٣٢ــ
إِئتَدِمُوْا بِالزَّيْتِ وَادَّهِنُوْا بـِهِ فَاِنَّهُ يَخْرُجُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ
(هـ ك هب) عن ابن عمر(صح)ـ
32- Berlauklah
dengan minyak zaitun dan berminyaklah dengannya karena sesungguhnya minyak
zaitun keluar dari pohon yang diberkahi. (HR. Ibnu
Majah, Hakim dan Baihaqi dari Ibnu Umar. SHAHIH)[1]
Makan roti dengan
minyak zaitun merupakan salah satu perbuatan sunnah. Minyak zaitun juga bagus
digunakan sebagai minyak rambut atau untuk meminyaki bagian tubuh tertentu.
Minyak zaitun merupakan
minyak yang penuh berkah karena diperas dari buah penuh berkah yang keluar dari
pohon yang diberkahi dan tumbuh di tanah yang diberkahi.
Maksud pohon
penuh berkah adalah pohon yang mengandung banyak manfaat dan khasiat atau pohon
yang hanya tumbuh di tanah – tanah yang diberkahi. Tanah – tanah yang diberkahi
akan mengeluarkan hal – hal yang penuh berkah pula seperti pohon zaitun.
Berkah adalah
melekatnya kebaikan ilahi dalam sesuatu (اَلْبَرَكَةُ ثُبُوْتُ الْخَيْرِ الْإِلٰهِى
فِى الشَّيْءِ).[2]
Tambahan:
Beberapa khasiat minyak zaitun menurut buku Trio Herbal terbitan Trubus
tahun 2010 misalnya adalah (1) mencegah dan mengatasi kanker, (2) mencegah dan
mengatasi berbagai penyakit jantung, (3) mencegah dan mengatasi radang lambung,
(4) mencegah dan mengatasi obesitas, (5) merawat kecantikan dan kesehatan kulit,
(6) sumber energy, (7) sumber antioksidan, (8) sumber nutrisi, (9) dlln.
SHAHIH JAMI`US SHAGHIR 11-20
٢٢ــ١١ــ آيَةُ مَا بَيْنَنا وَبَيْنَ المُنافِقِينَ أنَّهُمْ لاَ يَتَضَلَّعُونَ
مِنْ زَمْزَمَ (4 هـ ك) عَن ابْن عَبَّاس (صح)ـ[1]
[22](11)- Tanda
perbedaan antara kita dan orang munafik adalah mereka tidak mau memperbanyak
minum air zam – zam. (HR. Bukhari dalam kitab At-Tarikh, Ibnu Majah dan Hakim
dari Ibnu Abbas. SHAHIH)
٢٤ـ١٢ــ آيَةُ الإيمانِ حُبُّ الأَنْصَارِ وآيَةُ
النِّفاقِ بُغْضُ الأنْصارِ (حم ق ن) عَن أنس (صح)ـ[2]
[24](12)- Tanda
keimanan adalah cinta sahabat anshar dan tanda kemunafikan adalah benci sahabat
anshar. [HR. Ahmad, Bukhari, Muslim dan Nasaa-i dari Anas]
[Al-Jami: 24, Bukhari 17, Muslim: 74]
٢٥ـ١٣ـ آيَةُ المُنافِقِ ثَلاَثٌ إذَا حَدَّثَ
كَذَبَ وإذَا وعَدَ أخْلَفَ وإذَا ائْتُمِنَ خانَ (ق ت ن) عَن أبي هُرَيْرَة (صح)ـ[3]
[25](13)- Tanda - tanda orang munafik itu ada tiga: apabila berkata ia dusta,
apabila berjanji ia menyalahi janji, apabila dipercaya ia berkhianat. (HR.
Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasaa-i dari Anas, SHAHIH)
٢٨ـ١٤ـ
إئتِ المَعْروفَ،وَاجْتَنِبِ المُنْكَرَ وانْظُرْ مَا يُعْجِبُ أُذُنَكَ أنْ
يَقُولَ لَكَ القَوْمُ إذَا قُمْتَ مِنْ عِنْدِهِمْ فَأْتِهِ وانْظُرُ الَّذِي تَكْرَهُ
أنْ يَقُولَ لَكَ القَوْمَ إذَا قُمْتَ مِنْ عِنْدِهِمْ فاجْتَنِبْهُ (خد) وَابْن سَعْدٍ
والبَغَوي فِي مُعْجَمه والباوَرْدي فِي المَعْرِفَةِ (هَب) عَن حَرْمَلَةَ بن عبد
الله بن أوسٍ وَمَا لَهُ غَيره (ح)ـ[4]
[28](14)- Kerjakanlah kebaikan dan tinggalkanlah kemungkaran. Lihatlah
(pikirkanlah) perkataan kaum (yang diucapkan ketika kamu tidak bersama mereka)
yang membuatmu senang maka kerjakanlah. Lihatlah perkataan kaum (yang diucapkan
ketika kamu tidak bersama mereka) yang membuat kamu tidak senang maka jauhilah.
(HR Bukhari dalam Al-Adab, Ibnu Sa`d. Baghawi dalam Mu`jamnya. Baarudi dalam
Al-Ma`rifah dan Baihaqi dalam Syu`abul Iman dari Harmalah bin Aus, dan ia tidak
mempunyai selain hadits ini. HASAN)
٢٩ـ١٥ـ ائْتِ حَرْثَكَ أنَّى شِئْتَ وأطْعِمْها
إِذا طَعِمْتَ واكْسُها إِذا اكْتَسَيْتَ ولاَ تُقَبِّحِ الوَجْهَ ولاَ تَضْرِبْ (د)
عَن بَهْزِ بن حَكِيمٍ عَنْ أبِيهِ عَنْ جَدِّهِ (ح)ـ[5]
[29](15) Garaplah ladangmu bagaimana kamu mau (setubuhilah istrimu sesukamu),
berilah dia makan apabila kamu makan, berilah dia pakaian apabila kamu
berpakaian, janganlah mencela wajahnya dan janganlah memukulnya. (HR Abu Dawud
dari Bahz bin Hakim dari bapaknya dari kakeknya. HASAN)
٣١ـ١٦ـ اِئْتُوا الدّعوةَ اِذَا دُعِيْتُم (م)
عن ابن عمر (صح)ـ[6]
[31](16)- Datanglah ke undangan jika kalian diundang. (HR Muslim dari Ibnu Umar,
SHAHIH)
٣٢ـ١٧ـ إِئتَدِمُوْا بِالزَّيْتِ وَادَّهِنُوْا
بـِهِ فَاِنَّهُ يَخْرُجُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ (هـ ك هب) عن ابن عمر(صح)ـ[7]
[32](17)- Berlauklah dengan minyak
zaitun dan berminyaklah dengannya karena sesungguhnya minyak zaitun keluar dari
pohon yang diberkahi. (HR. Ibnu Majah, Hakim dan
Baihaqi dari Ibnu Umar, SHAHIH)
٣٤ـ١٨ـ اِئْتَدِمُوْا مِنْ هَذِهِ ٱلشَّجَرَةِ
ـ يَعْنِى الزّيْتَ ـ وَمَنْ عُرِضَ عَلَيْهِ طِيْبٌ فَلْيُصِبْ مِنْهُ (طس) عن ابن
عباس (ح)ـ[8]
[34](18)- Berlauklah kalian dari pohon ini - maksudnya pohon zaitun - Barang siapa
yang ditawari minyak wangi maka hendaklah menerimanya. (HR Thabrani dari Ibnu
Abbas.HASAN)
٣٦ـ١٩ـ
إِئْتَذَنُوْا لِلنِّسَاءِ أَنْ يُصَلِّيْنَ بِللَّيْلِ في الْمَسْجِدِ (ت والطيالسي)
عن ابن عمر (صح)ـ[9]
[36](19)- Izinkanlah kaum
perempuan untuk shalat malam di masjid. (HR. Thayaalisi dari Ibnu Umar, SHAHIH)
٣٧ـ٢٠ـ
ائْذَنُوْا لِلنِّسَاءِ بِاللَيْلِ اِلى الْمَسَاجِدِ (حم م د ت) عن ابن عمر
(صح)ـ[10]
[37](20)- Izinkanlah kaum perempuan pergi ke masjid di malam hari. (HR. Ahmad, Muslim,
Abu Dawud dan Tirmidzi dari Ibnu Umar, SHAHIH)
[1] Jam`ul Jawaami`: 51., Jami`us Shaghir: 22., Fathul Kabiir: 38.,
Kunuuzul Haqaaiq: .
[2] Jam`ul Jawaami`: 47., Jami`us Shaghir: 24., Fathul Kabiir: 33.,
Kunuuzul Haqaaiq: .
[3] Jam`ul Jawaami`: 48., Jami`us Shaghir: 25., Fathul Kabiir: 36.,
Kunuuzul Haqaaiq: .
[4] Jam`ul Jawaami`: 54., Jami`us Shaghir: 28., Fathul Kabiir: 39.,
Kunuuzul Haqaaiq: .
[5] Jam`ul Jawaami`: 55., Jami`us Shaghir: 29., Fathul Kabiir: 40.,
Kunuuzul Haqaaiq: .
[6] Jam`ul Jawaami`: 60., Jami`us Shaghir: 31., Fathul Kabiir: 45.,
Kunuuzul Haqaaiq: .
[7] Jam`ul Jawaami`: 65., Jami`us Shaghir: 32., Fathul Kabiir: 41.,
Kunuuzul Haqaaiq: .
[8] Jam`ul Jawaami`: 66., Jami`us Shaghir: 34., Fathul Kabiir: 42.,
Kunuuzul Haqaaiq: .
[9] Jam`ul Jawaami`: 72., Jami`us Shaghir: 36., Fathul Kabiir: 47.,
Kunuuzul Haqaaiq: 12.
[10] Jam`ul Jawaami`: 71., Jami`us Shaghir: 37., Fathul Kabiir: 48.,
Kunuuzul Haqaaiq: .
- Imam Suyuthi. 1995. Jami’us Shaghir fi Ahadits al-Basyir an-Nadzir. Jilid I. Terjemahan oleh Nadjih Ahjad. Surabaya: PT. Bina Ilmu. hlm.39. hadits nomor.00032.
- Al-Albani. Muhammad Nashiruddin. 2014. Shahih Al-Jami` Ash-Shaghir wa Ziyadah. Terjemahan oleh Imran Rosadi. et.al. Jakarta: Pustaka Azzam. cet.4., Jilid. I., Hlm. 84. hadits nomor.18 .
Imam Suyuthi. tth. Jami’us Shaghir fi Ahadits al-Basyir an-Nadzir. Indonesia: Dar Ihya. Jilid.I. hlm.5. hadits nomor 00031.
BOLEH DICOPY UNTUK DAKWAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar