٨٧٩٤ــ مَنْ صَلَّى ٱلغَدَاةَ كَانَ فِى ذِمَّةِ
اللهِ حَتَّى يُمْسِى (طب) عن ابن عمر (صح)ـ
8794-
Barangsiapa yang melakukan shalat shubuh maka ia ada dalam tanggungan Allah
hingga sore hari. (HR. Thabrani dari Ibnu Umar. SHAHIH)[1]
٨٧٩٤ــ مَنْ صَلَّى ٱلغَدَاةَ كَانَ فِى ذِمَّةِ
اللهِ حَتَّى يُمْسِى (طب) عن ابن عمر (صح)ـ
8794-
Barangsiapa yang melakukan shalat shubuh maka ia ada dalam tanggungan Allah
hingga sore hari. (HR. Thabrani dari Ibnu Umar. SHAHIH)[1]
٨٧٩٣ــ مَنْ صَلَّى ٱلفَجْرَ فَهُوَ فِى ذِمَّةِ
اللهِ، وَحِسَابُهُ عَلَى اللهِ (طب) عن والد أبى مالك الأشجعى (ح)ـ
8792-
Barangsiapa melakukan shalat fajar maka ia dalam tanggungan Allah, dan
perhitungannya asas Allah. (HR. Thabrani dari Walid bin Malik Al-Asyja`i.
HASAN)[1]
٨٧٩٢ــ مَنْ صَلَّى الْبَرْدَيْنِ دَخَلَ الْجَنَّةَ
(م) عن أبى موسى (صح)ـ
8792-
Barangsiapa melakukan dua shalat dingin (shubuh dan ashar) maka masuk surga.
(HR. Muslim dari Abu Musa. SHAHIH)[1]
1.
٨٧٩٠ــ مَنْ صَلَّى ٱلصُّبْحَ فَهُوَ فِى ذِمَّةِ
اللهِ فَلَا يَتَّبِعَنَّكُمُ اللهُ بِشَيْءٍ مِنْ ذِمَّتِهِ (ت) عن أبى هريرة (ح)ـ
8790-
Barangsiapa shalat shubuh maka dia dalam tanggungan Allah, maka Allah tidak
akan menuntut kalian dengan sesuatu dari janji-Nya. (HR. Tirmidzi dari Abu
Hurairah. HASAN)
Shalat
shubuh merupakan salah satu shalat yang berat dan banyak tantangan sehingga
orang yang mau menunaikannya bisa jadi merupakan orang yang ikhlash, dan orang
ikhlash berada dalam tanggungan Allah swt.[1]
٨٦٨٤ــ
مَنْ رَأى شَيْأً يُعْجِبُهُ فَقَالَ: مَا شَاءَ اللهُ لَاقُوَّةَ إِلَّا بالله ، لَمْ
تَضُرَّهُ الْعَيْنُ (ابن السنى)عن أنس (ض)ـ
8684-
Barangsiapa yang melihat sesuatu yang menakjubkannya kemudian berkata: (مَا شَاءَ اللهُ
لَاقُوَّةَ إِلَّا بالله) Semuanya atas
kehendak Allah dan tiada kekuatan menjalankan kebaikan terkecuali dengan seizin
Allah, maka tidak akan
kena bahaya al-`ain. (HR. Ibnu Sunni dari Anas. DHAIF)[1]
٨٧١ــ إِذَا نَزَلَ بِكُمْ كَرْبٌ أَوْ جُهْدٌ
أَوْ بَلَاءٌ فَقُوْلُوْا: اَللهُ اَللهُ رَبُّنَا لَا شَرِيْكَ لَهُ (هب) عن إبن عباس
(ح)ـ
871-
Apabila kalian terkena kesedihan, kesengsaraan, atau cobaan maka ucapkanlah: (اَللهُ اَللهُ رَبُّنَا لَا شَرِيْكَ لَهُ) Allah
Allah Tuhan kami Tiada sekutu bagi-Nya. (HR. Baihaqi dalam Syuabul Iman
dari Ibnu Abbas. HASAN)[1]
٨٤٥٠ــ مَنْ أَصَابَ هَمٌّ أَوْ غَمٌّ أَوْ سَقَمٌ
أَوْ شِدَّةٌ فَقَالَ: اَللهُ رَبِّى لَا شَرِيْكَ لَهُ، كَشَفَ ذٰلِكَ عَنْهُ (طب)
عن أسماء بنت عميس (ح)ـ
8450-
Barangsiapa yang tertimpa kecemasan, kesedihan, sakit, atau kemelaratan,
kemudian berdoa (اَللهُ
رَبِّى لَا شَرِيْكَ لَهُ) Allah Tuhaku tiada sekutu bagi-Nya, maka Ia
menghilangkan (hal – hal itu) darinya. (HR. Thabrani dari Asmaa binti `Umais.
HASAN)[1]