٢٠٦٠ــ
إنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بالكَلِمَةِ مِن رِضْوانِ اللَّهِ، لا يُلْقِي لها بالًا،
يَرْفَعُهُ اللَّهُ بها دَرَجاتٍ، وإنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بالكَلِمَةِ مِن سَخَطِ
اللَّهِ، لا يُلْقِي لها بالًا، يَهْوِي بها في جَهَنَّمَ. (حم خ) عن أبي هريرة (صح)ـ
“Sesungguhnya (ada)
seorang hamba berbicara suatu perkataan yang diridhai Allah, yang ia tidak
pernah memikirkan dan menghiraukannya, tetapi disebabkan kalimat itu Allah akan
mengangkat beberapa derajatnya. Dan sesungguhnya ada seorang hamba yang berkata
kata – kata yang termasuk kemurkaan Allah yang tidak pernah
diperhatikannya tetapi sebab kata – kata
tersebut ia bisa jatuh ke dalam neraka. (HR. Ahmad dan Bukhari (6478) dari Abu
Hurairah. SHAHIH)
Yang dimaksud (بالكَلِمَةِ مِن رِضْوانِ اللَّهِ)
Kata dari perkataan yang diridhai Allah swt adalah (كلام الله) kalamullah yang diridhai Allah swt seperti kalimat - kalimat
yang bisa menolak kegelapan.
Yang dimaksud (لا يُلْقِي لها بالًا)
tidak pernah memperhatikannya adalah tidak pernah membayangkannya, tidak
pernah memikirkannya, tidak pernah memperhitungkannya, dan bahkan dia beranggapakan
perkataannya tersebut adalah sesuatu yang kecil, tetapi justru di sisi Allah
swt adalah sesuatu yang teramat besar.
Sehingga sebab
perkataannya tersebut Allah swt mengankat derajat hamba tersebut kepada derajat
yang tinggi.
Tetapi sebaliknya
ada seorang hamba yang mengatakan satu kata yang dibenci dan menyebabkan murka
Allah yang tidak pernah ia perhatikan sehingga sebab kata – katanya tersebut ia
bisa masuk neraka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar