- Hadits 01031 [ Ismul A`zham] SHAHIH
- Hadits 01032 [ Ismul A`zham] SHAHIH
- Hadits 02353 [ Penghafal asmaul husna] SHAHIH
- Hadits 02354 [ Penghafal asmaul husna] SHAHIH
- Hadits 02367 [ 99 Nama Allh swt ] SHAHIH
- Hadits 04489 [ Ar-Rahmaan ] SHAHIH
- Hadits 08084 [ Ar-Rahmaan ] HASAN
- Hadits 09251 [ Ar-Rahmaan ] SHAHIH
- Hadits 06632 [ Ar-Rahiim, Basmalah Jibril ] SHAHIH
- Hadits 02011 [ As-Salaam ] HASAN
- Hadits 04846 [ As-Salaam ] HASAN
- Hadits 06603 [ As-salaam ] SHAHIH
- Hadits 01771 [ Al-Kariim ] SHAHIH
- Hadits 01749 [ Al-`Affuwwun ] SHAHIH
- Hadits 06809 [ Al-Qayyuum ]
- Hadits 01806 [ Al-Khaaliq, Al-Qaabidh, Al-Baasith, Ar-Razzaaq, Al-Musa`ir ] SHAHIH
- Hadits 07022 [ Al-`Azhiim, Al-Haliim ] SHAHIH
- Hadits 06615 [ Al-Waahid, Al-Qahhaar, Al-`Aziiz, Al-Ghaffaar ] SHAHIH
- Hadits 06132 [ Al-Ahad ] SHAHIH
- Hadits 01551 [ Asy-Syaafi ] SHAHIH
- Hadits 01729 [ Al-Hayiyun ] HASAN
- Hadits 01033 [ Ismul A`zham] DHAIF
- Hadits 01034 [ Ismul A`zham] DHAIF
- Hadits 02366 [ 99 Nama Allh swt ] DHAIF
- Hadits 02368 [ 99 Nama Allh swt ] DHAIF
- Hadits 02369 [ 99 Nama Allh swt ] DHAIF
- Hadits 02370 [ 99 Nama Allh swt ] DHAIF
- Hadits 01765 [ Ar-Rahmaan ] DHAIF
- Hadits 04847 [ As-Salaam ] DHAIF
- Hadits 01751 [ Ghayyuur ] DHAIF
- Hadits 06607 [ Al-Hayyu, Al-Qayyuum] DHAIF
1. Bab
Ismul A`zham, Asmaul Husna, dan Sifat Allah SWT
١٠٣١ــ
اسْمُ اللهِ الأعْظَمُ الذي إذا دُعِيَ بهِ أجابَ ؛ في ثلاثِ سُوَرٍ من القُرآنِ :
في ( البَقرةِ ) و ( آلِ عِمْرانَ ) ، و ( طه) (ه طب ك) عن أبى أمامة (صح)ـ
1031-
Nama Allah Yang Agung (Ism Allah Al-A`zham) yang apabila Ia diseru
dengannya Ia penuhi berada dalam tiga surat Al-Qur`an: dalam Al-Baqarah, dalam
Ali Imran, dan dalam Thaha. (HR. Ibnu Majah, Thabrani dalam al-Kabir, dan Hakim
dari Abi Umamah. SHAHIH)
Menurut
sebagian ulama semua nama Allah swt itu agung, tetapi menurut sebagian lainnya
keagungannya itu berbeda-beda, seperti lafazh “Allah” lebih agung dari
lafazh “rabb” karena lafazh rabb membutuhkan lafazh lainnya.
Doa
yang menggunakan ism Allah Al-A`zham akan dikabulkan oleh Allah swt,
berbeda dengan yang tidak memakai ism Allah Al-A`zham, maka meskipun doa
tersebut tidak ditolak tetapi berada pada salah satu pilihan dari ketiga hal
berikut: diberikan di dunia, diberikan di akherat, atau diganti dengan yang
lebih bagus darinya.
Ism
Allah Al-A`zham menurut hadits ini berada dalam Al-Qur`an dan bertempat
dalam tiga surat: Al-Baqarah, Ali `Imran, dan Thaha. Sebagian ulama mencoba
mencarinya dan menemukan dalam surat Al-Baqarah ayat 255 (ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ), surat Ali
`Imran ayat 2 (ٱللَّهُ
لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ), dan surat Thaha ayat 111 (وَعَنَتِ ٱلْوُجُوهُ لِلْحَىِّ ٱلْقَيُّومِ).
Perbedaan
ulama mengenai al-ism al-`azham ini mencapai sekitar 40-an pendapat ,
dan menurut Ibnu Hajar yang lebih unggul berdasarkan sanad adalah (ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الاَحَدُ الصمد الذى لَمْ
يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ).[1]
١٠٣٢ــ
اسْمُ اللهِ الأعْظَمُ فِي هَاتَيْنِ الآيَتَيْنِ: (وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ
ۖ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلرَّحْمَٰنُ ٱلرَّحِيمُ) [البقرة:١٦٣] وَفَاتِحَةِ آلِ
عِمْرَانَ (الم . اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ) (حم د ت ه)
عن أسماء بنت يزيد (صح)ـ
1032-
Nama Allah Yang Agung berada dalam kedua ayat ini (وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ ۖ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ
ٱلرَّحْمَٰنُ ٱلرَّحِيمُ) Al-Baqarah ayat 163 dan pembukaan surat Ali Imran (الم . اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ). (HR. Ahmad,
Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah dari Asma binti Yazid. SHAHIH).[2]
٢٣٥٣ــ
إِنَّ لِلّهِ تَعَالَى تِسْعَةً وَ تسْعِيْنَ إِسْمًا ـ مِائَةً إِلَّا وَاحِدًا ـ
مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ (ق ت ه) عن بي هريرة (ابن عساكر) عن عمر (صح)ـ
2353-
Sesungguhnya Allah SWTmempunyai sembilan puluh
sembilan nama, seratus kurang satu, barang siapa meresapinya (menghafalkan atau
memahaminya) maka dia masuk surga. (HR
Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah. riwayat Ibnu
`Asaakir dari Umar. SHAHIH)
Allah SWT
memiliki sembilan puluh sembilan nama, barang siapa yang hafal, mengetahuinya,
memahaminya atau mengamalkan hal-hal yang berkaitan dengan nama-nama tersebut
maka akan masuk surga.[3]
٢٣٥٤ــ
إِنَّ لِلّهِ تَعَالَى تِسْعَةً وَ تسْعِيْنَ إِسْمًا ـ مِائَةً غَيْرَ وَاحِدٍ ـ لَا
يَحْفَظُهَا أَحَدٌ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَهُوَ وِتْرٌ يُحِبُّ الْوِتْرَ (ق)
عن أبى هريرة (صح)ـ
2354-
Sesungguhnya Allah SWT mempunyai sembilan puluh sembilan
nama, seratus kurang satu, Tiada seorangpun menghafalnya terkecuali masuk
surga, Dia Tunggal dan mencintai yang ganjil. (HR Bukhari dan Muslim dari Abu
Hurairah. SHAHIH)
Barang siapa yang hafal sembilan puluh sembilan Nama
Allah SWT maka dijamin masuk surga[4]
٢٣٦٧ــ
إنَّ للهِ عَزَّ وجَلَّ تِسْعَةً وتِسْعِينَ اسمًا ، مَن أَحْصَاها دخل الجنةَ ، هو
اللهُ الذي لا إله إلا هو الرحمنُ ، الرحيمُ ( المَلِكُ ، القُدُّوسُ ، السلامُ ، المؤمنُ
، المهيمنُ ، العزيزُ ، الجبارُ ، المتكبرُ ) ، ( الخالقُ ، البارئُ ، المصورُ ) ،
الغفارُ ، القهارُ ، الوهابُ ، الرزاقُ ، الفَتَّاحُ ، العليمُ ، القابضُ ، الباسطُ
، الخافضُ ، الرافعُ ، المُعِزُّ المُذِلُّ ، ( السميعُ ، البصيرُ ) ، الحَكَمُ ، العَدْلُ
، ( اللطيفُ ، الخبيرُ ) ، الحليمُ ، العظيمُ ، الغَفُورُ ، الشَّكُورُ ، العَلِيُّ
، الكبيرُ ، الحفيظُ ، المُقِيتُ ، الحَسِيبُ ، الجليلُ ، الكريمُ ، الرقيبُ ، المُجِيبُ
، الواسعُ ، الحكيمُ ، الوَدُودُ ، المَجِيدُ ، الباعِثُ ، الشهيدُ ، الحقُّ ، الوكيلُ
، القويُّ ، المَتِينُ ، الوَلِيُّ ، الحميدُ المُحْصِي ، المُبْدِي ، المُعِيدُ ،
المُحْيِ ، المُمِيتُ ، ( الحَيُّ ، القَيُّومُ ) ، الواجدُ ، الماجدُ ، الواحدُ ،
الصمدُ ، القادرُ ، المُقْتَدِرُ ، المُقَدِّمُ ، المُؤَخِّرُ ، الأولُ ، الآخِرُ ،
الظاهرُ ، الباطنُ ، الوالِي ، المُتَعَالِي ، البَرُّ ، التوابُ ، المُنْتَقِمُ ،
العَفُوُّ ، الرؤوفُ ، مالِكُ المُلْكِ ، ( ذو الجلالِ ، والإكرامِ ) ، المُقْسِطُ
، الجامِعُ ، الغنيُّ ، المُغْنِي ، المانعُ ، الضارُّ ، النافعُ ، النورُ ، الهادِي
، البديعُ ، الباقي ، الوارِثُ ، الرشيدُ ، الصَّبُورُ (ت حب ك هب) عن أبى هريرة (ح/ض)ـ
2367-
Sesungguhnya bagi Allah `Azza wa Jalla ada Sembilan puluh Sembilan nama,
barangsiapa meresapinya maka masuk surga. Dia adalah (1) Allah yang tiada Tuhan
selain Dia, (2) Maha Pengasih, (3) Maha Penyayang, (4) Maha Raja, (5) Maha
Suci, (6) Maha Selamat, (7) Maha Mengamankan, (8) Maha Pelindung, (9) Maha
Perkasa, (10) Maha Memaksakan Kehendak-Nya, (11) Maha Berkebesaran, (12) Maha
Pencipta, (13) Maha Pencipta Tanpa Cacat, (14) Maha Pemberi Bentuk, (15) Maha
Pengampun, (16) Maha Penakluk, (17) Maha Pemberi Anugrah, (18) Maha Pemberi
Rizki, (19) Maha Pembuka, (20) Maha Tahu, (21) Maha Penyempit Rizki, (22) Maha
Pelapang Rizki, (23) Maha Merendahkan, (24) Maha Pengangkat, (25) Maha Membuat
Mulia, (26) Maha Membuat Hina, (27) Maha Mendengar, (28) Maha Melihat, (29) Maha
Pemberi Putusan, (30) Maha Adil, (31) Maha Halus, (32) Maha Waspada, (33) Maha
Santun, (34) Maha Agung, (35) Maha Pengampun, (36) Maha Pensyukur, (37) MahaTinggi,
(38) Maha Besar, (39) Maha Pemelihara, (40) Maha Pemberi Makan, (41) Maha
Penghisap, (42) Maha Agung, (43) Maha Pemurah, (44) Maha Pengintai, (45) Maha Pengabul
Doa, (46) Maha Lapang, (47) Maha Bijaksana, (48) Maha Pecinta, (49) Maha Agung,
(50) Maha Pembangkit, (51) Maha Menyaksikan, (52) Maha Benar, (53) Maha
Diserahi, (54) Maha Kuat, (55) Maha Kukuh, (56) Maha Penolong, (57) Maha
Terpuji, (58) Maha Penghitung, (59) Maha Memulai, (60) Maha Mengembalikan, (61)
Maha Pemberi Hidup, (62) Maha Pemberi Mati, (63) Maha Hidup, (64) Maha Tegak
Sendiri-Nya, (65) Maha Penemu, (66) Maha Agung, (67) Maha Tunggal, (68) Maha Dibutuhi,
(69) Maha Kuasa, (70) Maha Penentu, (71) Maha Memajukan, (72) Maha Mengakhirkan,
(73) Maha Awal, (74) Maha Akhir, (75) Maha Zhahir, (76) Maha Batin, (77) Maha
Penguasa, (78) Maha Berketinggian, (79) Maha Berkebajikan, (80) Maha Penerima
Taubat, (81) Maha Penghukum, (82) Maha Pengampun, (83) Maha Belas Kasihan, (84)
Maha Pemilik Kerajaan, (85) Maha Empunya Keagungan dan Kemuliaan, (86) Maha
Adil, (87) Maha Pengampun, (88) Maha Kaya, (89) Maha Pemberi Kekayaan, (90) Maha
Pencegah, (91) Maha Berbahaya, (92) Maha Memberi Manfaat, (93) Maha Cahaya, (94)
Maha Petunjuk, (95) Maha Pembuat tanpa contoh, (96) Maha Langgeng, (97) Maha
Pewaris, (98) Maha Pandai, (99) Maha Penyabar. (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban,
Haakim, dan Baihaqi dari Abu Hurairah. HASAN / DHAIF)
Makna
Ahshaahaa (أَحْصَاها) ada tiga
macam: Pertama membaca kalimat per kalimat secara tartil seperti orang
yang sedang menghitungnya, kedua mempelajari dan memikirkan makna-maknanya
serta berusaha melihat hak-hak Allah swt yang ada padanya, ketiga berusaha
memenuhi hak-hak berkaitan dengan asmaul husna dan menjalankan sesuai dengan
tuntunan yang terkandung dalam asmaul husna.
Makna
yang pertama umum, makna kedua khusus, dan makna ketiga lebih khusus. Oleh
karena itu dikatakan makna pertama untuk orang awam, makna kedua untuk ulama,
dan makna ketiga untuk para wali.
Kemudian
orang – orang yang menghitung, membaca, mempelajari, memahami, dan menunaikan
hak dan kewajiban berkaitan dengan asmaul husna sesuai dengan kadar kemampuan
masing – masing maka masuk surga.[5]
٤٤٨٩ــ
الرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمٰنُ تَبَارَكَ وَتَعَالَ. ارْحَمُوْا مَنْ فِى
الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ (حم د ت ك) عن إبن عمرو. زاد (حم ت ك)
والرَّحِمُ شِجْنَةٌ مِنَ الرَّحْمٰنِ فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلَهُ اللهُ وَمَنْ قَطَعَهَا
قَطَعَهُ ٱللهُ (صح)ـ
4489-
Orang – orang pengasih dikasihi oleh (Allah) Yang Maha Pengasih (Ar-Rahmaan)
tabaaraka wa ta`aalaa. Kasihanilah orang di bumi maka kamu dikasihi oleh
yang di langit. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Hakim dari Ibnu `Amr). Dan
Ahmad, Tirmidzi dan Hakim menambahkan “Dan Rahim (رَحِم) adalah terambil dari kata Ar-Rahmaan (الرَّحْمٰن) maka barangsiapa menyambungnya maka Allah akan
menyambungkannya dan barangsiapa memutusnya maka Allah akan memutuskannya”. (SHAHIH).
Orang
– orang yang belas kasihan kepada mahluk – mahluk Allah yang berada di bumi
akan dikasihi oleh Allah SWT dan mahluk – mahluk Allah SWT yang di langit.
Adapun
cara dan wujud kasih sayang tentu disesuaikan dengan situasi dan kondisi,
misalnya kasihanilah orang – orang bodoh dengan cara mengajar mereka,
kasihanilah orang – orang lemah dengan kelebihan yang kita punya, dan cara –
cara lain yang tidak bertentangan dengan syara.[6]
٨٠٨٤ــ
مَا مِنْ قَلْبٍ إِلَّا وَهُوَ مُعَلَّقٌ بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمٰنِ
إِنْ شَاء أَقَامَهُ وَإِنْ شَاءَ أَزَاغَهُ، والمِيْزَانُ بِيَدِ الرَّحْمٰنِ يَرْفَعُ
أَقْوَامًا وَيَخْفَظُ آخَرِيْنَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ ( حم ه ك ) عن النواس
(ح)ـ
8084-
Tiada satu hatipun melainkan ia tergantung “diantara dua jari Yang Maha
Pengasih(الرَّحْمٰن)”, Jika Ia berkehendak maka Ia
menegakkannya dan jika Ia berkehendak maka Ia menyelewengkannya”. Dan timbangan
adalah “di tangan Yang Maha Pengasih(الرَّحْمٰن)”, Ia mengangkat beberapa kaum dan Ia merendahkan yang
lainnya sampai hari kiamat. (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Hakim dari Nawaas.
HASAN)[7]
٩٢٥١ــ
المِيْزَانُ بِيَدِ الرَّحْمٰنِ يَرْفَعُ أَقْوَامًا وَيَضَعُ آخَرِيْنَ (البزار) عن
نعيم بن همار (صح)ـ
9251-
Dan timbangan adalah “di tangan Yang Maha Pengasih(الرَّحْمٰن)”, Ia mengangkat beberapa kaum dan Ia merendahkan yang
lainnya. (HR. Al-Bazzar dari Nu`aim bin Hammar. SHAHIH)[8]
Semua
yang telah ada dan yang akan ada dalam takdir Allah swt Yang Maha Pengasih (الرَّحْمٰن), Ia Maha Tahu dalam menentukan yang paling baik untuk hamba-hamba-Nya.
٦٦٣٢ــ
كَانَ إِذَا جَاءَهُ جِبْرِيْلُ فَقَرَأَ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ عَلِمَ
أَنَّهَا سُوْرَةٌ (ك) عن إبن عباس (صح)ـ
6632-
Apabila Jibril datang kepada beliau lalu membaca (بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ) (artinya: Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih (الرَّحْمٰنِ) lagi Maha Penyayang (الرَّحِيْمِ)), beliau tahu sesungguhnya itu adalah surah (Al-Qur`an). (HR.
Hakim dari Ibnu Abbas. SHAHIH).
Karena
sesungguhnya basmalah menjadi permulaan setiap surah Al-Qur`an sehingga
surat At-Taubah (Baraah) sekalipun, tetapi basmalahnya surat
At-Taubah diberikan kepada an-naml (semut).[9]
٢٠١١ــ
إِنَّ السَّلَامَ اسْمٌ مِنْ أَسْمَاءِ اللهِ تَعَالَى وُضِعَ فِى الْأَرْضِ فَأَفْشُوْا
السَّلَامَ بَيْنَكُمْ (خد) عن أنس (ح)ـ
2011-
Sesungguhnya As-Salaam (السَّلَام) adalah satu dari nama – nama Allah swt yang diletakan di bumi
maka sebarkanlah salam diantara kalian semua. (HR. Bukhari dalam Al-Adab dari
Anas. HASAN)
Mengucapkan
dan menyebarkan salam hukumnya sunat muakad. Dengan salam kita memaklumatkan
perdamaian, persaudaraan, dan mengalahkan syetan.
Menurut
sebagian ulama arti as-salaamu`alaikum adalah semoga keselamatan bersama
kalian semua.[10]
٤٨٤٦ــ
السَّلَامُ اِسْمٌ مِنْ أَسْمَاءِ اللهِ تَعَالَى وَضَعَهُ اللهُ فِى الْأَرْضِ فَأَفْشُوْهُ
بَيْنَكُمْ فَإِنَّ الرَّجُلَ المُسْلِمَ إِذَا مَرَّ بِقَوْمٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ
فَرَدُّوْا عَلَيْهِ كَانَ لَهُ عَلَيْهِمْ فَضْلُ دَرَجَةٍ بِتَذْكِيْرِهِ إِيَّاهُمْ
السَّلَامَ فَإِنْ لَمْ يَرُدُّوا عَلَيْهِ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْهُمْ وَأَطْيَبُ
(البزار هب) عن إبن مسعود (صح)ـ
4846-
As-Salaam (السَّلَام) adalah nama
dari nama – nama Allah swt yang telah Allah letakan di bumi, maka dari itu
ucapkanlah (tebarkanlah) salam diantara kalian. Karena apabila seorang muslim
lewat pada suatu kaum kemudian mengucapkan salam kemudian mereka menjawabnya
maka ia mempunyai satu keutamaan derajat diatas mereka karena ia mengingatkan
salam. Tetapi apabila mereka tidak menjawabnya maka akan menjawab yang lebih
baik dan lebih bagus dari mereka (yaitu para Malaikat yang mulia). (HR.
Al-Bajjaari dari Ibnu Masud. SHAHIH)[11]
٦٦٠٣ــ
كَانَ إِذَا اِنْصَرَفَ مِنْ صَلَاتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلَاثًا، ثُمَّ قَالَ: اللهُمَّ
أَنْتَ السَّلَامُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ، تَبَارَكْتَ يَاذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
(حم م ٤) عن ثوبان (صح)ـ
6603-
Apabila beliau selesai shalat, beliau istighfar tiga kali, kemuian membaca : (اللهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ، تَبَارَكْتَ
يَاذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ) Ya Allah Engkaulah Keselamatan, dan dari-Mu Keselamatan, Maha
Berkahlah Engkau, hai Dzat Yang empunya keagungan dan kemulian. (HR. Ahmad,
Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasaai, dan Ibnu Majah dari Tsauban. SHAHIH).[12]
١٧٧١ــ
إِنَّ اللهَ تَعَالَى كَرِيْمٌ يُحِبُّ الْكَرَمَ وَيُحِبُّ مَعَالِى الْأَخْلَاقِ
وَيَكْرَهُ سَفْسَافَهَا (طب حل ك هب) عن سهل بن سعد (صح)ـ
1771-
Sesungguhnya Allah swt itu Maha Pemurah (كَرِيْمٌ) mencintai kemurahan dan mencintai ahlak yang tinggi dan
membenci ahlak yang rendah. (HR. Thabrani dalam Al-Kabir, Abu Nu`aim, Haakim,
dan Baihaqi dalam Syu`abul Iman dari Sahl bin Sa`d. SHAHIH)[13]
١٧٤٩ــ
إِنَّ اللهَ تَعَالَى عَفُوٌّ يُحِبُّ الْعَفْوَ (ك) عن إبن مسعود (عد) عن عبد الله
بن جعفر(صح)ـ
1749-Sesungguhnya
Allah swt Maha Pengampun mencintai ampunan. (HR. Haakim dari Ibnu Masud dan
Riwayat Ibnu `Adi dari Abullah bin Ja`far. SHAHIH)
Dan
Allah swt mencintai orang – orang yang suka memberi ampunan dan membenci orang
– orang yang bersifat sebaliknya, oleh karena itu Allah swt membenci orng yang
hatinya keras, bakhil, pemarah, dlln.[14]
٦٨٠٩ــ
كَانَ إِذَا نَزَلَ بِهِ هَمٌّ أَوْ غَمٌّ قَال يَاحَيُّ يَاقَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ
أَسْتَغِيْثُ (ك) عن إبن مسعود (صح)ـ
6809-
Apabila kecemasan atau kesedihan menimpa pada beliau, beliau mengucapkan:
“Wahai Yang Maha Hidup, Wahai Yang Maha Berdiri Sendiri, hanya dengan rahmat-Mu
aku memohon perlinungan (يَاحَيُّ
يَاقَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ) ”. (HR. Hakim dari Ibnu Mas`ud. SHAHIH)[15]
١٨٠٦ــ
إِنَّ اللهَ تَعَالَى هُوَ الْخَالِقُ الْقَابِضُ البَاسِطُ الرزاق المُسَعِّرُ وَإِنِّى
لَأَرْجُوأَنْ أَلْقِيَ اللهَ وَلَايَطْلُبُنِى أَحَدٌ بِمَظْلَمَةٍ ظَلَمْتُهَا إِيَّاهُ فِى دَمٍ وَلَا مَالٍ (حم
د ت ه حب هق) عن أنس (صح)ـ
1806-
Sesungguhnya Allah swt adalah Maha Pencipta (الْخَالِقُ), Maha Menyempitkan (الْقَابِضُ), Maha Melapangkan (البَاسِطُ), Maha Pemberi Rizqi (الرزاق), Maha Menetapkan Harga (المُسَعِّرُ), dan sesungguhnya aku berharap akan menemui Allah swt dengan
tidak seorangpun menuntutku sebab aniaya yang telah aku lakukan kepadnya dalam
(hal) darah maupun harta benda. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah,
Ibnu Hibban, dan Baihaqi dari Anas. SHAHIH)[16]
٧٠٢٢ــ
كَانَ يَدْعُوْ عِنْدَ الْكَرْبِ : لَاإِله إِلَّا اللهُ الْعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ،
لَاإِله إِلَّا اللهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، لَاإِله إِلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ
السَّبْعِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ (حم ق ت ه) عن إبن عباس
(طب) وزاد: اصرف عني شر فلان (صح)ـ
7022-
Beliau berdoa waktu susah: "Tiada Tuhan
selain Allah Yang Maha Agung Yang Maha Santun, Tiada Tuhan selain Allah Tuhan
Arasyi yang agung, Tiada Tuhan selain Allah Tuhan langit yang tujuh dan Tuhan
bumi ddan Tuhan Arayi yang mulia." (لَاإِله إِلَّا اللهُ الْعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ،
لَاإِله إِلَّا اللهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، لَاإِله إِلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ
السَّبْعِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ) (HR. Ahmad, Bukhari,
Muslim, Tirmidzi, dan Ibnu Majah dari Ibnu Abbas. Riwayat Thabrani dan
menambahkan kalimat: "Singkirkanlah dariku kejahatan si fulan..( اصرف عني شر فلان). SHAHIH)
Pada waktu Nabi
ingin terbebas dari kesedihan, kesusahan atau kepayahan maka beliau membaca doa
diatas. Salah satu keutamaan doa ini adalah dzikir yang menduduki kedudukan
doa. Doa ini juga sangat dianjurkan dan diperbanyak pada waktu menghadapi
hal-hal yang besar.[17]
٦٦١٥ــ
كَانَ إِذَا تَضَوَّرَ مِنَ اللَّيْلِ قَالَ لَاإِلٰهَ إِلَّا الله الوَاحِدُ القَهَّارُ،
رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَابَيْنَهُمَا العَزِيْزُ الغَفَّارُ (ن ك) عن عائشة
(صح)ـ
6615-
Apabila beliau gelisah di malam hari beliau mengucapkan: Tiada Tuhan selain
Allah, Maha Tunggal, Maha Pemenang, Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada
diantara keduanya, Maha Perkasa, Maha Pengampun (لَاإِلٰهَ إِلَّا الله الوَاحِدُ القَهَّارُ، رَبُّ السَّمَوَاتِ
وَالْأَرْضِ وَمَابَيْنَهُمَا العَزِيْزُ الغَفَّارُ). (HR. Nasaai dan Hakim dari Aisyah. SHAHIH)[18]
٦١٣٢ــ
قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ تَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ (مالك حم خ د ن) عن أبى سعيد،
(خ) عن قتادة بن النعمان، (م) عن أبى الدرداء، (ت ه) عن أبي هريرة، (ن) عن أبى أيوب،
(حم ه) عن أبى مسعود الأنصارى، (طب) عن إبن مسعود وعن معاذ، (حم) عن أم كلثوم بنت عقبة،
(البزار) عن جابر، (أبو عبيد) عن إبن عباس (صح)ـ
6132-
(قُلْ هُوَ اللهُ
أَحَدٌ) (surat al-Ikhlash) menyamai sepertiga Al-Qur`an. (HR. Malik,
Ahmad, Bukhari, Abu Dawud, dan Nasaai dari Abu Sa`iid. Riwayat Bukhari dari
Qatadah bin Nu`man. Riwayat Muslim dari Abu Dardaa. Riwayat Tirmidzi dan Ibnu
Majah dari Abu Hurairah. Riwayat Nasaai dari Abu Ayyub. Riwayat Ahmad dan Ibnu
Majah dari Ibnu Ayyub Al-Anshari. Riwayat Thabrani dari Ibnu Mas`ud dan dari
Mu`adz. Riwayat Ahmad dari Ummu Kultsum binti `Uqbah. Riwayat Bazzar dari
Jabir. Riwayat Abu `Ubaid ari Ibnu Abbas. SHAHIH)
Maksud
sepertiga Al-Qur`an adalah karena Al-Qur`an yang berjumlah enam ribu ayat lebih
mengandung tiga hal, yaitu kisah-kisah, hukum-hukum, dan sifat-sifat Allah swt.
Sedankan “Qul Huwallahu Ahad” mengandung sifat – sifat Allah swt
sehingga mewakili yang pertiga tersebut.
Atau
bisa juga maksudnya adalah pahala membaca surat “Qul Huwallahu Ahad” dilipatgandakan
sehingga sama seperti pahala membaca sepertiga Al-Qur`an yang pahalanya tidak
dilipatgandakan. [19]
١٥٥١ــ
اللهُمَّ رَبَّ النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَأْسِ إِشْفِ أَنْتَ الشَّافِى لَاشَافِيَ إِلَّا
أَنْتَ، إِشْفِ شِفَاءً لَايُغَادِرُ سَقَمًا (حم خ ٣) عَن أنس (صح)ـ
1551-
Ya Allah, Tuhan para manusia, yang menghilangkan sakit,
sembuhkanlah, Engkau Maha Penyembuh, tiada yang bisa menyembuhkan terkecuali
Engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan
sakit. (HR. Ahmad, Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasaa-i dari
Anas. SHAHIH)
Salah satu doa yang bisa dibaca untuk menyembuhkan diri
sendiri atau orang lain adalah doa (
اللهُمَّ رَبَّ
النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَأْسِ إِشْفِ أَنْتَ الشَّافِى لَاشَافِيَ إِلَّا أَنْتَ،
إِشْفِ شِفَاءً لَايُغَادِرُ سَقَمًا )
dengan doa ini
kita minta kesembuhan kepada Allah SWT dengan kesembuhan yang paripurna, sebab
ada banyak kasus seseorang sembuh dari satu penyakit dan menderita penyakit
lain sebab proses berobat yang dilakukannya. Dengan berdoa, maka kita
menambahkan pahala kebaikan selain pahala kebaikan yang ada seperti pahala
sabar dan ridha ketika sakit dan sakit itu sendiri merupakan kifarat atas
dosa-dosa yang ada pada orang yang sakit.[20]
[1] Jaami`ush
Shaghiir 1031. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1031.
[2] Jaami`ush
Shaghiir 1032. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1032.
[3] Jaami`ush
Shaghiir 2353. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 2353.
[4] Jaami`ush
Shaghiir 2354. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 2354.
[5] Jaami`ush
Shaghiir 2367. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 2367.
[6] Jaami`ush
Shaghiir 4489. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 4489.
[7] Jaami`ush
Shaghiir 8084. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 8084.
[8] Jaami`ush
Shaghiir 9251. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 9251.
[9] Jaami`ush
Shaghiir 6632. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6632.
[10] Jaami`ush
Shaghiir 2011. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 2011.
[11] Jaami`ush
Shaghiir 4846. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 4846.
[12] Jaami`ush
Shaghiir 6603. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6603.
[13] Jaami`ush
Shaghiir 1771. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1771.
[14] Jaami`ush
Shaghiir 1749. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1749.
[15] Jaami`ush
Shaghiir 6809. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6809.
[16] Jaami`ush
Shaghiir 1806. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1806.
[17] Jaami`ush
Shaghiir 7022. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 7022.
[18] Jaami`ush
Shaghiir 6615. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6615.
[19] Jaami`ush
Shaghiir 6132. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6132.
[20] Jaami`ush
Shaghiir 1551. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1551.