Penulis : Al-Hafidz Al-Imam Jalaluddin Abdur Rahman bin Abu Bakar As-SuyuthiAs [arab: جلال الدين السيوطي ] Penerbit: Maktabah Darul Ihya' Al-Kutub Al-'Arabiyyah Negara : Indonesia Bab : Huruf hamzah [ أ ] Nomor Hadits : 123
Halaman : 8 Letak : Baris ke - 20
=======
Buku terjemah : Terjemahan Al-Jami`us Shaghier
Penerjemah : H. Nadjih Ahjad Penerbit : PT Bina Ilmu Kota : Semarang - Indonesia Tahun : 1995 Bab : Huruf hamzah [ أ ] Nomor Hadits : 124
Artinya
Takutlah kepada Allah dan bersikap adillah kepada anak-anak kalian.
[HR. Bukhari dan Muslim dari Nu`man bin Basyir, SHAHIH]
Penjelasan
Tidak adil kepada salah
seorang anak bisa menimbulkan ketidaktaatan dan kecemburuan diantara anak-anak kita.
Adil disini tentu saja dengan cara memberikan hak dan kewajiban mereka sesuai dengan
porsinya masing – masing. Anak laki – laki tentu saja berbeda dengan anak perempuan
dalam memperlakukan mereka.
[Sumber: Hadits nomor 120 الجامع الصغير في أحاديث البشير النذير ] [BOLEH DICOPY UNTUK DAKWAH]
===
======
Sumber
-Imam Suyuthi. 2016. Al-Jami Ash-Shaghir fi Ahadits al-Basyir an-Nadzir. Kairo: Darul Hadits. hlm.20 hadits nomor 00121
-Al-Munawi. Imam Abdurrouf. 2010. Faidhul Qodir Syarah Al-Jami' Ash-Shaghir. Kairo: Dar El-Hadits. Jilid.I. hlm.212. hadits nomor 00121
- Ash-Shan`ani. Imam Ash-Shan'ani. 2011. At-Tanwir Syarah al-Jami’ ash-Shaghir. Riyadh: Darus Salam, cet.1. Jilid I. Hlm.322. hadits nomor 00121
- Al-Albani. Muhammad Nashiruddin. 2014. Shahih Al-Jami` Ash-Shaghir wa Ziyadah. Terjemahan oleh Abdul Syukur Abdul Razzaq. Jakarta: Pustaka Azzam. cet.1., Jilid. I, Hlm.124. hadits nomor 107.
- Imam Suyuthi. 1995. AL-Jami Ash-Shaghir fi Ahadits al-Basyir an-Nadzir. Jilid I. Terjemahan oleh Nadjih Ahjad. Surabaya: PT. Bina Ilmu. hlm.64. hadits nomor.00121
-Al-Bukhari. Al-Imam Al-Hafizh Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Ibn Al-Mughirah bin Bardizbah Al-Bukhari Al-Ju`fiy.2004. Shahih Al-Bukhari. Cairo: Darul Hadits. Jilid IV, Halaman 212, Hadits 2587.
-Al-Bukhari. Al-Imam Al-Hafizh Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Ibn Al-Mughirah bin Bardizbah Al-Bukhari Al-Ju`fiy.2004. Shahih Al-Bukhari. Terjemahan oleh Muhamad Iqbal, Lc. Jakarta: Pustaka As-Sunnah. Jilid V, Halaman 772, Hadits 2587.
- Al-Asqalani. Al-Hafizh Ahmad bin Ali bin Hajar. 2015. Fath Al-Bari bi Syarh Shahih Al-Bukhar. Cairo: Al-Maktabah As-Salafiah, cet.1. Jilid V, Halaman 211, Hadits 2587.
Artinya
Takutlah kepada Allah dalam binatang - binatang bodoh / liar, Naikilah dengan baik dan makanlah dengan baik.
[HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Huzaimah dan Ibnu Hibban dari Sahl bin Handhaliyah, SHAHIH]
[ Sumber: Hadits nomor 120 الجامع الصغير في أحاديث البشير النذير ]
[BOLEH DICOPY UNTUK DAKWAH]
Penulis : Al-Hafidz Al-Imam Jalaluddin Abdur Rahman bin Abu Bakar As-SuyuthiAs [arab: جلال الدين السيوطي ] Penerbit: Maktabah Darul Ihya' Al-Kutub Al-'Arabiyyah Negara : Indonesia Bab : Huruf hamzah [ أ ] Nomor Hadits : 119
Halaman : 8 Letak : Baris ke - 16
=======
Buku terjemah : Terjemahan Al-Jami`us Shaghier
Penerjemah : H. Nadjih Ahjad Penerbit : PT Bina Ilmu Kota : Semarang - Indonesia Tahun : 1995 Bab : Huruf hamzah [ أ ] Nomor Hadits : 119
Artinya
Takutlah kepada Allah Ya Abal waliid, janganlah kamu datang pada hari kiamat dengan memikul unta jantan yang melenguh, atau (memikul) seekor sapi yang menguak atau (memikul) seekor kambing yang mengembik.
[HR. Thabraani dari `Ubadah bin Shamit, SHAHIH]
[ Sumber: Hadits nomor 117 الجامع الصغير في أحاديث البشير النذير ]
208- Takutlah
kepada Allah Ya Abal waliid, janganlah kamu datang pada hari kiamat dengan
memikul unta jantan yang melenguh, atau (memikul) seekor sapi yang menguak atau
(memikul) seekor kambing yang mengembik. (HR.
Thabraani dari `Ubadah bin Shamit, SHAHIH)
116- Takutlah kepada Allah dan janganlah
kamu meremehkan suatu kebaikan, walaupun kamu hanya menuangkan air dari embermu
kepada bejana orang yang meminta minum, ataupun kamu bertemu saudaramu dengan
muka berseri-seri. Janganlah kamu memanjangkan sarung/kain karena sesungguhnya
memanjangkan sarung adalah sebagian dari kesombongan dan tidak disukai Allah.
Jika seseorang mencaci dan mencelamu pada sesuatu yang kamu tidak terlibat maka
kamu jangan mencacinya dengan sesuatu yang dia terlibat dengannya.
Tinggalkanlah dia dan dia akan memikul dosanya dan kamu akan memperoleh pahala
karenanya. Dan janganlah kamu mencaci seseorang. (HR. Thayaalisi dan Ibnu Hibban dari
Jabir bin Al-Hujaimi. SHAHIH)
Banyak orang telah membicarkan takwa dan hakekat takwa adalah membersihkan
hati dari kotoran hati dan membersihkan badan dari dosa, jika mau, katakanlah
takwa adalah takut terjerumus dalam larangan Allah swt.
Jangan pernah menganggap remeh kebaikan, sekecil apapun kebaikan terebut. Seperti
ketika berbuat baik kepada orang lain dan bahkan kepada semua mahluk Allah
selain manusia.
Janganlah kamu memanjangkan sarung/kain (isbal) karena sesungguhnya
memanjangkan sarung (isbal) adalah sebagian dari kesombongan dan tidak
disukai Allah (tidak diridhai Allah swt). Hukum isbal adalah haram jika
bertujuan sombong dan makruh jika tanpa tujuan sombong. Sedangkan untuk
perempuan diperbolehkan sekedar bisa menutupi kedua kakinya.
106- Tahukah
kalian apa itu mengadu domba (al-`adhhu)? Memindahkan perkataan
seseorang kepada yang lainnya dengan tujuan untuk merusak hubungan mereka. (HR.
Bukhari dalam Al-adab dan Baihaqi dari Anas, SHAHIH)[1]
Al-`Adhhu (العَضْهُ) sama dengan namiimah (النَّمِيْمَة), yaitu menceritakan perkara dengan tujuan merusak, hukumnya
dosa besar.
Imam Ghazali
berkata namimah adalah (كشف ما يكره كشفه) membuka sesuatu yang tidak suka apabila sesuatu tersebut
dibuka atau membuka sesuatu yang seharusny tidak dibuka. Tidak disukainya bisa
dari arah sumber berita, orang yang menerima berita, atau beritanya itu
sendiri. Cara mengungkapkannya juga bisa dengan perkataan, tulisan, rumus, atau
isyarat. Berita tersebut baik merupakan kekurangan atau aib seserang atau bukan.
Bahkan hakekat namimah adalah membuka rahasia atau tidak menutupi sesutu yang apabila
terbuka membuat seseorang tidak suka.[2]