مختصر صحيح البخارى ومسلم للإمام السيوط ـ ١٨
=
١١ــ١٨ــ ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الإِيْمَانِ: أَنْ يَكُوْنَ اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْأَ لايُحِبُّهُ إِلَّا لِلّهِ، وَ أَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ (حم ق ت ن ه) عن أنس [الجامع (٣٤١٥)، بخاري (١٦)، مسلم (٤٣)]ــ
=
[11](18) Ada tiga
hal yang apabila ada dalam diri seseorang maka dia akan merasakan manisnya iman:
Hendaknya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai daripada selain keduanya,
hendaknya mencintai seseorang karena Allah semata, hendaknya benci kembali
kepada kekufuran seperti kebencian dilemparkan ke dalam neraka [HR
Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasaa-i dan Ibnu Majah dari Anas]
[Al-Jami: 3415, Bukhari: 16, Muslim: 43]
Yang dimaksud manisnya iman disini
adalah kelezatan dalam menjalankan ketaatan dan berani menanggung beban berat
ketika menjalankan agama, serta lebih mengutamakan agama daripada dunia.
Cinta disini adalah cinta yang
berdasarkan akal sehat, bukan cinta berdasarkan nafsu belaka. Seperti orang
yang minum obat, meskipun nafsu mengatkan obat tidak enak dan bahkan pahit,
tetapi akal sehat menyuruhnya tetap meminumnya karena akan menyebabkan datangnya
kesembuhan.
Akal sehat akan mengerti jika
syariat tidaklah memerintahkan atau melarang sesuatu terkecuali untuk
keselamatan dan kebahagiaan sehingga akal sehat akan selalu mengajak
menjalankan syariat walaupun di awal-awal latihan akan terasa tidak enak dan
pahit.
Mencintai karena Allah tidak akan
bertambah karena kebaikan orang yang dicintai dan tidak pula berkurang karena
keburukan orang yang dicintai.
Setiap orang beriman adalah orang
yang telah diselamatkan dari kekufuran atau dikeluarkan dari kegelapan sehingga
ia tahu akan bahaya kekufuran dan kegelapan tersebut, plus siksa neraka. Karena
pengetahuannya tersebut dia benci sebenci-bencinya jika sampai terjerumus dalam
siksa api neraka.
Jika seseorang telah bisa mencitai
Allah dan Rasul-Nya mengalahkan segalanya, mencintai dan membenci sesama
semata-mata hanya karena Allah dan Rasul-Nya, serta takut jika sampai
tergelincir dalam kekufuran, maka dia akan dapat merasakan manisnya iman, yaitu
kenikmatan dalam beribadah kepada Allah.
=
Kitab Al-Jami Ash-Shaghir hadits nomor 03415 (Manisnya iman)
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الإِيْمَانِ: أَنْ يَكُوْنَ اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْأَ لايُحِبُّهُ إِلَّا لِلّهِ، وَ أَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ
Artinya
Ada tiga hal yang apabila ada dalam diri seseorang maka dia akan merasakan manisnya iman: Hendaknya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai daripada selain keduanya, hendaknya mencintai seseorang karena Allah semata, hendaknya benci kembali kepada kekufuran seperti kebencian dilemparkan ke dalam neraka
[HR Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasaa-i dan Ibnu Majah dari Anas. SHAHIH]
Penjelasan
Jika seseorang ingin merasakan nikmatnya taat dan ringan dalam menggapai ridha Allah maka dia harus memiliki tiga hal: Yang paling dia cintai adalah Allah dan Rasul-Nya, mencintai seseorang hanya karena Allah semata, benci kembali kepada kekafiran seperti kebenciannya kepada neraka.
Sumber
-Imam Suyuthi. 2016. Al-Jami Ash-Shaghir fi Ahadits al-Basyir an-Nadzir. Kairo: Darul Hadits. hlm.237 hadits nomor 03415
- Imam Suyuthi. 1995. AL-Jami Ash-Shaghir fi Ahadits al-Basyir an-Nadzir. Jilid II. Terjemahan oleh Nadjih Ahjad. Surabaya: PT. Bina Ilmu. hlm.380. hadits nomor.03415.
- Al-Albani. Muhammad Nashiruddin. 2014. Shahih Al-Jami` Ash-Shaghir wa Ziyadah. Terjemahan oleh Abu Muqbil Ahmad Yuswaji. Jakarta: Pustaka Azzam. cet.3., Jilid. II., Hlm.639 . hadits nomor. 3044
-Al-Munawi. Imam Abdurrouf. 2010. Faidhul Qodir Syarah Al-Jami' Ash-Shaghir. Kairo: Dar El-Hadits. Jilid.IV. hlm.176. hadits nomor 03415.
- Ash-Shan`ani. Imam Ash-Shan'ani. 2011. At-Tanwir Syarah al-Jami’ ash-Shaghir. Riyadh: Darus Salam, cet.1. Jilid V. Hlm.133. hadits nomor 03400
Sumber
Imam Suyuthi. 2016. Jami’us Shaghir fi Ahadits al-Basyir an-Nadzir. Kairo: Darul Hadits. hlm.237. hadits nomor 03415
BOLEH DICOPY UNTUK DAKWAH