Kitab Hikam Hikmah 214
اَلْحَقَائِقُ تَرِدُ فِى حَالِ التَّجَلِّى مُجْمَلَةً
وَبَعْدَ الْوَعْىِ يَكُوْنُ الْبَيَانُ (فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ
. ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ). (القيامة:١٨ـ١٩)ـ
Ilmu hakekat yang datang dalam keadaan
tajalli secara global dan setelah ada penerimaan maka akan ada penjelasan . (Apabila Kami telah selesai membacakannya, maka
ikutilah bacaannya itu. Kemudian sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya. (Al-Qiyamah [75]
ayat 18 – 19).
Ilmu hakekat
akan datang ke dalam hati ketika seseorang mengalami alam tajalli, yaitu ketika
seseorang merasa sangat dekat dengan Allah swt.
Sebab seseorang mengalami tajalli
sangat banyak, diantaranya adalah tajalli melalui ilmu tauhid. Seperti
ketika seseorang berpikir mendalam hingga sampai pada kesimpulan dan kesadaran
bahwa dirinya bukanlah siapa – siapa, tidak penting sama sekali. Yang penting
hanyalah Allah swt. Mau percaya mahluk mahluk akhirnya rusak, mau percaya amal
akhirnya tidak jelas, akhirnya yang pantas di sebut hanyalah Allah semata.
Contoh takbir dalam shalat
sebagai salah satu cara untuk menanamkan keyakinan dalam diri jika Allah Maha
Besar.
A. Pengertian Hakekat
Hakekat (اَلْحَقَائِق) adalah “sesuatu” yang datang ke dalam hati seseorang (al`arifin)
ketika dia mengalami tajalli.
B. Macam – Macam Hakekat
Hakekat yang datang ke dalam
hati seseorang terkadang berupa ilmu hakekat (ilmu laduni), terkadang
berupa hikmah, terkadang berupa pengetahuan (ma`arif), dan terkadang berupa
tersingkapnya tabir ghaib mengenai sesuatu yang sudah terjadi atau akan
terjadi.
C. Cara Datangnya Hakekat
Hakekat masuk ke dalam hati
seseorang bisa melalui beberapa proses seperti melalui ilham, mimpi, proses belajar,
dan wahyu ahkam (khusus untuk Nabi dan Rasul).
Wahyu (الوحي) dalam bahasa arab memiliki beberapa arti seperti mewahyukan,
mengajarkan, menunjukan, mengilhamkan, atau mengutus.
لأن الوحي على أربعة أقسام : وحي
إلهام ووحي منام ووحي إعلام ووحي أحكام. فشاركت الأولياء الأنبياء فى ثلاثة: وحي إلهام
ووحي منام ووحي إعلام. وانفردت الأنبياء بوحي الأحكام
Karena sesungguhnya wahyu
itu ada empat bagian: wahyu ilham, wahyu manam, wahyu i`lam, dan wahyu ahkam.
Para wali dan Nabi sama – sama memiliki tiga wahyu: wahyu ilham, wahyu manam,
wahyu i`lam. Namun wahyu ahkam hanya dimiliki oleh para Nabi dan Rasul. (Ghaitsul
Mawahib).
Wahyu yang diterima oleh
para Nabi dan Rasul di jaga oleh Allah swt sedangkan ilham yang diterima oleh
para wali tidak, oleh karena itu perlu menuliskannya agar tidak lupa.
D. Jumlah Hakekat Yang Datang
Hakekat yang datang ke dalam
hati seseorang terkadang datang secara mujmal (global) atau mufashalat
(terperinci).
Hakekat yang awalnya datang
secara mujmal (global) pada akhirnya akan mendapatkan penjelasan dari
syariat atau dari dalil naqli dan `aqli sehingga kemudian jelas apakah hakekat
tersebut sesuai dengan syariat atau tidak. Hakekat tersebut akan terus
bertambah atau terlupakan oleh orang yang pernah menerima hakekat.
Sementara hakekat yang
datang secara mufashalat (terperinci) bisa terus bertambah sedikit demi
sedikit atau terhenti atau terlupakan sama sekali oleh orang yang pernah
menerima hakekat tersebut.
E. Hubungan Hakekat dan Syariat
Hakekat yang diterima seseorang
ada dua macam: sesuai dengan syariat (dalil naqli dan `aqli) atau tidak sesuai
dengan syariat.Yang sesuai dengan syariat bisa diterima dan yang tidak sesuai
dengan syariat jangan diterima, buang jauh – jauh karena hakekatnya itu
bukanlah hakekat tetapi bisikan dari syetan.
Ilmu hakekat haruslah sesuai
dengan ilmu syariat, jika tidak, maka setiap ilmu hakekat yang tidak sesuai
dengan ilmu syariat bisa menyebabkan kekafiran (كل حقيقة تخالف الشريعة فهي كفر).
Hakekat
tanpa syariat adalah bathil dan syariat tanpa hakekat adalah ibarat tanpa
hiasan (حقيقة بلا شريعة باطلة و شريعة بلا حقيقة عاطلة). (Syarqawi)
ومع هذا كان الشيخ أبو الحسن رضي
الله عنه يقول إذا عارض كشفك الصحيح الكتاب والسنة فاعمل بالكتاب والسنة ودع الكشف
وقل لنفسك أن الله تعالى ضمن لي العصمة في الكتاب والسنة ولم يضمنها لي في جانب الكشف
والإلهان ومثل هذا أيضاً قول الجنيد أن النكتة لتقع في قلبي من جهة الكشف فلا أقبلها
إلا بشاهدى عدل الكتاب والسنة (إيقاظ الهمم شرح متن الحكم)ـ
Syekh Abul
Hasan rda. Berkata: “apabila kasyafmu yang shahih bertentangan dengan Al-Kitab
dan sunnah maka beramallah dengan Al-Kitab dan Sunnah dan tinggalkanlah
kasyafmu tersebut. Dan katakanlah kepada hatimu sesungguhnya Allah swt menjamin
kebenaran Al-Qur`an dan sunnah dan tidak menanggung kebenaran kasyaf dan
ilham”. Hal serupa dikataan oleh Al-Junaid:”Sesungguhnya ilham telah jatuh ke
dalam hatiku ketika kasyaf , kemudian aku tidak akan menerimanya sampai ada dua
saksi yang adil, yakni Al-Kitab dan As-Sunnah”. (Iqazhul Himam Syarah Matan
Hikam)
F. Cara Mendapatkan Hakekat
Hakekat (اَلْحَقَائِق) yang datang kepada seseorang adalah murni karunia dari Allah
swt sehingga siapa saja bisa memperolehnya dan siapa saja bisa tidak
memperolehnya, tergantung kehendak Allah swt kepada siapa Dia mau memberikan hakekat
tersebut.
Tetapi bagaimana
cara kita bisa mendapatkan ilmu hakekat dan menilai apakah ilmu yang kita
peroleh adalah ilmu hakekat atau bukan itu bisa kita pelajari. Misalnya seperti
teori yang diajarkan oleh kitab Hikam untuk bisa mendapatkan ilmu
hakekat atau ilmu laduni, mulailah dari wushul (وُصُوْل), Qarbuhu (قُرْبُهُ), tajalli (تَجَلِّى), barulah akan turun hakekat atau ilmu laduni secara mujmal
(global), kemudian ilmu hakekat yang turun tersebut akan menghilangkan kebiasan
– kebiasaan buruk penerimanya, setelah itu jika ada sesuatu yang melawan ilmu
hakekat maka dia akan terkalahkan, dan pada akhirnya seseorang akan melihat
cahaya Allah swt begitu terang.
Mari kita
pelajari kembali cara memperoleh hakekat tersebut:
1. Wushul (وُصُوْل)
وُصُولُكَ إِلَى اللهِ وُصُولُكَ إِلَى الْعِلْمِ
بِهِ ، وَإِلاَّ فَجَلَّ رَبُّنَا أَنْ يَتَّصِلَ بِهِ شَىْءٌ ، أَوْ يَتَّصِلَ هُوَ
بِشَىْءٍ
Sampaimu kepada Allah adalah sampaimu kepada
ilmu tentang Allah, jika tidak demikian maka Maha Luhur Tuhan Kami kalau
berhubungan dengan-Nya sesuatu atau berhubungan Dia dengan sesuatu. (Matan Hikam)
2. Qarbuhu (قُرْبُهُ)
قرْبُكَ مِنْهُ أَنْ تَكُوْنَ مُشَاهِدًا لِقُرْبِهِ
وَإِلَّا فَمِنْ أَيْنَ أنْتَ وَوُجُوْدُ قُرْبِهِ
Dekatmu
kepada Allah adalah jika kamu menyaksikan kalau Allah itu dekat, jika tidak
(bermakna demikian) maka siapakah kamu (merasa) wujudmu dekat dengan-Nya. (Matan Hikam)
3. Tajalli (تَجَلِّى)
Tajalli (تَجَلِّى) terjadi ketika hati seseorang menyaksikan betapa jelasnya
Allah swt (تجلى الله على قلوبهم), ketika seseorang paham terhadap sifat – siat Allah swt dan
menyaksikan betapa dekatnya Allah swt.
Ikuti fase berikutnya pada artikel berikutnya
G. Sumber
1.
Ibnu `Abad (غيث المواهب العلية) hlm. 260.
2. Abil Abbas (إيقاظ الهِمَم) Bab 23.3. hlm. 411.
3. Syarqawi (المنح القدسية) Hikmah 214, hlm. 254.
4. Syarnubi (شرح الحكم العطائية) Hikmah 215. hlm.142.
5. Terjemah Salim B. : Hikmah 227.
Hlm.163. pdf. 84
6. Terjemah Syarnubi : Hikmah 207.
Hlm. 792.
7.
GUS BAHA : https://www.youtube.com/watch?v=jUHhvJHP-68 [Hikam 215]
8.
Guru Bahit : https://www.youtube.com/watch?v=74yiGer9W_Y [Hikmah 215]
9.
Matan Hikam online : https://www.nafahat-tarik.com/2015/08/sufism22.html
=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar