٥٥٨٧ــ
عَلَيْكُنَّ بِالتَّسْبِيْحِ وَالتَّهْلِيْلِ
وَالتَّقْدِيْسِ وَاعْقُدْنَ بِالْأَنَامِلِ فَإِنَّهُنَّ مَسْؤُوْلَاتٌ مُسْتَنْطَقَاتٌ
وَلَا تَغْفُلْنَ فَتُنْسَيْنَ الرَّحْمَةَ (ت ك) عن يسيرة (ح)ـ
5587-
Kalian harus baca tasbih (سُبْحَانَ اللّٰهِ), tahlil (لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ), taqdis (سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّنَا وَرَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوْحِ), dan menghitungnya dengan ujung
jari karena sesungguhnya ia akan ditanyai dan disuruh bicara. Dan janganlah
kalian lalai maka kalian akan dilupakan dari rahmat. (HR. Tirmidzi dan Haakim
dari Yasiirah. HASAN).
Hadits
ini menunjukan disunnahkannya menghitung bacaan tasbih atau dzikir dengan ujung
jari.
Ada diriwayatkan dari Abu Hurairah
bahwa beliau punya tambang dengan seribu pintalan dan belum tidur sebelum bertasbih
dengan seribu pintalan tali tersebut.[1]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar