٦٥٧٣ــ
كَانَ إِذَا اشْتَكَى نَفَثَ عَلَى نَفْسِهِ بِالْمُعَوِّذَاتِ وَمَسَحَ عَنْهُ بِيَدِهِ
(ق د ه) عن عائشة (صح)ـ
6573-
Apabila beliau mengeluh sakit, beliau meniupkan al-mu`awwidzaat atas
dirinya dan mengusap dari (tiupan) itu dengan tangannya. (HR. Bukhari, Muslim,
Abu Dawud, dan Ibnu Majah dari `Aisyah. SHAHIH)
Apabila
Nabi SAW sakit maka beliau membaca surat Al-Ikhlash, Al-`Alaq, dan An-Nas dan
meniupkannya kepada dirinya dengan tiupan basah, meniupkan kepada tangannya dan
mengusapkannya kepada dirinya.
Faidah
tiupan diantaranya adalah tabarruk (mencari berkah) dari percikan air
ludah atau angin nafas yang yang telah bersentuhan (menyatu) dengan dzikir
seperti tabarruk dengan air yang bersatu dengan tulisan dzikir.
Pada perbuatan tersebut juga ada tafaul
(perkataan baik atau husnuzhan) hilangnya sakit dan terpisahnya penyakit
seperti hilang dan terpisahnya angin dan percikan air ludah.
Apabila seseorang memabaca Al-Mu`awwidzaat
atau yang lainnya maka dada dan ruhnya penuh dengan cahaya bacaan tersebut,
kemudian cahaya tersebut dikeluarkan dengan bantuan tiupan ruhani dengan
harapan menerangi tubuh yang sakit sehingga menjadi obat sakitnya.[1]
Artinya
Apabila beliau mengeluh sakit maka beliau meniupkan mu`awwidzaat (tiga surat terakhir Al-Qur`an), dan mengusapkan dengan tangannya ke bagian yang sakit.
[HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Ibnu Majah SHAHIH]
Penjelasan
Apabila beliau mengeluh sakit maka beliau membaca surat mu`awwidzaat ( al-Ikhlash, al-Falaq dan an-Nas) ada pula yang memahami atau juga surat-surat yang sejenis dengannya. Kemudian meniupkan ke kedua telapak tangannya dengan tiupan yang basah, kemudian mengusap bagian yang sakit dengan kedua tangannya tersebut.
Imam Suyuthi. 2016. Jami’us Shaghir fi Ahadits al-Basyir an-Nadzir. Kairo: Darul Hadits. hlm.451. hadits nomor 06573
BOLEH DICOPY UNTUK DAKWAH