1.
٣٠٩٦ــ الإِيْمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُوْنَ شُعْبَةً، فَأفْضَلُهَا: قَوْلُ لَاإلهَ إلَّا الله، وَأَدْنَاهَا: إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ (م د ن ه) عن أبى هريرة (صح)ـ
3096- Iman itu ada tujuh puluh cabang lebih, yang paling utama adalah ucapan tiada tuhan selain Allah, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan halangan dari jalanan. (HR. Muslim, Abu Daud, Nasaa-I, dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah. SHAHIH)
Iman itu memiliki cabang lebih dari tujuh puluh. Ibnu Hibban pernah menghitung cabang-cabang keimanan tanpa pengulangan sehingga ditemukan angka tujuh puluh tujuh cabang iman.
Imam Ibnu Hajar pernah meneliti kembali cabang – cabang keimanan sehingga ditemukan angka 69 atau 79 jika dirinci lebih detail lagi. Cabang keimanan tersebut dikelompokan menjadi tiga kelompok : amalan hati berupa aqidah dan niat (24 cabang), amalan lisan (7 perkara), dan amalan anggota badan (38 perkara).
٣٥٨١ــ جَدِّدُوْا اِيْمَانَكُمْ ، أَكْثِرُوْا مِنْ قَوْلِ لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ (حم ك) عن أبى هريرة (صح)ـ
3581- Perbaharuilah iman kalian, perbanyaklah mengucapkan Laa Ilaaha Illallah (لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ). (HR. Ahmad dan Haakim dari Abu Hurairah. SHAHIH)
Rasulullah saw memerintahkan para sahabatnya agar memperbaharui iman mereka, kemudian para sahabat bertanya bagaimana caranya Ya Rasulullah saw? Maka Rasulullah saw memberikan jawaban agar memperbanyak mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illallah (لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ).
Karena sesungguhnya melanggengkan atau terus menerus mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illallah (لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ) bisa memperbaharui iman di dalam hati, memenuhinya dengan cahaya, menambah keyakinan, dan membuka rahasia – rahasia yang bisa ditemukan oleh ahli bashiirah. Tidak akan mengingkari hal tersebut terkecuali orang – orang kafir yang menyimpang (ملحد جائر).
١٢٥٣ــ أَفْضَلُ الذِّكْرِ لَا إِلهَ إِلَّا اللّهُ وَأَفْضَلُ الدُّعَاءِ الْحَمْدُ لِلّهِ (ت ن ه حب ك) عن جابر (صح)ـ
1253- Dzikir paling utama adalah (لَا إِلهَ إِلَّا اللّهُ) dan doa paling utama adalah (الْحَمْدُ لِلّهِ). (HR. Tirmidzi, Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Hakim dari Jabir. SHAHIH)
Kalimat (لَا إِلهَ إِلَّا اللّهُ) paling utama karena tidak sah iman terkecuali dengan kalimat tersebut, dan kalimat tersebut menafikan ketuhanan selain Allah swt dan menetapkan Allah swt sebagai satu-satunya Tuhan Yang Maha Esa.
Sesungguhnya orang yang memuji Allah swt tidak lain dan tidak bukan sama saja dengan memuji nikmat-nikmat Allah swt dan memuji nikmat-nikmat Allah swt sama saja dengan melipatgandakan nikmat tersebut. Selain itu kalimat (الْحَمْدُ لِلّهِ) merupakan bagian dari dzikir. Dengan kata lain satu kalimat mencakup tiga hal sekaligus: dzikir, doa, dan melipatgandakan nikmat. Maka pantaslah kalau kalimat (الْحَمْدُ لِلّهِ) menjadi doa yang paling utama.
٧٩٨٢ــ مَا مِنَ الذِّكْرِ أَفْضَلُ مِن لَا إِلهَ إِلَّا اللّهُ وَلَا مِنَ الدُّعَاءِ أَفْضَلُ مِنَ الْاِسْتِغْفَارِ (طب) عن إبن عمرو (ح)ـ
7982- Tidak ada dzikir yang lebih utama dari (لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ) dan tidak ada doa yang lebih utama dari istighafar (أَسْتَغْفِرُ اللهَ). (HR. Thabrani dari Ibnu Umar. HASAN)
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ (محمد:١٩)ـ
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal. (QS Muhammad: 19)
٧٩٥٥ــ مَاقَالَ عَبْدٌ لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ قَطُّ مُخْلِصًا إِلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ السَّمَاءِ حَتَّى تُقْضِىَ اِلَى الْعَرْشِ مَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ (ت) عن أبي هريرة (ح)ـ
7955- Tidaklah seorang hamba mengucapkan Laa Ilaaha Illallah (لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ) dengan ikhlash melainkan dibukakan pintu-pintu langit untuknya sehingga sampai ke arasyi selama dia menjauhi dosa-dosa besar. (HR. Tirmidzi dari Abu Hurairah. SHAHIH)
Ketika ada seorang hamba mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illallah (لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ) maka terbukalah pintu – pintu langit dan kalimat tersebut terus naik hingga sampai di arasyi selagi orang yang mengucapkan tersebut menjauhi dosa – dosa besar.
٥١ــ أَبْشِرُوْا وَ بَشِّرُوْا مَنْ وَرَاءَكُمْ، أَنَّهُ مَنْ شَهِدَ أنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهَ صَادِقًا بِهَا دَخَلَ الْجنَّةِ (حم طب) عن أبى موسى (صح)ـ
51- Bergembiralah kalian dan berilah kabar gembira orang - orang dibelakang kalian, sesungguhnya barang siapa yang bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhah selain Allah dengan kesaksian yang benar maka maka ia masuk surga. (HR. Ahmad dan Tabrani dalam Al-Kabir dari Abu Musa, SHAHIH)
Bergembiralah kalian karena begitu mudahnya masuk surga, berilah kabar gembira orang - orang yang kalian jumpai mengenai kemudahan tersebut. Untuk bisa masuk surga kalian cukup bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dengan kesaksian yang benar / ikhlas dan hidup hingga mati dengan memegang teguh kesaksian tersebut.
٨٧٧١ــ مَنْ شَهِدَ أنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهَ دَخَلَ الْجنَّةِ (البزار) عن عمر (ح)ـ
8871- Barangsiapa bersaksi sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah / Laa Ilaaha Illallah (لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ) maka masuk surga. (HR. Al-Bazzaari dari Umar. HASAN)
Masuk surganya bisa langsung dan bisa juga transit dahulu di neraka, tergantung kehendak dan rahmat Allah swt.
٨٨٩٦ مَنْ قَالَ لاَ إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ مُخْلِصًا دَخَلَ الْجَنَّةَ (البزار) عن أبى سعيد (صح)ـ
8896- Barangsiapa mengucapkan Laa Ilaaha Illallah (لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ) secara ikhlash maka masuk surga. (HR. Al-Bazzaar dari Abi Sa`id. SHAHIH)
٦٣٧٤ــ كَلِمَاتٌ مَنْ قَالَهُنَّ عِنْدَ وَفَاتِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ لاَ إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ الْحَلِيْمُ الْكَرِيْمُ ثَلَاثًا، الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ ثَلَاثًا، تَبَارَكَ الَّذِى بِيَدِهِ الْمُلْكُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ (ابن عساكر) عن على (صح)ـ
6374- Kalimat – kalimat yang barangsiapa mengucapkannya menjelang kematiannya maka mauk surga: (لاَ إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ الْحَلِيْمُ الْكَرِيْمُ) tiga kali, (الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ) tiga kali,( تَبَارَكَ الَّذِى بِيَدِهِ الْمُلْكُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ).
٨٩٦٥ــ مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لاَ إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ (حم د ك) عن معاذ (صح)ـ
8965- Barangsiapa yang akhir perkataannya Laa Ilaaha Illallah (لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ) maka masuk surga. (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Haakim dari Mu`adz. SHAHIH)
١٧٥٦ــ إِنَّ اللهَ تَعَالى قَدْ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلهَ إِلَّا اللّهُ يَبْتَغِى بذلك وَجْهَ اللهِ (ق) عن عتبان بن مالك (صح)ـ
1756- Sesungguhnya Allah SWT telah melarang neraka bagi orang yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah (لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ) "tiada Tuhan selain Allah" karena mengharap ridha Allah. (HR Bukhari dan Muslim dari Utban bin Malik. SHAHIH)
Allah SWT tidak akan memasukan ke dalam neraka orang - orang yang mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illallah (لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ) "tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah" kemudian melaksanakan konsekwensi dari ucapannya tersebut hingga dia meninggal dunia.
٨٧٧٢ــ مَنْ شَهِدَ أَنْ لَا إِلهَ إلا الله وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ النَّارِ (حم م ت) عن عبادة (صح)ـ
8772- Barangsiapa bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan (yang berhak disembah) terkecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah maka Allah akan mengharamkan neraka baginya. (HR. Ahmad, Muslim, dan Tirmidzi dari Ubadah. SHAHIH).
Orang yang meninggal dunia dalam keadaan bertauhid maka dia bisa masuk surga tanpa transit di neraka terlebih dahulu dan bisa juga singgah di neraka untuk dibersihkan dosa-dosanya terebih dahulu.
Hadits ini menunjukan kelompok pertama, yaitu orang-orang yang tidak merasakan panasnya api neraka karena meninggal alam keadaan bersih dari dosa, meninggal setelah taubatan nasuha, diampuni dosa-dosanya oleh Allah, mendapat syafaat, atau karena sebab lainnya.
١٠٢١ــ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِى يَوْمَ الْقِيَامَتِى مَنْ قَالَ لَا إِلهَ إِلَّا اللّهُ خَالِصًا مُخْلِصًا مِنْ قَلْبِهِ (خ) عن أبى هريرة (صح)ـ
1021- Orang paling bahagia dengan syafaatku pada hari kiamat adalah orang yang mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illallah (لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ) dengan murni dan ikhlas dari hatinya. (HR. Bukhari dari Abu Hurairah. SHAHIH.
Kelompok paling bahagia dari golongan Manusia, Malaikat, dan Jin adalah orang yang mengucapkan kalimat لَا إِلهَ إِلَّا اللّهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ tanpa disertai syirik dan kemunafikan dari dalam lubuk hatinya.
٧٣٠١ــ لَقِّنُوْا مَوْتَاكُمْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ (حم م ٤) عن أبى سعيد (م ه) عن أبى هريرة (ن) عن عائشة (صح)ـ
7301- Talqin-kanlah (ajarkanlah) orang – orang (yang menjelang) kematian Laa Ilaaha Illallah (لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ). (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasaai, dan Ibnu Majah dari Abu Said. Riwayat Muslim dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah. Riwayat Nasaai dari Aisyah. SHAHIH)
Ketika seorang muslim sedang menghadapi kematian maka disunnahkan membaca kalimat tauhid Laa Ilaaha Illallah (لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ) disampingnya agar orang yang sedang menghadapi kematian tersebut mengikutinya. Jika ia sudah mengucapkannya maka jangan suruh mengucapkannya lagi, kecuali jika dia mengucapkan kata - kata lainnya lagi maka kita tuntun lagi agar mengucapkan kalimat tauhid Laa Ilaaha Illallah (لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ), begitu terus sehingga kalimat tauhid benar – benar bisa menjadi kalimat terakhir yang diucapkan oleh orang yang sedang menghadapi kematian.
Talqin diperlukan agar orang yang sedang menghadapi kematian tidak melupakan kalimat tauhid atau tidak tergoda oleh syetan.
Jika yang ditalqin adalah orang islam maka cukuplah dengan kalimat tauhid saja Laa Ilaaha Illallah (لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ), tetapi jika yang ditalqin adalah orang kafir maka wajib dengan dua kalimat syahadat dengan harapan orang kafir tersebut masuk islam dan meninggal dalam keadaan muslim.
Lalu bagaimana jika seseorang telah meninggal? Apakah perlu dibacakan talqin atau tidak? Jika yang meninggal bukan seorang nabi, kelompok ulama syafi`iyyah, dan di nisbatkan kepada Ahlussunnah wal jamaah, berpendapat boleh di talqin.
Pendapat kedua tidak boleh di talqin, seperti pendapat Abu Hanifah yang berpegang pada dalil jika orang tersebut meninggal dalam keadaan baik maka tidak butuh talqin dan jika mati dalam keadaan buruk maka talqin tidak akan bermanfaat.
١٦٣٠ــ أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوْا أَنْ لَاإِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَأَنِّى رَسُوْلُ اللّٰهِ فَإِذَا قَالُواهَا عَصَمُوْا مِنِّى دِمَاءَهُمْ وَ أَمْوَالَهُمْ إِلَّا بِحَقِّهَا وَ حِسَابُهُمْ عَلَى اللّٰهِ (ق ٤) عن أبى هريرة وهو متواتر (صح)ـ
1630- Aku telah diperintahkan memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya aku utusan Allah. Apabila mereka telah mengucapkannya maka terpeliharalah darah dan harta mereka dariku terkecuali dengan haknya, dan perhitungannya tergantung pada Allah. (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasaa-I, dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah.SHAHIH.MUTAWATIR.)
Setelah bersyahadat maka kewajibannya adalah taat kepada Allah dan Rasulullah SAW seperti shalat dan mengeluarkan zakat serta dilarang mencuri.
٢٨٨٠ــ أَلَا أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ إِذَا قُلْتَهُنَّ غَفَرَ اللهُ لَكَ وَإِنْ كُنْتَ مَغْفُوْرًا لَكَ قُل: لَاإِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ لَاإِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ الْحَكِيْمُ الْكَرِيْمُ لَاإِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ السَّمَوَاتِ السَّبْعِ وَرَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ (ت) عن على ورواه (خط) بِلفظ إِذَا أنت قلتهن وَعَلَيكَ مِثل عدد الذَّرِّ خطايا غفر الله لك (صح)ـ
2880- Maukah engkau aku ajari kalimat – kalimat yang apabila engkau ucapkan Allah mengampunimu (dosa-dosa yang kecil) dan walaupun engkau telah diampuni (dosa – dosa yang besar), Ucapkanlah: (لَاإِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ لَاإِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ الْحَكِيْمُ الْكَرِيْمُ لَاإِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ السَّمَوَاتِ السَّبْعِ وَرَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ). (HR. Tirmidzi dari Ali, dan diriwayatkan oleh Khathib dengan lafazh: “Apabila engkau mengucapkannya sedang engkau menanggung dosa sebanyak semut – semut kecil engkau diampuni oleh Allah”. SHAHIH)
٧٠٢٢ـ كَانَ يَدْعُوْ عِنْدَ الْكَرْبِ : لَاإِله إِلَّا اللهُ الْعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ، لَاإِله إِلَّا اللهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، لَاإِله إِلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ (حم ق ت ه) عن إبن عباس (طب) وزاد: اصرف عني شر فلان (صح)ـ
7022- Beliau berdoa waktu susah: "Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Agung Yang Maha Santun, Tiada Tuhan selain Allah Tuhan Arasyi yang agung, Tiada Tuhan selain Allah Tuhan langit yang tujuh dan Tuhan bumi ddan Tuhan Arayi yang mulia." (لَاإِله إِلَّا اللهُ الْعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ، لَاإِله إِلَّا اللهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، لَاإِله إِلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ) (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Ibnu Majah dari Ibnu Abbas. Riwayat Thabrani dan menambahkan kalimat: "Singkirkanlah dariku kejahatan si fulan..( اصرف عني شر فلان). SHAHIH)
Pada waktu Nabi ingin terbebas dari kesedihan, kesusahan atau kepayahan maka beliau membaca doa diatas. Salah satu keutamaan doa ini adalah dzikir yang menduduki kedudukan doa. Doa ini juga sangat dianjurkan dan diperbanyak pada waktu menghadapi hal-hal yang besar.
٦٣٧٢ــ كَلِمَاتُ الْفرْجِ: لَاإِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ الْحَكِيْمُ الْكَرِيْمُ لَاإِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ لَاإِله إِلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ (ابن أبى الدنيا فى الفرج) عن ابن عباس (ح)ـ
6372- Kaalimaatul Faraj (كَلِمَاتُ الْفَرَجِ) adalah (لَاإِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ الْحَكِيْمُ الْكَرِيْمُ لَاإِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ لَاإِله إِلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ). (HR. Ibnu Abi Dunya dalam Al-Faraj dari Ibnu Abbas. HASAN)
Kalimat – kalimat ini atau doa-doa ini di kalangan ahlul bait sangat terkenal dan masyhur, mereka menamakannya du`aa`ulfaraj (دعاء الْفَرَجِ) yaitu doa yang dibaca untuk meminta jalan keluar terbaik dari Allah swt. Doa yang diucapkan ketika ada An-Nawaaib (النَّوَائِب) bala atau kecelakaan atau Asy-Syadaaid (الشَّدَائِد) yang sangat berat, sempit, keras.
٨٨٩٥ــ مَنْ قال لَاإِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ نَفَعَتْهُ يَوْمًا مِنْ دَهْرِهِ يُصِيْبهُهُ قَبْلَ ذَلِكَ مَاأَصَابَهُ (البزار هب) عن أبي هريرة (ح)ـ
8895- Barangsiapa mengucapkan Laa Ilaaha Illallah (لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ) maka bermanfaat untuknya pada suatu hari dari tahunnya, (meskipun) sebelum itu menimpanya apa yang telah menimpanya. (HR. Bazzar dan Baihaqi dari Abu Hurairah. HASAN)
Karena ketika seseorang mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illallah (لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ) dengan ikhlash maka Allah swt akan melimpahi hatinya dengan cahaya yang dengan cahaya tersebut sucilah jiwa dan raga orang tersebut. Kondisinya tersebut tentu akan bermanfaat baginya.