Senyawa antikanker dalam ciplukan misalnya adalah fisalin dan withangulatin, yaitu secosteroid yang banyak terdapat pada herba, terutama batang dan daun.
Sifat racun (sitotoksik) dan menghambat proses berkembang biak (proliferasi) takokak ini misalnya sudah pernah diteliti dan dibuktikan oleh Andita Pra Darma dkk. pada Cancer Chemoprevention Research Center Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dengan judul AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOLIK HERBA CIPLUKAN (Physalis angulata L.) PADA SEL KANKER LEHER RAHIM HeLa MELALUI MODULASI EKSPRESI PROTEIN p53 . Dalam laporannya penelitian tersebut menuliskan:
Hasil penelitian yang telah kami lakukan menunjukkan bahwa ekstrak etanolik herba ciplukan (Physalis angulata L.) memiliki efek sitotoksik terhadap sel HeLa dengan IC50 158 µg/ml dan menginduksi ekspresi protein p53 sebagai regulator proliferasi selsumber: ejournal.umm.ac.id/index.php/farmasains/article/download/1163/1254
Beberapa penelitian lainnya juga menginformasikan kepada kita jika ciplukan bermanfaat untuk mengatasi beberapa kanker seperti HA22T (hepatoma), HeLa (kanker serviks), KB (Nasopharing), Colo 205 (colon) dan Calu (paru).
sumber: http://hdl.handle.net/11617/2648
Sumber lain menjelaskan jika ciplukan bermanfaat untuk mengatasi kanker darah / leukemia
K562 (eritroleukemia), AMPI 840 (leukemia T-limfosit akut), HL-60 (leukemia promielositik akut) KG-1 (leukemia myeloid akut)
sumber: http://eprints.ums.ac.id/15210/2/bab_1.pdf