١٠ــ١٧ــ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ والنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ (حم ق ن ه) عن أنس [الجامع (٩٩٣٩)، بخاري (١٥)، مسلم (٤٤)] ــ
[10](17) Tidak sempurna iman salah
seorang kalian sehingga aku paling ia cintai daripada oran tuanya, anaknya, dan
seluruh manusia. [HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Nasaai, Ibnu Majah dari Anas]
[Al-Jami: 9939, Bukhari: 15, Muslim: 44]
Seseorang tidak akan mendekati derajat
iman yang lebih sempurna sehinga dia lebih mencintai Nabi shallallahu alaihi
wa sallam daripada orang tuanya, anaknya, seluruh manusia dan bahkan
dirinya sendiri.
Salah satu bentuk cinta kepada Nabi shallallahu
alaihi wa sallam adalah menegakkan
sunnah Nabi, membela syariat Nabi, dan amar ma`ruf nahi munkar.
Ketahuilah, dalam diri manusia ada nafsu
amarah dan nafsu muthmainnah. Ketika nasfu amarah lebih dominan maka ia akan
mengikis cinta kepada Nabi dan memupuk cinta kepada yang lainnya, karena nafsu
amarah akan selalu condong kepada kejahatan. Ketika nafsu muthmainnah lebih dominan
maka ia akan lebih mencintai Nabi daripada yang lain karena nafsu muthamainnah
selalu condong kepada kebaikan.