tafsir Al-Qurtuby
Secara keseluruhan, kitab tafsir ini terdiri dari 11 jilid, lengkap dengan daftar isinya. Menurut beberapa ulama, keistimewaan dari kitab tafsir ini yakni membuang kisah dan sejarah, dan diganti dengan hukum serta istimbat dalil, juga menerangkan qiroat, nasikh dan mansukh.
Gaya penulisannya khas ulama fikih. Beliau banyak menukil tafsir dan hukum dari para ulama salaf, dengan menyebutkan pendapatnya masing-masing. Pembahasan suatu permasalahan fiqiyah pun dilakukan dengan sangat detil. Tak hanya itu, al-Qurtuby tidak segan mengadakan riset mendalam untuk memperjelas kata-kata yang dianggap sulit.
9. Tasir Bahrul Muhith
10. Tafsir Ibnu Katsir
Imam Asy-Syaukani RA, mengatakan bahwa tafsir Ibnu Katsir merupakan salah satu kitab tafsir terbaik, jika tidak bisa dikatakan sebagai tafsir terbaik. Sementara Imam As-Suyuthi ra menilai tafsirnya menakjubkan, dan belum ada ulama yang menandinginya.
Imaduddin Ismail bin Umar bin Katsir adalah adalah alumnus akhir madrasah tafsir dengan atsar. Ulama ini juga tercatat salah seorang murid Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah RA (wafat tahun 774 H).Tafsir Alquran Ibnu Katsir terdiri dari 10 jilid. Penafsirkan ayat-ayat Alquran dilakukan dengan sangat teliti, yang menukil perkataan para salafus shaleh.
Dia menafsirkan ayat dengan ibarat yang jelas dan mudah dipahami, menerangkan ayat dengan ayat yang lainnya dan membandingkannya agar lebih jelas maknanya.Selain itu, disebutkan pula hadis-hadis yang berhubungan dengan sebuah ayat, serta penafsiran para shahabat dan tabi'in. Beliau juga sering mentarjih di antara beberapa pendapat yang berbeda, juga mengomentari riwayat yang sahih atau yang dhaif (lemah).
11. Tafsir Suyuthi
12. Sirajul Muniir
Beliau adalah seorang mufassir, faqiih sekaligus seorang sufi. Beliau lahir di propinsi Gharbea Mesir, lalu tinggal di Kairo, mempunyai banyak karya di berbagai keilmuan.
Tafsirnya berjudul:
الفتوحات الالهية بتوضيح الجلالين للدقائق الخفية
al-Futuhat al-Ilahiyyah bi Tawdhih al-Jalalayn li ad-Daqaiq al-Khafiyyah
Tafsir ini termasuk tafsir-tafsir yang banyak dikaji di pesantren Indonesia. Imam al-Jamal menjelaskan pernyataan-pernyataan al-Jalalain dalam tafsirnya, lalu menyebutkan pendapat-pendapat ahli tafsir yang lain dan membandingkannya. Beliau juga menyebutkan kajian i’rab, shorof, qiro’at, Pendapat-pebndapat ahli tafsir disertai dengan disertai dalil-dalil dari hadits, pendapat sahabat, pendapat tabi’in, juga pendapat para tokoh sufi. dalam pembahasan ayat-ayat terkait dengan persoalan ilmu kalam, beliau menafsirkannya sesuai pemahaman Ahlu as-Sunnah wa al-Jama’ah.
14. Hasyiyah as-Showi ‘ala al-Jalalayn
15. Tafsir Al-Azhar
16. Adhwaul Bayan fi Tafsiril Quran bil Quran, Kary Syeikh Mohamed al-Amin Assyanqithy (Wafat 1393 H).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar