٢١٤ــ
أَحَبُّ الْكَلَامِ إِلَى اللّهِ تَعَالى أَنْ يَقُوْلَ الْعَبْدُ : سُبْحَانَ اللّهِ
وَبِحَمْدِهِ (حم م ت) عن أبى ذر (ح)ـ
٢١٤ــ
أَحَبُّ الْكَلَامِ إِلَى اللّهِ تَعَالى أَنْ يَقُوْلَ الْعَبْدُ : سُبْحَانَ اللّهِ
وَبِحَمْدِهِ (حم م ت) عن أبى ذر (ح)ـ
٨٨١٣ــ
مَنْ صَلَّى عَلَىَّ صَلَاةً كَتَبَ اللهُ لًهُ قِيْرَاطًا، وَالقِيْرَاطُ مِثْلُ أُحُدٍ
(عب) عن على (ح)ـ
8813-
Barangsiapa bershalawat atasku satu kali shalawat maka Allah akan menulis
untuknya (pahala) satu Qiiraath. Dan satu Qiiraath itu seperti
gunung uhud. (HR. Abdurrazzaq dari Ali. HASAN)[1]
٨٨١١ــ
مَنْ صَلَّى عَلَىَّ حِيْنَ يُصْبِحُ عَشْرًا وَحِيْنَ يُمْسِىَ عَشْرًا أَدْرَكَتْهُ
شَفَاعَتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ (طب) عن أبى الدرداء (ح)ـ
8811-
Barangsiapa bershalawat atasku di waktu pagi sepuluh kali dan di waktu sore
sepuluh kali maka ia tercapai oleh syafaatku di hari kiamat. (HR. Thabrani dari
Abu Dardaa`. HASAN)[1]
٨٦٧٩ــ
مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَخَطِئَ الصَّلَاةَ عَلَيَّ خَطِئَ طَرِيْقَ الْجَنَّةِ (طب)
عن الحسين (ح)ـ
8678-
Barangsiapa aku disebut di sisinya lalu dia salah (meninggalkan membaca)
shalawat atasku maka dia benar-benar telah salah jalan menuju surga. (HR.
Thabrani dari Husain. HASAN)[1]
٨٦٧٨ــ
مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ فَقَدْ شَقِيَ (ابن السنى) عن جابر
(ح)ـ
8678-
Barangsiapa aku disebut di sisinya lalu ia tidak membaca shalawat atasku maka
ia benar – benar malang. (HR. Ibnu Sunni dari Jabir. HASAN)
Malang
karena dia menghalangi dirinya sendiri mendapatkan keutamaan membaca shalawat
yang bisa mendekatkannya ke surga dan menjauhkannya dari neraka.[1]
٤٤٥٩ــ
رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ، وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ
دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ إِنْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ، وَرَغِمَ أَنْفُ
رَجُلٍ أَدْرَكَ عِنْدَهُ أَبَوَاهُ الْكِبَرُ فَلَمْ يُدْخِلَاهُ الْجَنَّةَ (ت ك)
عن أبى هريرة (صح)ـ
4459-
Semoga tersungkur di tanah hidung orang yang aku disebut di sisinya lalu ia
tidak membaca shalawat untukku. Semoga tersungkur di tanah hidung orang yang masuk
bulan Ramadhan kemudian (bulan itu) berakhir sebelum ia diampuni dosanya. Semoga
tersungkur di tanah hidung orang yang menjumpai kedua orang tuanya menjadi tua
di sisinya, lalu keduanya tidak membuatnya masuk surga. (HR. Tirmidzi dan Hakim
dari Abu Hurairah. SHAHIH)
Maksudanya,
sangat rugi dan hina orang yang mendengar nama Nabi saw disebut lalu dia tidak
membaca shalawat kepada Nabi saw. Bagaimana tidak hina dan rugi, karena hanya
dengan mengucapkan empat kalimat (shalawat) dia akan mendapatkan sepuluh rahmat
dari Allah swt, diangkat sepuluh derajat, dihapus sepuluh kesalahan. Tetapi dia
malah meninggalkan (shalawat) dan menempatkan diri sebagai orang yang kurang
hormat kepada Nabi saw.[1]
٥١٩١ــ
الصَّلَاةُ عَلَيَّ نُوْرٌ عَلَى الصِّرَاطِ فَمَنْ صَلَّى عَلَيَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ
ثَمَانِيْنَ مَرَّةً غُفِرَتْ لَهُ ذُنُوْبُ ثَمَانِيْنَ عامًا (الأزدي فى الضعفاء،
قط فى الأفراد ) عن أبى هريرة (ض)ـ
5191-
Shalawat atasku adalah cahaya pada shirath, Barangsiapa yang bershalawat
kepadaku di hari jumat delapan puluh kali maka diampuni dosa-dosanya selama delapan
puluh tahun. (HR Azdi dalam adh-Dhu`afaa dan Daraquthni dalam Al-Afraad
dari Abu Hurairah. DHAIF)
Membaca
shalawat kepada Nabi saw bisa menjadi sebab kita mendapatkan cahaya di shirath,
mendapatkan keselamatan pada hari kiamat, dan mendapatkan rahmat dari Allah swt.
[1]