٨٨٩٦
مَنْ قَالَ لاَ إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ مُخْلِصًا دَخَلَ الْجَنَّةَ (البزار) عن أبى
سعيد (صح)ـ
٨٨٩٦
مَنْ قَالَ لاَ إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ مُخْلِصًا دَخَلَ الْجَنَّةَ (البزار) عن أبى
سعيد (صح)ـ
٨٧٧١ــ مَنْ شَهِدَ أنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهَ دَخَلَ الْجنَّةِ (البزار) عن عمر (ح)ـ
8771-
Barangsiapa bersaksi sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah maka masuk surga.
(HR. Al-Bazzaari dari Umar. SHAHIH)
Masuk
surganya bisa langsung dan bisa juga transit dahulu di neraka, tergantung
kehendak dan rahmat Allah swt.[1]
٧٩٥٥ــ
مَاقَالَ عَبْدٌ لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ قَطُّ مُخْلِصًا إِلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ
السَّمَاءِ حَتَّى تُقْضِىَ اِلَى الْعَرْشِ مَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ (ت) عن أبي
هريرة (ح)ـ
7955-
Tidaklah seorang hamba mengucapkan Laa Ilaaha Illallah (لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ) dengan ikhlash melainkan dibukakan pintu-pintu langit untuknya
sehingga sampai ke arasyi selama dia menjauhi dosa-dosa besar. (HR. Tirmidzi
dari Abu Hurairah. SHAHIH)
Ketika
ada seorang hamba mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illallah (لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ) maka terbukalah pintu – pintu langit dan kalimat tersebut
terus naik hingga sampai di arasyi selagi orang yang mengucapkan tersebut
menjauhi dosa – dosa besar. [1]
٧٩٨٢ــ
مَا مِنَ الذِّكْرِ أَفْضَلُ مِن لَا إِلهَ إِلَّا اللّهُ وَلَا مِنَ الدُّعَاءِ أَفْضَلُ
مِنَ الْاِسْتِغْفَارِ (طب) عن إبن عمرو (ح)ـ
7982-
Tidak ada dzikir yang lebih utama dari (لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ) dan tidak ada doa yang lebih utama dari istighafar (أَسْتَغْفِرُ اللهَ). (HR. Thabrani dari Ibnu Umar. HASAN)
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ
لِذَنبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ
وَمَثْوَاكُمْ (محمد:١٩)ـ
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada
Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi
(dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat
kamu berusaha dan tempat kamu tinggal. (QS Muhammad: 19)[1]
٣٥٨١ــ
جَدِّدُوْا اِيْمَانَكُمْ ، أَكْثِرُوْا مِنْ قَوْلِ لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ (حم ك) عن أبى هريرة (صح)ـ
3581-
Perbaharuilah iman kalian, perbanyaklah mengucapkan Laa Ilaaha Illallah (لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ). (HR. Ahmad dan Haakim dari Abu Hurairah. SHAHIH)
Rasulullah
saw memerintahkan para sahabatnya agar memperbaharui iman mereka, kemudian para
sahabat bertanya bagaimana caranya Ya Rasulullah saw? Maka Rasulullah saw
memberikan jawaban agar memperbanyak mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illallah
(لَاإِلٰهَ إِلَّا
اللهُ).
Karena
sesungguhnya melanggengkan atau terus menerus mengucapkan kalimat Laa Ilaaha
Illallah (لَاإِلٰهَ
إِلَّا اللهُ) bisa memperbaharui iman di dalam hati, memenuhinya dengan
cahaya, menambah keyakinan, dan membuka rahasia – rahasia yang bisa ditemukan
oleh ahli bashiirah. Tidak akan mengingkari hal tersebut terkecuali
orang – orang kafir yang menyimpang (ملحد جائر).[1]
١٥٥٣ــ اَللّهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنَ
الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَالْعَجْزِ وَ الْكَسَلِ وَ الْبُخْلِ وَ الْجُبْنِ وَضَلعِ
الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ ٱلرِّجَالِ (حم ق ٣) عن أنس (صح)ـ
1553- Ya Allah,
aku berlindung kepada-Mu dari kecemasan, kesedihan, kelemahan, kemalasan,
kekikiran, penakut, lilitan hutang dan penguasaan orang lain. (HR Ahmad,
Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasaa-i dari Anas. SHAHIH)[1]
٨٨٣٢ــ مَنْ ضَنَّ بِالْمَالِ أَنْ يُنْفِقَهُ،
وَبِاللَّيْلِ أَنْ يُكَابِدَهُ، فَعَلَيْهِ بِسُبْحَانَ اللّٰهِ وَبِحَمْدِهِ (أبو
نعيم فى المعرفة) عن عبد الله بن حبيب (ح)ـ
8832- Barangsiapa kikir
dengan harta untuk menginfakannya (di jalan kebenaran) dan dengan malam akan
membuatnya berat (untuk shalat malam) maka ucapkanlah (سُبْحَانَ اللّٰهِ وَبِحَمْدِهِ). (HR. Abu Nu`aim dalam Al-Ma`rifah dari Abdillah bin Habib. HASAN)[2]
٨٨٣٢ــ
مَنْ ضَنَّ بِالْمَالِ أَنْ يُنْفِقَهُ، وَبِاللَّيْلِ أَنْ يُكَابِدَهُ، فَعَلَيْهِ
بِسُبْحَانَ اللّٰهِ وَبِحَمْدِهِ (أبو نعيم فى المعرفة) عن عبد الله بن حبيب (ح)ـ
8832-
Barangsiapa kikir dengan harta untuk menginfakannya (di jalan kebenaran) dan
dengan malam akan membuatnya berat (untuk shalat malam) maka ucapkanlah (سُبْحَانَ اللّٰهِ وَبِحَمْدِهِ). (HR. Abu Nu`aim dalam Al-Ma`rifah dari Abdillah bin Habib.
HASAN)[1]