ــ
أحِبُّوا الفُقَراءَ وجالِسُوهُمْ وأحبَّ العَرَبَ منْ قلْبِكَ ولْيَرُدَّكَ عنِ النَّاسِ
مَا تعْلَمُ مِنْ نَفْسِكَ (ك) عنْ أبي هُرَيْرَة (صح)ـ
227- Cintailah
orang fakir dan duduklah bersama mereka. Cintailah orang arab dari dalam lubuk
hatimu. Pengetahuanmu tentang (kekurangan ) dirimu cukuplah sebagai alasan
untuk tidak meremehkan orang lain. (HR.
Haakim dari Abu Hurairah, SHAHIH)[1]
KENAPA KITA
HARUS MENCINTAI BANGSA ARAB? TERLEBIH KAUM QURAISY DAN HABAIB. (Syarah Fathul
Kabir Imam Suyuthi)
٣٥٣ــ
أحِبُّوا العَرَبَ لِثَلاَثٍ لأنِّي عَرَبِيٌّ والقُرْآنُ عَرَبيٌّ وكلامُ أهْلِ الجَنَّةِ
عَرَبِيٌّ (عق طب ك هَب) عَن ابْن عَبَّاس (صح)ـ
353- Cintailah
orang arab karena tiga alasan: Karena aku orang arab, karena Al-Qur`an
berbahasa arab dan karena bahasa surga adalah bahasa arab. (HR. Uqaili, Tabraani dalam Al-Kabir, Haakim dan
Baihaqi dalam Syu`abul Iman dari Ibnu Abbas. SHAHIH) .[1]
Apabila cinta seseorang kepada
bangsa arab karena Rasulullah saw juga orang arab, karena Al-Qur`an juga
berbahasa arab dan karena bahasa penduduk surga juga berbahasa arab maka rasa
cintanya tersebut bisa menjadi jalan (bukti) jika dia benar – benar mencintai Rasulullah
saw, jika dia benar – benar mencintai Al-Qur`an dan jika dia benar – benar
kandidat penduduk surga. Begitu juga apabila seeorang merendahkan atau membenci
bangsa arab karena ketiga alasan tersebut maka dia bisa menjadi kafir.
Ketahuilah ada enam orang Nabi
dari bangsa arab: Nuh, Hud, Ismail, Shaleh, Syuaib, Muhammad saw.
Tetapi jika membenci bangsa arab
karena kekafirannya atau karena kemunafikannya maka hal tersebut menjadi wajib
hukumnya. Maksudnya kita wajib benci terhadap prilaku kafir dan prilaku munafik
orang arab. Dengan demikian maka jelaslah bagi kita bahwa terkadang kita wajib
mencintai bangsa arab dan terkadang kita wajib membenci bangsa arab.[2]
٣٥٤ــ
أحِبُّوا العَرَبَ وبَقاءَهُمْ فإنَّ بَقاءَهُمْ نورٌ فِي الإسْلامِ وإنَّ فَناءَهُمْ
ظُلْمَةٌ فِي الإسْلامِ ( أَبُو الشَّيْخ فِي الثَّوَاب) عَن أبي هُرَيْرَةَ (ض)ـ
354- Cintailah orang arab dan
kelestarian mereka karena sesungguhnya kelestarian mereka adalah cahaya di
dalam islam dan kehancuran mereka adalah kegelapan di dalam islam. ( HR. Abu
Syeh di dalam al-Tsawaab dari Abu Hurairah. DHAIF)[3]
٣٥٥ــ
أحِبُّوا الفُقَراءَ وجالِسُوهُمْ وأحبَّ العَرَبَ منْ قلْبِكَ ولْيَرُدَّكَ عنِ النَّاسِ
مَا تعْلَمُ مِنْ نَفْسِكَ (ك) عنْ أبي هُرَيْرَة (صح)ـ
355- Cintailah
orang fakir dan duduklah bersama mereka. Cintailah orang arab dari dalam lubuk
hatimu. Pengetahuanmu tentang (kekurangan ) dirimu cukuplah sebagai alasan
untuk tidak meremehkan orang lain. (HR.
Haakim dari Abu Hurairah, SHAHIH)[4]
٣٥٦ــ
أحِبُّوا الله لما يَغْذُوكُمْ بِهِ مِنْ نعَمِهِ وأحِبُّونِي لحبِّ الله وأحِبُّوا
أهلَ بَيْتِي لِحُبِّي (ت ك) عَنِ ابْنِ عبَّاسٍ (صح)ـ
356- Cintailah
Allah karena nikmat makanan dan minuman yang diberikan kepada kalian, cintailah
aku karena cinta kepada Allah, cintailah ahli bait (keluargaku) karena cinta
kepadaku. ([HR Tirmidzi dan Haakim dari Ibnu Abbas. SHAHIH)[5]
Kita wajib mencintai Allah swt
karena Dia-lah yang telah memberi aneka macam nikmat yang berkaitan dengan panca
indra seperti nikmat penglihatan, pendengran, penciuman, nikmat bicara, dan
nikmat mudahnya memenuhi semua kebutuhan jasmaniah kita. Dan Dia pula yang
telah memberikan nikmat – nikmat maknawiyah / batiniah seperti hidayah,
taufik, makrifah, cahaya hati, nikmat iman, nikmat islam, nikmat takwa, dan
nikmat lainnya.
Cintailah Nabi karena Allah swt
mencintainya dan cintailah ahlul bait (kelurga Nabi) karena Nabi mencintainya,
cintailah habaib dan syarifah karena Ahlul bait mencintainya, begitu
seterusnya.
إِذَا أحَبَّ اللَّهُ العَبْدَ نَادَى جِبْرِيلَ:
إنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فأحْبِبْهُ، فيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ، فيُنَادِي جِبْرِيلُ
في أهْلِ السَّمَاءِ: إنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فأحِبُّوهُ، فيُحِبُّهُ أهْلُ
السَّمَاءِ، ثُمَّ يُوضَعُ له القَبُولُ في الأرْضِ (البخاري ـ 6040) عن أبى هريرة
(صح)ـ
Apabila
Allah swt mencintai seorang hamba maka Dia memanggil Malaikat Jibril dan
berfirman: “Sesungguhnya Allah mencintai si fulan maka kamu cintailah ia”, maka
Malaikat Jibrilpun mencintainya, kemudian Malaikat Jibril menyeru ahli langit
(Malaikat): “Sesungguhnya Allah mencintai si fulan maka kalian cintailah ia”,
kemudian ahli langit pun mencintainya. Setelah itu kemudian diperuntukan untuknya
penerimaan (dengan baik) oleh penduduk bumi. (HR. Bukhari dari Abu Hurairah.
SHAHIH)[6]
٣٥٧ــ
أحِبُّوا المَعْرُوفَ وأهْلَهُ فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّ البَرَكَةَ والعافِيَةَ
مَعَهُما (أَبُو الشَّيْخ) عَن أبي سَعيدٍ ()ـ
357- Cintailah kebaikan dan ahli
kebaikan karena demi Dzat yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya sesungguhnya
keberkahan dan keselamatan ada bersama keduanya. HR. Abu Syeh dari Abu Sa`iid.
Tertulis tanpa status hadits SHAHIH/HASAN/DHAIF)[7]
٣٥٩ــ أحِبُّوا قُرَيْشاً فإِنَّهُ مَنْ أحَبَّهُمْ
أحَبَّهُ الله (طب) عَن سهل بن سعد (ض)ـ
359- Cintailah orang Quraisy
karena sesungguhnya barangsiapa mencitai mereka maka Allah akan mencintainya. DHAIF)[8]
=
[1]
Fathul Kabiir 353., Jam`ul Jawaami` 634., Jaami`ush Shaghiir 225.
[2]
Faidhul Qadiir penjelasan hadits nomor 225.
[3]
Fathul Kabiir 354., Jam`ul Jawaami` 637., Jaami`ush Shaghiir.
[4]
Fathul Kabiir 355., Jam`ul Jawaami` 636., Jaami`ush Shaghiir 227.
[5]
Fathul Kabiir 356., Jam`ul Jawaami` 633., Jaami`ush Shaghiir 224.
[6]
Faidhul Qadiir penjelasan hadits nomor 224.
[7]
Fathul Kabiir 357., Jam`ul Jawaami` 639., Jaami`ush Shaghiir .
[8]
Fathul Kabiir 355., Jam`ul Jawaami` 635., Jaami`ush Shaghiir 226.