=
٩٥ـ١٨٣١ـ إِنَّ للهَ تَعَالَى لَا يَنَامُ ولا
ينبَغِي لهُ أن ينَامَ ، يخْفِضُ القِسْطَ ويَرْفَعُهُ ، ويُرفَعُ إليهِ عمَلُ الليلِ
قَبْلَ عملِ النهارِ ، وعملُ النهارِ قبلَ عملِ الليلِ ، حِجَابُهُ النورُ ، لو كَشَفَهُ
لأحْرَقَتْ سُبُحَاتُ وجْهِهِ ما انتَهَى إليهِ بَصَرُهُ من خلقِهِ (م ه) عن أبي موسى
(صح) [الجامع:١٨٣١، مسلم: ١٧٩]ـ
[95](1831)- Sesungguhnya Allah ta`alaa tidak tidur
dan tidak seyogyanya Ia tidur. Ia merendahkan pembagian dan mengangkatnya,
dilaporkan kepada-Nya amal malam hari sebelum amal siang hari, dan amal siang
hari sebelum amal malam hari, dinding-Nya adalah cahaya. Kalau Ia membukanya
tentu keagungan wajah-Nya akan membakar semua mahluk yang penglihatannya sampai
kepada-Nya. (HR. Muslim dan Ibnu Majah dari Abu Musa. SHAHIH) [Al-Jami:1831, Muslim:179]
Hadits ini menjelaskan beberapa hal kepada kita:
1. Allah swt tidak tidur dan mustahil Dia tidur
2. Allah swt membagikan rizki hamba-hamba-Nya dengan adil, kadang melapangkannya dan kadang menyempitkannya.
3. Malaikat penjaga membawa amalam malam hari sebelum amalan siang hari dan amalan siang hari dibawa sebelum amalan malam hari.
4. Mahluk Allah swt tidak bisa melihat keagungan Dzat Allah swt karena mereka terhalang oleh cahaya atau api, yng jika penghalang tersebut tersingkap niscaya terbakarlah seluruh mahluk yang ada.
=