٣٥٦ــ
أحِبُّوا الله لما يَغْذُوكُمْ بِهِ مِنْ نعَمِهِ وأحِبُّونِي لحبِّ الله وأحِبُّوا
أهلَ بَيْتِي لِحُبِّي (ت ك) عَنِ ابْنِ عبَّاسٍ (صح)ـ
356- Cintailah
Allah karena nikmat makanan dan minuman yang diberikan kepada kalian, cintailah
aku karena cinta kepada Allah, cintailah ahli bait (keluargaku) karena cinta
kepadaku. ([HR Tirmidzi dan Haakim dari Ibnu Abbas. SHAHIH)[1]
Kita wajib mencintai Allah swt
karena Dia-lah yang telah memberi aneka macam nikmat yang berkaitan dengan panca
indra seperti nikmat penglihatan, pendengran, penciuman, nikmat bicara, dan
nikmat mudahnya memenuhi semua kebutuhan jasmaniah kita. Dan Dia pula yang
telah memberikan nikmat – nikmat maknawiyah / batiniah seperti hidayah,
taufik, makrifah, cahaya hati, nikmat iman, nikmat islam, nikmat takwa, dan
nikmat lainnya.
Cintailah Nabi karena Allah swt
mencintainya dan cintailah ahlul bait (kelurga Nabi) karena Nabi mencintainya,
cintailah habaib dan syarifah karena Ahlul bait mencintainya, begitu
seterusnya.
إِذَا أحَبَّ اللَّهُ العَبْدَ نَادَى جِبْرِيلَ:
إنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فأحْبِبْهُ، فيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ، فيُنَادِي جِبْرِيلُ
في أهْلِ السَّمَاءِ: إنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فأحِبُّوهُ، فيُحِبُّهُ أهْلُ
السَّمَاءِ، ثُمَّ يُوضَعُ له القَبُولُ في الأرْضِ (البخاري ـ 6040) عن أبى هريرة
(صح)ـ
Apabila
Allah swt mencintai seorang hamba maka Dia memanggil Malaikat Jibril dan
berfirman: “Sesungguhnya Allah mencintai si fulan maka kamu cintailah ia”, maka
Malaikat Jibrilpun mencintainya, kemudian Malaikat Jibril menyeru ahli langit
(Malaikat): “Sesungguhnya Allah mencintai si fulan maka kalian cintailah ia”,
kemudian ahli langit pun mencintainya. Setelah itu kemudian diperuntukan untuknya
penerimaan (dengan baik) oleh penduduk bumi. (HR. Bukhari dari Abu Hurairah.
SHAHIH)[2]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar