Laman

Sabtu, 23 Februari 2019

TAHMID

  1. Hadits 01253 [ Hamdalah adalah doa paling utama] SHAHIH
  2. Hadits 03835 [ Al-Hamdu pokoknya syukur] HASAN
  3. Hadits 03836 [ Pujian atas nikmat menjaga dari hilangnya nikmat tersebut ] HASAN
  4. Hadits 07843Hamdalah 3x ketika menerima nikmat ] SHAHIH
  5. Hadits 04028Hamdalah adalah Salah satu ucapan paling baik ] SHAHIH
  6. Hadits 03403 [ Hamdalah memenuhi timbangan ] SHAHIH
  7. Hadits 01795 [ Hamdalah setelah makan minum ] SHAHIH
  8. Hadits 03956 [ Hamdalah setelah bersin ] SHAHIH
  9. Hadits 06283 [ Hamdalah pada awal Perbuatan ] HASAN
  10. Hadits 06337 [ Hamdalah pada awal perkataan ] SHAHIH
  11. Hadits 07587 [ Allah senang pujian ] SHAHIH
  12. Hadits 06710 [ Memuji Allah swt ketika rukuk dan sujud ] HASAN
  13. Hadits 06701 [ Hamdalah Ketika melihat yang menyenangkan atau tidak menyenangkan ] SHAHIH
  14. Hadits 06708 [ Memuji Allah swt setelah makan ] SHAHIH
  15. Hadits 07588 [ Memperbanyak hamdalah dan memuji Allah swt ]SHAHIH
  16. Hadits 07840 [ Hamdalah ketika menerima nikmat ] DHAIF
  17. Hadits 07841 [ Hamdalah ketika menerima nikmat ] DHAIF
=

1.      

 

١٢٥٣ـ أَفْضَلُ الذِّكْرِ لَا إِلهَ إِلَّا اللّهُ وَأَفْضَلُ الدُّعَاءِ الْحَمْدُ لِلّهِ (ت ن ه حب ك) عن جابر (صح)ـ

          1253- Dzikir paling utama adalah (لَا إِلهَ إِلَّا اللّهُ) dan doa paling utama adalah (الْحَمْدُ لِلّهِ). (HR. Tirmidzi, Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Hakim dari Jabir. SHAHIH)

          Kalimat (لَا إِلهَ إِلَّا اللّهُ) paling utama karena tidak sah iman terkecuali dengan kalimat tersebut, dan kalimat tersebut menafikan ketuhanan selain Allah swt dan menetapkan Allah swt sebagai satu-satunya Tuhan Yang Maha Esa.

          Sesungguhnya orang yang memuji Allah swt tidak lain dan tidak bukan sama saja dengan memuji nikmat-nikmat Allah swt dan memuji nikmat-nikmat Allah swt sama saja dengan melipatgandakan nikmat tersebut. Selain itu kalimat (الْحَمْدُ لِلّهِ) merupakan bagian dari dzikir. Dengan kata lain satu kalimat mencakup tiga hal sekaligus: dzikir, doa, dan melipatgandakan nikmat. Maka pantaslah kalau kalimat (الْحَمْدُ لِلّهِ) menjadi doa yang paling utama.[1]

٣٨٣٥ــ الحَمْدُ رَأْسُ الشُّكْرِ مَاشَكَرَ اللهَ عَبْدٌ لَايَحْمَدَهُ (عب هب) عن ابن عمر (ح)ـ

          3835- Hamdalah (memuji Allah swt) adalah pokoknya syukur, tidaklah dikatakan bersyukur kepada Allah seorang hamba yang tidak memuji-Nya. (HR. Abdurrahman dan Baihaqi dari Ibnu `Amr. HASAN)

          Karena memuji bisa dilakukan dengan lisan saja, sedangkan syukur bisa dilakukan dengan lisan, hati, dan anggota badan. Dari ketiga cara bersyukur tersebut maka memuji Allah swt (misalnya dengan mengucapkan alhahdulillah) merupakan pokok atau pangkalnya syukur. Karena mengucapkan nikmat dengan lisan dan memuji (Allah swt) yang memberi kenikmatan itu lebih menampakkan nikmat dan menunjukan syiar.

Berbeda jika bersyukur menggunakan hati maka orang lain tidak bisa mengetahuinya. Jika bersyukur dengan anggota badan atau perbuatan maka bisa jadi orang lain tidak memahaminya dan salah sangka.

Oleh karena itu bersyukur dengan menggunakan lisan dan memuji Allah swt dengan menggunakan lisan menjadi pokonya syukur (رَأْسُ الشُّكْرِ).

Seseorang belumlah dikatakan bersyukur jika ia belum memuji (Allah swt) yang telah memberikan kenikmatan. Karena hakekat syukur adalah menampakan nikmat (إِظْهَارُ النِّعْمَةِ) dan hakekat kufur nikmat adalah menyembunyikan nikmat (إِخْفَاءُ النِّعْمَةِ).[2]

٣٨٣٦ــ الْحَمْدُ عَلَى النِّعْمَةِ أَمَانٌ لِزَوَالِهَا (فر) عن عمر (ح)ـ

          3836- Pujian atas nikmat adalah keamanan dari hilangnya. (HR. Dailami dari Umar. HASAN)

          Memuji Allah swt (misalnya dengan mengucapkan الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ) atas nikmat yang kita terima akan mengamankan dan menjaga nikmat tersebut tidak pergi dari kita. Dan orang yang tidak memuji Allah swt atas nikmat yang diterimanya sama saja dengan mempersilahkan nikmat tersebut pergi.

          Allah swt berfirman dalam surat Ibrahim ayat: 7

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ (إبراهيم:٧)ـ

          Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih"[3]

٧٨٤٣ــ مَاأَنْعَمَ ٱللهُ تَعَالَى عَلَى عَبْدٍ مِنْ نِعْمَةٍ فَقَالَ: اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ إِلَّا أَدَّى شُكْرَهَا فَإِنْ قَالَهَ الثَّانِيَةَ جَدَّدَ اللهُ لَهُ ثَوَابَهَا فَإِنْ قَالَهَا الثَّالِثَةَ غَفَرَ اللهُ لَهُ ذُنُوْبَهُ (ك ه) عن جابر (صح)ـ

          7843- Tidaklah Allah swt memberikan suatu nikmat kepada seorang hamba kemudian mengucapkan Alhamdulillah (اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ) melainkan ia telah melaksanakan syukurnya, kemudian apabila mengucapkannya kedua kalinya maka Allah swt akan memperbaharui pahalanya untuknya, kemudian apabila mengucapkannya ketiga kalinya maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya. (HR. Haakim dan Ibnu Majah dari Jabir. SHAHIH)[4]

٤٠٢٨ــ خَيْرُ الْكَلَامِ أَرْبَعٌ لَا يَضُرُّكَ بِأَيِّهِنَّ بَدأْتَ: سُبْحَانَ اللّهِ  وَ الْحَمْدُ لِلّهِ وَ لَا إِلهَ إِلَّا اللّهُ وَ اللّهُ أَكْبَرُ (ابن النجار فر) عن أبى هريرة (صح)ـ

          4028- Kalimat terbaik itu ada empat, tidak membahayakanmu dengan yang mana kamu memulainya: (سُبْحَانَ اللّهِ  وَ الْحَمْدُ لِلّهِ وَ لَا إِلهَ إِلَّا اللّهُ وَ اللّهُ أَكْبَرُ). (HR. Ibnu Najjaar dan Dailami dari Abu Hurairah. SHAHIH)[5]

٣٤٠٣ــ اَلتَّسْبِيْحُ نِصْفُ الْمِيْزَانِ، وَ الْحَمْدُ لِلّهِ تَمْلَؤُهُ، وَ لَا إِلهَ إِلَّا اللّهُ لَيْسَ لَهَا دُوْنَ ٱللهِ حِجَابٌ حَتَّى تَخْلُصُ إِلَيْهِ (ت) عن إبن عمرو (صح)ـ

          3403- Tasbih (سُبْحَانَ اللّهِ) separuh timbangan, dan hamdalah (الْحَمْدُ لِلّهِ) memenuhinya, dan tahlil (لَا إِلهَ إِلَّا اللّهُ) tidak ada dinding baginya dihadapan Allah sehingga ia lolos kepada-Nya (HR. Tirmidzi dari Ibnu Umar. SHAHIH)[6]

١٧٩٥ــ إِنَّ اللهَ تَعَالَى لَيَرْضٰى عَنِ الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الْأَكْلَةَ أَوْ يَشْرَبَ الشَّرْبَةَ فَيَحْمَدَهُ ٱللهَ عَلَيْهَا (حم م ت ن) عن أنس (صح)ـ

          1795- Sesungguhnya Allah swt ridha dari seorang hamba untuk makan sesuap atau minum seteguk kemudian memuji Allah atasnya (misalnya dengan membaca alhamdulillah). (HR. Ahmad, Muslim, Tirmidzi, dan Nasaai dari Anas. SHAHIH)[7]

٣٩٥٦ــ خَمْسٌ مِنْ حَقِّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ: رَدُّ التَّحِيَّةِ، وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ، وَشُهُوْدُ الْجَنَازَةِ، وَعِبَادَةُ الْمَرِيْضِ، وَتَشْمِيْتُ العَاطِشِ إِذَاحَمِدَ اللهَ (ه) عن أبى هريرة (صح)ـ

          3956- Lima perkara merupakan hak seorang muslim atas muslim lainnya: Membalas penghormatan, mendatangi undangan, menyaksikan jenazah, menengok orang sakit, menyahuti orang bersin kalau ia membaca hamdalah. (HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah. SHAHIH)

          Lima hak orang lain yang harus kita berikan: membalas penghormatan yang dia berikan kepada kita semisal dia mengucapkan salam (السلام عليكم) maka kita wajib menjawabnya. Mendatangi undangan pernikahan atau lainnya, yang pertama hukumnya wajib dan yang kedua sunnah. Menyaksikan jenazah dan mensholatinya, lebih utama lagi jika ikut mengurus dan mengantarkannya ke pemakaman. Menengok orang sakit. Menyahuti orang bersin yang membaca hamdalah, misalkan dengan mendoakannya yarhamukallah (يَرْحَمُكَ اللهُ).[8]

٦٢٨٣ــ كُلُّ أَمْرٍ ذِى بَالٍ لَايُبْدَأُ فِيْهِ بِالْحَمْدِ لِلّٰهِ أَقْطَعُ (ه هق) عن أبي هريرة (ح)ـ

          6283- Setiap perkara baik (penting) yang tidak didahului dengan hamdalah adalah buntung. (HR. Ibnu Majah dan Baihaki dari Abu Hurairah. SHAHIH)[9]

٦٣٣٧ــ كُلُّ كَلَامٍ لَايُبْدَأُ فِيْهِ بِحَمْدِ اللّٰهِ فَهُوَ أَجْدَمُ (د) عن أبي هريرة (صح)ـ

          6337- Setiap pembicaraan yang tidak diawali dengan Alhamdulillah maka sedikit keberkahannya. (HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah. SHAHIH).[10]

٧٥٨٧ــ لَيْسَ أَحَدٌ أَحَبُّ إِلَيْهِ الْمَدْحُ مِنَ اللهِ، وَلَا أَحَدٌ أَكْثَرَ مَعَاذِيْرَ مِنَ ٱللهِ (طب) عن الأسود بن سريع (صح)ـ

          7587- Tidak ada seorangpun yang lebih senang pujian daripada Allah, dan tidak ada seorangpun yang lebih banyak ampunannya daripada Allah. (HR. Thabrani dari Al-Aswad bin Sarii`. SHAHIH)

          Allah swt senang pujian dari hamba-Nya agar mereka mendapatkan pahala dan nikmat dari-Nya. Pujian disini (misalnya dengan mengucapkan hamdalah) sebagai perwujudan rasa syukur, ibadah, dan pengakuan kepada Allah swt sebagai Dzat Maha Pemberi Nikmat dan satu – satunya yang patut dipuji.

          Tidak ada seorangpun yang paling banyak bisa menerima alasan – alasan dari para hamba selain Allah swt. Hanya Allah Yang Paling Banyak ampunannya dan hanya Dia sajalah yang bisa memberi ampunan.[11]

٦٧١٠ــ كَانَ إِذَا رَكَعَ قَالَ: سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ، ثَلَاثًا، وَإِذَا سَجَدَ قَالَ: سُبْحَانَ رَبِّىَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ، ثَلَاثًا (د) عن عقبة بن عامر (ح)ـ

          6710- Apabila beliau rukuk membaca (سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ) dan apabila sujud membaca (سُبْحَانَ رَبِّىَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ). (HR. Abu Dawud dari `Uqbah bin `Amir. HASAN)[12]

٦٧٠١ــ كَانَ إِذَا رَأَى مَايُحِبُّ قَالَ: اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَإِذَا رَأَى مَايَكْرَهُ قَالَ: اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ حَالِ أَهْلِ النَّارِ (ه) عن عائشة (صح)ـ

          6701- Apabila beliau melihat sesuatu yang dicintainya maka beliau berkata (اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ) dan apabila beliau melihat sesuatu yan tidak disukainya maka beliau membaca (اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ حَالِ أَهْلِ النَّارِ).[13]

٦٧٠٨ــ كَانَ إِذَا رُفِعَتِ مَائِدَتُهُ قَالَ: اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ،  اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِى كَفَانَاوَآوَانَا غَيْرُ مَكْفِيٍّ وَلَامَكْفُوْرٍ وَلَامُوَدَّعٍ وَلَامُسْتَغْنًى عَنْهُ رَبَّنَا (حم خ د ت ه) عن أبى أمامة (صح)ـ

          6708- Apabila hidangan beliau diangkat maka beliau berkata: (اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ،  اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِى كَفَانَاوَآوَانَا غَيْرُ مَكْفِيٍّ وَلَامَكْفُوْرٍ وَلَامُوَدَّعٍ وَلَامُسْتَغْنًى عَنْهُ رَبَّنَا) (HR. Ahmad, Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Abu Umamah. SHAHIH) [14]

٧٥٨٨ــ لَيْسَ أَحَدٌ أَفْضَلُ عِنْدَ اللهِ مِنْ مُؤْمِنٍ يُعَمَّرُ فِى الْإِسْلَامِ لِتَكْبِيْرِهِ وَتَحْمِيْدِهِ وَتَسْبِيْحِهِ وَتَهْلِيْلِهِ (حم) عن طلحة (صح)ـ

          7588- Tidak ada seorang yang lebih utama di sisi Allah daripada seorang mukmin yang diberi umur panjang di dalam islam karena takbirnya, tahmidnya, tasbihnya, dan tahlilnya. (HR. Ahmad dari Thalhah. SHAHIH)[15]



[1] Jaami`ush Shaghiir 1253. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1253.

[2] Jaami`ush Shaghiir 3835. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 3835.

[3] Jaami`ush Shaghiir 3836. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 3836.

[4] Jaami`ush Shaghiir 7843. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 7843.

[5] Jaami`ush Shaghiir 4028. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 4028.

[6] Jaami`ush Shaghiir 3403. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 3403.

[7] Jaami`ush Shaghiir 1795. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1795.

[8] Jaami`ush Shaghiir 3956. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 3956.

[9] Jaami`ush Shaghiir 6283. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6283.

[10] Jaami`ush Shaghiir 6337. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6337.

[11] Jaami`ush Shaghiir 7587. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 7587.

[12] Jaami`ush Shaghiir 6710. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6710.

[13] Jaami`ush Shaghiir 6701. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6701

[14] Jaami`ush Shaghiir 6708. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6708.

[15] Jaami`ush Shaghiir 7588. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 7588.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar