Surat Al-Fajr ayat 27 - 30
يٰٓاَيَّتُهَا
النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُ(27) ارْجِعِيْٓ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً
(28) فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْۙ (29) وَادْخُلِيْ
جَنَّتِيْ (30)ـ
Wahai
jiwa yang tenang!(27) Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan
diridai-Nya.(28) Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku,(29) dan
masuklah ke dalam surga-Ku.(30).
Jiwa
yang tenang (النَّفس المطمئنة) adalah jiwa yang aman dari azab Allah swt (الآمنة من عَذَاب
الله), yang benar dalam meng-Esa-kan Allah swt
(الصادقة بتوحيد الله), yang bersyukur
terhadap nikmat – nikmat Allah swt (الشاكرة بنعماء
الله), yang sabar terhadap cobaan - cobaan
Allah swt (الصابرة ببلاء الله), yang ridha terhadap
ketentuan - ketentuan Allah swt (الراضية بِقَضَاء
الله), yang terima dengan pemberian – pemberian
Allah swt (القانعة بعطاء الله). (Tafsir Ibnu Abbas)
Jiwa
yang tenang (النَّفس المطمئنة) adalah jiwa yang tenang karena dzikir dan taat kepada Allah
swt. (Tafsir Munir Imam Nawawi).
Jiwa
yang tenang (النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُ) akan di panggil oleh Allah swt
atau Malaikat sebanyak tiga kali: waktu kematian, waktu bangkit dari
kubur, waktu masuk ke surga, dalam keadaan ridha (puas terhadap pahala
dan nikmat Allah swt) dan diridhai (amal perbuatannya ketika didunia)
oleh Allah swt. (Tafsir Munir Imam Nawawi)
Jiwa
yang tenang (النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُ) pada akhirnya akan dikumpulkan bersama hamba – hamba Allah
yang shaleh di surga. (Tafsir Jalalain)
Hadits
Shahih Sunan Abu Dawud Nomor 4753
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا
جَرِيرٌ، ح وَحَدَّثَنَا هَنَّادُ بْنُ السَّرِيِّ، حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ،
ـ وَهَذَا لَفْظُ هَنَّادٍ ـ عَنِ الأَعْمَشِ، عَنِ الْمِنْهَالِ، عَنْ زَاذَانَ، عَنِ
الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ، قَالَ : خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه
وسلم فِي جَنَازَةِ رَجُلٍ مِنَ الأَنْصَارِ، فَانْتَهَيْنَا إِلَى الْقَبْرِ وَلَمَّا
يُلْحَدْ، فَجَلَسَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَجَلَسْنَا حَوْلَهُ كَأَنَّمَا
عَلَى رُءُوسِنَا الطَّيْرُ، وَفِي يَدِهِ عُودٌ يَنْكُتُ بِهِ فِي الأَرْضِ، فَرَفَعَ
رَأْسَهُ فَقَالَ : " اسْتَعِيذُوا بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
" . مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلاَثًا ـ زَادَ فِي حَدِيثِ جَرِيرٍ هَا هُنَا ـ وَقَالَ
: " وَإِنَّهُ لَيَسْمَعُ خَفْقَ نِعَالِهِمْ إِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِينَ
حِينَ يُقَالُ لَهُ : يَا هَذَا مَنْ رَبُّكَ وَمَا دِينُكَ وَمَنْ نَبِيُّكَ
" . قَالَ هَنَّادٌ قَالَ : " وَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ
فَيَقُولاَنِ لَهُ : مَنْ رَبُّكَ فَيَقُولُ : رَبِّيَ اللَّهُ . فَيَقُولاَنِ
لَهُ : مَا دِينُكَ فَيَقُولُ : دِينِي الإِسْلاَمُ . فَيَقُولاَنِ لَهُ :
مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ قَالَ فَيَقُولُ : هُوَ رَسُولُ اللَّهِ
صلى الله عليه وسلم . فَيَقُولاَنِ : وَمَا يُدْرِيكَ فَيَقُولُ : قَرَأْتُ كِتَابَ
اللَّهِ فَآمَنْتُ بِهِ وَصَدَّقْتُ " . زَادَ فِي حَدِيثِ جَرِيرٍ :
" فَذَلِكَ قَوْلُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ { يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا
} " . الآيَةَ . ثُمَّ اتَّفَقَا قَالَ : " فَيُنَادِي مُنَادٍ
مِنَ السَّمَاءِ : أَنْ قَدْ صَدَقَ عَبْدِي فَأَفْرِشُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ، وَافْتَحُوا
لَهُ بَابًا إِلَى الْجَنَّةِ وَأَلْبِسُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ " . قَالَ
: " فَيَأْتِيهِ مِنْ رَوْحِهَا وَطِيبِهَا " . قَالَ :
" وَيُفْتَحُ لَهُ فِيهَا مَدَّ بَصَرِهِ " . قَالَ : " وَإِنَّ
الْكَافِرَ " . فَذَكَرَ مَوْتَهُ قَالَ : " وَتُعَادُ رُوحُهُ فِي
جَسَدِهِ وَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولاَنِ : مَنْ رَبُّكَ فَيَقُولُ
: هَاهْ هَاهْ هَاهْ لاَ أَدْرِي . فَيَقُولاَنِ لَهُ : مَا دِينُكَ فَيَقُولُ
: هَاهْ هَاهْ لاَ أَدْرِي . فَيَقُولاَنِ : مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ
فِيكُمْ فَيَقُولُ : هَاهْ هَاهْ لاَ أَدْرِي . فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ
: أَنْ كَذَبَ فَأَفْرِشُوهُ مِنَ النَّارِ وَأَلْبِسُوهُ مِنَ النَّارِ، وَافْتَحُوا
لَهُ بَابًا إِلَى النَّارِ " . قَالَ : " فَيَأْتِيهِ مِنْ حَرِّهَا
وَسَمُومِهَا " . قَالَ : " وَيُضَيَّقُ عَلَيْهِ قَبْرُهُ حَتَّى
تَخْتَلِفَ فِيهِ أَضْلاَعُهُ " . زَادَ فِي حَدِيثِ جَرِيرٍ قَالَ :
" ثُمَّ يُقَيَّضُ لَهُ أَعْمَى أَبْكَمُ مَعَهُ مِرْزَبَّةٌ مِنْ حَدِيدٍ،
لَوْ ضُرِبَ بِهَا جَبَلٌ لَصَارَ تُرَابًا " . قَالَ : " فَيَضْرِبُهُ
بِهَا ضَرْبَةً يَسْمَعُهَا مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ إِلاَّ الثَّقَلَيْنِ
فَيَصِيرُ تُرَابًا " . قَالَ : " ثُمَّ تُعَادُ فِيهِ الرُّوحُ
" .
‘Utsman bin Abu Syaibah telah
menceritakan kepada kami: Jarir menceritakan kepada kami. (Dalam riwayat lain)
Hannad bin As-Sari telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Abu
Mu’awiyah menceritakan kepada kami. Ini adalah lafal riwayat Hannad. Dari
Al-A’masy, dari Al-Minhal, dari Zadzan, dari Al-Bara` bin ‘Azib. Beliau
mengatakan:
Kami pernah keluar bersama
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam penyelenggaraan jenazah
seorang ansar. Kami sudah sampai di kuburan, namun kuburan belum selesai
digali. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk. Kami juga duduk
di sekitar beliau seakan-akan di kepala-kepala kami ada burung. Di tangan
beliau ada sebatang ranting yang beliau gunakan untuk menggaris-garis tanah.
Lalu beliau mengangkat kepala seraya bersabda, “Berlindunglah kalian kepada
Allah dari azab kubur.” Sebanyak dua atau tiga kali. Beliau menambah dalam
hadis Jarir di sini dan bersabda, “Sungguh dia benar-benar mendengar suara
sandal-sandal mereka ketika mereka kembali pulang. Ketika itu, ditanyakan
kepadanya: Wahai engkau ini, siapa Rabb-mu? Apa agamamu? Dan siapa Nabimu?”
Hannad berkata: Nabi bersabda,
“Dua malaikat datang kepadanya lalu mendudukkannya seraya bertanya kepadanya:
Siapa Rabb-mu? Dia menjawab: Rabb-ku adalah Allah. Dua malaikat tadi bertanya
kepadanya: Apa agamamu? Dia menjawab: Agamaku adalah Islam. Dua malaikat tadi
bertanya kepadanya: Siapa pria yang diutus kepada kalian ini? Dia berkata: Maka
dia menjawab: Dia adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dua
malaikat tadi bertanya: Dari mana engkau tahu? Dia menjawab: Aku membaca
Alquran, lalu aku mengimani dan membenarkannya.” Beliau menambahkan dalam hadis
Jarir, “Itulah firman Allah taala { يُثَبِّتُ اللَّهُ
الَّذِينَ آمَنُوا } (yang artinya): Allah meneguhkan orang-orang yang beriman
dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.”
Kemudian keduanya bersepakat, beliau
bersabda, “Lalu ada yang menyeru dari langit: Hamba-Ku telah benar. Bentangkan
untuknya hamparan dari janah, sandangkan kepadanya pakaian dari janah, dan
bukakan untuknya suatu pintu menuju janah.” Beliau bersabda, “Maka sebagian
ketenteraman dan aroma wangi janah pun mendatanginya.” Nabi bersabda, “Dan
dibukakan kubur untuknya sejauh mata memandang.”
Beliau bersabda, “Dan sesungguhnya
orang kafir,” lalu beliau menyebutkan kematiannya. Beliau bersabda, “Rohnya
akan dikembalikan ke dalam jasadnya. Lalu ada dua malaikat yang mendatanginya
dan mendudukkannya. Keduanya bertanya: Siapa Rabb-mu? Dia menjawab: Hah hah
hah, aku tidak tahu. Dua malaikat tadi bertanya kepadanya: Apa agamamu? Dia
menjawab: Hah hah, aku tidak tahu. Dua malaikat tadi bertanya: Siapa lelaki
yang diutus kepada kalian ini? Dia menjawab: Hah hah, aku tidak tahu. Lalu ada
yang menyeru dari langit: Dia telah berdusta, bentangkan hamparan dari neraka,
sandangkan pakaian dari neraka, dan bukakan suatu pintu menuju neraka.” Beliau
bersabda, “Maka, sebagian hawa dan angin panas neraka pun menerpanya.” Beliau
bersabda, “Kuburnya menghimpitnya sampai tulang-tulang rusuknya bersilangan.”
Dia menambahkan dalam hadis Jabir, beliau bersabda, “Kemudian dia diserahkan
kepada malaikat yang buta dan bisu tuli yang membawa palu godam dari besi.
Andai besi itu dipukulkan ke suatu gunung, niscaya gunung itu akan menjadi
tanah.” Beliau bersabda, “Lalu malaikat itu memukulnya dengan keras yang
terdengar oleh semua makhluk antara timur dengan barat kecuali manusia dan jin
sehingga menjadi tanah.” Beliau bersabda, “Kemudian roh dikembalikan ke
jasadnya.” (HR. Abu Dawud nomor 4753. SHAHIH)
Hadits Shahih Muslim Nomor 2872
إذا خَرَجَتْ رُوحُ المُؤْمِنِ تَلَقَّاها مَلَكانِ
يُصْعِدانِها. قالَ حَمَّادٌ: فَذَكَرَ مِن طِيبِ رِيحِها وذَكَرَ المِسْكَ. قالَ:
ويقولُ أهْلُ السَّماءِ: رُوحٌ طَيِّبَةٌ جاءَتْ مِن قِبَلِ الأرْضِ، صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْكِ وعلَى جَسَدٍ كُنْتِ تَعْمُرِينَهُ، فيُنْطَلَقُ به إلى رَبِّهِ عزَّ وجلَّ،
ثُمَّ يقولُ: انْطَلِقُوا به إلى آخِرِ الأجَلِ. قالَ: وإنَّ الكافِرَ إذا خَرَجَتْ
رُوحُهُ، قالَ حَمَّادٌ وذَكَرَ مِن نَتْنِها، وذَكَرَ لَعْنًا، ويقولُ أهْلُ السَّماءِ
رُوحٌ: خَبِيثَةٌ جاءَتْ مِن قِبَلِ الأرْضِ. قالَ فيُقالُ: انْطَلِقُوا به إلى آخِرِ
الأجَلِ. قالَ أبو هُرَيْرَةَ: فَرَدَّ رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ رَيْطَةً
كانَتْ عليه، علَى أنْفِهِ، هَكَذا.
"Apabila ruh seorang mukmin keluar (dari
jasadnya), dua malaikat menerima dan menaikkannya." Hammad (salah satu
perawi hadis Abu Hurairah yang diriwayatkan Muslim) berkata, "Disebutkan
bau wangi ruhnya, dikatakan seperti kasturi". Abu Hurairah berkata, "Penghuni langit berseru, 'Ruh baik datang
dari bumi. Semoga Allah bersalawat atasmu dan atas jasad yang sebelumnya kau
gunakan', lalu ia dibawa menghadap Tuhannya, kemudian Dia berkata, 'Pergilah
kalian bersamanya sampai ke ajal terakhir.' (sidratul muntaha). Jika ruh orang
kafir keluar dari jasadnya-Hammad berkata, "Disebutkan baunya busuk
seperti kotoran"—para penghuni langit berseru, "Ruh jahat dari bumi,
lalu ada dikatakan, "Pergilah bersamanya sampai ajal terakhir"(Sijjin). Abu Hurairah berkata: Kemudian Rasulullah saw
mengibaskan kain tipis diatas hidungnya seperti ini. (HR. Muslim nomor 2872.
SHAHIH)
=