=
١٥ـ٣٨٦٣ـ الحَيَاءُ خَيْرٌ كُلُّهُ (م د) عن عمران
بن حصين (صح)ـ
[15](3863)- Malu itu kebaikan
seluruhnya (HR. Muslim dan Abu Dawud dari Imran bin Hushain. SHAHIH) [Al-Jami: 3863, Bukhari:6117, Muslim:37].
=
=
١٥ـ٣٨٦٣ـ الحَيَاءُ خَيْرٌ كُلُّهُ (م د) عن عمران
بن حصين (صح)ـ
[15](3863)- Malu itu kebaikan
seluruhnya (HR. Muslim dan Abu Dawud dari Imran bin Hushain. SHAHIH) [Al-Jami: 3863, Bukhari:6117, Muslim:37].
=
=
=
١٢٨٨ــ
أَفْضَلُ الْقُرْآنِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ (ك هب) عن أنس (صح)ـ
1288- (Surat) Al-Qur`an yang paling
utama adalah Al-Fatihah (الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ). (HR. Haakim dan Baihaqi dalam Syu`abul Iman dari Anas. SHAHIH)[1]
٤٧٩٤ــ
السَّبْعُ الْمَثَانِى فَاتِحَةُ الْكِتَابِ (ك) عن أبي (صح)ـ
4794-
As-Sab`ul Matsaanii adalah Faatihatul Kitaab (HR. Hakim dari
Ubay. SHAHIH)
Hadits
tersebut merupakan tafsir dari ayat Al-Qur`an surat al-Hijr ayat 87 (وَلَقَدْ آتَيْنَاكَ سَبْعًا مِنَ الْمَثَانِي) Dinamakan As-Sab`ul
Matsaanii karena surat tersebut terdiri dari tujuh ayat dengan
memperhitungkan basmalah sebagai salah satu ayat dari al-Faatihah.[2]
٣٨٣٣ــ
الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ أُمُّ الْقُرْآنِ وَ أُمُّ الْكِتَابِ وَ السَّبْعُ
الْمَثَانِى (د ت) عن أبي هريرة (صح)ـ
3833-
Alhamdulillahi Rabbill `Aalamiin adalah Ummul Qur`an, Ummul Kitab, dan As-Sab`ul
Matsaanii (HR, Abu Dawud dan Tirmidzi dari Abu Hurairah. SHAHIH)
Alhamdulillahi
Rabbill `Aalamiin maksudnya adalah surat yang ada ayat Alhamdulillahi
Rabbill `Aalamiin yaitu surat al-Fatihah. Dinamakan Ummul Qur`an karena
al-Fatihah mengandung semua ilmu-ilmu Al-Qur`an.[3]
٣٨٣٢ــ الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ هِيَ السَّبْعُ
الْمَثَانِى الَّذِى أُوْتِيْتُهُ وَالْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ (خ د) عن أبي سعيد بن المعلى
(صح)ـ
3832-
Alhamdulillahi Rabbill `Aalamiin adalah As-Sab`ul Matsaanii yang
diberikannya kepadaku dan Al-Qur`an
Al-`Azhiim. (HR, Bukhari dan Abu Dawud dari Abu Sa`id Al-Ma`li.
SHAHIH)
Dinamakan
As-Sab`ul Matsaanii karena surat
ini diulang – ulang dalam setiap raka`at shalat, karena sering diulangi, atau
karen sebab-sebb lainnya.[4]
١٦١٤ــ
أُمُّ الْقُرْآنِ هِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِى وَالْقُرْآنُ العَظِيْمُ (خ) عن أبى بكر(صح)ـ
1614-
Ummul Qur`an adalah Sab`ul Matsani dan
Al-Qur`an yang agung. (HR. Bukhari dari Abu Bakar. SHAHIH)
Surat Al-Fatihah biasa juga disebut Ummul Qur`an, Sab`ul
Matsani dan Al-Qur`an Al-`Azhim. Disebut Ummul Qur`an karena menjadi
pembuka Al-Qur`an dan semua makna Al-Qur`an terangkum dalam al-Fatihah.
Dinamakan sab`ul matsani karena Al-Fatihah terdiri dari tujuh
ayat dengan memperhitungkan basmalah sebagai bagian dari ayat al-Fatihah dan
karena diulang-ulangnya al-Fatihah di dalam shalat. Sebagai bagian dari Al-Qur`an
Al-Fatihah disebut Al-Qur`an Al-`Azhim itu menunjukan kekhususan dan keagungan
surat al-Fatihah.[5]
١٦١٤ــ
أُمُّ الْقُرْآنِ عِوَضٌ مِنْ غَيْرِهَا، وَلَيْسَ غَيْرُهَا مِنْهَا عِوَضٌ (قط ك)
عن عبادة (ح)ـ
1614-
Ummul Qur`an adalah ganti dari lainnya, dan tidak ada yang lainnya yang jadi
penggantinya. (HR. Daruquthni dan Hakim dari `Ubadah. HASAN)
Ummul
Qur`an bisa menjadi pengganti yang lain dan yang lain tidak bisa menjadi
pengganti dari Ummul Qur`an. Oleh karena itu tidak ada satu suratpun dari
Al-Qur`an dan dari kitab – kitab lainnya yang bisa menggantikan ummul qur`an di
dalam shalat. [6]
٢٨٥١ــ
اَلَا أُخْبِرُكَ بِأَخْيَرِ سُوْرَةٍ فِى القُرْآنِ: الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن
(حم) عن عبد الله بن جابر البياضى (ح)ـ
2851-
Maukah engkau aku beritahukan surat yang paling bagus dalam Al-Qur`an? “Alhamdulillahi
Rabbill `Aalamiin” (yaitu surat Al-Faatihah). (HR. Ahmad dari Abdullah bin
Jabir al-Bayaadhi. HASAN)
Tidak
ada surat yang labih baik dari al-Fatihah, baik itu di dalam Al-Qur`an, Injil,
Taurat, Zabur, maupun kitab-kitab lainnya. Oleh karena itu pahala membacanya
juga merupakan pahala yang paling besar jika dibandingkan dengan surat – surat
lainnya.[7]
٧١٢٩ــ
كَانَ يَقْطَعُ قِرَاءَتَهُ آيَةً آيَةً ـ الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ـ
ثُمَّ يَقِفُ ـ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ـ ثُمَّ يَقِفُ ـ (ت ك) عن أمسلمة (صح)ـ
7129- Beliau memutus bacaan
seayat-seayat (الْحَمْدُ
لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ) lalu berhenti (الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ) lalu berhenti. (HR. Tirmidzi dan Haakim ari Umi Salamah.
SHAHIH)[8]
٨٩٢ــ
إِذَا وَضَعْتَ جَنْبَكَ عَلَى الْفِرَاشِ وَقَرَأْتَ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ و قُلْ
هُوَ اللهُ أَحَدٌ فَقَدْ أَمِنْتَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ إِلَّا الْمَوْتَ (البزار عن
أنس) (ح)ـ
892- Apabila engkau telah
meletakkan sisimu diatas hamparan dan telah engkau baca al-Fatihah dan Qul
Huwallau Ahad (Al-Ikhlash) maka sungguh engkau telah aman dari segala
sesuatu terkecuali mati. (HR. Bazzar dari Anas. HASAN)[9]
٩٨٩٤ــ
لَاصَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ (حم ق ٤) عن عبادة (صح)ـ
9894- Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca surat al-fatihah.
(HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Dawud,
Tirmidzi, Nasaa-i, dan Ibnu Majah dari `Ubadah SHAHIH)
Shalat tidak sah
kalau tidak membaca surat al-fatihah.[10]
٥٨٢٨ــ فَاتِحَةُ الْكِتَابِ تَعْدِلُ بِثُلُثَىِ الْقُرْآنِ (عبد بن
حميد) عن إبن عباس (ض)ـ
5828- Al-Fatihah
itu menyamai dua pertiga Al-Qur`an. (HR. Abd bin Humaid dari Ibnu Abbas. DHAIF)[11]
[1] Jaami`ush
Shaghiir 1288. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1288.
[2] Jaami`ush
Shaghiir 4794. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 4794.
[3] Jaami`ush
Shaghiir 3833. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 3833.
[4] Jaami`ush
Shaghiir 3832. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 3832.
[5] Jaami`ush
Shaghiir 1614. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1614.
[6] Jaami`ush
Shaghiir 1615. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1615.
[7] Jaami`ush
Shaghiir 2851. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 2851.
[8] Jaami`ush
Shaghiir 7129. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 7129.
[9] Jaami`ush
Shaghiir 892. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 892.
[10] Jaami`ush
Shaghiir 9894. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 9894.
[11] Jaami`ush
Shaghiir 5828. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 5828.
=
٨٩٢٦ــ
من قرأَ آيةَ الكرسيِّ دُبُرَ كلِّ صلاةٍ مَكتوبَةٍ، لَم يمنعْهُ من دُخولِ الجنَّةِ
إلَّا أن يموتَ (النسائى، وابن حبان) عن أبى أمامة (صح)ـ
8926-
Barangsiapa membaca ayat kursi setiap selesai
shalat fardhu, maka tidak ada yang mencegahnya masuk surga selain kematian.
(HR. Nasaai dan Ibnu Hibban dari Abi Umamah. SHAHIH).
Salah satu maksudnya adalah tidak ada syarat lagi yang
harus dipenuhi untuk bisa masuk surga selain kematian.[1]
إِذَا قَرَأَتْهَا غُدْوَةً أُجِرَتْ مِنَّا حَتَّى
تُمْسِيَ ، وَإِذَا قَرَأَتْهَا حِيْنَ تُمْسِي أُجِرَتْ مِنَّا حَتَّى تُصْبِحَ
Artinya: “Siapa yang membacanya ketika pagi, maka ia
akan dilindungi (oleh Allah dari berbagai gangguan) hingga petang. Siapa yang
membacanya ketika petang, maka ia akan dilindungi hingga pagi.” (HR. Al Hakim 1:
562)
دَعْنِى أُعَلِّمْكَ كَلِمَاتٍ يَنْفَعُكَ اللَّهُ
بِهَا . قُلْتُ مَا هُوَ قَالَ إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِىِّ
( اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّومُ ) حَتَّى تَخْتِمَ الآيَةَ
، فَإِنَّكَ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ وَلاَ يَقْرَبَنَّكَ شَيْطَانٌ
حَتَّى تُصْبِحَ . فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ فَأَصْبَحْتُ ، فَقَالَ لِى رَسُولُ اللَّهِ
– صلى الله عليه وسلم – « مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ الْبَارِحَةَ » . قُلْتُ يَا رَسُولَ
اللَّهِ زَعَمَ أَنَّهُ يُعَلِّمُنِى كَلِمَاتٍ ، يَنْفَعُنِى اللَّهُ بِهَا ، فَخَلَّيْتُ
سَبِيلَهُ . قَالَ « مَا هِىَ » . قُلْتُ قَالَ لِى إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ
فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِىِّ مِنْ أَوَّلِهَا حَتَّى تَخْتِمَ ( اللَّهُ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّومُ ) وَقَالَ لِى لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ
حَافِظٌ وَلاَ يَقْرَبَكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ ، وَكَانُوا أَحْرَصَ شَىْءٍ عَلَى
الْخَيْرِ . فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « أَمَا إِنَّهُ قَدْ صَدَقَكَ
وَهُوَ كَذُوبٌ ، تَعْلَمُ مَنْ تُخَاطِبُ مُنْذُ ثَلاَثِ لَيَالٍ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ
» . قَالَ لاَ . قَالَ « ذَاكَ شَيْطَانٌ »
٢٢ــ١١ــ آيَةُ مَا بَيْنَنا وَبَيْنَ المُنافِقِينَ أنَّهُمْ لاَ يَتَضَلَّعُونَ
مِنْ زَمْزَمَ (4 هـ ك) عَن ابْن عَبَّاس (صح)ـ[1]
[22](11)- Tanda
perbedaan antara kita dan orang munafik adalah mereka tidak mau memperbanyak
minum air zam – zam. (HR. Bukhari dalam kitab At-Tarikh, Ibnu Majah dan Hakim
dari Ibnu Abbas. SHAHIH)
٢٤ـ١٢ــ آيَةُ الإيمانِ حُبُّ الأَنْصَارِ وآيَةُ
النِّفاقِ بُغْضُ الأنْصارِ (حم ق ن) عَن أنس (صح)ـ[2]
[24](12)- Tanda
keimanan adalah cinta sahabat anshar dan tanda kemunafikan adalah benci sahabat
anshar. [HR. Ahmad, Bukhari, Muslim dan Nasaa-i dari Anas]
[Al-Jami: 24, Bukhari 17, Muslim: 74]
٢٥ـ١٣ـ آيَةُ المُنافِقِ ثَلاَثٌ إذَا حَدَّثَ
كَذَبَ وإذَا وعَدَ أخْلَفَ وإذَا ائْتُمِنَ خانَ (ق ت ن) عَن أبي هُرَيْرَة (صح)ـ[3]
[25](13)- Tanda - tanda orang munafik itu ada tiga: apabila berkata ia dusta,
apabila berjanji ia menyalahi janji, apabila dipercaya ia berkhianat. (HR.
Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasaa-i dari Anas, SHAHIH)
٢٨ـ١٤ـ
إئتِ المَعْروفَ،وَاجْتَنِبِ المُنْكَرَ وانْظُرْ مَا يُعْجِبُ أُذُنَكَ أنْ
يَقُولَ لَكَ القَوْمُ إذَا قُمْتَ مِنْ عِنْدِهِمْ فَأْتِهِ وانْظُرُ الَّذِي تَكْرَهُ
أنْ يَقُولَ لَكَ القَوْمَ إذَا قُمْتَ مِنْ عِنْدِهِمْ فاجْتَنِبْهُ (خد) وَابْن سَعْدٍ
والبَغَوي فِي مُعْجَمه والباوَرْدي فِي المَعْرِفَةِ (هَب) عَن حَرْمَلَةَ بن عبد
الله بن أوسٍ وَمَا لَهُ غَيره (ح)ـ[4]
[28](14)- Kerjakanlah kebaikan dan tinggalkanlah kemungkaran. Lihatlah
(pikirkanlah) perkataan kaum (yang diucapkan ketika kamu tidak bersama mereka)
yang membuatmu senang maka kerjakanlah. Lihatlah perkataan kaum (yang diucapkan
ketika kamu tidak bersama mereka) yang membuat kamu tidak senang maka jauhilah.
(HR Bukhari dalam Al-Adab, Ibnu Sa`d. Baghawi dalam Mu`jamnya. Baarudi dalam
Al-Ma`rifah dan Baihaqi dalam Syu`abul Iman dari Harmalah bin Aus, dan ia tidak
mempunyai selain hadits ini. HASAN)
٢٩ـ١٥ـ ائْتِ حَرْثَكَ أنَّى شِئْتَ وأطْعِمْها
إِذا طَعِمْتَ واكْسُها إِذا اكْتَسَيْتَ ولاَ تُقَبِّحِ الوَجْهَ ولاَ تَضْرِبْ (د)
عَن بَهْزِ بن حَكِيمٍ عَنْ أبِيهِ عَنْ جَدِّهِ (ح)ـ[5]
[29](15) Garaplah ladangmu bagaimana kamu mau (setubuhilah istrimu sesukamu),
berilah dia makan apabila kamu makan, berilah dia pakaian apabila kamu
berpakaian, janganlah mencela wajahnya dan janganlah memukulnya. (HR Abu Dawud
dari Bahz bin Hakim dari bapaknya dari kakeknya. HASAN)
٣١ـ١٦ـ اِئْتُوا الدّعوةَ اِذَا دُعِيْتُم (م)
عن ابن عمر (صح)ـ[6]
[31](16)- Datanglah ke undangan jika kalian diundang. (HR Muslim dari Ibnu Umar,
SHAHIH)
٣٢ـ١٧ـ إِئتَدِمُوْا بِالزَّيْتِ وَادَّهِنُوْا
بـِهِ فَاِنَّهُ يَخْرُجُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ (هـ ك هب) عن ابن عمر(صح)ـ[7]
[32](17)- Berlauklah dengan minyak
zaitun dan berminyaklah dengannya karena sesungguhnya minyak zaitun keluar dari
pohon yang diberkahi. (HR. Ibnu Majah, Hakim dan Baihaqi dari Ibnu Umar,
SHAHIH)
٣٤ـ١٨ـ اِئْتَدِمُوْا مِنْ هَذِهِ ٱلشَّجَرَةِ
ـ يَعْنِى الزّيْتَ ـ وَمَنْ عُرِضَ عَلَيْهِ طِيْبٌ فَلْيُصِبْ مِنْهُ (طس) عن ابن
عباس (ح)ـ[8]
[34](18)- Berlauklah kalian dari pohon ini - maksudnya pohon zaitun - Barang siapa
yang ditawari minyak wangi maka hendaklah menerimanya. (HR Thabrani dari Ibnu
Abbas.HASAN)
٣٦ـ١٩ـ
إِئْتَذَنُوْا لِلنِّسَاءِ أَنْ يُصَلِّيْنَ بِللَّيْلِ في الْمَسْجِدِ (ت والطيالسي)
عن ابن عمر (صح)ـ[9]
[36](19)- Izinkanlah kaum
perempuan untuk shalat malam di masjid. (HR. Thayaalisi dari Ibnu Umar, SHAHIH)
٣٧ـ٢٠ـ
ائْذَنُوْا لِلنِّسَاءِ بِاللَيْلِ اِلى الْمَسَاجِدِ (حم م د ت) عن ابن عمر
(صح)ـ[10]
[37](20)- Izinkanlah kaum perempuan pergi ke masjid di malam hari. (HR. Ahmad,
Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi dari Ibnu Umar, SHAHIH)
[1] Jam`ul Jawaami`: 51., Jami`us Shaghir: 22., Fathul Kabiir: 38.,
Kunuuzul Haqaaiq: .
[2] Jam`ul Jawaami`: 47., Jami`us Shaghir: 24., Fathul Kabiir: 33.,
Kunuuzul Haqaaiq: .
[3] Jam`ul Jawaami`: 48., Jami`us Shaghir: 25., Fathul Kabiir: 36.,
Kunuuzul Haqaaiq: .
[4] Jam`ul Jawaami`: 54., Jami`us Shaghir: 28., Fathul Kabiir: 39.,
Kunuuzul Haqaaiq: .
[5] Jam`ul Jawaami`: 55., Jami`us Shaghir: 29., Fathul Kabiir: 40.,
Kunuuzul Haqaaiq: .
[6] Jam`ul Jawaami`: 60., Jami`us Shaghir: 31., Fathul Kabiir: 45.,
Kunuuzul Haqaaiq: .
[7] Jam`ul Jawaami`: 65., Jami`us Shaghir: 32., Fathul Kabiir: 41.,
Kunuuzul Haqaaiq: .
[8] Jam`ul Jawaami`: 66., Jami`us Shaghir: 34., Fathul Kabiir: 42.,
Kunuuzul Haqaaiq: .
[9] Jam`ul Jawaami`: 72., Jami`us Shaghir: 36., Fathul Kabiir: 47.,
Kunuuzul Haqaaiq: 12.
[10] Jam`ul Jawaami`: 71., Jami`us Shaghir: 37., Fathul Kabiir: 48.,
Kunuuzul Haqaaiq: .
=
١٤٠ــ أتانِي جِبْرِيلُ فَقَالَ إنَّي كُنْتُ
أتَيْتُكَ البارِحَة فَلَمْ يَمْنَعْنِي أنْ أكُونَ دَخَلْتُ عَلَيْكَ البَيْتَ الذِي
كُنْتَ فِيهِ إلاَّ أنَّهُ كانَ على البابِ تَماثيلُ وكانَ فِي البَيْتِ قِرامُ سِتْرٍ
فيهِ تماثِيلُ وكانَ فِي البَيْتِ كَلْبٌ فَمُرْ برَأْس التِّمْثالِ الَّذي فِي البَيْتِ
فلْيُقْطَعْ فَيَصيرَ كَهَيْئَةِ الشَّجَرَةِ وَمُرْ بالسِّتْر فلْيُقْطَعْ فيُجْعَلَ
وِسادَتَيْنِ مَنْبُوذَتَيْنِ تُوطَئانِ ومُرْ بالكَلْبِ فليُخْرَجْ (حم د ت هق) عَن
أبي هُرَيْرَة (صح)ـ
140- Malaikat Jibril datang kepadaku dan berkata: “Sesungguhnya tadi malam aku datang kepadamu, tidak ada yang mencegahku masuk rumah yang kamu ada di dalamnya, hanya saja ada beberapa patung di pintu rumah, juga ada sehelai selimut yang bergambar patung dan juga ada seekor anjing, Oleh karena itu perintahkanla agar memotong kepala patung yang ada di rumah sehingga jadi seperti pohon, kemudian perintahkanlah agar menggunting selimut bergambar patung dan menjadikannya bantal yang bisa di duduki. Kemudian perintahkanlah agar mengeluarkan anjing itu.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan Baihaqi. SHAHIH)
=
(138) (( (ز) أتانِي جِبْرِيلُ فَقَالَ إنَّي كُنْتُ أتَيْتُكَ البارِحَة فَلَمْ يَمْنَعْنِي أنْ أكُونَ دَخَلْتُ عَلَيْكَ البَيْتَ الذِي كُنْتَ فِيهِ إلاَّ أنَّهُ كانَ على البابِ تَماثيلُ وكانَ فِي البَيْتِ قِرامُ سِتْرٍ فيهِ تماثِيلُ وكانَ فِي البَيْتِ كَلْبٌ فَمُرْ برَأْس التِّمْثالِ الَّذي فِي البَيْتِ فلْيُقْطَعْ فَيَصيرَ كَهَيْئَةِ الشَّجَرَةِ وَمُرْ بالسِّتْر فلْيُقْطَعْ فيُجْعَلَ وِسادَتَيْنِ مَنْبُوذَتَيْنِ تُوطَئانِ ومُرْ بالكَلْبِ فليُخْرَجْ)) (حم د ت هق) عَن أبي هُرَيْرَة.
--------
ص26 - كتاب الفتح الكبير في ضم الزيادة إلى الجامع الصغير - حرف الهمزه - المكتبة الشاملة الحديثة
--------
https://play.google.com/books/reader?id=26-PDQAAQBAJ&hl=id&pg=GBS.PT34
https://al-maktaba.org/book/1975/14#p1
=