Kitab Hikam
Hikmah 219
٢١٩ـ لا تَطْلُبَنَّ بَقَاءَ الوَارِداتِ بَعْدَ
أَنْ بَسَطَتْ أَنْوَارَهَا وَأَوْدَعَتْ أَسْرَارَهَا ، فَلَكَ فِي اللهِ غِنىً عَنْ
كُلِّ شَيْءٍ ، وَلَيْسَ يُغْنِيكَ عَنْهُ شَيْءٌ. تَطَلُّعُكَ إِلَى بَقَاءِ غَيْرِهِ
دَلِيْلٌ عَلَى عَدَمِ وِجْدَانِكَ لَهُ وَاسْتِيَحاشُك بِفِقْدَانِ مَا سِوَاهُ دَلِيلٌ
عَلَى عَدَمِ وُصْلَتِكَ بِهِ
219-
Janganlah kamu menuntut langgengnya warid setelah terbentang cahaya – cahayanya
dan minggalkan rahasia – rahasianya, Cukuplah Allah untukmu (sehingga kamu)
tidak membutuhkan segala sesuatu, dan tidak ada sesuatu yang bisa menggantikan
kebutuhanmu kepada Allah. Keinginanmu kepada kekalnya sesuatu selain Allah
menunjukan kamu belum menemukan-Nya dan Kegelisanmu karena kehilangan sesuatu
selain-Nya menjadi tanda kamu belum sampai kepada-Nya.
Mencari
sesuatu berarti mencintai sesuatu tersebut, mencintai sesuatu berarti mengabdi
kepada sesuatu tersebut, dan Allah swt tidak suka kepada hamba yang mengabdi
kepada selain-Nya. Oleh karena itu janganlah kamu mencari warid, ahwal,
maqam, atau karomah ketika kamu mengabdi kepada Allah swt.
Ketika
Allah swt telah memberikan warid ilahiyyah kepada kita, dan warid ilahiyyah
tersebut telah berbuah, kemudian warid tersebut pergi dari kita maka janganlah
kita mencari – carinya kembali karena kita hanya perlu Allah swt saja, tidak
perlu selain-Nya, dan tidak ada yang bisa menggantikan kebutuhan kita kepada
Allah swt.
Contoh
buah dari warid ilahiyyah adalah hilangnya perkara perkara buruk dari dalam hati kita dan
tumbuhnya perkara – perkara baik dari dalam diri kita.
Keinginanmu
kepada kekalnya sesuatu selain Allah menunjukan kamu belum menemukan-Nya (تَطَلُّعُكَ إِلَى بَقَاءِ غَيْرِهِ دَلِيْلٌ
عَلَى عَدَمِ وِجْدَانِكَ لَهُ), sesuatu selain Allah
swt misalnya adalah warid, ahwal, maqam, karomah, dan lainnya.
Setiap
orang yang butuh kepaa selain Allah maka dia bukan arif billah (orang yang tahu
Allah) (كُلُّ مَنْ يَفْتَقِرُّ
لِغَيْرِ اللهِ فَلَيْسَ بِعَارِفِ اللهِ).
Seandainya
seseorang di beri karomah seperti mukasyafah, bisa melihat barang ghaib,
atau bisa terbang ke Makkah dalam sekejap dan sejenisnya, tiba – tiba keramat
tersebut hilang maka yang harus di lakukan adalah jangan mencari kembali
keramat – keramat tersebut karena walau bagaimanapun keramat cumalah keramat,
yang penting kita sudah bersama Allah dan tidak ada yang bisa menggantikan
kebutuhan kita kepada Allah swt. (Gus Baha)
لِكَيْ لَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلا
تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ (الحديد:٢٣)ـ
(Kami jelaskan yang demikian
itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu,
dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. (Al-Hadid:
23)
Sumber
1.
Ibnu `Abad (غيث المواهب العلية) hlm. 262-263.
2.
Ibnu `Ajibah (إيقاظ الهِمَم) Bab 23.8. Hlm.422-424.
3.
Syarqawi (المنح القدسية) Hikmah 219, hlm. 257
4.
Syarnubi (شرح الحكم العطائية) Hikmah 221-222. Hlm 146.
5.
Terjemah A. Sunarto Hikmah 98. Hlm. 299-300.
6.
Terjemah Syarnubi : Hikmah 213. Hlm. 814.
7.
Terjemah Salim B. : Hikmah 233. Hlm.165-166.
pdf. 85-86
8.
Gus Baha https://www.youtube.com/watch?v=2EZdgRZIFLY [21:16
– 47:00]