7375-
Setelah Ibrahim al-Khalil dilemparkan ke dalam api, ia mengucapkan: Hasbiyallah
wa Ni`mal Wakiil (حَسْبِيَ
اللَّهُ وَنِعْمَ الوَكِيلُ) Cukup bagiku Allah dan sebaik – baik yang diserahi,
tubuh Ibrahim tidak terbakar terkecuali tempat ikatan. (HR. Ibnun Najjar dari
Abu Hurairah. DHAIF)[1]
6702-
Apabila beliau ditakuti sesuatu maka beliau berkata: (اللهُ اللهُ رَبِّى لَا أُشْركُ بِهِ شَيْئً) Allah
Allah Tuhanku tidak ada sekutu bagi-Nya. HR. Nasaai dari Tsauban. HASAN)[1]
6646-
Apabila beliau takut pada suatu kaum maka beliau berdoa: (اللهُمَّ إِنَّا نَجْعَلُكَ فِى نُحُوْرِهِمْ وَنَعُوْذُ بِكَ
مِنْ شُرُوْرِهِمْ) Ya Allah, sesungguhnya kami menjadikan Engkau di tentang
sebelah atas dada mereka dan kami berlindung kepada-Mu dari kejahatan –
kejahatan mereka. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Hakim, dan Baihaqi dari Abu Musa.
SHAHIH)[2]
٦٦٤٧ــ كَانَ إِذَا خَافَ أَنْ يُصِيْبَ شَيْئًا
بِعيْنِهِ قَالَ: اللهُمَّ بَارِكْ فِيْهِ وَلَا تَضُرَّهُ (ابن السنى) عن سعد بن حكيم (ض)ـ
6647-
Apabila beliau khawatir mengenai sesuatu dengan ainnya maka berliau
berdoa: (اللهُمَّ بَارِكْ
فِيْهِ وَلَا تَضُرَّهُ) Ya Allah, berilah keberkahan padanya dan janganlah
membahayakannya. (HR. Ibnu Sunni dari Sa`d. DHAIF)
Apabila beliau
khawatir pandangannya akan membahayakan sesuatu atau beliau merasa kagum dengan
sesuatu maka beliau akan berdoa dengan doa tersebut.[3]
3715-
(Mengucapkan) Hasbiyallah wa Ni`mal Wakiil (حَسْبِيَ اللَّهُ وَنِعْمَ الوَكِيلُ) Cukup bagiku
Allah dan sebaik – baik yang diserahi, adalah keamanan bagi setiap orang
yang ketakutan. (HR. Dailami dari Syaddad bin Aus. DHAIF).
Mengucapkan Hasbiyallah wa Ni`mal Wakiil (حَسْبِيَ اللَّهُ وَنِعْمَ الوَكِيلُ) Cukup bagiku
Allah dan sebaik – baik yang diserahi disertai meyakini maknanya di
dalam hati, ikhlash, dan disertai harapan yang kuat kepada Allah swt, adalah
keamanan bagi setiap orang yang ketakutan. Bukankah Allah swt Dzat Yang
Mencukupi setiap hambanya? Dan bukankah setiap orang yang bertawakkal kepada
Allah swt pasti dicukupinya?[4]
٨٩٧ــ إِذَا وَقَعْتُمْ
فِى الْأَمْرِ العَظِيْمِ فَقُوْلُوا حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ (ابن مردويه)
عن أبي هريرة (ض)ـ
897-
Apabila kalian dalam urusan besar maka ucapkanlah oleh kalian “Hasbunallah
wa Ni`mal Wakiil (حَسْبُنَا
اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ) “Cukuplah
Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.” (HR. Ibnu Mardawiyah dari Abu Hurairah. DHAIF)[1]
3715-
(Mengucapkan) Hasbiyallah wa Ni`mal Wakiil (حَسْبِيَ اللَّهُ وَنِعْمَ الوَكِيلُ) Cukup bagiku Allah dan sebaik – baik yang diserahi,
adalah keamanan bagi setiap orang yang ketakutan. (HR. Dailami dari Syaddad bin
Aus. DHAIF).
Mengucapkan
Hasbiyallah wa Ni`mal Wakiil (حَسْبِيَ اللَّهُ وَنِعْمَ الوَكِيلُ) Cukup bagiku Allah dan sebaik – baik yang diserahi
disertai meyakini maknanya di dalam hati, ikhlash, dan disertai harapan yang
kuat kepada Allah swt, adalah keamanan bagi setiap orang yang ketakutan.
Bukankah Allah swt Dzat Yang Mencukupi setiap hambanya? Dan bukankah setiap
orang yang bertawakkal kepada Allah swt pasti dicukupinya?.[1]
Artinya:
(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang
ketika ada orang-orang mengatakan kepadanya, “Orang-orang (Quraisy) telah
mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka,”
ternyata (ucapan) itu menambah (kuat) iman mereka dan mereka menjawab,
“Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.” (Ali Imran 173).
Artinya: Ahmad bin Yunus telah
menceritakan kepada kami, aku mengira ia berkata, Abu Bakar meriwayatkan kepada
kami, dari Abu Hashiin, dari Abudh Dhuha, dari Ibnu Abbas, Hasbunallah wa
Ni`mal Wakiil (حَسْبُنَا
اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ) “Cukuplah
Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.”, Ibrahim as. Mengucapkan doa ini saat dilemparkan ke
dalam api, Nabi Muhammas saw mengucapkan doa ini saat orang – orang kafir
berkata: “Orang-orang (Quraisy) telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang
kamu, karena itu takutlah kepada mereka,” ternyata (ucapan) itu menambah (kuat)
iman mereka dan mereka menjawab, “Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami
dan Dia sebaik-baik pelindung.” (Ali Imran 173). (اِنَّ
النَّاسَ قَدْ جَمَعُوْا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ اِيْمَانًاۖ وَّقَالُوْا
حَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ ـ آل عِمْرَان:١٧٣).
Artinya:
Malik bin Ismail telah menceritakan kepada kami, ia berkata Israil telah
menceritakan kepada kami dari Abu Hashin dari Abudh Dhuha, dari Ibnu Abbas
berkata: “Perkataan terakhir Ibrahim saat dilemparkan ke dalam api adalah Hasbiyallah
wa Ni`mal Wakiil (حَسْبِيَ
اللَّهُ وَنِعْمَ الوَكِيلُ) Cukup bagiku Allah dan sebaik – baik yang diserahi.
3715-
(Mengucapkan) Hasbiyallah wa Ni`mal Wakiil (حَسْبِيَ اللَّهُ وَنِعْمَ الوَكِيلُ) Cukup bagiku
Allah dan sebaik – baik yang diserahi, adalah keamanan bagi setiap orang
yang ketakutan. (HR. Dailami dari Syaddad bin Aus. DHAIF).
Mengucapkan Hasbiyallah wa Ni`mal Wakiil (حَسْبِيَ اللَّهُ وَنِعْمَ الوَكِيلُ) Cukup bagiku
Allah dan sebaik – baik yang diserahi disertai meyakini maknanya di
dalam hati, ikhlash, dan disertai harapan yang kuat kepada Allah swt, adalah
keamanan bagi setiap orang yang ketakutan. Bukankah Allah swt Dzat Yang
Mencukupi setiap hambanya? Dan bukankah setiap orang yang bertawakkal kepada
Allah swt pasti dicukupinya?.[1]
Tambahan:
Salah satu contoh lafazh hasbalah yang sering diucapkan dan dijadikan doa oleh
umat islam adalah kalimat hasbalah yang ada dalam Al-Qur`an Surat At-Taubah ayat
129 dan dalam Sunan Abu Dawud hadits nomor 5081 serta dalam hadits Ibnu Sunni
meriwayatkan dengan isnad shahih dan marfu, yang lafazhnya adalah (حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ
ۖ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ) Cukuplah Allah bagiku; tidak
ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan
yang memiliki 'Arsy (singgasana) yang agung, dengan membacanya tujuh kali di waktu pagi dan
tujuh kali di waktu sore kita berharap akan dicukupi oleh Allah swt mengenai
semua urusan dunia dan akherat. Amin
129. Maka jika mereka
berpaling (dari keimanan), maka katakanlah (Muhammad), “Cukuplah Allah bagiku;
tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah
Tuhan yang memiliki 'Arsy (singgasana) yang agung.” (QS: At-Taubah ayat 129)
Dalam
menjelaskan ayat ini, Imam Ibnu Katsir dan Imam Qurthubi dalam Kitab Tasirnya
mengutip hadits Abu Dawud nomor 5081.
Sunan Abu Dawud hadits nomor 5081
مَنْ قَال إِذَا أَصْبَحَ وَإِذَا أَمْسَى: حَسبيَ
اللهُ لا إلهَ إلَّا هو، عليه تَوكَّلْتُ، وهو ربُّ العَرشِ العَظيمِ، سَبعَ مراتٍ،
كَفاه اللهُ ما أهَمَّهُ صَادِقًا كَانَ أَوْ كَاذِبًا (أبو داود: ٥٠٨١) عن أبى الدرداء
(موضوع)ـ
Barangsiapa
yang membaca ketika pagi dan sore (حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ
ۖ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ) “Cukuplah Allah bagiku;
tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah
Tuhan yang memiliki 'Arsy (singgasana) yang agung.”sebanyak tujuh kali maka Allah akan
mencukupinya apa yang menjadi keinginnnya, baik membenarkannya atau
mendustakannya. (HR. Abu Dawud (5081) dari Abu Darda`. MAUDHU)
942-
Kasihanilah (orang lain) maka kalian akan dikasihani, maafkanlah (orang lain)
maka kalian akan dimaafkan. Celakalah corong – corong pembicaraan. Celakalah
orang – orang yang meneruskan dosa yang telah mereka kerjakan padahal mereka
tahu (kalau itu dosa). (HR. Ahmad, Bukhari dalam Al-Adab dan Baihaqi dalam
Syu`abul Iman dari Ibnu Umar. SHAHIH).
Pada
hadits ini Rasulullah saw menjelaskan dua perbuatan terpuji, yaitu belas
kasihan dan pemaaf, dan dua perbutan tercela yaitu tidak menerima perintah syariat
dan meneruskan dosa yang pernah dilakukannya.[1]
5778-
Telah diampuni seorang perempuan pelacur yang melewati seekor anjing yang
berada di atas ujung sumur menjulurkan lidah hampir mati karena dahaga, ia
melepas selopnya lalu mengikat dengan kerudungnya lalu mengambil air untuknya.
Allah mengampuninya karena perbuatan tersebut. (HR. Bukhari dari Abu Hurairah.
SHAHIH)[1]
٥٧٧٦ــ غفرَ اللهُ لرجلٍ ممنْ كانَ قبلكمْ، كانَ سهلًا إذا باعَ، سهلًا
إذا اشترى، سهلًا إذا اقتضى (حم ت هق) عن جابر (صح)ـ
5776- Allah mengampuni seorang laki – laki dari umat
sebelum kalian semua yang gampangan apabila menjual, gampangan apabila membeli,
dan gampangan apabila menagih. (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Baihaqi dari Jabir.
SHAHIH)
Allah swt lewat lisan Rasulullah saw menceritakan syariat
orang – orang sebelum Nabi Muhammad saw, cerita tersebut seakan – akan
mengajarkan kepada kita bahwa perbuatan orang – orng terdahulu tersebut patut
dicontoh agar kita mendapatkan ampunan dari Allah swt.
Mempermudah orang
lain dalam bermuamalah saja mendapatkan ampunan Allah swt, apalagi perbuatan –
perbuatan yang lebih baik dari itu seperti bersedekah, memberi makan orang
lapar, memberi pakaian orang yang tidak punya, dan perbuatan baik lainnya [1]