- Hadits 04702 [ Doa minta ilmu yang bermanfaat dan dilindungi dari ilmu yang tidak bermanfaat ] SHAHIH
- Hadits 01506 [ Doa minta ilmu yang bermanfaat ] HASAN
- Hadits 01532 [ Doa minta kaya ilmu ] HASAN
- Hadits 01453 [ Doa minta dilindungi dari ilmu yang tidak bermanfaat, amal yang tidak diangkat, doa yang tidak didengar ] SHAHIH
- Hadits 01468 [ Doa minta dilindungi dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusu, nafsu yang tidak pernah puas, doa yang tidak didengar ]HASAN
- Hadits 01559 [ Doa minta ampunan sebab kebodohan, kesalahan, dln] SHAHIH
- Hadits 01490 [ Doa minta dilindungi dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusu ] DHAIF
1.
٤٧٠٢ــ سَلُوْا اللهَ عِلْمًا نَافِعًا وَتَعَوَّذُوا
بِاللهِ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعْ (ه هب) عن جابر (صح)ـ
4702- Mintalah kepada Allah ilmu yang
bermanfaat dan mintalah perlindungan kepada Allah dari ilmu yang tidak
bermanfaat. (HR. Ibnu Majah dan Baihaqi dari Jabir. SHAHIH)
Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu
syariat yang diamalkan dan ilmu yang tidak bermanfaat adalah ilmu – ilmu yang
membahayakan perkara agama dan dunia seperti ilmu sihir.[1]
Ibnu Majah Hadits Nomor 925
كانَ يقولُ إذا صلَّى الصُّبحَ حينَ يسلِّمُ اللَّهمَّ
إنِّي أسألُكَ عِلمًا نافعًا ورزقًا طيِّبًا وعملًا متقبَّلًا
Artinya: Beliau apabila selesai shalat
shubuh setelah salam membaca (اللَّهمَّ
إنِّي أسألُكَ عِلمًا نافعًا ورزقًا طيِّبًا وعملًا متقبَّلًا)“Ya Allah … aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki
yang thayyib, dan amal yang diterima.” (HR.
Ibnu Majah (925). SHAHIH).
١٥٠٦ــ اللّٰهُمَّ انْفَعْنِى بِمَاعَلَّمْتَنِى
وَعَلِّمْنِى مَايَنْفَعُنِى وَزِدْنِى عِلْمًا اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ
وَأَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ حَالِ أَهْلِ النَّارِ (ت ه) عن أبي هريرة (ح)ـ
1506- Ya Allah berilah aku manfaat dengan apa
yang telah Engkau ajarkan kepadaku dan ajarkanlah kepadaku apa – apa yang
memberikan mafaat kepadaku dan tambahilah aku ilmu. Segala puji bagi Allah atas
segala keadaan dan aku berlindung kepada Allah dari keadaan ahli neraka. (HR.
Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah, HASAN)[2]
١٥٣٢ــ اللّٰهُمَّ أَغْنِنِى بِالْعِلْمِ وَزَيِّنِى
بِالْحِلْمِ وَأَكْرِمْنِى بِالتَّقْوَى وَجَمِّلْنِى بِالْعَافِيَةِ (ابن النجار)
عن إبن عمر (ح)ـ
1532- Ya Allah perkayalah aku dengan ilmu,
hiasilah aku dengan kesantunan, dan muliakanlah aku dengan takwa, dan
percantiklah aku dengan keselamatan. (HR. Ibnu Najar dari Ibnu Umar. HASAN)
Ilmu yang dimaksud di sini adalah ilmu
akhrat, karena kekayaan sejati adalah ilmu akherat. Ilmu dan amal merupakan dua
hal yang karena keduanya kita bisa melihat dan mendengar setiap kitab para
mushannif, pengajaran para guru, nasehat para pemberi nasehat, buah pikiran
para pemikir, dan bahkan karena keduanyalah diturunkan kitab – kitab, diutus
para Rasul, dan bahkan karena keduanya pula diciptakan langit dan bumi
seisinya.
Al-Qur`an Surat Ath-Thalaq ayat 12
ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَ سَبْعَ سَمَٰوَٰتٍ وَمِنَ
ٱلْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ ٱلْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ
عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ ٱللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَىْءٍ عِلْمًۢا
Artinya: Allah-lah
yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku
padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu,
dan sesungguhnya ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu. (QS Ath-Thalaq
ayat 12)
Cukuplah ayat dan hadits
diatas menjadi dalil kemuliaan ilmu, apalagi ilmu ma`rifatullah.
Barangsiapa yang diberi
ilmu maka dia benar – benar orang kaya sejati walaupun dia fakir harta dan
barangsiapa tidak diberi ilmu, apalagi ilmu ma`riatullah dan ilmu
tauhid, maka dia benar – benar orang fakir walaupun dia banyak harta.[3]
١٤٥٣ــ اللَّهُمَّ
إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ وَعَمَلٍ لاَ يُرفَعُ وَدُعَاءٍ لاَ
يُسْمَعُ (حم حب ك) عن أنس (صح)ـ
1453- “Ya Allah … aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari amal yang tidak diangkat, dan
dari doa yang tidak di dengar. (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, dan Hakim dari Anas.
SHAHIH)
Ilmu yang tidak bermanfaat adalah ilmu
yang tidak diizinkan untuk dipelajari oleh syariat, ilmu yang tidak disertai
amal atau ilmu yang tidak menimbulkan akhlak batinah yang terpuji.
Ilmu didahulukan karena amal yang tanpa
ilmu akan sesat.
Amal tidak diangkat dan diterima oleh
Allah swt misalnya karena tidak ikhlash atau karena bercampur dengan riya.
Kita perlu mohon perlindungan kepada
Allah swt dari ilmu yang tidak bermanfaat karena ilmu apabila tidak bermanfaat
akan menyebabkan kerugian bagi pemiliknya. Amal apabila tidak diterima maka
akan ditolak dan menyebabkan pelakunya dimurkai. Doa apabila tidak diterima
maka menunjukan ada Sesuatu yang tidak beres dalam hati orang yang berdoa.[4]
١٤٦٨ــ اَللّهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنْ
قَلْبٍ لَايَخْشَعْ وَمِنْ دُعَاءٍ لَايُسْمَعْ وَمِنْ نَفْسٍ لَاتَشْبَعْ وَمِنْ عِلْمٍ لَايَنْفَعْ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ
هٰؤُلَاءِ الْأَرْبَعْ (ت ن) عن إبن عمر (د ن ه ك) عن أبى هريرة (ن) عن أنس (ح)ـ
1468- Ya Allah
sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hati yang tidak khusyuk, dan dari
doa yang tidak didengar, dan dari nafsu yang tiada puas – puasnya, dan dari
ilmu yang tidak bermanfaat. Aku berlindung kepada-Mu dari empat (perkara) itu.
(HR. Tirmidzi dan Nasaai dari Ibnu Umar. Riwayat Abu Dawud, Nasaai, Ibnu Majah,
dan Haakim dari Abi Hurairah. Riwayat Nasaai dari Anas. HASAN)
Hati yang tidak
khusu adalah hati yang tidak tunduk untuk mengingat Allah swt atau mendengarkan
kalamullah. Yaitu hati yang keras.
Jiwa yang tidak
puas mengumpulkan harta benda atau banyak makan yang menyebabkan ngantuk dan banyak
tidur, banyak was-was, dan keinginan – keinginan jiwa yang menyebabkan bahaya
di dunia dan akherat.[5]
١٥٥٩ــ للّهُمَّ آغْفِرْ لِى خَطِيْئَتِى وَ جَهْلِى وَ إِسْرَافِى
فِى أَمْرِى وَ مَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي. آللّهُمَّ اغْفِرْ لِى خَطئِى وَ
عَمْدِى وَ هَزْلِى وَ جِدِّى وَ كُلُّ ذَلِكَ عِنْدِى. اللّهُمَّ آغْفِرْلِى مَا قَدَّمْتُ
وَ مَا أَخَّرْتُ وَ مَا أَسْرَرْتُ وَ مَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَ أَنْتَ
الْمُأَخِّرُ وَ أَنْتَ عَلَى كُلِ شَيْئٍ قَدِيْرٌ (ق) عن أبي موسى (صح)ـ
Ya Allah
ampunilah kesalahan-kesalahanku, kebodohanku, keterlaluanku dalam perkaraku dan
perkara-perkara yang Engkau lebih tahu daripada aku. Ya Allah ampunilah
kesalahanku, kesengajaanku, olok-olokku dan semangatku dan semua itu ada
padaku. Ya Allah ampunilah dosa-dasku yang telah lalu, yang akan datang, yang
aku rahasiakan, yang aku tampakkan. Engkaulah yang mendahulukan dan Engkaulah
yang mengakhirkan dan Engkau Maha kuasa atas segala sesuatu. (HR
Bukhari dan Muslim dari Abu Musa. SHAHIH)[6]
[1] Jaami`ush Shaghiir 4702., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 4702. Ibnu
Majah hadits 3843.
[2]
Jami`us Shaghir: 1506., Faidhul Qadir: 1506. Sunan Tirmidzi 3599.
[3]
Jami`us Shaghir: 1532., Faidhul Qadir: 1532.
[4]
Jami`us Shaghir: 1453., Faidhul Qadir: 1453.
[5]
Jami`us Shaghir: 1468., Faidhul Qadir 1468., Muslim 2722.
[6] Jami`us
Shaghir: 1559., Faidhul Qadir 1468., Muslim 1559., Bukhari 6399.