٦٦٨٦ــ كَانَ إِذَا دَعَا جَعَلَ بَاطِنَ كَفِّهِ
إِلَى وَجْهِهِ (طب) عن إبن عباس (ح)ـ
6686- Apabila beliau berdoa, beliau
menghadapkan tapak tangan kearah wajahnya. (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas.
HASAN).[1]
٦٦٨٦ــ كَانَ إِذَا دَعَا جَعَلَ بَاطِنَ كَفِّهِ
إِلَى وَجْهِهِ (طب) عن إبن عباس (ح)ـ
6686- Apabila beliau berdoa, beliau
menghadapkan tapak tangan kearah wajahnya. (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas.
HASAN).[1]
٤٧٠٥ــ سَلُوْا الله بِبُطُوْنِ أَكُفِّكُمْ وَلَا
تَسْأَلُوْهُ بِظُهُوْرِهَا (طب) عن أبي بكرة (صح)ـ
4705- Mintalah kepada Allah swt dengan
bagian dalam telapak tangan kalian, dan jangan memohon-Nya dengan bagian
punggungnya. (HR. Thabrani dari Abu Bakrah. SHAHIH).[1]
١٧٣٠ــ إِنَّ اللهَ تَعَالَى حَيِيٌ كَرِيْمٌ
يَسْتَحْيِى إِذَا رَفَعَ الرَّجُلُ إِلَيْهِ يَدَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا خَائِبَتَيْنِ
(حم د ت ك) عن سلمان (ح)ـ
1730- Sesungguhnya Allah swt Pemalu,
Pemurah yang malu apabila seorang laki – laki mengangkat kedua tangannya
kepada-Nya akan menolaknya kosong tanpa harapan. (HR. Ahmad, Abu Dawud,
Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim dari Salman. SHAHIH)
Allah swt adalah Dzat Yang Maha Pemalu
dan Pemurah sehingga Dia akan merasa malu jika menolak dan tidak memberi kepada
seseorang yang telah meminta kepada-Nya dengan mengangkat kedua tangannya.[1]
1.
٦٦٤ــ إِذَا سَأَلْتُمُ اللهَ فَاسْأَلُوْهُ بِبُطُوْنِ
أَكُفِّكُمْ، وَلَا تَسْأَلُوْهُ بِظُهُوْرِهَا (د) عن مالك بن يسَار السكونى (ه طب
ك) عن إبن عباس ، وزاد وامْسَحُوا بِهَا وُجُوْهَكُمْ (ح)ـ
664- Apabila kalian minta kepada Allah
swt maka mintalah kepada-Nya dengan sebelah dalam telapak tangan kalian, dan
janganlah meminta kepada-Nya dengan punggung-punggunya. (HR. Abu Daud dari
Malik bin Yasar as-Sukuni. Riwayat Ibnu Majah, Thabrani dalam Al-Kabir, dan
Hakim dari Ibnu Abbas, dan Ia memberi tambahan: Dan usaplah wajah-wajah
kalian dengannya. HASAN)
Asal dari syariat doa adalah
menunjukan kelemahan dan kekurangan dihadapan Allah swt dan memuji-Nya, hal
tersebut bisa lebih maksimal dengan cara menyodorkan telapak tangan sebagaimana
dilakukan oleh orang – orang ketika meminta sesuatu kepada orang lain dan
bersiap –siap menerima pemberian orang tersebut.[1]
٤٢٠٣ــ دَعْوَةُ ذِي النُّونِ إذ دَعَا بِهَا
وَهُوَ فِي بَطْنِ الْحُوْتِ : لا إلهَ إلَّا أنتَ سُبْحَانَك إنِّي كنتُ من الظالمينَ،
لم يدعُ بها رجلٌ مسلمٌ في شيءٍ قطُّ إلَّا اسْتَجَابَ اللهُ لَهُ (حم ت ن ك هب) والضياء
عن سعد (صح)ـ
4203- Doa Dzun Nun sewaktu dia berdoa
di perut ikan adalah: “Tiada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya
aku termasuk orang yang zhalim, tidak seorang islampun berdoa dengan doa
tersebut, melainkan Allah mengabulkannya. (HR. Ahmad, Tirmidzi, Nasaai, Hakim, Baihaqi,
dan Dhiyaa dari Sa`d. SHAHIH)
Salah satu alasan kenapa doa ini
makbul adalah karena doa ini didahului merendahkan diri, mengakui kelemahan dan
kesalahan dan disertai niat yang benar dan ikhlash.
Jika ditanyakan, inikan dzikir bukan
doa?, maka jawabannya kalimat ini adalah dzikir atau doa pembuka, setelah itu barulah
memanjatkan doa apa saja yang dikehendaki. Atau bisa juga dijawab, barang siapa
yang sibuk berdzikir daripada meminta maka Allah swt akan memberi dia yang
lebih utama daripada yang diminta oleh orang yang berdoa.[1]
٦٠٦٩ــ قَالَ اللهُ تَعَالَى: مَنْ لَايَدْعُوْنِى
أَغْضَبُ عَلَيْهِ (العسكري في المواعظ) عن أبي هريرة (ح)ـ
6069- Allah swt berfirman: “Barangsiapa
yang tidak berdoa kepada-Ku maka Aku marah kepadanya. (HR. `Askary dalam
al-Mawaa`izh dari Abu Hurairah. HASAN).
Dan barang siapa yang berdoa kepada-Ku
maka Aku mencintainya dan mengabulkan doa-doanya.[1]
٢٦٢٢ـ إِنَّهُ مَنْ لَمْ يَسْأَلِ اللهَ تَعَالَى
يَغضَبْ عَلَيْهِ (ت) عن بي هريرةَ (ح)ـ
2622- Sesungguhnya orang yang tidak
mau meminta kepada Allah swt, Ia marah kepadanya. (HR. Tirmidzi dari Abu
Hurairah. HASAN).
Orang yang tidak mau meminta kepada
Allah swt adakalanya orang yang putus asa dan adakalanya orang yang sombong.
Kedua hal tersebut mendatangkan kemarahan Allah swt. Dan kemarahan Allah swt
bisa saja berupa bala dan musibah.
Doa adalah ibadah yang dicintai Allah
swt, yang mengundang ridha Allah swt, dan ketika Allah swt ridha maka segala
kebaikan ada dalam ridha Allah swt tersebut.[1]