٦٧٧٧ــ
كَانَ إِذَا قَفَلَ مِنْ غَزْوٍ أَوْ حَجٍ أَوْ عُمْرَةٍ يُكَبِّرُ عَلَى كُلِّ شَرَفٍ
مِنَ الْأَرْضِ ثَلَاثَ تَكْبِيْرَاتٍ ثُمَّ يَقُوْلُ: لَاإِلهَ إلَّآللهُ وَحْدَهُ،
لَاشَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ.
آيِبُوْنَ تَائِبُوْنَ عَابِدُوْنَ سَاجِدُوْنَ لِرَبِّنَا حَامِدُوْنَ٠صَدَقَ اللهُ
وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ (حم ق د ت) عن ابن عمر(صح)ـ
6777- Apabila
beliau pulang dari pertempuran, atau Haji atau umroh maka beliau takbir pada
setiap dataran tinggi sebanyak tiga kali takbir, kemudian berkata: "Tiada
Tuhan selain Allah sendiri, Tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya seluruh kekuasaan,
dan bagi-Nya seluruh pujian, dan Dia Maha kuasa atas segala sesuatu. Kami semua
pulang, bertobat, beribadah, bersujud dan memuji kepada Tuhan kami. Allah telah
menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya dan menghancurkan musuh dengan
sendiri-Nya." (HR Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Tirmidzi dari
Ibnu Umar. SHAHIH)
Dzikir
tersebut diatas selain sunnah dibaca ketika pulang dari peperangan, Haji atau
umroh, juga sunnah dibaca dalam setiap perjalanan taat / ibadah atau perjalanan
mubah.[1]