=
٤٣١١ـ ذَاكِرُ اللهِ فِي الغَافِلِيْنَ مِثْلُ
الَّذِي يُقَاتِلُ عَنِ الْفَارِّيْنَ، ذَاكِرُ اللهِ فِي الغَافِلِيْنَ كَالْمِصْبَاحِ
فِي الْبَيْتِ الْمُظْلِمِ، ذَاكِرُ اللهِ فِي الغَافِلِيْنَ كَمِثْلِ الشَّجَرِ الْحَضْرَاءِ
فِى وَسَطِ الشَّجَرِ الَّذِىْ قَدْ تَحَاتَّ مِنَ الصَّرِيْدِ، ذَاكِرُ اللهِ فِي
الغَافِلِيْنَ يُعَرِّفُهُ اللهُ مقعَدَهُ مِن الْجَنَّةِ، ذَاكِرُ اللهِ فِي الغَافِلِيْنَ
يَغْفِرُ اللهُ لَهُ بِعَدَدِ كُلِّ فَصِيْحٍ وَأَعْجَمِيٍّ (حل) عن إبن عمر (ض)ـ
4311- Orang yang mengingat Allah di
tengah-tengah orang yang lalai bagaikan orang yang berperang dibanding
orang-orang yang melarikan diri, Orang yang mengingat Allah di tengah-tengah
orang yang lalai adalah bagaikan lampu di tengah rumah yang gelap, Orang yang
mengingat Allah di tengah-tengah orang yang lalai adalah bagaikan pohon hijau
ditengah-tengah pohon yang berguguran (daunnya) karena salju, Orang yang mengingat
Allah di tengah-tengah orang yang lalai ditunjukan oleh Allah tempat duduknya
di surga, Orang yang mengingat Allah di tengah-tengah orang yang lalai Allah
mengampuninya sebanyak hitungan manusia dan binatang. (HR. Abu Nu`aim dari Ibnu
Umar. DHAIF)
Orang-orang yang lalai hatinya
tertambat pada asbab sehingga asbab (dunia seiisinya) menjadi
fitnah bagi mereka, maka hak mereka adalah mendapatkan azab Allah swt, tetapi
ketika ada orang yang tidak lalai (berdzikir) maka azab tersebut terhalang dan
orang tersebut mendapatkan keutamaan.
Ketika rang-orang ahli dzikir masih di
dunia atau setelah di alam kubur akan Allah swt perlihatkan tempat mereka di
surga.[1]
=