Laman
- Beranda
- جمع الجوامع
- الجامع الصغير
- الفتح الكبير
- كنوز الحقائق
- صحيح الجامع الكبير
- صحيح الجامع الصغير
- صحيح الفتح الكبير
- صحيح كنوز الحقائق
- صحيح الإمام السيوطي
- صحيح البخاري
- صحح مسلم
- لُبَابُ الحَدِيْثِ
- Muttafaq `Alaihi [ق ]
- Shahih Bukhari
- Shahih Muslim
- Mukhtashar Shahih Bukhari Muslim Imam Suyuthi
- Dzikir dan Do`a
- Pengobatan Islam
- Al-Arba`iin wa Al-Arba`iin
- Adzkar Nawawi
- YouTube
- Tafsir Munir Imam Nawawi
- MANHAJ ILMU GUS BAHA
- HIKAM
Minggu, 17 Oktober 2021
Jaami`ush Shaghiir 3408 Takbir pada shalat hari raya
٣٤٠٨ــ
التَّكْبِيْرُ فِى الْفِطْرِ سَبْعٌ فِى الْأُوْلَى وَخَمْسٌ فِى الْآخِرَةِ وَالْقِرَاءَةُ
بَعْدَهُمَا كِلْتَيْهِمَا (د) عن إبن عمر (صح)ـ
3408-
Takbir dalam (shalat hari raya) fitri tujuh (kali) pada (raka`at) pertama dan
lima pada (raka`at) yang akhir dan membaca (al-fatihah) sesudahnya dua-duanya.
(HR. Abu Dawud dari Ibnu Umar. SHAHIH)[1]
Sabtu, 16 Oktober 2021
Jaami`ush Shaghiir 6377 Tahlil dan Takbir
٦٣٧٧ــ
كَلِمَتَانِ إِحْدَاهُمَا لَيْسَ لَهَا نَاهِيَةٌ دُوْنَ الْعَرْشِ، وَالْأُخْرٰى تَمْلَأُ
مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ، لَاإِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَ اللّٰهُ أَكْبَرُ
(طب) عن معاذ (ح)ـ
6377-
Dua kalimat yang salah satunya tidak ada baginya penghalang di bawah Arasyi dan
yang lainnya memenuhi apa – apa yang ada antara langit dan bumi: Laa Ilaaha
Illallah (لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ)
dan Allahu Akbar (اللّٰهُ
أَكْبَرُ). (HR. Thabrani dari Mua`dz. HASAN)[1]
Jumat, 15 Oktober 2021
Jaami`ush Shaghiir 8895 Kalimat tauhid yang bermanfaat
٨٨٩٥ــ
مَنْ قال لَاإِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ نَفَعَتْهُ يَوْمًا مِنْ دَهْرِهِ يُصِيْبهُهُ قَبْلَ
ذَلِكَ مَاأَصَابَهُ (البزار هب) عن أبي هريرة (ح)ـ
8895-
Barangsiapa mengucapkan Laa Ilaaha Illallah (لَاإِلٰهَ
إِلَّا اللهُ) maka bermanfaat untuknya pada suatu hari dari tahunnya,
(meskipun) sebelum itu menimpanya apa yang telah menimpanya. (HR. Bazzar dan
Baihaqi dari Abu Hurairah. HASAN)
Karena
ketika seseorang mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illallah (لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ) dengan ikhlash maka
Allah swt akan melimpahi hatinya dengan cahaya yang dengan cahaya tersebut
sucilah jiwa dan raga orang tersebut. Kondisinya tersebut tentu akan bermanfaat
baginya.[1]
Jaami`ush Shaghiir 6372 Doa agar lepas dari segala musibah, cobaan, kesusahan, dan kesempitan - Kaalimaatul Faraj (كَلِمَاتُ الْفَرَجِ)
٦٣٧٢ــ
كَلِمَاتُ الْفرْجِ: لَاإِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ الْحَكِيْمُ الْكَرِيْمُ لَاإِلٰهَ إِلَّا
اللّٰهُ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ لَاإِله إِلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ السَّبْعِ
وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ (ابن أبى الدنيا فى الفرج) عن ابن عباس (ح)ـ
6372-
Kaalimaatul Faraj (كَلِمَاتُ
الْفَرَجِ) adalah (لَاإِلٰهَ
إِلَّا اللّٰهُ الْحَكِيْمُ الْكَرِيْمُ لَاإِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
لَاإِله إِلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ). (HR. Ibnu
Abi Dunya dalam Al-Faraj dari Ibnu Abbas. HASAN)
Kalimat
– kalimat ini atau doa-doa ini di kalangan ahlul bait sangat terkenal
dan masyhur, mereka menamakannya du`aa`ulfaraj (دعاء الْفَرَجِ) yaitu doa yang dibaca untuk meminta jalan keluar terbaik dari
Allah swt. Doa yang diucapkan ketika ada An-Nawaaib (النَّوَائِب) bala atau kecelakaan atau Asy-Syadaaid (الشَّدَائِد) yang sangat berat, sempit, keras.
Kamis, 14 Oktober 2021
Jami`ush Shaghiir 2880 Kalimat Tahlil agar diampuni dosa besar dan kecil
٢٨٨٠ــ
أَلَا أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ إِذَا قُلْتَهُنَّ غَفَرَ اللهُ لَكَ وَإِنْ كُنْتَ مَغْفُوْرًا
لَكَ قُل: لَاإِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ لَاإِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ
الْحَكِيْمُ الْكَرِيْمُ لَاإِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ السَّمَوَاتِ
السَّبْعِ وَرَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ (ت)
عن على ورواه (خط) بِلفظ إِذَا أنت قلتهن وَعَلَيكَ مِثل عدد الذَّرِّ خطايا غفر الله
لك (صح)ـ
2880-
Maukah engkau aku ajari kalimat – kalimat yang apabila engkau ucapkan Allah
mengampunimu (dosa-dosa yang kecil) dan walaupun engkau telah diampuni (dosa –
dosa yang besar), Ucapkanlah: (لَاإِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ لَاإِلٰهَ
إِلَّا اللّٰهُ الْحَكِيْمُ الْكَرِيْمُ لَاإِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ سُبْحَانَ اللهِ
رَبِّ السَّمَوَاتِ السَّبْعِ وَرَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ
الْعٰلَمِيْنَ). (HR. Tirmidzi dari Ali, dan diriwayatkan oleh Khathib dengan
lafazh: “Apabila engkau mengucapkannya sedang engkau menanggung dosa
sebanyak semut – semut kecil engkau diampuni oleh Allah”. SHAHIH)[1]
Selasa, 12 Oktober 2021
Jaami`ush Shaghiir 7301 Boleh mentalqin orang hidup dan orang mati
٧٣٠١ــ
لَقِّنُوْا مَوْتَاكُمْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ (حم م ٤) عن أبى سعيد (م ه) عن أبى
هريرة (ن) عن عائشة (صح)ـ
7301-
Talqin-kanlah (ajarkanlah) orang – orang (yang menjelang) kematian Laa
Ilaaha Illallah (لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ). (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasaai, dan
Ibnu Majah dari Abu Said. Riwayat Muslim dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah.
Riwayat Nasaai dari Aisyah. SHAHIH)
Ketika seorang muslim sedang
menghadapi kematian maka disunnahkan membaca kalimat tauhid Laa Ilaaha Illallah (لَاإِلٰهَ
إِلَّا اللهُ) disampingnya
agar orang yang sedang menghadapi kematian tersebut mengikutinya. Jika ia sudah
mengucapkannya maka jangan suruh mengucapkannya lagi, kecuali jika dia
mengucapkan kata - kata lainnya lagi maka kita tuntun lagi agar mengucapkan
kalimat tauhid Laa Ilaaha Illallah (لَاإِلٰهَ إِلَّا
اللهُ), begitu terus
sehingga kalimat tauhid benar – benar bisa menjadi kalimat terakhir yang
diucapkan oleh orang yang sedang menghadapi kematian.
Talqin diperlukan agar orang
yang sedang menghadapi kematian tidak melupakan kalimat tauhid atau tidak
tergoda oleh syetan.
Jika yang ditalqin adalah orang islam
maka cukuplah dengan kalimat tauhid saja Laa Ilaaha Illallah (لَاإِلٰهَ
إِلَّا اللهُ), tetapi jika yang ditalqin adalah orang kafir maka wajib
dengan dua kalimat syahadat dengan harapan orang kafir tersebut masuk islam dan
meninggal dalam keadaan muslim.
Lalu
bagaimana jika seseorang telah meninggal? Apakah perlu dibacakan talqin atau
tidak? Jika yang meninggal bukan seorang nabi, kelompok ulama syafi`iyyah, dan
di nisbatkan kepada Ahlussunnah wal jamaah, berpendapat boleh di talqin.
Pendapat
kedua tidak boleh di talqin, seperti pendapat Abu Hanifah yang berpegang pada
dalil jika orang tersebut meninggal dalam keadaan baik maka tidak butuh talqin
dan jika mati dalam keadaan buruk maka talqin tidak akan bermanfaat.[1]