Rabu, 07 Oktober 2020

Bab Adab Dalam Berdo`a

 ADAB BERDO`A

  1. Hadits 00664 [ Menyodorkan telapak tangan ] HASAN
  2. Hadits 04705 [ Menyodorkan telapak tangan ] SHAHIH
  3. Hadits 01730 [ Mengangkat tangan ] HASAN
  4. Hadits 06686 [ Menghadapkan tapak tangan ke arah wajah ] HASAN
  5. Hadits 06716 [ Membalik tapak tangan ketika minta perlindungan ] HASAN
  6. Hadits 06685 [ Mengusap wajah] HASAN
  7. Hadits 04706 [ Mengusap wajah ] SHAHIH
  8. Hadits 00181 [ Berlutut dan pakai lafazh "Ya Rabb" dalam berdoa] SHAHIH
  9. Hadits 06684 [ Memulai doa untuk sendiri] HASAN
  10. Hadits 06689 [ Memulai doa untuk sendiri] SHAHIH
  11. Hadits 00316 [ Yakin dalam berdoa ] HASAN
  12. Hadits 00597 [Yakin dalam berdo`a ] SHAHIH 
  13. Hadits 10009 [ Doa pasti terkabul selagi tidak tergesa-gesa ] SHAHIH
  14. Hadits 00532 [ Perbanyak cita - cita sebagai doa ] SHAHIH
  15. Hadits 06303 [ Membaca shalawat ] HASAN
  16. Hadits 04266 [ Membaca shalawat ] HASAN
  17. Hadits 00491 [ Bacaan aamiin] SHAHIH
  18. Hadits 08664 [ Amin para Malaikat ] SHAHIH
  19. Hadits 00020 [ Pentingnya lafazh aamiin ] DHAIF
  20. Hadits 00598 [ MengAminkan doa sendiri ]  DHAIF
=

1.      

٦٦٤ــ إِذَا سَأَلْتُمُ اللهَ فَاسْأَلُوْهُ بِبُطُوْنِ أَكُفِّكُمْ، وَلَا تَسْأَلُوْهُ بِظُهُوْرِهَا (د) عن مالك بن يسَار السكونى (ه طب ك) عن إبن عباس ، وزاد وامْسَحُوا بِهَا وُجُوْهَكُمْ (ح)ـ

          664- Apabila kalian minta kepada Allah swt maka mintalah kepada-Nya dengan sebelah dalam telapak tangan kalian, dan janganlah meminta kepada-Nya dengan punggung-punggunya. (HR. Abu Daud dari Malik bin Yasar as-Sukuni. Riwayat Ibnu Majah, Thabrani dalam Al-Kabir, dan Hakim dari Ibnu Abbas, dan Ia memberi tambahan: Dan usaplah wajah-wajah kalian dengannya. HASAN)

          Asal dari syariat doa adalah menunjukan kelemahan dan kekurangan dihadapan Allah swt dan memuji-Nya, hal tersebut bisa lebih maksimal dengan cara menyodorkan telapak tangan sebagaimana dilakukan oleh orang – orang ketika meminta sesuatu kepada orang lain dan bersiap –siap menerima pemberian orang tersebut.[1]

 

٤٧٠٥ــ سَلُوْا الله بِبُطُوْنِ أَكُفِّكُمْ وَلَا تَسْأَلُوْهُ بِظُهُوْرِهَا (طب) عن أبي بكرة (صح)ـ

          4705- Mintalah kepada Allah swt dengan bagian dalam telapak tangan kalian, dan jangan memohon-Nya dengan bagian punggungnya. (HR. Thabrani dari Abu Bakrah. SHAHIH).[2]

١٧٣٠ــ إِنَّ اللهَ تَعَالَى حَيِيٌ كَرِيْمٌ يَسْتَحْيِى إِذَا رَفَعَ الرَّجُلُ إِلَيْهِ يَدَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا خَائِبَتَيْنِ (حم د ت ك) عن سلمان (ح)ـ

          1730- Sesungguhnya Allah swt Pemalu, Pemurah yang malu apabila seorang laki – laki mengangkat kedua tangannya kepada-Nya akan menolaknya kosong tanpa harapan. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim dari Salman. SHAHIH)

          Allah swt adalah Dzat Yang Maha Pemalu dan Pemurah sehingga Dia akan merasa malu jika menolak dan tidak memberi kepada seseorang yang telah meminta kepada-Nya dengan mengangkat kedua tangannya.[3]

٦٦٨٦ــ كَانَ إِذَا دَعَا جَعَلَ بَاطِنَ كَفِّهِ إِلَى وَجْهِهِ (طب) عن إبن عباس (ح)ـ

          6686- Apabila beliau berdoa, beliau menghadapkan tapak tangan kearah wajahnya. (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas. HASAN).[4]

٦٧١٦ــ كَانَ إِذَا سَأَلَ اللهَ جَعَلَ بَاطِنَ كَفَّيْهِ إِلَيْهِ، وَإِذَا اسْتَعَاذَ جَعَلَ ظَاهِرَهُمَا إِلَيْهِ (حم) عن السائب بن خلاد (ح)ـ

          6716- Apabila meminta kepada Allah swt, beliau menghadapkan bagian dalam tapak tangannya kepadanya, dan apabila memohon perlindungan, beliau menghadapkan bagian punggung kedua tapak tangan kepadanya. (HR. Ahmad ari As-Saaib bin Khalaad. HASAN).[5]

٦٦٨٥ــ كَانَ إِذَا دَعَا فَرَفَعَ يَدَيْهِ مَسَحَ وَجْهَهُ بِيَدَيْهِ (د) عن يزيد (ح)ـ

          6685- Apabila beliau berdoa, beliau mengangkat kedua tangannya, mengusap wajah dengan kedua tangannya. (HR Abu Dawud dari Yaziid. HASAN).

          Tujuan dari mengusap wajah adalah tafaulan karena tangannya penuh dengan kebaikan maka diusapkannya ke wajah sehingga keberkahannya makin merserap ke wajah dan seluruh tubuh.[6]

٤٧٠٦ــ سَلُوا اللهَ بِبُطُوْنِ أَكُفِّكُمْ وَلَا تَسْأَلُوْهُ بِظُهُوْرِهَا فَإِذَا فَرَغْتُمْ فَامْسَحُوْا بِهَا وُجُوْهَكُمْ (د هق) عن إبن عباس (صح)ـ

          4706- Mohonlah kepada Allah dengan bagian dalam telapak tangan kalian, dan janganlah kalian meminta dengan bagian punggungnya. Apabila kalian telah selesai (berdoa) maka usapkanlah tapak tangan tersebut ke wajah kalian. (HR. Abu Dawud dan Baihaqi dari Ibnu Abbas. SHAHIH).[7]

١٨١ــ أُجْثُوْا عَلَى ٱلرَّكْبِ ثُمَّ قُوْلُوا يَارَبِّ يَارَبِّ (أبو عوانة والبغوي) عن سعد (صح)ـ

          181- Berlututlah (duduklah) dan ucapkanlah (mintalah kepada Allah) "ya Rabbi ya Rabbi" (HR. Abu `Uwaanah dan Baihaqi dari Sa`d, SHAHIH)

          Salah satu adab dalam berdoa adalah dengan cara duduk diatas lutut seperti duduknya seorang hamba, kemudian menggunakan dan mengulangi lafazh Ya Rabbi , karena lafaz ini (rabb) menurut sebagian ulama adalah salah satu asma al-a`zham yang apabila meminta dengannya akan dikabulkan.[8]

٦٦٨٤ــ كَانَ إِذَا دَعَا بَدَأَ بِنَفْسِهِ (طب) عن أبي أيوب (ح)ـ

          6684- Apabila beliau berdoa, beliau memulai dengan dirinya. (HR. Thabrani dari Ayyub. HASAN).

          Salah satu sunnah dalam berdoa adalah berdoa untuk diri sendiri terlebih dahulu sebelum berdoa untuk orang lain. Hal tersebut bisa membantu seseorang lebih ikhlas dan lebih khusus dalam berdoa dan beribadah.[9]

٦٦٨٩ــ كَانَ إِذَا ذَكَرَ أَحَدًا فَدَعَا لَهُ بَدَأَ بِنَفْسِهِ (٤ ك) عن أبى (صح)ـ

          6689- Apabila beliau ingat seeseorang, kemudian berdoa untuknya, maka dia memulai dengan dirinya (sendiri). (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasaai, Ibnu Hibban, dan Haakim dari Ubay. SHAHIH)[10]

٣١٦ــ أُدْعُوْا اللهَ وَأَنْتُمْ مُوْقِنُوْنَ بِالْإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ لَا يَسْتَجِيْبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاءٍ (ت ك)عن أبي هريرة (ح)ـ

          316- Berdoalah kalian kepada Allah seranya kalian meyakini akan dikabulkan. Dan ketahuilah oleh kalian sesungguhnya Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai dan main – main. (HR. Tirmidzi dan Hakim dari Abu Hurairah. HASAN)

          Salah satu adab dalam berdoa adalah yakin doanya akan dikabulkan, hatinya tidak lalai, dan tidak main – main.[11]

٥٩٧ــ إِذَا دَعَا أَحَدُكُمْ فَلْيَعْزِمِ الْمَسْأَلَةَ، وَلَا يَقُلْ: اللّهُمَّ إِنْ شِئْتَ فَأَعْطِنِى، فَإِنَّ اللّهَ لَا مُسْتَكْرِهَ لَهُ (حم ق ن) عن أنس (صح)ـ

          597- Apabila salah satu dari kalian berdoa maka kuatkanlah permintaan, dan janganlah berkata: Ya Alah jika Engkau berkenan maka berilah aku, karena sesungguhnya Allah tidak ada yang memaksa-Nya. (HR Ahmad, Bukhari, Muslim dan Nasaa-i dari Anas. SHAHIH)

Berdoalah sungguh – sungguh dan penuh keyakinan jika Allah akan mengabulkan doa kita. Karena sesungguhnya hanya Dia-lah yang mengabulkan semua doa.[12]

١٠٠٠٩ــ يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ يَقُوْلُ: دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِى (ق د ت ه) عن أبي هريرة (صح)ـ

          10009- (Doa) salah seorang dari kalian akan diijabah (dikabulkan) selama kalian tidak tergesa-gesa, (misalnya dengan) berkata : Aku telah berdoa tetapi tidak dikabulkan. (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah. SHAHIH)

Setiap doa pasti dikabulkan selama tidak tergesa-gesa minta dikabulkannya, salah satu contoh bentuk ketergesa-gesaan dalam minta dikabulkan adalah dengan perkataannya, aku telah berdoa tetapi Allah SWT tidak kunjung mengabulkannya. Bisa juga kata-kata tersebut tidak terucap hanya dalam batin saja atau tercermin dari prilaku. Karena perkataan tersebut menandakan tidak percaya lagi kepada Allah SWT akan mengabulkan doanya atau dia merasa lebih tahu dari Allah SWT yang telah menentukan mengakhirkan terkabulnya doa baginya adalah lebih baik.[13]

 

٥٣٢ــ إِذَا تَمَنَّى أَحَدُكُمْ فَلْيُكْثِرْ فَإِنَّمَا يَسْأَلُ رَبَّهُ (طس) عن عائشة (صح)ـ

          532- Apabila salah seorang dari kaliam bercita-cita maka perbanyaklah, karena sesungguhnya ia hanya meminta kepada Tuhan-nya. (HR. Thabrani dalam Al-Ausath dari Aisyah. SHAHIH)

          Apabila seseorang punya cita-cita maka perbanyaklah cita-cita tersebut karena pada hakekaknya dia hanya meminta kepada Allah swt akan terwujudnya cita-cita tersebut. Mintalah baik perkara kecil maupun besar, perkara sedikit maupun banyak hanya kepada Allah swt semata.

٦٣٠٣ـ كُلُّ دُعَاءٍ مَحْجُوْبٌ حَتَّى يُصَلَّى عَلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم (فر) عن أنس (هب) عن على موقوفا (ض)ـ

          6303- Semua doa dihalangi sehingga dibacakan shalawat atas Nabi SAW. (HR. Dailami dari Anas dan riwayat Baihaqi dari Ali dengan mauquf. DHAIF / HASAN).

          Doa tidak akan diangkat kepada Allah swt sehingga bersama doa tersebut ada shalawat Nabi SAW. Karena shalawat merupakan wasilah diterima dan diijabahnya doa. Shalawat merupakan salah satu syarat dalam berdoa. Sedangkan doa adalah ibadah. Maka ibadah tidaklah sah jika tidak memenuhi syarat-syaratnya. Meskipun demikian Allah swt Maha Mendengar untuk menerima sebagian doa dan menolak sebagian yang lainnya.[14]

٤٢٦٦ــ الدُّعَاءُ مَحْجُوْبٌ عَنِ اللهِ، حَتَّى يُصَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَأَهْلِ بَيْتِهِ (أبو الشيخ) عن على (ح)ـ

          4266- Doa itu dihalangi dari Allah swt, sehingga bershalawat kepada Nabi saw dan ahli baitnya. (HR. Abu Syeh dari Ali. HASAN).[15]

٤٩١ــ إِذَا أَمَّنَ الْإِمَامُ أَمِّنُوْا فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ تَأْمِيْنُهُ تَأْمِيْنَ الْمَلَائِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (مالك حم ق ٤) عن أبي هريرة (ق)ـ

          491- Apabila imam telah membaca “aamiin” maka bacalah “aamiin”, sesungguhnya barangsiapa yang aamiinnya bertepatan dengan aamiinnya Malaikat maka diampuni dosa-dosa yang telah lalu. (HR. Malik, Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasaa-I, dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah. SHAHIH)

          Disunnahkan bagi ma`mum membaca amin bersamaan dengan bacaan aminnya imam. Bacaan aminnya imam bersamaan dengan bacaan aminnya MalaikatDosa-dosa yang dimaksud disini adalah dosa – dosa yang kecil.[16]

٨٦٦٤ــ مَنْ دَعَا لِأَخِيْهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ، قَال الْمَلَكُ المُوَكِّلُ بِهِ: آمِيْنَ وَلَكَ بِمِثْلٍ (م د) عن بي الدرداء (صح)ـ

      8664- Barangsiapa yang mendoakan saudaranya yang tidak ada dihadapannya maka Malaikat yang diserahi dia berkata: “aamiin” dan bagimu sepertinya”

          Saudara yang dimaksud disini adalah saudara dalam agama. Mitslin yang dimaksud disini adalah doa sama seperti doamu untuk saudaramu tersebut.[17]

٢٠ــ آمِيْنْ خَاتَمُ رَبِّ ٱلْعَالَمِيْنَ عَلَى لِسَانِ عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِيْنَ (عد طب) في الدعاء عن أبي هريرة (ض)ـ

          20- "Aamiin" adalah materai (stempel/cap) Tuhan sekalian alam atas lisan hamba - hamba-Nya yang beriman. (HR Ibnu `Adi dan Thabrani dalam Al-Kabir dalam bab doa dari Abu Hurairah. Dhaif)

Lafazh aamiin ibarat materai atau stempel yang memberikan jaminan doa-doa orang beriman tidak akan sia-sia dan tidak akan ditolak.[18]

٥٩٨ــ إِذَا دَعَا أَحَدُكُمْ فَلْيُؤَمِّنْ عَلَى دُعَاءِ نَفْسِهِ (عد) عن أَبِى هريرة و بيض له الديلمي (ض)ـ

          598- Apabila salah seorang kalian berdoa maka hendaklah mengamini doanya sendiri. (HR. Ibnu Adi dari Abu Hurairah, dan ia termasuk yang dibiarkan putih (tanpa catatan sanad) oleh Dailami. DHAIF)

          Disunnahkan membaca aamiin untuk doa sendiri maupun doa orang lain karena ketika membaca aamiin maka Malaikat akan mengikutinya dan bisa menjadi salah satu sebab dikabulkannya doa.[19]



[1] Jami`ush Shaghiir 664. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 664.

[2] Jami`ush Shaghiir 4705. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 4705.

[3] Jami`ush Shaghiir 1730. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1730.

[4] Jami`ush Shaghiir 6686. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6686.

[5] Jami`ush Shaghiir 6716. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6716.

[6] Jami`ush Shaghiir 6685. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6685.

[7] Jami`ush Shaghiir 4706. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 4706.

[8] Jami`ush Shaghiir 181. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 181.

[9] Jami`ush Shaghiir 6684. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6684.

[10] Jami`ush Shaghiir 6689. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6689.

[11] Jami`ush Shaghiir 316. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 316.

[12] Jami`ush Shaghiir 597. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 597.

[13] Jami`ush Shaghiir 10009. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 10009.

[14] Jami`ush Shaghiir 6303. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6303.

[15] Jami`ush Shaghiir 4266. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 4266.

[16] Jami`ush Shaghiir 491. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 491.

[17] Jami`ush Shaghiir 8664. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 8664.

[18] Jami`ush Shaghiir 20. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 20.

[19] Jami`ush Shaghiir 598. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 598.

Sabtu, 03 Oktober 2020

DZIKIR DAN DOA BERKAITAN DENGAN SHALAT


  1. Hadits 08193 [ Takbiratul Ihram dan Salam ] HASAN / SHAHIH
  2. Hadits 06567 [ Doa iftitah ] SHAHIH
  3. Hadits 08844 [ Berlindung kepada Allah swt ] HASAN [ An-Nahl ayat 98 ]
  4. Hadits 09894 [ Kewajiban membaca Al-fatihah dalam shalat ] SHAHIH
  5. Hadits 07129 [ Cara membaca Al-Fatihah seayat-seayat ] SHAHIH
  6. Hadits 06019 [ Tafsir Al-Fatihah dalam shalat ] SHAHIH
  7. Hadits 00491 [ Membaca amin ] SHAHIH
  8. Hadits 00598 [ Mengaminkan doa sendiri ]  DHAIF
  9. Hadits 05011 [ Bacaan setelah al-Fatihah ] SHAHIH
  10. Hadits 06710 [ Bacaan ketika rukuk dan sujud ] SHAHIH
  11. Hadits 07360 [ Bacaan ketika berdiri dari ruku`, Salam, Amin, Rabbana ] SHAHIH
  12. Hadits 06706 [ Kunut ] SHAHIH
  13. Hadits 06141 [ Kumpulan doa duduk diantara dua sujud ] SHAHIH
  14. Hadits 06162 [ Kumpulan hadits tasyahud, shalawat, dan doa sebelum salam ] SHAHIH
  15. Hadits 08193 [ Takbiratul Ihram dan Salam ] HASAN / SHAHIH
  16. Hadits 00717 [Tasyahud, shalawat, doa] SHAHIH
=

1.     Bab Dzikir dan Doa Seputar Shalat

Membaca takbiratul ihram

٨١٩٣ــ مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطَّهُوْرُ، وَتَحْرِيْمُهَا التَّكْبِيْرُ، وَتَحْلِيْلُهَا التَّسْلِيْمُ (حم د ت ه) عن علي أمير المؤمنين (صح)ـ

          8193- Kuncinya shalat adalah bersuci, tahrimnya adalah takbir, dan (تَحْلِيْل) tahlilnya adalah salam. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah dari Ali Amirul Mukminin. SHAHIH)

          Sebab yang mengharamkan sesuatu di luar shalat adalah takbir (الله اكبر), (Takbiiratul ihraam (تَكْبِيْرَةُ الإحْرَامِ) menjadi permulaan shalat dan karenanya segala sesuatu yang halal di luar shalat menjadi terlarang seperti makan, minum, dan lainnya).

          Shalat tidak jadi terkecuali dengan mengucapkan lafazh Allahu Akbar (الله اكبر), ini adalah madzhab tiga imam, sedangkan imam Abu Hanifah berkata bahwa shalat tetap jadi dengan mengucapkan lafazh apa saja yang bertujuan mengagungkan Allah swt. Imam Abu Hanifah juga berkata jika takbiratul ihram bukan bagian dari shalat karena sesuatu tidak mungkin disandarkan terhadap dirinya sendiri. Mengenai perkataannya ini dapatlah dijawab jika sesuatu terkadang bisa disandarkan terhadap dirinya sendiri seperti bangunan struktur rumah yang saling menguatkan.

          Takbiratul ihram (الله اكبر) adalah rukun shalat yang mengharamkan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan shalat dan salam (السَّلامُ عليكم ورَحمةُ اللهِ) adalah rukun shalat yang menjadikan seseorang keluar dari shalat dan menghalalkan sesuatu yang tadinya dilarang ketika shalat.[1]

Membaca doa iftitah

٦٥٦٧ــ كَانَ إِذَا ٱسْتَفْتَحَ ٱلصَّلَاةَ قَالَ: سُبْحَانَكَ اللهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، وَتَبَارَكَ اسْمُكَ، وَتَعَالَى جَدُّكَ، وَلَا إِلهَ غَيْرُكَ (د ت ه ك) عن عائشة (ق ه ك) عن أبى سعيد (طب) عن أبى مسعود وعن وائلة (صح)ـ

          6567- Apabila beliau membuka shalat maka beliau berkata: "Maha suci Engkau Ya Allah dan dengan memuji-Mu, Maha berkah Nama-Mu, Mahatinggi kemulian-Mu, dan tiada Tuhan selain-Mu. (HR Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Hakim dari `Aisyah. Riwayat Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, dan Hakim dari Abu Sa`id. Riwayat Thabrani dari Ibnu Mas`ud. SHAHIH)

Salah satu doa iftitah yang pernah dibaca nabi adalah doa tersebut diatas
(
سُبْحَانَكَ اللهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، وَتَبَارَكَ اسْمُكَ، وَتَعَالَى جَدُّكَ، وَلَا إِلهَ غَيْرُكَ)[2]

Doa Iftitah dalam Shahih Muslim hadits nomor 601

بيْنَما نَحْنُ نُصَلِّي مع رَسولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ إذْ قالَ رَجُلٌ مِنَ القَوْمِ: اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا، فَقالَ رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ: مَنِ القَائِلُ كَلِمَةَ كَذَا وَكَذَا؟ قالَ رَجُلٌ مَنِ القَوْمِ: أَنَا، يا رَسولَ اللهِ، قالَ: عَجِبْتُ لَهَا، فُتِحَتْ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ قالَ ابنُ عُمَرَ: فَما تَرَكْتُهُنَّ مُنْذُ سَمِعْتُ رَسولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ يقولُ ذلكَ.

          Ketika kami shalat bersama Rasulullah saw tiba-tiba ada laki – laki dari suatu kaum yang mengucapkan: (اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًاAllah Maha Besar sebesar-besarnya, segala puji hanya milik Allah sebanyak – banyaknya, Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang. Maka Rasulullah saw bertanya: “Siapakah orang yang mengatakan kalimat ini dan itu?” Orang dari kaum itu menjawab: “Saya, wahai Rasulullah, Beliau bersabda: “Aku senang dengan kata – kata itu, pintu – pintu langit telah dibukakan untuknya”. Ibnu Umar berkata: “Aku tidak pernah meninggalkannya sejak aku mendengar Rasulullah mengatakan hal tersebut”. (HR. Muslim nomor 601. SHAHIH)

Membaca ta`awwudz

٨٨٤٤ــ مَنْ عَاذَ بِاللهِ فَقَدْ عَاذَ بِمَعَاذٍ (حم) عن عثمان وابن عمر (ح)ـ

           8844- Barangsiapa berlindung kepada Allah maka benar-benar telah berlindung kepada pelindung (yang sebenarnya). (HR. Ahmad dari Utsman dan Ibnu Umar. HASAN)[3]

          Surat An-Nahl ayat 98

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِي

          Artinya: Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. (QS. An-Nahl:98)

Membaca surat Al-Fatihah

٩٨٩٤ــ لَاصَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ (حم ق ٤) عن عبادة (صح)ـ

          9894- Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca surat al-fatihah (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasaa-i, dan Ibnu Majah dari `Ubadah SHAHIH)

Shalat tidak sah kalau tidak membaca surat al-fatihah.[4]

٧١٢٩ــ كَانَ يَقْطَعُ قِرَاءَتَهُ آيَةً آيَةً ـ الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ـ ثُمَّ يَقِفُ ـ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ـ ثُمَّ يَقِفُ ـ (ت ك) عن أمسلمة (صح)ـ

          7129- Beliau memutus bacaan seayat-seayat (الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ) lalu berhenti (الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ) lalu berhenti. (HR. Tirmidzi dan Haakim ari Umi Salamah. SHAHIH).[5]

٦٠١٩ــ قالَ اللَّهُ تَعالَى: قَسَمْتُ الصَّلاةَ بَيْنِي وبيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ، ولِعَبْدِي ما سَأَلَ، فإذا قالَ العَبْدُ: {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العالَمِينَ}، قالَ اللَّهُ تَعالَى: حَمِدَنِي عَبْدِي، وإذا قالَ: {الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ}، قالَ اللَّهُ تَعالَى: أثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي، وإذا قالَ: {مالِكِ يَومِ الدِّينِ}، قالَ: مَجَّدَنِي عَبْدِي، فإذا قالَ: {إيَّاكَ نَعْبُدُ وإيَّاكَ نَسْتَعِينُ} قالَ: هذا بَيْنِي وبيْنَ عَبْدِي، ولِعَبْدِي ما سَأَلَ، فإذا قالَ: {اهْدِنا الصِّراطَ المُسْتَقِيمَ صِراطَ الَّذينَ أنْعَمْتَ عليهم غيرِ المَغْضُوبِ عليهم ولا الضَّالِّينَ} قالَ: هذا لِعَبْدِي ولِعَبْدِي ما سَأَلَ (حم م ٤) عن أبى هريرة (صح)ـ

          6019- Allah swt berfirman: “Aku membagi shalat antara Aku dan hamba-Ku separoh – separoh dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta”. Maka apabila hamba mengucapkan: (الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العالَمِينَ) “Segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam” Allah mengucapkan:“Hamba-Ku telah memuji-Ku, apabila ia mengucapkan: (الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ) “Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang” Allah mengucapkan:“Hamba-Ku telah menyanjung-Ku”, apabila ia mengucapkan: (مالِكِ يَومِ الدِّينِ) “Pemilik hari pembalasan” Allah mengucapkan:“Hamba-Ku telah mengagungkan Aku”, apabila ia mengucapkan: (إيَّاكَ نَعْبُدُ وإيَّاكَ نَسْتَعِينُ) “Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan” maka Allah mengucapkan:“Ini adalah antara Aku dan Hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa yang dimintanya”, apabila ia mengucapkan: (اهْدِنا الصِّراطَ المُسْتَقِيمَ صِراطَ الَّذينَ أنْعَمْتَ عليهم غيرِ المَغْضُوبِ عليهم ولا الضَّالِّينَ) “Tunjukilah kami jalan yang lurus, jalan orang  orang yang Engkau beri nikmat, bukan (jalan) orang – orang yang dimurkai dan bukan (jalan) orang – orang sesat” Ia mengucapka:”Ini adalah untuk hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa yang diminyanya.”. (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasaai dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah. SHAHIH)[6]

Membaca amin

٤٩١ــ إِذَا أَمَّنَ الْإِمَامُ أَمِّنُوْا فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ تَأْمِيْنُهُ تَأْمِيْنَ الْمَلَائِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (مالك حم ق ٤) عن أبي هريرة (ق)ـ

491- Apabila imam telah membaca “aamiin” maka bacalah “aamiin”, sesungguhnya barangsiapa yang aamiinnya bertepatan dengan aamiinnya Malaikat maka diampuni dosa-dosa yang telah lalu. (HR. Malik, Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasaa-I, dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah. SHAHIH)

          Disunnahkan bagi ma`mum membaca amin bersamaan dengan bacaan aminnya imam. Bacaan aminnya imam bersamaan dengan bacaan aminnya MalaikatDosa-dosa yang dimaksud disini adalah dosa – dosa yang kecil.[7]

٥٩٨ــ إِذَا دَعَا أَحَدُكُمْ فَلْيُؤَمِّنْ عَلَى دُعَاءِ نَفْسِهِ (عد) عن أَبِى هريرة و بيض له الديلمي (ض)ـ

598- Apabila salah seorang kalian berdoa maka hendaklah mengamini doanya sendiri. (HR. Ibnu Adi dari Abu Hurairah, dan ia termasuk yang dibiarkan putih (tanpa catatan sanad) oleh Dailami. DHAIF)

          Disunnahkan membaca aamiin untuk doa sendiri maupun doa orang lain karena ketika membacaaamiin maka Malaikat akan mengikutinya dan bisa menjadi salah satu sebab dikabulkannya doa.[8]

Membaca ayat atau surat Al-Qur`an setelah Al-Fatihah

٥٠١١ــ صَلِّ بِالشَّمْسِ وَضُحَاهَا وَنَحْوِهَا مِنَ السُّوَرِ (حم) عن بريدة (ح)ـ

          5011- Shalatlah dengan surat Wasy Syami Wa Dhuhaahaa dan sepertinya dari surat – surat. (HR. Ahmad dari Buraidah. HASAN)

          Apabila kalian menjadi imam dari orang – orang yang tidak ridha memanjangkan bacaan maka shalatlah dengan bacaan yang pendek seperti surat Wasy Syami Wa Dhuhaahaa dan yang sejenisnya. [9]

Bacaan ketika rukuk dan sujud

٦٧١٠ــ كَانَ إِذَا رَكَعَ قَالَ: سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ، ثَلَاثًا، وَإِذَا سَجَدَ قَالَ: سُبْحَانَ رَبِّىَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ، ثَلَاثًا (د) عن عقبة بن عامر (ح)ـ

6710- Apabila beliau rukuk membaca (سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ) tiga kali dan apabila sujud membaca (سُبْحَانَ رَبِّىَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ) tiga kali. (HR. Abu Dawud dari `Uqbah bin `Amir. HASAN)[10]

Bacaan ketika bangkit dari ruku`

٧٣٦٠ــ لَمْ تَحْسُدْنَا الْيَهُوْدُ بِشَيْءٍ مَاحَسَدُوْنَا بِثَلَاثٍ: التَّسْلِيْمِ وَالتَّأْمِيْنِ واللّٰهُمَّ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ (هق) عن عائشة (صح)ـ

          7360- Orang Yahudi tidak iri kepada kita karena sesuatu seperti iri mereka kepada kita karena tiga (hal): mengucapkan salam, membaca amin, dan (doa) Allahumma Rabbanaa wa lakal hamd (اللّٰهُمَّ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ). (HR. Baihaqi dari Aisyah. SHAHIH)

          Taslim (التَّسْلِيْمِ) maksudnya adalah mengucapkan salam penghormatan ketika saling bertemu, salam tersebut merupakan salam para penghuni surga, sedangkan salam orang Yahudi dengan cara melambaikan telapak tangan dan jari tangan.

          Ta`min (التَّأْمِيْنِ) maksudnya adalah membaca amin (آمين) setelah surat Al-Fatihah di dalam shalat dan luar shalat.

          Membaca doa setelah berdiri dari rukuk yaitu Allahumma Rabbanaa wa lakal hamd (اللّٰهُمَّ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ).

          Ketiga hal tersebut merupakan bagian dari khushushiyah umat Nabi Muhammad SAW yang membuat kaum Yahudi makin hasad kepada umat islam.

Sayangnya prilaku tercela terebut kadang terjadi pada umat islam ketika merek melihat umat islam lainnya mendapatkan nikmat tambahan hidayah, ilmu atau amal shaleh.[11]

Shahih Bukhari Hadits Nomor 795

كَانَ النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ إذَا قَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَن حَمِدَهُ، قَالَ: اللَّهُمَّ رَبَّنَا ولَكَ الحَمْدُ، وكانَ النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ إذَا رَكَعَ، وإذَا رَفَعَ رَأْسَهُ يُكَبِّرُ، وإذَا قَامَ مِنَ السَّجْدَتَيْنِ، قَالَ: اللَّهُ أكْبَرُ

          Apabila Nabi saw telah mengucapkan (سَمِعَ اللَّهُ لِمَن حَمِدَهُ) Allah mendengar orang yang memuji-Nya, beliau mengucapkan (اللَّهُمَّ رَبَّنَا ولَكَ الحَمْدُ) Ya Allah Tuhan kami dan hanya milik-Mu semua puji-pujian, dan Nabi saw apabila hendak ruku`, dan apabila bangkit dari ruku`, dan apabila berdiri dari dua sujud, beliau membaca Allahu Akbar (اللَّهُ أكْبَرُ). (HR. Bukhari dari Abu Hurairah. SHAHIH)

Membaca Qunut

٦٧٠٦ــ كَانَ إذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوْعِ فِى صَلَاةِ الصُّبْحِ فِى آخِرِ رَكْعَةٍ قَنَتَ (ابن السنى ) عن عائشة (ح)ـ

          6706- Apabila beliau mengangkat kepalanya dari ruku` dalam shalat shubuh di rakaat akhir, beliau berkunut. (HR. Muhammad bin Nashr dari Abu Hurairah. SHAHIH)

          Imam Nawawi menjelaskan hadits ini menunjukan kunut sunnah di shalat shubuh, dan Nabi saw mendawamkan kunut.

          Salah satu bacaan kunut yang diajarkan Rasulullah saw dalam shalat witir adalah

اَللهُمَّ اهْدِنِيْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِيْ فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِيْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِيْ فِيْمَاأَعْطَيْتَ، وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ، اِنَّكَ تَقْضِىْ وَلاَيُقْضَى عَلَيْكَ، وَاِنَّهُ لاَيَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلاَيَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ (ابو داود:١٤٢٥) عن الحسن بن على (صح)ـ

          Artinya: "Ya Allah tunjukkanlah padaku sebagaimana pada mereka yang telah Engkau beri petunjuk. Dan berilah padaku pengampunan sebagaimana pada mereka yang Engkau beri ampun. Dan peliharalah aku sebagaimana pada mereka yang Engkau pelihara. Dan berilah padaku keberkatan sebagaimana yang telah Engkau karuniakan pada mereka. Dan selamatkan aku dari mara bahaya yang telah Engkau tentukan. Sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan yang kena hukum. Dan sesungguhnya tidaklah hina pada mereka orang yang Engkau pimpin, dan tidak mulia orang yang Engkau musuhi. Maha Berkah Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau.” (HR. Abu Dawud (1425) dari Hasan bin Ali. SHAHIH)


Doa duduk diantara dua sujud

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِي وَاهْدِنِي وَعَافَنِي وَاعْفُ عَنِّي

Artinya: Ya Tuhanku, mohon ampunilah aku; rahmatilah aku; perbaikilah aku; angkatlah aku; anugerahkanlah rezeki kepadaku; berilah hidayah kepadaku; sehatkanlah aku dan maafkanlah aku.

          Susunan doa tersebut diatas merupakan gabungan dari beberapa doa yang pernah diajarkan oleh Rasulullah saw seperti dalam hadits dibawah ini:

٦١٤١ـ قُلْ: اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِى وَارْحمْنِى وَعَافِنِى وَارْزُقْنِى فَإِنَّ هٰؤُلَاءِ تَجْمَعُ لَكَ دُنْيَاكَ وَآخِرَتَكَ (حم م ه) عن طارق الأشجعى (صح)ـ

            6141- Katakanlah: “Ya Allah ampunilah aku, kasihanilah aku, selamatkanlah aku, dan berilah aku rizki,( اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِى وَارْحمْنِى وَعَافِنِى وَارْزُقْنِى), sesungguhnya semua itu menghimpun untukmu duniamu dan akhiratmu. (HR. Ahmad, Muslim, dan Ibnu Majah dari Thariq al-Asyja`i. SHAHIH)[12]

Sunan Abu Dawud hadits nomor 850

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِى وَارْحمْنِى وَعَافِنِى وَاهْدِنِى وَارْزُقْنِى

Ya Allah, mohon ampunilah aku, rahmatilah aku, sehatkanlah aku, berilah hidayah kepadaku, anugerahkanlah rezeki kepadaku. (HR. Abu Dawud (850). HASAN)

Sunan Ibnu Majah hadits nomor 898

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِى وَارْحمْنِى وَاجْبُرْنِى وَارْزُقْنِى وَارْفَعْنِى 

          Ya Allah, mohon ampunilah aku, rahmatilah aku, perbaikilah aku, anugerahkanlah rezeki kepadaku, angkatlah aku. (HR. Ibnu Majah (898). SHAHIH)

          Sunan Tirmidzi hadits nomor 284

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِى وَارْحمْنِى وَاجْبُرْنِى وَاهْدِنِى وَارْزُقْنِى 

          Ya Allah, mohon ampunilah aku, rahmatilah aku, perbaikilah aku, berilah hidayah kepadaku, anugerahkanlah rezeki kepadaku. (HR. Tirmidzi (284). SHAHIH)

          Sunan Tirmidzi hadits 3513

اللهمَّ إنك عفوٌّ تُحبُّ العفوَ فاعفُ عنِّي

Ya Allah, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi mencintai ampunan, maka ampunkanlah diriku. (HR. Tirmidzi (3513). SHAHIH)

 

٤٧٠٠ــ سَلُوْا اللهَ الْعَفْوَ وَ الْعَافِيَةَ فَإِنَّ أَحَدًا لَمْ يُؤْطَ بَعْدَ الْيَقِيْنِ خَيْرًا مِنَ الْعَافِيَةِ (حم ت) عن أبي بكر (صح)ـ

          4700- Mohonlah kepada Allah kemaafan / ampunan (الْعَفْوَ) dan keselamatan (الْعَافِيَةَ) karena sesungguhnya seseorang tidaklah diberi sesuatu yang lebih baik setelah keyakinan daripada keselamatan. (HR. Ahmad dan Tirmidzi dari Abu Bakar. SHAHIH)[13]

          Bacaan Tasyahud

التَّحِيَّاتُ المُبَارَكَاتُ، الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ، السَّلَامُ عَلَيْكَ أيُّها النبيُّ ورَحْمَةُ اللهِ وبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وعلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِينَ، أشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ، وأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا رَسولُ اللَّهِ

          Artinya: “Segala ucapan selamat, shalawat, dan kebaikan hanya milik Allah. Mudah-mudahan shalawat dan salam terlimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan barakah-Nya. Mudah-mudahan shalawat dan salam terlimpah pula kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah utusan Allah”. (HR. Muslim (403) dari Ibnu Abbas. SHAHIH)

          Bacaan Shalawat

أَللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. أللهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

          Artinya: "Ya Allah, berilah rahmat atas Muhammad dan atas keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat atas Ibrahim dan atas keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung. Ya Allah, berilah keberkahan atas Muhammad dan kelurga Muhammad sebagaimana telah Engkau berikan keberkahan atas Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung". (HR. Bukhari (3370) dari Ka`b bin `Ujrah. SHAHIH)[14]

          Bacaan doa setelah shalawat sebelum salam

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

          Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari siksa Jahannam, siksa kubur, dari fitnahnya kehidupan dan kematian, dan dari keburukan fitnahnya Al Masih Ad-Dajjal,” (HR. Muslim (588) dan Bukhari (1377) dari Abu Hurairah. SHAHIH)

اللَّهُمَّ إِنِّى ظَلَمْتُ نَفْسِى ظُلْمًا كَثِيرًا وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ ، فَاغْفِرْ لِى مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ ، وَارْحَمْنِى إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

          Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku telah menzhalimi diriku sendiri dengan kezhaliman yang besar. Tiada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau. Ampunilah aku dengan ampunan dari-Mu. Kasihanilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).” (HR. Bukhari (834) dan Muslim (2705) dari Abu Bakr Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu. SHAHIH)

          Membaca salam

٨١٩٣ــ مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطَّهُوْرُ، وَتَحْرِيْمُهَا التَّكْبِيْرُ، وَتَحْلِيْلُهَا التَّسْلِيْمُ (حم د ت ه) عن علي أمير المؤمنين (صح)ـ

          8193- Kuncinya shalat adalah bersuci, tahrimnya adalah takbir, dan (تَحْلِيْل) tahlilnya adalah salam. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah dari Ali Amirul Mukminin. SHAHIH)[15]

وَيُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ

Artinya: mengucapkan salam ke kanan dan ke kirinya: Assalamu ‘Alaikum wa Rahmatullah Assalamu ‘Alaikum wa Rahmatullah (السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ) 'semoga keselamatan (diberikan) atasmu dan juga dilimpahkan atasmu rahmat dari Allah. (HR. Tirmidzi (1319) dari Abdullah. SHAHIH)



[1] Jaami`ush Shaghiir 8193. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 8193.

[2] Jaami`ush Shaghiir 6567. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6567.

[3] Jaami`ush Shaghiir 8844. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 8844.

[4] Jaami`ush Shaghiir 9894. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 9894.

[5] Jaami`ush Shaghiir 7129. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 7129.

[6] Jaami`ush Shaghiir 6091. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6091.

[7] Jaami`ush Shaghiir 491. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 491.

[8] Jaami`ush Shaghiir 598. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 598.

[9] Jaami`ush Shaghiir 5011. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 5011.

[10] Jaami`ush Shaghiir 6710. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6710.

[11] Jaami`ush Shaghiir 7360. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 7360.

[12] Jaami`ush Shaghiir 6141. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6141.

[13] Jaami`ush Shaghiir 4700. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 4700.

[14] Jaami`ush Shaghiir 6162. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6162.

[15] Jaami`ush Shaghiir 8193. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 8193.

=




Cari Blog Ini

LABEL

40 HADITS PENGOBATAN HERBAL (57) ADAB (39) ADZKAR NAWAWI (16) AHLAK MULIA (20) AHLAK TERCELA (9) AHLUSSUNNAH (1) Air (5) Air Zam - Zam (5) Al - Arba`ah (2) AL-ARBANGIN WA AL-ARBANGIN (2) AL-BAQARAH (1) AL-FATIHAH (1) AL-IJTIMA (3) Al-Jami Ash-Shaghir (452) Al-Jami Ash-Shaghir Vidio (8) Al-QUR`AN (17) Alkohol (2) ALPUKAT (3) Alzheimer (34) AMAL SHALEH (4) Amandel (8) analgesik (3) Analgetik (8) Anemia (2) anggur (3) ANJING (2) Anoreksia (2) ANTIAGING (9) Antialergi (10) Antiangiogenesis (4) ANTIBAKTERI (12) ANTIDEPRESI (2) ANTIDIABETES (27) Antiemetik (Antimuntah) (1) Antifatigue (1) ANTIFUNGAL (ANTIJAMUR) (8) ANTIHIPERLIPIDEMI (5) Antihistamin (1) Antiinfeksi (3) ANTIINFLAMASI (11) ANTIKANKER (26) Antikarsinogenik (4) ANTIKEJANG (1) Antileishmania (1) ANTIMIKROBA (8) Antimutagenik (3) ANTIOKSIDAN (15) Antiparasit (1) Antipasmodik (1) Antipiretik (4) Antipyretic (1) ANTISEMBELIT (KONSTIPASI) (2) Antitrombotik (3) ANTITUMOR (5) ANTIVIRUS (5) Arthritis (15) Asam Lambung (3) ASAM URAT (9) ASI (2) Asma (7) ASMAUL HUSNA (5) Astrigen (1) Aterosklerosis (5) AZAB (1) Bab Huruf Hamzah [ ء ] (1) BAB JIN IBLIS SYETAN (2) BAB KEUTAMAAN AMAL SHALEH (2) BAB PERBUATAN TERCELA (6) BANGSA ARAB (2) BANI ISRAIL (1) Barley (1) Batu Ginjal (2) Batuk (4) Bawang Putih (5) Bedsores (1) BEKAM (3) BENAR (1) Benjolan Tubuh (4) BERBURU (1) BERBURU SURGA (40) BID`AH (3) BIDADARI (1) BINAHONG (5) BISUL (1) BOHONG (4) Bronkhitis (1) Bronkiolitis (1) Bronkitis (3) BULAN RAJAB (1) BULUGHUL MARAM بُلُوْغُ الْمَرَامِ مِنْ أَدِلَّةِ الْأَحْكَامِ (1) BUNGA LIAR CIWULAN (2) BUNGA MELATI (2) Bunga Rosela (1) CABANG IMAN (2) CABE (1) CARA MEMASARKAN TANAMAN HERBAL (1) Celak (1) cemas (1) Chamomile (4) CINTA (1) CIPLUKAN (6) COBAAN (3) Cuka (1) DAJJAL (2) DAKWAH (3) Daun Dewa (3) daun kelor (4) Delima (2) DEMAM BERDARAH (DBD) (1) DHA`IF (3) DHUAFA (1) DIARE (8) Dislipidemia (1) DOSA (3) DUNIA YANG DIBERKAHI (1) DZIKIR dan DO`A (619) Epilepsi (1) FADHOILUL A`MAL (4) FAKIR MISKIN DHU`AFA (2) FATHUL KABIIR (192) Febrifuge (1) FITNAH (1) Flu (1) GAMAT (1) Gandum (3) Garam (5) Gastritis (2) GERHANA (2) GIGI DAN MULUT (5) GINJAL (10) GINSENG (1) Gonore (1) GOUT (1) GUNUNG UHUD (2) GUS BAHA (5) Habbatussauda (34) HADIAH (1) Hadits Abu Dawud (4) Hadits Ahmad (15) HADITS BAIHAQI (2) HADITS BERCOCOK TANAM (14) HADITS BUKHARI (99) Hadits Hakim (8) Hadits Ibnu Hibban (2) Hadits Ibnu Majah (3) HADITS MUSLIM (22) Hadits Nasaa-i (1) HADITS SHAHIH (62) HADITS SIRSAK (1) HADITS THABRANI (4) HaditsTirmidzi (1) HAJI DAN UMROH (11) HAMBA SAHAYA (7) HARI JUM`AT (3) HARI KIAMAT (21) HARI RAYA (1) HATI / LIVER / HEPATITIS (18) Hemangioendoteliom (2) Hepatokarsinoma (2) Hepatoprotektor (5) herpes simplek (1) HIPERTENSI (9) Hipolipidemik (3) Hipotensi (1) HIV/AIDS (2) HUDUD (2) HUKUM ISLAM (2) Hulbah (2) IBRAHIM (1) IHSAN (2) Ijtima` al-Muhadditsin (1) ILMU (9) Iman (38) IMAN KEPADA ALLAH SWT (13) IMAN KEPADA NABI DAN RUSUL (16) Inai (1) INDUSTRI PANGAN POHON SIRSAK (14) INDUSTRI PENGOBATAN POHON SIRSAK (31) Infertilitas (4) INSOMNIA (5) ISRA MI`RAJ (2) ISTIGHFAR (20) JAHE (62) JALUR ALANG-ALANG SUNGAI CIWULAN TASIKMALAYA (5) JALUR MANGGIS SUNGAI CIWULAN (3) JALUR SIRSAK CIWULAN (9) JAM`UL JAWAAMI` (41) JAMI (1) JAMI`US SHAGHIR [ الجامع الصغير في أحاديث البشير النذير جلال الدين عبد الرحمن بن أبى بكر السيوطى ] (4) Jamur (2) JANDA (1) JANTUNG (15) JATI BELANDA (1) JENAZAH (2) Jerawat (4) Jeruk Nipis (1) JIHAD (16) JINAYAT / KRIMINAL (2) JUAL - BELI (15) KABAR GEMBIRA BAGI ORANG SAKIT (3) KACANG GUDE (Cajanus cajan) (1) KAFIR (7) KALENDER SUNNAH (1) Kamar Mandi (2) Kanker / Tumor Otak (3) Kanker Darah (Leukemia) (3) kanker hati (2) Kanker Kelenjar Getah Bening (1) kanker kulit (1) kanker limfoma (1) Kanker Nasoaring (2) kanker pancreas (2) kanker paru-paru (7) kanker payudara (9) kanker prostat (7) kanker serviks (8) kanker usus (6) KARA BENGUK (Mucuna pruriens) (9) KAYU GAHARU (2) Kayu Manis (1) KEBUN BINATANG (13) Kecanduan Narkoba (1) KEJADIAN ALAM (2) Keju (Jubnah) (3) Kekebalan Tubuh (1) Kelor (Moringa oleifera) (2) KELUARGA NABI (10) KENCUR (1) KENIKMATAN DUNIA (3) KEPEMIMPINAN (5) Keputihan (3) KERJA (1) KERSEN (4) KESEHATAN LAKI - LAKI (2) KESEHATAN PENCERNAAN (3) KESEMUTAN (1) Kesuburan (1) KEUTAMAAN BERORGANISASI (1) KHAMAR (4) KHASIAT MANGGIS (53) KHASIAT SIRSAK (31) KHASIAT TEH PUTIH (6) KHAWARIJ (1) KHIANAT (2) KHULAFAURRASYIDIN (1) KIAMAT (1) Kista (2) KITAB ADAB (7) KITAB ADZAN (2) KITAB AL-MUHSHAR (2) KITAB ALLAH (1) KITAB AQIQAH (2) KITAB AWAL MULA PENCIPTAAN (2) KITAB BARANG TEMUAN (2) KITAB BERBAGAI HUKUM (2) KITAB BERPEGANG TEGUH KEPADA AL-QUR`AN DAN SUNNAH (2) KITAB BUDAK (2) KITAB CITA-CITA (2) KITAB DIYAT (3) KITAB DOA (6) KITAB FARA`ID (3) KITAB FITNAH (3) KITAB GADAI (2) KITAB HADITS AHAD (1) KITAB HAID (3) KITAB HAJI (2) KITAB HAWALAH (1) KITAB HAWALAT (2) KITAB HIBAH (4) KITAB HUKUM HAD (3) KITAB HUTANG PIUTANG (2) KITAB I`TIKAF (3) KITAB IJARAH (2) KITAB ILMU (11) KITAB IMAN (39) KITAB ISTITABAH (3) KITAB JENAZAH (3) KITAB JIHAD DAN BERBAGAI KISAH (4) KITAB JIZYAH DAN GENCATAN SENJATA (2) KITAB JUAL BELI (3) KITAB JUM`AT (3) KITAB KAFALAH (1) KITAB KAFARAT HAJI (2) KITAB KAFARAT SUMPAH (1) KITAB KEPEMIMPINAN (2) KITAB KESAKSIAN (2) KITAB KETERPAKSAAN (2) KITAB KEUTAMAAN AL-QUR`AN (4) KITAB KEUTAMAAN KAUM ANSHAR (1) KITAB KEUTAMAAN LAILATUL QADAR (2) KITAB KEUTAMAAN MADINAH (2) KITAB KEUTAMAAN PARA SHABAT (3) KITAB KEUTAMAAN SHALAT DI MASJID MAKKAH DAN MADINAH (2) KITAB KEZHALIMAN (2) KITAB KHUMUS / SEPERLIMA (3) KITAB KISAH PARA NABI (3) KITAB LI`AN (1) KITAB MAGHAZI / PEPERANGAN (2) KITAB MAKANAN (3) KITAB MAKATIB (1) KITAB MANAQIB / KEUTAMAAN (2) KITAB MANDI (3) KITAB MASJID DAN TEMPAT SHALAT (8) KITAB MEMERDEKAKAN BUDAK (3) KITAB MIMPI (1) KITAB MINTA IZIN (2) KITAB MINUMAN (3) KITAB MUSAQAH (3) KITAB MUZARA`AH (2) KITAB NADZAR (1) KITAB NAFKAH (2) KITAB NIKAH (3) KITAB PAKAIAN (2) KITAB PENGADILAN (1) KITAB PENGOBATAN (4) KITAB PENYUSUAN (1) KITAB PERBUATAN DALAM SHALAT (3) KITAB PERDAMAIAN (2) KITAB PERMULAAN TURUNNYA WAHYU (4) KITAB PERSENGKETAAN (2) KITAB PUASA (7) KITAB PUTUSAN PENGADILAN (1) KITAB QADAR (3) KITAB QURBAN (3) KITAB SALAM (3) KITAB SEMBELIHAN DAN BINATANG BURUAN (3) KITAB SHALAT (3) KITAB SHALAT IED (3) KITAB SHALAT ISTISQA (3) KITAB SHALAT KUSUF (3) KITAB SHALAT QASHAR (3) KITAB SHALAT TAHAJJUD (2) KITAB SHALAT TARAWIH (2) KITAB SHALAT WITIR (2) KITAB SUJUD SAHWI (3) KITAB SUMPAH DAN NADZAR (3) KITAB SYAIR (1) KITAB SYARAT (2) KITAB SYIRKAH KERJASAMA (2) KITAB SYU`AH (1) KITAB SYUF`AH (1) KITAB TABIR MIMPI (4) KITAB TAFSIR (3) KITAB TAUHID (2) KITAB TAYAMUM (3) KITAB TENTANG PAKAIAN (2) KITAB TENTANG SAKIT (2) KITAB THAHARAH (1) KITAB THALAK (3) KITAB TIPU DAYA (2) KITAB UMRAH (2) KITAB WAKALAH (3) KITAB WAKTU SHALAT (2) KITAB WASIAT (3) KITAB WUDHU (2) KITAB ZAKAT (3) KITAB ZUHUD (2) KOLESTEROL (27) KORUPSI (1) KULIT HITAM (1) KUMIS KUCING (1) KUMPULAN HADITS (3) KUNUZUL HAQAAIQ (11) KUNYIT (7) KURBAN (2) Kurkumin (1) KURMA (37) Labu (20) LAGU (1) Laksatif / Pencahar (2) LARANGAN SYARIAT (3) Lc. (1) lemah (1) Lemon (1) Lempuyang (1) Lidah Buaya (3) Limpa (1) Lubab Al-Hadits Wa Ziyadatuhu (78) Luka Luar (5) MA. (1) MADINAH (8) MADU PROPOLIS (78) Malaikat (7) MALAIKAT JIBRIL (3) malaria (5) MALU (1) mandi (1) MANHAJ ILMU GUS BAHA (1) MANUSIA (1) MARKETPLACE (1) Masjid (18) MATA (6) MATAHARI DAN REMBULAN (1) MATI (15) MAULID NABI (1) MEDICAL HADITS (50) melarat (1) Melon (1) MEMBACA HADITS SHAHIH Kitab Jami’us Shaghir الجامع الصغير (171) Membaca Kitab Riyadhus Shalihin رِيَاضُ الصَّالِحِيْنَ مِنْ كَلَامِ سَيِّدِالْمُرْسَلِيْنَ (2) MENAMBAH NAFSU MAKAN (1) MENANAM POHON SURGA DI JALUR SIRSAK SUNGAI CIWULAN (5) Mengecilkan Rahim (1) MENGENAL POHON SIRSAK (5) Mentimun (3) MENYEBARKAN HADITS (2) MERINTIS JALUR MANGGIS SUNGAI CIWULAN TASIKMALAYA (4) MERINTIS JALUR MENGKUDU SUNGAI CIWULAN TASIKMALAYA (10) MIMPI (5) MIMPI JALUR SIRSAK SUNGAI CIWULAN (5) Minyak Samin (1) Minyak Wangi (3) Minyak Zaitun (17) Miom (3) MOJANG SIRSAK TASIKMALAYA (1) MU`TAZILAH (1) MUAMALAT (10) Mukhtashar Shahih Bukhari (15) MUKHTASHAR SHAHIH MUSLIM (9) MUKJIZAT (5) MUKMIN (10) Munafik (13) MUQADDIMAH IMAM MUSLIM (1) MURTAD (1) MUSA (2) Musafir (5) MUTTAFAQ `ALAIHI (13) Muttafaq `Alaihi dalam Jami’us Shaghir (284) NABI ISA (2) NABI MUHAMMAD SAW (20) NASAB (3) NASHAIHUL IBAD (1) NASRANI (1) NERAKA (14) Nervin (1) NGOMPOL (1) Niat (2) NIKAH (35) OBAT CACING (2) OBAT KUAT HERBAL (14) obesitas (5) ORANG ISLAM (2) ORANG TUA (2) ORANG YANG DILAKNAT (6) Osteoarthritis (1) Osteoporosis (4) PADANG MAHSYAR (1) PAKAIAN (10) Pankreas (3) Parkinson (1) paru - paru (5) PATUNG (5) PELACUR (1) PELUANG USAHA (2) PENAMPILAN (1) PENGOBATAN ISLAM (34) PENUAAN DINI (2) PENYAKIT PEREMPUAN (3) PERADILAN (5) PERAMAL (1) PERANG (14) PEREMPUAN (10) PERPUSTAKAAN RUMAH TASIK (7) PERTANIAN SIRSAK (7) PERTOLONGAN (2) Perut Kembung (3) Pilek (1) PILPRES 2019 (1) POLIP (1) POLITIK ISLAM (6) PUASA (19) Putri Malu ( Mimosa pudica ) (3) Radang Tenggorokan (5) Radang Usus (6) RAFIDHAH (1) RAMADHAN (3) REMATIK (1) RHINITIS (1) RIDHA ALLAH (11) RIZKI (3) RUKUN ISLAM (3) RUMAH (1) SABAR (4) SAHABAT NABI (11) sakit (2) Sakit Dada (1) SAKIT KAKI (2) SAKIT KEPALA (4) SAKIT PERUT (8) SALAM (1) SALURAN KEMIH (4) Sambiloto (3) Sariawan (3) Sedatif (1) SEDEKAH (14) sedih (1) SEHAT SELALU KAYA RAYA MASUK SURGA (495) SEJARAH ISLAM (7) Semangka (1) Senna (1) SHAHIH AL-JAAMI` AL-KABIIR (30) SHAHIH BUKHARI (2) SHAHIH JAMI`USH SHAGHIIR (7) SHAHIH MUSLIM (2) SHAHIH SUYUTHI (1) SHALAT (63) SHALAWAT NABI (26) SIFAT TERCELA (1) SIFAT TERPUJI (1) SIHIR (1) SILATURAHMI (3) Sinusitis (5) SIRIH MERAH (11) SIRSAK GUNUNG (3) Sitotoksik (1) Siwak (9) SORBAN (2) STROKE (7) SUMPAH (1) SUNGAI CIWULAN (5) SUNNAH MAKAN DAN MINUM (18) SURGA (2) susah (2) susu kambing (2) Susu Sapi (3) SYARAH HIKAM IBNU ATHAILLAH (24) Syeh Ali Jaber (1) SYETAN (4) TABAYUN (1) Tafsir Munir (1) TAFSIR MUNIR IMAM NAWAWI (17) TAHMID (1) TAKDIR (8) TAKOKAK / solanum torvum / Turkey Berry (27) TAKWA (3) Talak (1) Talbinah (3) TANAMAN HERBAL TASIKMALAYA (13) TASBIH (2) Taubat (4) TAUHID (3) TBC (7) TEH HIJAU (8) Teh Hitam (2) Teh Oolong (2) TEMU KUNCI (1) TEMU MANGGA (62) TEMULAWAK (19) TEMUPUTIH (49) TERMUPUTIH (1) THAHARAH (7) TIDUR (2) TIROID (5) TOKO PERABOT (3) TOMAT (1) TRIGLISERIDA (14) UJIAN (1) Ustadz Adi Hidayat (2) Ustadz H. Abdul Somad (6) Utrujjah (1) Vertigo (4) VITAMIN A (2) WAHABI (4) WAHYU (1) WALI ALLAH SWT (1) WARISAN (3) WASIR (Ambien) (3) Wudhu (22) YAHUDI (3) YAKJUJ MAKJUJ (1) YAMAN (1) YATIM PIATU (2) YOUTUBE KUMPULAN 40 HADITS (5) YOUTUBE PENGOBATAN HERBAL (5) YOUTUBE TERJEMAH AL-JAMI ASH-SHAGHIR (144) ZAKAT (6) ZALIM (1) ZHALIM (4) ZIARAH (1) ZINA (4) صحيح البخاري (3) مختصر صحيح البخارى ومسلم للإمام السيوطى MUKHTASHAR SHAHIH BUKHARI DAN MUSLIM IMAM SUYUTHI Alfabetik (5) مختصر صحيح البخارى ومسلم للإمام السيوطى MUKHTASHAR SHAHIH BUKHARI DAN MUSLIM IMAM SUYUTHI (17)