٧٢٠٤ــ
لِأَنْ أَقُوْلَ سُبْحَانَ اللّٰهِ وَ الْحَمْدُ
لِلّٰهِ وَ لَا إِلهَ إِلَّا اللّٰهُ وَ اللّٰهُ أَكْبَرُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا طَلَعَتْ
عَلَيْهِ الشَّمْسُ (م ت) عن أبى هريرة (صح)ـ
7204-
Bahwa aku mengucapkan (سُبْحَانَ
اللّٰهِ وَ الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَ لَا إِلهَ
إِلَّا اللّٰهُ وَ اللّٰهُ أَكْبَرُ) lebih aku cintai daripada apa yang matahari terbit diatasnya
(dunia seisinya). (HR. Muslim dan Tirmidzi dari Abu Hurairah. SHAHIH)
Alasan
Nabi saw lebih mencintai kalimat tersebut karena keempat kalimat tersebut
adalah baqiyatush shalihat. Hadits tersebut juga menunjukan jika dzikir
lebih utama dari sedekah, dengan hadits tersebut seorang ulama berfatwa jika
dzikir lebih utama dari semua ibadah. Oleh karena itu tidak ada alasan meninggalkan
dzikir dalam kondisi apapun.[1]