Laman

Minggu, 17 Februari 2019

Bab Keutamaan Dzikir

Judul Kitab: Al-Jami Ash-Shaghir
Penulis: Imam Suyuthi
Bab: Keutamaan Dzikir
Disusun secara tematik oleh: Badrudin

  1. Hadits 01928 [ Allah bersama orang yang dzikir ] SHAHIH
  2. Hadits 06066 [ Allah bersama orang yang dzikir ] SHAHIH
  3. Hadits 06049 [ Allah menurut keyakinan hambanya ] SHAHIH
  4. Hadits 06051 [ Berprasangka baiklah kepada Allah ] SHAHIH
  5. Hadits 06050 [ Berlarilah kepada Allah ] SHAHIH
  6. Hadits 06059 [ Balasan dzikir lebih baik ] SHAHIH
  7. Hadits 06060 [ Dzikir dalam sepi dan ramai ] SHAHIH
  8. Hadits 06064 [ Dzikir dalam diri ] SHAHIH
  9. Hadits 04025 [ Meninggal dalam dzikir] SHAHIH
  10. Hadits 00198 [ Meninggal dalam dzikir] HASAN
  11. Hadits 01279 [ Hamba paling utama ] SHAHIH / HASAN
  12. Hadits 01929 [ Hamba paling sejati] HASAN
  13. Hadits 07588 [ Hamba paling utama ] SHAHIH
  14. Hadits 04310 [ Orang dzikir ] SHAHIH
  15. Hadits 04651 [ Orang dzikir ] SHAHIH
  16. Hadits 07947 [ Dzikir menolak azab ] SHAHIH
  17. Hadits 08509 [ Dzikir hilangkan munafik ] SHAHIH
  18. Hadits 02791 [ Dzikir membuat bahagia dan terkenal ] HASAN
  19. Hadits 08129 [ Dzikir menyinari rumah ] SHAHIH
  20. Hadits 07925 [ Dzikir sedekah paling utama ] HASAN
  21. Hadits 02886 [ Dzikir lebih utama dari jihad dan infak SHAHIH
  22. Hadits 01967 [ Dunia dilaknat selain dzikir ] HASAN
  23. Hadits 08674 [ Air mata dzikir ] HASAN
  24. Hadits 04009 [ Dzikir terbaik dalam sepi] SHAHIH
  25. Hadits 07026 [ Dzikir dalam setiap waktu ] SHAHIH
  26. Hadits 01253 [ Dzikir dan Doa paling utama ] SHAHIH
  27. Hadits 07412 [ Dzikir dan dirham ] HASAN
  28. Hadits 08463 [ Hakekat dzikir adalah taat kepada Allah ] HASAN]
  29. Hadits 04330 [ Dzikir adalah obat hati ] DHAIF
  30. Hadits 00902 [ Dzikir adalahpenolong hajat ] DHAIF
  31. Hadits 04350 [ Dzikir lebih baik dari sedekah ] DHAIF
  32. Hadits 04351 [ Dzikir adalah nikmat ] DHAIF
  33. Hadits 04352 [ Dzikir sirri ] DHAIF
  34. Hadits 00903 [ Dzikir keras ] DHAIF
  35. Hadits 00904 [ Dzikir pelan khaamil ] DHAIF
  36. Hadits 05586 Lawan iblis dengan dzikir DHAIF
  37. Hadits 08675 [ Dzikir ketika wudhu ] DHAIF
  38. Hadits 04311 [ Lima keutamaan ahli dzikir ] DHAIF
  39. Hadits 04281 [ Dunia terkutuk terkecuali dzikrullah, mencintai Allah, orang berilmu, dan orang belajar ] HASAN
  40. Hadits 04313 [ Keutamaan dzikir khali / sirri ] DHAIF
=====



Judul kitab: Lubabul Hadits Wa Ziyadatuhu
Penulis : Imam Suyuthi
Ditambahkan hadits dari kitab Al-Jami Ash-Shaghir oleh: Badrudin
Bab: Keutamaan Dzikir
  1. Zikir kepada Allah SWT itu tandanya iman, kebebasan dari munafik, tameng dari setan  dan penjaga dari neraka. 
  2. Zikir yang paling utama adalah zikir yang tersembunyi.
  3. Amal yang paling berat itu ada tiga : zikir kepada Allah SWT pada setiap keadaan, menolong orang dari penguasa dan berbagi kebahagiaan dengan orang miskin yang melarat.
  4. Tanda cinta kepada Allah SWT adalah zikir kepada Allah SWT dan tanpa benci kepada Allah SWT adalah membenci zikir kepada Allah. HR Baihaqi dari Anas bin Malik.
  5. Dalam sebuah hadits qudsi dijelaskan jika Allah SWT bersama orang-orang yang sedang zikir dan menggerakkan bibirnya untuk berzikir.
  6. Berzikir di waktu pagi dan petang lebih utama daripada pukulan pedang di jalan Allah SWT.
  7. Zikir yang paling utama adalah laa ilaaha illallah . 
  8. Zikirlah kepada Allah SWT dengan zikir yang pelan, yaitu zikir tersembunyi. Demikian makna hadits yang diriwayatkan oleh  Abdullah bin Mubarak dari Dhamrah bin Habib.
  9. Hamba yang paling utama disisi Allah pada hari kiamat adalah hamba yang paling banyak zikir kepada Allah . Demikian makna hadits yang diriwayatkan oleh  Ahmad dan Tirmidzi dari Abu Said Al-Khudri.
  10. Zikir yang terbaik adalah zikir yang tersembunyi. Ibadah yang terbaik adalah ibadah yang paling ringan. Rizki yang terbaik adalah rizki yang mencukupi. Demikian makna hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Hibban dan Baihaqi dari Sa`d bin Malik dan Ibnu Abu Waqash.
=
=
Judul Kitab: Al-Jami Ash-Shaghir
Penulis: Imam Suyuthi
Bab: Keutamaan Dzikir
Disusun secara tematik oleh: Badrudin

KITAB DZIKIR DAN DO`A SESUAI SUNNAH NABI - Imam Suyuthi


1.     Bab Keutamaan Dzikir

١٩٢٨ـ إِنَّ اللهَ تَعَالَى يَقُوْلُ: أَنَا مَعَ عَبْدِى مَا ذَكَرَنِى وَتَحَرَّكَتْ بِى شَفَتَاهُ (حم ه ك) عن أبي هريرة (صح)ـ

          1928- Sesungguhnya Allah swt berfirman: “Aku bersama hamba-Ku selama ia mengingat-Ku dan kedua bibirnya bergerak karena (mengingat)-Ku”. (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Hakim dari Abu Hurairah. SHAHIH)

          Ketika seorang hamba berdzikir maka ketika itulah rahmat, taufik, dan hidayah Allah swt bersamanya. Dzikir bisa dilakukan dengan lisan saja, hati saja, atau dengan lisan dan hati secara bersamaan. Tetapi jika harus diperinci maka dzikir dengan hati merupakan seutama-utama dzikir. Para ahli thariqah mengkategorikan dzikir dalam tiga tingkatan: dzikirul `awaam dengan lisan, dzikirul khawaash dengan hati, dan dzikrul khawaashil khawaash dengan fananya ketika menyaksikan dalam alam syahadah. [1]

٦٠٦٦ـ قَالَ اللهُ تَعَالَى: عَبْدِى، أَنَا عِنْدَ ظَنِّكَ بِى، وَأَنَا مَعَكَ إِذَا ذَكَرْتَنِى ( ك) عن أنس (صح)ـ

          6066- Allah swt berfirman: “Hamba-Ku, Aku adalah pada sangkaanmu kepada-Ku, dan Aku bersamamu apabila kamu mengingat-Ku”. (HR. Haakim dari Anas. SHAHIH)

          Taufik, pertolongan, dan ilmu Allah swt selalu meliputi prasangka dan keyakinan hamba-hamba-Nya. Allah swt mendengar dan melihat apa yang diucapkan hamba-hamba-Nya sehingga selalu mengabulkannya.[2]

٦٠٤٩ـ قَالَ اللهُ تَعَالَى: أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدى بِى، فَلْيَظُنَّ بِى مَاشَاءَ (طب ك) عن واثلة (صح)ـ

          6049- Allah swt berifirman: “Aku adalah pada sangkaan hamba-Ku kepada-Ku, maka hendaklah ia menyangka Aku bagaimana ia mau”. (HR. Thabrani dan Hakim dari Watsilah. SHAHIH)

          Sesungguhnya Allah kuasa mewujudkan apa saja yang diinginkan (keyakinan, prasangka, atau angan-angan) hambanya. Menurut Ibnu Abi Jamrah zhan disini bermakna al-`ilmu (mengetahui). Sehingga maknanya, ketika seorang hamba berdoa dan berkeyakinan akan dikabulkan maka Allah swt mengetahuinya dan mengabulkannya, ketika bertaubat maka menerima taubatnya, ketika beristighfar maka menerima istighfarnya dan ketika beribadah maka menerima ibadahnya,. [3]

          Maka berhati-hatilah jangan sampai berburuk sangka kepada Allah swt karena Allah swt pasti mengetahuinya dan bisa saja mewujudkan prasangka buruk tersebut.

٦٠٥١ـ قَالَ اللهُ تَعَالَى: أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى، إِنْ ظَنَّ خَيْرًا فَلَهُ وَ إِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ  (حم) عن أبي هريرة (صح)ـ

          6051- Allah swt berifirman: “Aku adalah pada sangkaan hamba-Ku kepada-Ku, kalau ia menyangka baik maka baginya (kebaikan) dan kalau ia menyangka buruk maka baginya (keburukan). (HR. Ahmad dari Abu Hurairah. SHAHIH)[4]

          Misalnya, jika kita berprasangka baik kepa Allah swt akan mengabulkan doa kita maka Allah swt Maha Tahu dan Maha Kuasa mewujudkan keinginan kita tersebut, dan sebaliknya jika kita berprasangka buruk kepada Allah swt tidak akan mengabulkan doa kita maka Allah swt Maha Tahu dan Maha Kuasa untuk tidak mengabulkan keinginan kita tersebut dan bahkan memberikan siksa karena prasangka buruk kita tersebut.

٦٠٥٠ـ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا ابْنَ آدَمَ قُمْ إِلَيَّ أَمْشِ إِلَيْكَ، وَامْشِ إِلَيَّ أُهَرْوِلُ إِلَيْكَ (حم) عن رجل (صح)ـ

          6050- Allah swt berfirman: “Wahai anak adam, berdirilah kepada-Ku tentu Aku berjalan kepadamu, dan berjalanlah kepada-Ku tentu Aku berlari kepaamu”. (HR. Ahmad dari seorang laki-laki. SHAHIH)[5]

          Maksud hadits ini bukanlah Allah swt berdiri, berjalan, dan berlari seperti layaknya manusia atau yang lainnya karena sesungguhnya Allah swt berbeda dengan mahluk. Tetapi maksudnya adalah seperti jika kamu mendekat kepada Allah dengan beribadah maka Allah akan memberimu rahmat dan jika kamu mendekat kepada Allah swt dengan bersujud maka Allah swt akan membalasnya dengan kebaikan-kebaikan, dan begitu seterusnya.

٦٠٥٩ـ قَالَ اللهُ تَعَالَى: لَايَذْكُرُنِى عَبْدٌ فِى نَفْسِهِ إِلَّا ذَكَرْتُهُ فِى مَلَاءٍ مِنْ مَلَائِكَتِى وَلَايَذْكُرُنِى فِى مَلَاءٍ إِلَّا ذَكَرْتُهُ فِي الرَّفِيْقِ الأَعْلَى (طب) عن معاذ بن أنس (صح)ـ

          6059- Allah swt berfirman: “Tidaklah mengingat-Ku seorang hamba dalam diri (hati atau batin)nya melainkan aku akan menyebutnya dalam jama`ah (khalayak) dari malaikat-malaikat-Ku, dan tidaklah mengingat-Ku dalam jama`ah melainkan aku menyebutnya dalam ar-rafiiqil a`laa.” (HR. Thabrani dari Mu`adz bin Anas. SHAHIH)

          Ibnu Hajar berkata: Dari hadits tersebut bisa diambil faidah jika dzikir sirri (pelan atau bahkan tidak terdengar) lebih utama daripada dzikir jahri (keras). Sehingga dapat dikatakan jika hamba-Ku dzikir sirri maka Aku akan memberi pahala yang tidak ada yang mengetahuinya dan jika hamba-Ku dzikir jahri maka Aku akan memperlihatkan pahalanya dihadapan ar-rafiiqil a`laa. [6]

٦٠٦٠ـ قَالَ اللهُ تَعَالَى: عَبْدِى، إِذَا ذَكَرْتَنِى خَالِيًا ذَكَرْتُكَ خَالِيًا، وَإِنْ ذَكَرْتَنِى فِى مَلَاءٍ ذَكَرْتُكَ فِى مَلَاءٍ خَيْرٌ مِنْهُمْ وَأَكْبَرُ (هب) عن إبن عباس (صح)ـ

          6060- Allah swt berfirman:”Hamba-Ku, apabila engkau menyebut-Ku dalam sunyi maka Aku menyebutmu dalam sunyi pula. Dan jika engkau menyebut-Ku dalam keramaian (jama`ah / khalayak) maka Aku menyebutmu dalam keramaian yang lebih baik dan lebih besar dari mereka.” (HR. Baihaqi ddari Ibnu Abbas. SHAHIH)

          Apabila seorang hamba dzikir kepada Allah swt dalam suasana sepi tanpa ada mahkluk lainnya atau banyak mahkluk lainnya tetapi ia bisa fokus dalam berdzikir mensucikan dan mengagungkan Allah swt maka Allah swt akan membalasnya dengan pahala dan rahmat secara sirri pula. Tetapi jika seorang hamba menyebut Allah dalam jama`ah maka Allah swt akan membalasnya dengan menyebut-nyebutnya dalam jamaah yang lebih baik dan lebih besar darinya.[7]

٦٠٦٤ـ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا ابْنَ آدَمَ، إِنْ ذَكَرْتَنِى فِى نَفْسِكَ ذَكَرْتُكَ فِى نَفْسِي ، وَإِنْ ذَكَرْتَنِى فِى مَلَاءٍ ذَكَرْتُكَ فِى مَلَاءٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ، وَإِنْ دَنَوْتَ مِنِّى شِبْرًا  دَنَوْتُ مِنْكَ ذِرَاعًا وَإِنْ دَنَوْتَ مِنِّى ذِرَاعًا  دَنَوْتُ مِنْكَ بَاعًا وَإِنْ أَتَيْتنِي تَمْشِي أَتَيْتُ إِلَيْكَ أُهَرْوِلُ (حم) عن أَنس (صح)ـ

          6064- Allah swt berfirman:”Wahai anak adam, apabila kamu mengingat-Ku dalam hatimu maka Aku akan mengingat-mu dalam diri-Ku. Dan apabila kamu mengingat-Ku dalam khalayak maka Aku mengingatmu dalam khalayak yang lebib baik darinya. Apabila kamu mendekat kepada-Ku sejengkal maka Aku akan mendekat kepadamu sehasta, dan apabila kamu mendekat kepada-Ku sehasta maka Aku akan mendekat kepadamu satu depa, dan apabila kamu mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatangimu dengan berlari. (HR. Ahmad dari Anas. SHAHIH)

          Apabila seorang hamba dzikir sirri dalam kesunyian dengan ikhlash tanpa ria maka Allah akan merahasiakan balasan dzikir tersebut, dalam artian balasan dzikir tersebut sangat besar dan hanya Allah saja yang tahu. Apabila seorang hamba berdzikir bersama-sama dalam suatu jamaah untuk menunjukan syiar dan keagungan Allah swt maka Allah swt akan mengingat dia dalam jamaah yang lebih baik, Allah swt akan membanggakan dia kepada jamaah para malaikat dan mahluk yang dekat dengan-Nya.

          Apabila seorang hamba mendekatkan diri dengan sungguh-sungguh dan ikhlas dalam ketaatan maka Allah swt akan mendekatkan hidayah dan taufik-Nya. Jika usaha hamba tersebut makin keras maka hidayah dan taufik-Nya makin dekat dan makin besar pula.[8]

٤٠٢٥ـ خَيْرُ الْعَمَلِ أَنْ تُفَارِقَ الدُّنْيَا وَلِسَانُكَ رَطْبٌ مِنْ ذِكْرِ اللهِ (حل) عن عبد الله بن بسر (صح)ـ

          4025- Sebaik-baik amal adalah apabila kamu meninggal dunia seranya lisanmu basah karena mengingat Allah swt. (HR. Abu Nu`aim dari Abdillah bin Busr. SHAHIH)

          Dzikir kepada Allah dengan lisan semata saja sudah sangat baik, apalagi jika disertai dengan dzikir hati juga maka akan sangat lebih baik. [9]

١٩٨ـ أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ أَنْ تَمُوْتَ وَلِسَانُكَ رَطْبٌ مِنْ ذِكْرِ اللهِ (حب) وابن السن في عمل اليوم والليلة (طب هب) عن معاذ (صح)ـ

          198- Amal paling dicintai Allah swt adalah apabila kamu meninggal seranya lisan kamu basah karena dzikir kepada Allah swt. (HR. Ibnu Hibban, Ibnu Sunni dalam amalu yaumin wa lailah. HR. Thabrani dalam al-Kabiir dan Baihaqi dalam Syu`abul Iman dari Mu`adz. SHAHIH)

          Berdzikirlah terus menerus sehingga maut menjemputmu dalam keadaan berdzikir. [10]

١٢٧٩ـ أَفْضَلُ العِبَادِ دَرَجَةً عِنْدَ اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الذَّاكِرُوْنَ اللهَ كَثِيْرًا (حم ت) أبي سعيد (صح)ـ

          1279- Hamba paling utama derajatnya di hari kiamat adalah yang paling banyak dzikir kepada Allah swt. (HR. Ahmad dan Tirmidzi dari Abi Sa`iid. SHAHIH)

          Dzikir merupakan salah satu amal yang paling utama, pokok ibadah, pokok setiap kebahagiaan, bahkan ia bagaikan kehidupan bagi badan dan bagaikan ruh bagi manusia.

          Seseorang bisa dikatakan banyak berdzikir minimal kalau dia membiasakan diri berdzikir setelah shalat fardhu, setiap pagi dan petang, setiap mau dan bangun tidur, setiap berbaring, duduk dan berdiri, dan pada waktu-waktu lainnya.[11]

١٩٢٩ـ إِنَّ اللهَ تعالى يَقُوْلُ: إِنَّ عَبْدِى كُلَّ عَبْدِى الذِى يَذْكُرُنِى وَهُوَ مُلَاقِ قِرْنَهُ (ت) عن عمارة بن زعكرة (ح)ـ

          1929- Sesungguhnya Allah swt berfirman: ”Sesungguhnya hamba-Ku yang sebenar-benar hamba-Ku adalah orang yang menyebut Aku sedang ia bertemu musunya”. (HR. Tirmidzi dari `Umaarah bin Za`karah. HASAN)

          Ketika seseorang bertemu musuhnya dalam peperangan, kemudin lisan dan hatinya tetap berdzikir kepada Allah swt, maka orang tersebut termasuk salah satu hamba Allah swt yang sejati.[12]

٧٥٨٨ـ لَيْسَ أَحَدٌ أَفْضَلَ عِنْدَ اللهِ مِنْ مُؤْمِنٍ يُعَمِّرُ فِي الْإِسْلَامِ لِتَكْبِيْرِهِ وَتَحْمِيْدِهِ وَتَسْبِيْحِهِ  وَتَهْلِيْلِهِ (حم) عن طلحة (صح)ـ

          7588- Tidak ada seseorang yang lebih utama menurut Allah swt daripada seorang mukmin yang diberi umur (panjang) di dalam islam karena untuk takbirnya, tahmidnya, tasbihnya, dan tahlilnya. (HR. Ahmad dari Thalhah. SHAHIH)

          Salah satu orang islam yang paling utama adalah yang selalu berusaha mengisi hidupnya dengan memperbanyak takbir, tasbih, tahmid, dan tahlil.[13]

٤٣١٠ـ ذَاكِرُ اللهِ فِي الغَافِلِيْنَ بِمَنْزِلَةِ الصَّابِرِ فِى الْفَارِّيْنَ (طب) عن إبن مسعود (صح)ـ

          4310- Orang yang dzikir kepada Allah swt di tengah-tengah orang lalai menempati kedudukan orang yang sabar di tengah-tengah orang yang melarikan diri (dalam peperangan). (HR. Thabrani dari Ibnu Mas`ud. SHAHIH)

          Orang yang ingat kepada Allah swt di tengah-tengah orang yang lalai diserupakan dengan mujahid yang sabar melawan dan membunuh musuh di tengah-tengah orang yang melarikan diri dalam peperangan. [14]

٤٦٥١ـ سَبَقَ الْمُفْرِدُوْنَ الْمُسْتَهْتِرُوْنَ فِي ذِكْرِ اللهِ يَضَعُ الذِّكْرُ عَنْهُمْ أَثْقَالَهُمْ فَيَأْتُوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ خِفَافًا (ت ك) عن أبي هريرة (طب) عن أبي الدرداء (صح)ـ

          4651- Telah mendahului orang-orang yang menyendiri yang sangat senang dzikir kepada Allah swt. Dzikir akan meletakan beban-beban mereka sehingga mereka akan datang pada hari kiamat dalam keadaan ringan. (HR. Tirmidzi dan Hakim dari Abu Hurairah, Riwayat Thabrani dari Abi Darda`. SHAHIH)

          Al-Mufridun adalah orang yang menarik diri dari kebiasan buruk manusia untuk menyendiri dan larut berdzikir kepada Allah swt. Menarik diri untuk naik kepada derajat yang lebih tinggi, yaitu derajat pada ahli dzikir. Dzikir yang mereka lakukan akan mengurangi dosa-dosa yang pernah dilakukannya sehingga kelak akan datang pada hari kiamat dalam keadaan ringan dari beban dosa.[15]

٧٩٤٧ـ مَاعَمِلَ آدَمِيٌّ عَمَلًا أَنْجَى لَهُ مِنْ عَذَابِ ٱللهِ مِنْ ذِكْرِ ٱللهِ (حم) عن معاذ (صح)ـ

          7947- Tidaklah anak adam beramal suatu amal yang labih bisa menyelamatkannya dari siksa Allah swt daripada dzikir kepada Allah swt. (HR. Ahmad dari Mu`adz. SHAHIH)

          Orang-orang yang lalai mengisi hidup dan waktunya dengan kelalaian dan memperturutkan hawa nafsunya jauh dari mengingat Allah swt sehingga kelak dia datang kepada Allah swt tidak ada yang bisa menyelematkannya dari siksa Allah SWT selain dzikir kepada Allah swt.[16]

٨٥٠٩ـ مَنْ أَكْثَرَ ذِكْرَ اللهِ فَقَدْ بَرِئَ مِنَ النِّفَاقِ (طص) عن أبي هريرة (صح)ـ

          8509- Barangsiapa memperbanyak dzikir kepada Allah swt maka ia benar-benar telah bebas dari kemunafikan. (HR. Thabrani dari Abu Hurairah. SHAHIH)

          Karena memperbanyak dzikir kepada Allah swt menunjukan ia cinta kepada-Nya, dan orang yang mencintai-Nya adalah mukmin sejati. [17]

٢٧٩١ـ أُوْصِيْكَ بِتَقْوَى ٱللهِ تَعَالَى فَإِنَّهُ رَأْسُ كُلِّ شَيْءٍ، وَعَلَيْكَ بِالْجِهَادِ فَإِنَّهُ رَهْبَانِيَّةُ الْإِسْلَامِ، وَعَلَيْكَ بِذِكْرِ ٱللهِ تَعَالَى وَتِلَاوَةِ القُرْآنِ فَإِنَّهُ رَوْحُكَ فِى السَّمَاءِ وَذِكْرُكَ فِي الْأَرْضِ (حم) عن أبي سعيد (ح)ـ

          2791- Aku berwasiat kepadamu untuk bertakwa kepada Allah swt karena ia adalah pokok setiap sesuatu, kamu harus berjihad karena ia adalah kependetaan dalam islam, dan kamu harus berdzikir kepada Allah swt dan membaca Al-Qur`an karena ia adalah istirahatmu di langit dan popularitas (sebutan)mu di bumi. (HR. Ahmad dari Abu Sa`id. SHAHIH).

          Takwa adalah menjalankan perintah Allah swt dan menjauhi larangan-Nya. Barangsiapa bertakwa maka Allah swt akan menjaganya dari semua musuh-musuhnya, menyelamatkannya dari semua mara bahaya, memberinya rizki dari jalan yang tidak disangka-sangka, memberinya hidayah dan rahmat sehingga dia akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akherat.

          Rahbaniyyah atau kependetaan meskipun dianggap baik karena meninggalkan keduniaan dan focus beribadah tetapi berjihad merupakan amal yang lebih baik dari hal tersebut.

          Dzikir dan membaca Al-Qur`an merupakan dua amalan yang bisa membuat diri dan ruh seseorang bisa beristirahat (merasa tenang dan senang) baik di dunia maupun di akherat. Keduanya juga bisa membuat diri seseorang populer di bumi maupun di langit. [18]

٨١٢٩ـ مَثَلُ الْبَيْتِ الذِي يُذْكَرُ الله فِيْهِ، وَالْبَيْتِ الّذِي لَا يُذْكَرُ الله فِيْهِ، مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ (ق) عن أبي موسى (صح)ـ

          8129- Perumpamaan rumah yang Allah swt disebut di dalamnya dan rumah yang Allah tidak disebut di dalamnya bagaikan orang hidup dan orang mati. (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Musa. SHAHIH)

          Perumpamaan rumah (orang) yang digunakan untuk berdzikir bagaikan orang hidup, lahirnya penuh cahaya kehidupan, batinnya penuh cahaya ilmu dan hatinya penuh ma`rifat kepada Allah. Sedangkan rumah (orang) yang tidak digunakan untuk berdzikir bagaikan mayit / bangkai, semua orang menjauh darinya, badannya kesepian tidak ada cahaya kehidupan dan batinnya penuh kebatilan.

Orang-orang ahli dzikir akan menghiasi lahirnya dengan cahaya amal dan menghiasi batinnya dengan cahaya ilmu dan iman  serta hatiya selalu ingat kepada Allah swt. Sedangkan orang – orang yang lalai akan melakukan hal yang sebaliknya. [19]

٧٩٢٥ـ مَاصَدَقَةٌ أفْضَلُ مِنْ ذِكْرِ اللهِ تَعَالَى (طس) عن إبن عباس (ح)ـ

          7925- Tidak ada sedekah yang lebih utama dari dzikir kepada Allah swt. (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas. SHAHIH)

          Yaitu dzikir yang disertai dengan menjaga hati dari gangguan syetan dan hawa nasfu.[20]

٢٨٨٦ـ أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ، وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيْكِكُمْ، وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالْوِرَقِ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوْا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوْا أَعْنَاقَكُمْ، ذِكْرُ اللهِ (ت ه ك) عن أبى الدرداءِ (صح)ـ

          2886- Maukah kalian aku tunjukan tentang amalan yang paling baik?, dan paling bersih disisi Tuhan kalian, dan paling mengangkat derajat kalian, dan lebih baik daripada kalian menginfakan emas dan perak, dan lebih baik daripada kalian bertemu musuh kalian kemudian saling potong leher kalian, (yaitu) dzikrullah. (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim dari Abu Darda. SHAHIH).

          Semua ibadah, baik itu infak maupun jihad, adalah wasilah atau perantara, sedangkan dzikrullah (ingat kepada Allah swt) adalah tujuan yang sesungguhnya. Dan pokoknya dzikir adalah lafazh (لَا إِلهَ إِلَّا اللّهُ), kalimat tersebut menjadi derajat keimanan tertinggi.[21]

١٩٦٧ـ إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُوْنَةٌ، مَلْعُوْنٌ مَافِيْهَا إِلَّا ذِكْرَ اللهِ وَمَاوَالَاهُ، وَعَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّمّا (ت ه) عن أبي هريرة (ح)ـ

          1967- Sesungguhnya dunia itu dilaknati, dilaknati pula apa-apa yang ada di dalamnya terkecuali dzikrullah dan sesuatu yang Allah swt cintai, orang alim, dan orang yang menuntut ilmu. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah. SHAHIH).

          Dunia dan seisinya terlaknat terkecuali sesuatu yang bisa mendekatkan diri kepada Allah swt, seperti dzikrullah, menginfakan harta di jalan Allah swt, orang alim, pencari ilmu, dan amal shaleh. [22]

٨٦٧٤ـ مَنْ ذَكَرَ اللهَ فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ حَتَّى يُصِيْبَ الْأَرْضَ مِنْ دُمُوْعِهِ لَمْ يُعَذِّبْهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ (ك) عن أنس (ح)ـ

          8674- Barangsiapa yang dzikir kepada Alah swt lalu kedua matanya mengeluarkan air mata karena takut kepada Allah swt sehingga sebagian air matanya mengenai bumi maka Allah swt tidak akan menyiksanya kelak pada hari kiamat. (HR. Hakim dari Anas. HASAN).

          Karena Allah swt tidak akan mengumpulkan dua ketakutan. Barang siapa yang takut kepada Allah swt di dunia maka kelak di akherat dia masuk kelompok orang – orang yang tidak mengalami ketakutan dan kesedihan.[23]

٤٠٠٩ـ خَيْرُ الذِّكْرِ الْخَفِيُّ، وَخَيْرُ الرِّزْقِ مَايَكْفِى (حم حب هب) عن سعد (صح)ـ

          4009- Sebaik-baik dzikir adalah yang tersembunyi dan sebaik-baik rizki adalah yang mencukupi. (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, an Baihaqi dari Sa`d. SHAHIH).

          Orang yang menyembunyikan dzikirnya sehingga tidak ada yang tahu selain dirinya sendiri maka Allah swt akan menyembunyikan betapa besar pahalanya sehingga tidak ada yang tahu selain Dia.[24]

٧٠٢٦ـ كَانَ يَذْكُرُ اللهَ تَعَالَى عَلَى كُلِّ أَحْيَانِهِ (م د ت ه) عن عائشة (صح)ـ

          7026- Beliau berdzikir kepada Allah swt dalam setiap waktunya. (HR. Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah dari Aisyah. SHAHIH)

          Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam mengingat Allah swt sepanjang waktu, baik dalam keadaan suci maupun berhadats, baik dalam keadaan duduk mapun berdiri atau berbaring.

          Hadits diatas bersifat umum, ditakhshih dengan kemakruhan berdzikir ketika buang hajat, junub atau bersetubuh.[25]

١٢٥٣ـ أَفْضَلُ الذِّكْرِ لَا إِلهَ إِلَّا اللّهُ وَأَفْضَلُ الدُّعَاءِ الْحَمْدُ لِلّهِ (ت ن ه حب ك) عن جابر (صح)ـ

          1253- Dzikir paling utama adalah (لَا إِلهَ إِلَّا اللّهُ) dan doa paling utama adalah (الْحَمْدُ لِلّهِ). (HR. Tirmidzi, Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Hakim dari Jabir. SHAHIH)

          Kalimat (لَا إِلهَ إِلَّا اللّهُ) paling utama karena tidak sah iman terkecuali dengan kalimat tersebut, dan kalimat tersebut menafikan ketuhanan selain Allah swt dan menetapkan Allah swt sebagai satu-satunya Tuhan Yang Maha Esa.

          Sesungguhnya orang yang memuji Allah swt tidak lain dan tidak bukan sama saja dengan memuji nikmat-nikmat Allah swt dan memuji nikmat-nikmat Allah swt sama saja dengan melipatgandakan nikmat tersebut. Selain itu kalimat (الْحَمْدُ لِلّهِ) merupakan bagian dari dzikir. Dengan kata lain satu kalimat mencakup tiga hal sekaligus: dzikir, doa, dan melipatgandakan nikmat. Maka pantaslah kalau kalimat (الْحَمْدُ لِلّهِ) menjadi doa yang paling utama.[26]

٧٤١٢ـ لَوْ أَنَّ رَجُلًا فِى حِجْرِهِ دَرَاهِيْمُ يَقْسِمُهَا وَآخَرَ يَذْكُرُ اللهَ كَانَ الذَّاكِرُ لِلهِ أَفْضَلُ (طس) عن أبي موسى (ح)ـ

          7412- Seandainya seseorang dipangkuannya ada beberapa dirham yang dibagikannya dan yang lainnya berdzikir kepada Allah maka orang yang berdzikir kepada Allah lebih utama. (HR. Thabrani dari Abu Musa. HASAN)

          Hadits ini menunjukan dzikir lebih utama dari sedekah harta, tetapi sebagian kecil ulama ada berpendapat sebaliknya dengan menggunakan dalil-dalil yang lainnya.[27]

٨٤٦٣ـ مَنْ أطَاعَ اللهَ فَقَدْ ذَكَرَ اللهَ وَإِن قَلَّتْ صَلَاتُهُ وَصِيَامُهُ وَتِلَاوَتُهُ لِلْقُرْآنِ، وَمَنْ عَصَى اللهَ فَلَمْ يَذْكُرْهُ اللهَ وَإِن كَثُرَتْ صَلَاتُهُ وَصِيَامُهُ وَتِلَاوَتُهُ لِلْقُرْآنِ (طب) عن واقد (ح)ـ

          8463- Barangsiapa yang taat kepada Allah swt maka benar-benar telah berdzikir kepada Allah swt walaupun sedikit shalatnya, sedikit puasanya, dan sedikit membaca al-Qur`an-nya. Dan barangsiapa yang maksiat / tidak taat kepada Allah swt maka belum berdzikir kepada Allah swt walaupun banyak shalatnya, banyak puasanya, dan banyak membaca al-Qur`an-nya. (HR. Thabrani dari Waqid. HASAN).

          Hadits ini menjelaskan bahwa hakekat dzikir adalah menjalankan perintah Allah swt dan menjauhi larangannya. Sedangkan orang yang banyak dzikir tetapi tetap banyak menjalankan maksiat bagaikan orang yang mentertawakan hokum-hukum Allah swt.[28]

٤٣٣٠ـ ذِكْرُ اللهِ شِفَاءُ القُلُوْبِ (فر) عن أنس (ض)ـ

          4330- Mengingat Allah swt adalah penyembuh hati. (HR. Dailami dari Anas. DHAIF)

          Obat dari gelapnya hati karena dosa-dosa dan membersihkan dari sampah kelalaian.[29]

٩٠٢ـ اذْكُرُوا اللهَ فَإِنَّهُ عَوْنٌ لَكَ عَلَى مَا تَطْلُبُ (ابن عساكر) عن عطاء بن أبى مسلم مرسلا (ض)ـ

          902- Berdzikirlah kepada Allah swt karena hal tersebut membantu mewujudkan apa yang kalian cari. (HR. Ibnu Asaakir dari `Atha` bin Abi Mulim secara mursal. DHAIF)

          Allah swt cinta kepada orang-orang yang berdzikir dan apabila mereka minta maka Allah swt akan memberi apa yang dimintanya tersebut. [30]

٤٣٥٠ـ الذِكْرُ خَيْرٌ مِنْ صَدَقَقَةٍ (أبو الشيخ) عن أبي هريرة (ض)ـ

          4350- Dzikir lebih bagus daripada sedekah (HR. Abu Syeh dari Abu Hurairah. DHAIF)

          Maksudnya sedekah sunat.[31]

٤٣٥١ـ الذِكْرُ نِعْمَةٌ مِنَ اللهِ فَأَدُّوْا شُكْرَهَا (فر) نبيط بن شريط (ض)ـ

          4351- Dzikir aalah nikmat dari Allah swt maka tunaikanlah syukurnya. (HR. Dailami dari Nubaith bin Syariith. DHAIF)

          Dzikir adalah salah satu nikmat dari Allah swt yang harus kita syukuri dengan menggunakan lisan, badan, hati dan jiwa kita. Dzikirnya lisan adalah dengan kata-kata, dzikirnya badan adalah dengan melaksakan perbuatan yang baik, dzikirnya hati adalah dengan ilmu, ma`rifah, dan yakin. Semua bentuk dzikir tersebut akan memperbanyak rizki dan kurangnya dzikir akan mempersedikit rizki.[32]

٤٣٥٢ـ الذِكْرُ الَّذِي لَاتَسْمَعُهُ الْحَفَظَةُ يَزِيْدُ عَلَى الذِّكْرِ الَّذِي تَسْمَعُهُ الْحَفَظَةُ سَبْعِيْنَ ضِعْفًا (هب) عن عائشة (ض)ـ

          4352- Dzikir yang tidak kedengaran oleh malaikat hafazhah (pencatat) itu melebihi dzikir yang kedengaran oleh malaikat hafazhah (pencatat) sebanyak tujuh puluh kali lipat. (HR. Baihaqi dari Aisyah. DHAIF)

          Mudah-mudahan dzikir yang dimaksud adalah tadabbur dan tafakkur mahluk – mahluk Allah swt.[33]

٩٠٣ـ اذْكُرُوا اللهَ ذِكْرًا يَقُوْلُ الْمُنَافِقُوْنَ اِنَّكُمْ تُرَاؤُوْنَ (طب) عن ابن عباس (ض)ـ

          903- Berdzikirlah kepada Allah swt dengan dzikir yang membuat orang-orang munafik berkata sesungguhnya kalian sedang berbuat riya. (HR. Thabrani ari Ibnu Abbas. DHAIF)

          Berdzikirlah sebanyak-banyaknya sehingga orang-orang munafik menuduh kalian sedang berbuat riya.[34]

٩٠٤ـ أُذْكُرُوْا اللهَ ذِكْرًا خَامِلًا، قِيْلَ: وَمَاذِكْرُ الْخَامِلُ؟  قَالَ: الذِّكْرُ الخَفِيُّ (ابن المبارك فى الزهد) عن ضمرة بن حبيب مرسلا (ض)ـ

          904- Berdzikirlah kepada Allah swt secara khaamil, ditanyakan: “Apakah dzikir khaamil itu?”  Nabi berkata:”Adalah dzikir yang samar”. (HR. Ibnu Mubarak dalam az-Zuhdi dari Dhamrah bin Habiib secara mursal. DHAIF).

          Karena dzikir secara samar atau sembunyi-sembunyi lebih mungkin selamat dari riya. Dan dikatakan dzikir paling utama adalah diwaktu malam karena jiwa dan raga lebih bisa focus ibadah kepada Allah swt. [35]

٥٥٨٦ـ عَلَيْكُمْ بِلَاإِلهَ إِلَّآللهَ وَالْإِسْتِغْفَارِ، فَأَكْثِرُوْا مِنْهُمَا، فَإِنَّ إِبْلِيْسَ قَالَ: أَهْلَكْتُ النَّاسَ بِالذُّنُوْبِ وَأَهْلَكُوْنِي بِلَاإِلهَ إِلَّآللهَ وَالْإِسْتِغْفَارِ، فَلَمَّارَأَيْتُ ذلِكَ أَهْلَكْتُهُمْ بِالْأَهْوَاءِ، وَهُمْ يَحْسَبُوْنَ أَنَّهُمْ مُهْتَدُوْنَ (ع) عن أبى بكر (ض)ـ

          5586- Kamu harus membaca (لَاإِلهَ إِلَّآللهَ) dan (الْإِسْتِغْفَارِ) , dan perbanyaklah membaca keduanya. Karena sesungguhnya Iblis berkata: “Aku merusak manusia dengan dosa-dosa dan mereka merusakku dengan laa ilaaha illallah dan istighar, setelah aku melihat hal tersebut maka aku merusak mereka dengan hawa nafsu, dan mereka menyangka sesungguhnya diri mereka benar-benar mendapatkan hidayah.” (HR. Abu Ya`laa dari Abu Bakar. DHAIF)

          Iblis akan membinasakan manusia dengan dosa-dosa, kemudian hawa nafsu, kemudian meyakinkan manusia jika mereka benar-benar telah mendapatkan hidayah padahal yang sebenarnya mereka hanya memperturutkan hawa nafsu belaka. [36]

٨٦٧٥ـ مَنْ ذَكَرَ اللهَ عِنْدَ الْوُضُوْءِ طَهُرَ جَسَدُهُ كُلُّهُ، فَإِنْ لَمْ يَذْكُرِ اسْمَ اللهِ لَمْ يَطهُرْ مِنْهُ إِلَّامَاأَصَابَ الْمَاءَ (عب) عن الحسن الكوفي مرسلا (ض)ـ

          8675- Barangsiapa yang menyebut Allah ketika wudhu maka sucilah semua tubuhnya dan apabila tidak menyebut nama Allah maka tidak suci terkecuali tubuh yang terkena air saja. (HR. Abdurrazzaq dari Hasan Al-Kufi dengan mursal. DHAIF)

          Orang yang ketika wudhu menyebut asma Allah maka dia akan menjadi suci lahir dan batin, sedang yang tidak menyebut asma Allah hanya suci lahirnya saja.[37]

٤٣١١ـ ذَاكِرُ اللهِ فِي الغَافِلِيْنَ مِثْلُ الَّذِي يُقَاتِلُ عَنِ الْفَارِّيْنَ، ذَاكِرُ اللهِ فِي الغَافِلِيْنَ كَالْمِصْبَاحِ فِي الْبَيْتِ الْمُظْلِمِ، ذَاكِرُ اللهِ فِي الغَافِلِيْنَ كَمِثْلِ الشَّجَرِ الْحَضْرَاءِ فِى وَسَطِ الشَّجَرِ الَّذِىْ قَدْ تَحَاتَّ مِنَ الصَّرِيْدِ، ذَاكِرُ اللهِ فِي الغَافِلِيْنَ يُعَرِّفُهُ اللهُ مقعَدَهُ مِن الْجَنَّةِ، ذَاكِرُ اللهِ فِي الغَافِلِيْنَ يَغْفِرُ اللهُ لَهُ بِعَدَدِ كُلِّ فَصِيْحٍ وَأَعْجَمِيٍّ (حل) عن إبن عمر (ض)ـ

          4311- Orang yang mengingat Allah di tengah-tengah orang yang lalai bagaikan orang yang berperang dibanding orang-orang yang melarikan diri, Orang yang mengingat Allah di tengah-tengah orang yang lalai adalah bagaikan lampu di tengah rumah yang gelap, Orang yang mengingat Allah di tengah-tengah orang yang lalai adalah bagaikan pohon hijau ditengah-tengah pohon yang berguguran (daunnya) karena salju, Orang yang mengingat Allah di tengah-tengah orang yang lalai ditunjukan oleh Allah tempat duduknya di surga, Orang yang mengingat Allah di tengah-tengah orang yang lalai Allah mengampuninya sebanyak hitungan manusia dan binatang. (HR. Abu Nu`aim dari Ibnu Umar. DHAIF)

          Orang-orang yang lalai hatinya tertambat pada asbab sehingga asbab (dunia seiisinya) menjadi fitnah bagi mereka, maka hak mereka adalah mendapatkan azab Allah swt, tetapi ketika ada orang yang tidak lalai (berdzikir) maka azab tersebut terhalang dan orang tersebut mendapatkan keutamaan.

          Ketika rang-orang ahli dzikir masih di dunia atau setelah di alam kubur akan Allah swt perlihatkan tempat mereka di surga.[38]

٤٣١٢ـ ذَاكِرُ اللهِ فِي رَمَضَانَ مَغْفُوْرٌ لَهُ، وَسَائِلُ اللهِ فِيْهِ لَايَخِيْبُ (طس هب) عن عمر (موضوع)ـ

          4312- Orang yang berdzikir kepada Allah di bulan Ramadhan diampuni, dan orang yang meminta kepada Allah di bulan ramadhan tidak akan kecewa. (HR. Thabrani dan Baihaqi dari Umar. MUUDHU`)

          Salah satu keutamaan berdzikir di bulan Ramahan adalah diampuni dosa dan dikabulkannya doa.[39]

٤٣١٣ـ ـ ذَاكِرُ الله خَالِيًا كَمُبَارِزَةٍ إِلَى الْكُفَّارِ مِنْ بَيْنِ الصُّفُوْفِ خَالِيًا (الشيرازى فى الألقاب) عن إبن عباس (ض)ـ

          4313- Orang yang ingat Allah di tempat sepi bagaikan orang yang menghadapi orang kafir sendirian. (HR. Syirazi dalam al-alqaab dari Ibnu Abbas. DHAIF)

          Dzikir khaali atau dzikir sirri yaitu dzikir yang hanya diketahui oleh Allah swt dan Malaikat Hafazhah pahalayanya sebanding dengan jihad fi sabilillah.[40]

Bab Keutamaan Majlis Dzikir

=

=



[1] Jami`us Shaghir: 1928., Faidhul Qadir: 1928., Ibnu Majah: 3793.

[2] Jami`us Shaghir: 6066., Faidhul Qadir: 6066.,

[3] Jami`us Shaghir: 6049., Faidhul Qadir: 6049.,

[4] Jami`us Shaghir: 6051., Faidhul Qadir: 6051.,

[5] Jami`us Shaghir: 6050., Faidhul Qadir: 6050.,

[6] Jami`us Shaghir: 6059., Faidhul Qadir: 6059.

[7] Jami`us Shaghir: 6060., Faidhul Qadir: 6060

[8] Jami`us Shaghir: 6064., Faidhul Qadir: 6064.

[9] Jami`us Shaghir: 4025., Faidhul Qadir: 4025.

[10] Jami`us Shaghir: 198., Faidhul Qadir: 198.

[11] Jami`us Shaghir: 1279., Faidhul Qadir: 1279.

[12] Jami`us Shaghir: 1929., Faidhul Qadir: 1929., Tirmidzi: 3580.

[13] Jami`us Shaghir: 7588., Faidhul Qadir: 7588.,

[14] Jami`us Shaghir: 4310., Faidhul Qadir: 4310.,

[15] Jami`us Shaghir: 4651., Faidhul Qadir: 4651., Tirmidzi: 3596., Muslim: 2676.

[16] Jami`us Shaghir: 7947., Faidhul Qadir: 7947.,

[17] Jami`us Shaghir: 8509., Faidhul Qadir: 8509.,

[18] Jami`us Shaghir: 2791., Faidhul Qadir: 2791.

[19] Jami`us Shaghir: 8129., Faidhul Qadir: 8129., Bukhari: 6407., Muslim: 779.

[20] Jami`us Shaghir: 7925., Faidhul Qadir: 7925.

[21] Jami`us Shaghir: 2886., Faidhul Qadir: 2886., Tirmidzi: 3377., Ibnu Majah: 3790.

[22] Jami`us Shaghir: 1967., Faidhul Qadir: 1967., Tirmidzi: 2322., Ibnu Majah: 4112.

[23] Jami`us Shaghir: 8674., Faidhul Qadir: 8674.

[24] Jami`us Shaghir: 4009., Faidhul Qadir: 4009.

[25] Jami`us Shaghir: 7026., Faidhul Qadir: 7026., Muslim: 373., Tirmidzi: 3384., Abu Duad 18.

[26] Jami`us Shaghir: 1253., Faidhul Qadir: 1253.

[27] Jami`us Shaghir: 7412., Faidhul Qadir: 7412.

[28] Jami`us Shaghir: 8463., Faidhul Qadir: 8463,

[29] Jami`us Shaghir: 4330., Faidhul Qadir: 4330.

[30] Jami`us Shaghir: 902., Faidhul Qadir: 902.

[31] Jami`us Shaghir: 4350., Faidhul Qadir: 4350.

[32] Jami`us Shaghir: 4351., Faidhul Qadir: 4351.

[33] Jami`us Shaghir: 4352., Faidhul Qadir: 4352.

[34] Jami`us Shaghir: 903., Faidhul Qadir: 903.

[35] Jami`us Shaghir: 904., Faidhul Qadir: 904.

[36] Jami`us Shaghir: 5586., Faidhul Qadir: 5586.

[37] Jami`us Shaghir: 8675., Faidhul Qadir: 8675.

[38] Jami`us Shaghir: 4311., Faidhul Qadir: 4311.

[39] Jami`us Shaghir: 4312., Faidhul Qadir: 4312.

[40] Jami`us Shaghir: 4313., Faidhul Qadir: 4313.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar