Terjemah Lubabul Hadits Bab 05 Hadits 06 (Iman tidak bertambah dan tidak berkurang dari batasannya)
الْإِيْمَانُ لَايَزِيْدُ وَلَايَنْقُصُ وَلَكِنْ لهُ حَدٌّ أَيْ تَعْرِيْفٌ بِذِكْرِ أَفْرَادِ فُرُوْعِ الْإِيْمَانِ فَإِنْ نَقَصَ فَفِى حَدِّهِ وَأَصْلُهُ شَهَادَةُ أَنْ لَاإِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَإِقَامُ الصَّلَاةِ وإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ وَالْحَجُّ وَغُسْلُ الْجَنَابَةِ، فَمَنْ زَادَ فِى حَدِّهِ زَادَتْ حَسَنَاتُهُ، وَمَنْ نَقَصَ فِيْهِ فَفِيْهِ
Artinya
Iman itu tidak bertambah dan tidak berkurang, akan tetapi iman ada batasnya, maksudnya diketahui dengan menyebutkan cabang – cabangnya iman. Jika iman berkurang, maka ia pada batasnya. Pokoknya iman adalah bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Allah semata dan tiada sekutu bagi-NYA, Nabi Muhammad itu hamba dan utusan-NYA, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa ramadhan, naik haji, dan mandi janabah. Barang siapa tambah dalam batasannya, maka bertambahlah kebaikan-kebaikannya. Barang siapa berkurang imannya maka hanya berkurang batasanya.
Penjelasan
Para ulama salaf sepakat, iman itu bisa bertambah dan bisa berkurang, bertambah dengan cara melaksanakan berbagai ketaatan dan berkurang karena melakukan berbagai maksiat.
Sumber
Al-Hafizh Jalaluddin Abdurrahman Ibn Abi Bakar As-Suyuthi, Lubabul Hadits, Bab.05. Hadits. 06
=