٣٤٠٣ــ
اَلتَّسْبِيْحُ نِصْفُ الْمِيْزَانِ، وَ الْحَمْدُ لِلّهِ تَمْلَؤُهُ، وَ لَا إِلهَ
إِلَّا اللّهُ لَيْسَ لَهَا دُوْنَ ٱللهِ حِجَابٌ حَتَّى تَخْلُصُ إِلَيْهِ (ت) عن
إبن عمرو (صح)ـ
3403-
Tasbih (سُبْحَانَ
اللّهِ)
separuh timbangan, dan hamdalah (الْحَمْدُ لِلّهِ) memenuhinya, dan tahlil (لَا إِلهَ إِلَّا اللّهُ) tidak ada dinding baginya dihadapan Allah sehingga ia lolos
kepada-Nya (HR. Tirmidzi dari Ibnu Umar. SHAHIH)[1]
Mengenai pahala tasbih
dan tahmid ada dua penjelasan: Pertama, pahala keduanya sama, sama –
sama separuh timbangan, sehingga jika disatukan memenuhi timbangan. Dzikir merupakan ibu (pokok) dari ibadah
badaniah, asal disyariatkannya adalah untuk mensucikan Allah swt (tabih) dan
memuji Allah swt (tahmid), nah… bacaan tasbih memenuhi satu unsur ibadah
tersebut sehingga dikatakan hanya berpahala separuh timbangan.
Kedua, pahala tahmid
dua kali lipat pahala tasbih. Karena bacaan tahmid bisa memenuhi kedua
unsur dzikir badaniah, yaitu tahmid jelas memuji Allah swt yang bersifat
Maha Sempurnah. Jika Maha Sempurnah maka Allah swt suci dari sifat – sifat kekurangan,
nah… ini dia yang disebut tasbih (mensucikan Allah swt). Jadi bacaan
tahmid mencakup dua hal, yaitu tahmid dan tasbih, oleh karena itu disebutkan
pahalanya dua kali lipat tasbih.
[1] Jaami`ush
Shaghiir 3403. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 3403.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar