٤٩ــ
أَبْرِدُوْا بِالظُّهْرِ ، فَإِنَّ شِدَّةَ الْحَرِّ مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ (خ هـ)
عن أبي سعيد (حم ك) عن صفوان بن مخرمة (ن) عن أبي موسى (طب) عن ابن مسعود (عد) عن جابر
(هـ) عن المغيرة بن شعبة (صح)ـ
49- (Tunggulah
sampai udara agak) Dingin (dalam melaksanakan) shalat dzuhur. Karena
sesunguhnya panas yang sangat itu dari hembusan neraka Jahanam. (HR. Bukhari
dan Ibnu Majah dari Abu Sa`id. HR. Ahmad dan Haakim dari Shafwan bin Makhramah.
HR. Nasaa-i dari Abu Musa. HR. Thabraani dalam Al-Kabir dari Ibnu Mas`ud HR.
Ibnu Adi dari Jaabir. HR. Ibnu Maajah dari Mughirah bin Syu`bah. SHAHIH)[1]
Tunggulah
sampai udara agak dingin dalam melaksanakan shalat dzuhur. Yaitu dengan cara
mengakhirkan shalat dzuhur sehingga bayangan benda dan pohon - pohon bisa
menaungi orang - orang yang akan berangkat shalat berjamaah. Disunnnahkannya
mengakhirkan shalat zhuhur ini ada yang mengatakan dengan beberapa syarat: (1)
Tidak ada sesuatu yang bisa dipakai untuk bernaung atau menahan panas matahari
di awal waktu seperti dedaunan, payung, kendaraan dan lainnya. (2) Tidak
melebihi setengah waktu shalat. (3) Kondisi panasnya sangat berat.
Salah satu
hikmah mengakhirkan shalat zhuhur adalah untuk mencegah hal buruk yang mungkin
terjadi yang bisa mengurangi kekhusuan atau kesempurnaan shalat. Seperti
dianjurkan makan dulu jika iqamat dikumandangkan padahal hidangan telah siap
santap.[2]
٣٣ـ١٠٥ـ٤١ـ أَبْرِدُوا بالظهر فإن شِدَّةَ الْحَرِّ
من فَيْحِ جَهَنَّمَ (ابن أبى شيبة، وأحمد، والبخارى، وابن ماجه عن أبى سعيد. ابن أبى
شيبة، وأحمد، وابن قانع، والطبرانى، والحاكم، والضياء عن القاسم بن صفوان بن مخرمة
عن أبيه. النسائى عن أبى موسى الأشعرى. البغوى فى معجم الصحابة عن الحجاج الباهلى.
الطبرانى عن الحجاج الباهلى عن ابن مسعود. ابن عدى عن جابر. ابن ماجه، والبيهقى عن
المغيرة. ابن أبى شيبة عن عمر موقوفًا) (صح)ـ
[33/105](41)- (Tunggulah sampai udara agak) Dingin (dalam
melaksanakan) shalat dzuhur. Karena sesunguhnya panas yang sangat itu dari
hembusan neraka Jahanam. (HR. Ibnu Abi Syaibah, Ahmad, Bukhari, Ibnu Majah dari
Abi Said. HR. Ibnu Abi Syaibah, Ahmad, Ibnu Qani`, Thabrani, Hakim, Dhiya, dari
Qashim bin Shafwan bin Makhramah dari Bapaknya. HR. Nasaa-i dari Abu Musa. HR. Baghawi
dalam Mu`jam Shahabah al-Hajjaaj al-Baahili. HR. Thabraani dari al-Hajjaaj
al-Baahili dari Ibnu Mas`ud. HR. Ibnu Adi dari Jaabir. HR. Ibnu Maajah dan
Baihaqi dari Mughirah. HR. Ibnu Abi Syaibah dari Umar secara mauquuf. SHAHIH)
SHAHIH JAMI`US
SHAGHIR 21-30
٣٨ـ٢١ـ أَبَى أَنْ يَجْعَلَ اللّهُ لِقَاتِلِ
الْمُؤْمِنِ تَوْبَةً (طب) والضياء في المختارة عن أنس (صح)ـ[1]
[38](21)- Allah enggan menerima
taubat orang yang membunuh orang mukmin. (HR. Thabrani dan Dhiyaa dalam
Al-Mukhtaarah dari Anas, SHAHIH)
٤٠ـ٢٢ـ اَبَى اللهُ أَنْ يَقْبَلَ عَمَلَ صَاحِبِ
بِدْعَةٍحَتَّى يَدَعَ بِدْعَتَهُ (هـ) وابن أبي عاصم في السنة عن ابن عباس (ح)ـ[2]
[40](22)- Allah menolak menerima amal ahli bid`ah sehingga dia meningalkan
bid`ahnya tersebut. (HR Ibnu Majah dan Ibnu Abi `Ashim dalam Assunnah dari Ibnu
Abbas. HASAN)
٤٦ـ٢٣ـ اِبْدَأْ بِنَفْسِكَ، فَتَصَدَّقْ عَليْهَا،
فَاِنْ فَضُلَ شَيْءٌ فَلِأَهْلِكَ، فإِنْ فَضُلَ شَيْئٌ عَنْ أَهْلِكَ فَلِذِىْ قَرَابَتِكَ،
فَإِنْ فَضُلَ عَنْ ذِىْ قَرابَتِكَ شيْئٌ فَهَكَذَ وَ هَكَذَا (ن) عن جابر (صح)ـ[3]
[46](23)- Mulailah dengan diri sendiri, maka bersedekahlah untuknya. Jika masih
berlebih sesuatu maka untuk keluargamu, jika masih berlebih sesuatu maka untuk
sanak kerabatmu, jika masih berlebih sesuatu maka bersedekahlah untuk yang lain
dan yang lainnya lagi. (HR. Nasaa-i dari Jabir, SHAHIH)
٤٧ـ٢٤ـ إِبْدَأْ بِمَنْ تَعُوْلُ (طب) عن حكيم
بن حزام (صح)ـ[4]
[47](24)- Mulailah dari orang-orang yang menjadi tanggunganmu (HR. Thabrani dalam
Al-Kabir dari Hakim bin Hizam.SHAHIH)
٤٨ـ٢٥ـ اِبْدَأُوْا بِمَا بَدَأَ اللَّهُ بِهِ
(قط) عن جابر (صح)ـ[5]
[48](25)- Mulailah kalian dengan sesuatu yang Allah telah memulainya. (HR.
Daruquthni dari Jabir. SHAHIH)
٤٩ـ٢٦ـ
أَبْرِدُوْا بِالظُّهْرِ ، فَإِنَّ شِدَّةَ الْحَرِّ مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ
(خ هـ) عن أبي سعيد (حم ك) عن صفوان بن مخرمة (ن) عن أبي موسى (طب) عن ابن مسعود (عد)
عن جابر (هـ) عن المغيرة بن شعبة (صح)ـ[6]
[49](26)- (Tunggulah sampai udara
agak) Dingin (dalam melaksanakan) shalat dzuhur. Karena sesunguhnya panas yang
sangat itu dari hembusan neraka Jahanam. (HR. Bukhari dan Ibnu Majah dari Abu
Sa`id. HR. Ahmad dan Haakim dari Shafwan bin Makhramah. HR. Nasaa-i dari Abu
Musa. HR. Thabraani dalam Al-Kabir dari Ibnu Mas`ud HR. Ibnu Adi dari Jaabir.
HR. Ibnu Maajah dari Mughirah bin Syu`bah. SHAHIH)
٥١ـ٢٧ـ أَبْشِرُوْا وَ بَشِّرُوْا مَنْ وَرَاءَكُمْ،
أَنَّهُ مَنْ شَهِدَ أنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهَ صَادِقًا بِهَا دَخَلَ الْجنَّةِ
(حم طب) عن أبي موسى (صح)ــ[7]
[51](27)- Bergembiralah kalian dan berilah kabar gembira orang - orang dibelakang
kalian, sesungguhnya barang siapa yang bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada
tuhah selain Allah dengan kesaksian yang benar maka maka ia masuk surga. (HR.
Ahmad dan Tabrani dalam Al-Kabri dari Abu Musa, SHAHIH)
٥٣ـ٢٨ـ أَبْغَضُ الْحَلالِ إِلَى أللَّهِ الطَّلَاقُ
(د ه ك) عن إبن عمر (صح)ـ[8]
[53](28)- Perkara halal yang
paling dimurkai Allah adalah Talak. (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah
dan Hakim dari Ibnu Umar, SHAHIH)
٥٥ـ٢٩ـ أَبْغَضُ الرِّجَالِ إِلَى اللّهِ أَلْلأَلَدُّ
الْخَصِمُ (ق حم ت ن) عن عائشة (صح)ـ[9]
[55](29)- Laki - laki yang paling dibenci Allah adalah orang yang bengis dan suka
bermusuhan. (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Tirmidzi dan Nasaa-i dari Aisyah,
SHAHIH)
٥٧ـ٣٠ـ أَبْغَضُ النَّاسِ إِلى آللَّهِ ثَلَاثَةٌ٬
مُلْحِدٌ فِى الْحَرَمِ٬ وَ مُبْتَغٍ فِى الْإِسْلَامِ سُنَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ٬ وَ
مُطَّلِبٌ دَمَ ٱمْرِئٍ بِغَيْرِ حَقٍّ لِيُهْرِيْقَ دَمَهُ (خ) عن إبن عباس (صح)ـ[10]
[57](30)- Tiga kelompok manusia yang dimurkai Allah adalah : Orang yang melanggar
kehormatan tanah haram, orang yang mengharapkan tradisi jahiliah dalam islam,
orang yang menuntut darah orang lain tanpa hak karena ingin mengalirkan
darahnya. (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas, SHAHIH)
=
[1] Jam`ul Jawaami`: 79., Jami`us Shaghir: 38., Fathul Kabiir: 49.,
Kunuuzul Haqaaiq: 13.
[2] Jam`ul Jawaami`: 82., Jami`us Shaghir: 40., Fathul Kabiir: 52.,
Kunuuzul Haqaaiq: .
[3] Jam`ul Jawaami`: 96., Jami`us Shaghir: 46., Fathul Kabiir: 63.,
Kunuuzul Haqaaiq: .
[4] Jam`ul Jawaami`: 97., Jami`us Shaghir: 47., Fathul Kabiir: 62.,
Kunuuzul Haqaaiq: 14.
[5] Jam`ul Jawaami`: 99., Jami`us Shaghir: 48., Fathul Kabiir: 64.,
Kunuuzul Haqaaiq: 15.
[6] Jam`ul Jawaami`: 105., Jami`us Shaghir: 49., Fathul Kabiir: 67.,
Kunuuzul Haqaaiq: .
[7] Jam`ul Jawaami`: 131., Jami`us Shaghir: 51., Fathul Kabiir: 73.,
Kunuuzul Haqaaiq: .
[8] Jam`ul Jawaami`:146 ., Jami`us Shaghir: 53., Fathul Kabiir: 82.,
Kunuuzul Haqaaiq: 23.
[9] Jam`ul Jawaami`: 149., Jami`us Shaghir: 55., Fathul Kabiir: 84.,
Kunuuzul Haqaaiq: .
[10] Jam`ul Jawaami`: 151., Jami`us Shaghir: 57., Fathul Kabiir: 86.,
Kunuuzul Haqaaiq: .
=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar