Laman

Sabtu, 26 Februari 2022

Jaami`ush Shaghiir 2060 Kata - Kata yang diridhai Allah dan yang ddibenci Allah swt

  

٢٠٦٠ــ إنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بالكَلِمَةِ مِن رِضْوانِ اللَّهِ، لا يُلْقِي لها بالًا، يَرْفَعُهُ اللَّهُ بها دَرَجاتٍ، وإنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بالكَلِمَةِ مِن سَخَطِ اللَّهِ، لا يُلْقِي لها بالًا، يَهْوِي بها في جَهَنَّمَ. (حم خ) عن أبي هريرة (صح)ـ

“Sesungguhnya (ada) seorang hamba berbicara suatu perkataan yang diridhai Allah, yang ia tidak pernah memikirkan dan menghiraukannya, tetapi disebabkan kalimat itu Allah akan mengangkat beberapa derajatnya. Dan sesungguhnya ada seorang hamba yang berkata kata – kata yang termasuk kemurkaan Allah yang tidak pernah diperhatikannya  tetapi sebab kata – kata tersebut ia bisa jatuh ke dalam neraka. (HR. Ahmad dan Bukhari (6478) dari Abu Hurairah. SHAHIH)

Yang dimaksud (بالكَلِمَةِ مِن رِضْوانِ اللَّهِ) Kata dari perkataan yang diridhai Allah swt adalah (كلام الله) kalamullah yang diridhai Allah swt seperti kalimat - kalimat yang bisa menolak kegelapan.

Yang dimaksud (لا يُلْقِي لها بالًا) tidak pernah memperhatikannya adalah tidak pernah membayangkannya, tidak pernah memikirkannya, tidak pernah memperhitungkannya, dan bahkan dia beranggapakan perkataannya tersebut adalah sesuatu yang kecil, tetapi justru di sisi Allah swt adalah sesuatu yang teramat besar.

Sehingga sebab perkataannya tersebut Allah swt mengankat derajat hamba tersebut kepada derajat yang tinggi.

Tetapi sebaliknya ada seorang hamba yang mengatakan satu kata yang dibenci dan menyebabkan murka Allah yang tidak pernah ia perhatikan sehingga sebab kata – katanya tersebut ia bisa masuk neraka.

Jaami`ush Shaghiir 1973 Perktaan yang diridhai Allah swt

 Perkataan Ridha

١٩٧٣ــ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللهِ تَعَالَى مَايَظُنُّ أَنْ تَبْلُغَ مَا بَلَغَتْ فَيَكْتُبُ اللهُ لَهُ بِهَا رِضْوَانَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللهِ تَعَالَى مَا يَظُنُّ أَنْ تَبْلُغُ مَابَلَغَتْ فَيَكْتُبُ اللهُ عَلَيْهِ بِهَا سَخَطَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ (مالك حم ت ن ه حب ك) عن بلال بن الحارث (صح)ـ

“Sesungguhnya (ada) seorang laki-laki mengucapkan ucapan (yang mengandung) keridhaan Allah swt, ia tidak mengira (perkataannya itu) akan sampai pada apa yang telah dicapainya, maka sebab itu Allah  menuliskan untuknya keridhaan-Nya sampai hari kiamat, Sesungguhnya (ada) seorang laki-laki mengucapkan ucapan (yang mengandung) kemurkaan Allah swt, ia tidak mengira (perkataannya itu) akan sampai pada apa yang telah dicapainya, maka sebab itu Allah  menuliskan untuknya kemurkaan-Nya sampai hari kiamat”. (HR. Malik, Ahmad, Tirmidzi  (2319), Nasaai, Ibnu Majah (3969), Ibnu Hibban dari Bilal bin Al-Haarits. SHAHIH)

Ada seseorang yang mengucapkan perkataan – perkataan yang diridhai dan dicintai Allah swt yang dia sendiri tidak menyangka jika perkataannya tersebut bernilai sangat tinggi dalam keridhaan Allah swt. Sejak perkataanya tersebut Allah menetapkan keridhaan-Nya di sepanjang sisa hidupnya hingga hari kiamat, maka dia meninggal dalam keadaan islam, tidak di siksa dalam kuburnya, dan tidak dihinakan dalam hari berbangkit.

Ada seseorang yang mengucapkan perkataan – perkataan yang mengandung kebencian Allah swt yang dia sendiri tidak menyangka jika perkataannya tersebut bernilai sangat tinggi dalam kemurkaan Allah swt. Sejak perkataanya tersebut Allah menetapkan kemurkaan-Nya di sepanjang sisa hidupnya hingga hari kiamat, maka dia meninggal dalam keadaan celaka, di siksa dalam kuburnya, dan dihinakan dalam hari berbangkit sehingga dimasukan ke dalam api neraka.

 

 

R

Surat Al-Fath ayat 18 Orang - orang yang diridhai Allah swt

 Surat Al-Fath ayat 18

لَقَدْ رَضِيَ اللّٰهُ عَنِ الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ يُبَايِعُوْنَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِيْ قُلُوْبِهِمْ فَاَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ عَلَيْهِمْ وَاَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيْبًاۙ ( ١٨)ـ

                Sungguh, Allah telah meridai orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu (Muhammad) di bawah pohon, Dia mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu Dia memberikan ketenangan atas mereka dan memberi balasan dengan kemenangan yang dekat, (Al-Fath ayat 18)

          Sungguh, Allah telah meridai orang-orang mukmin, yaitu para sahabat Nabi (yang berjumlah sekitar 1300 orang lebih atau sekitar 1500 orang), ketika mereka berjanji setia kepadamu wahai Nabi Muhammad untuk meluhurkan agama Islam, memerangi musuh-musuhnya, dan tidak lari dari pertempuran. Janji setia itu berlangsung di di bawah pohon (Samrah) di tempat bernama Hudaibiyah, ketika Nabi dan para Sahabat dihalangi oleh kaum musyrik Mekah melaksanakan umrah.

 

 

Kamis, 24 Februari 2022

Surat At-Taubah ayat 100 Orang - orang yang diridhai Allah swt

 Surat At-Taubah ayat 100

وَالسّٰبِقُوْنَ الْاَوَّلُوْنَ مِنَ الْمُهٰجِرِيْنَ وَالْاَنْصَارِ وَالَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِاِحْسَانٍۙ رَّضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ وَاَعَدَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ تَحْتَهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًا ۗذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ  (١٠٠) ـ

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. (Surat At-Taubah ayat 100)

Ayat ini menjelaskan kepada kita ada tiga kelompok manusia yang mendapatkan ridha Allah swt yaitu Muhajirin, Ansor, dan orang – orang yang mengikuti mereka dengan berbuat kebaikan (وَالَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِاِحْسَانٍۙ).

Orang yang mengikuti kaum ansor dan muhajirin dengan berbuat kebaikan menurut Tafsir Ibnu Abbas adalah orang – orang yang  menjalankan ibadah fardhu dan menjauhi perbuatan maksiat sampai hari kiamat. Menurut Tafsir Jalalain bil ihsaan  adalah berbuat kebaikan dalam beramal. Menurut Tafsir Munir adalah orang – orang yang menyebut – nyebut kaum muhajirin dan kaum anshar sebagai ahli surga dan memohonkan rahmat kepada Allah swt bagi mereka serta menyebut – nyebut kebaikan mereka.

 

Rabu, 23 Februari 2022

Surat Al-Bayyinah ayat 8

 Surat Al-Bayyinah ayat 8

جَزَاؤُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۖ رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ (8)ـ

Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ’Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. (Al-Bayyinah ayat 8)

Dalam surat ini disebutkan empat orang yang dalam kebaikan, yaitu orang beriman dan mengerjakan amal shaleh, khairul bariyyah (sebaik - baik makhluk), orang yang ridha kepada Allah swt, dan orang yang takut kepada Allah swt.

Nikmat terbesar yang bisa di capai manusia adalah ridha Allah swt, yaitu kemulian dan pujian yang diberikan Allah swt. Cara mendapatkan ridha Allah swt adalah dengan cara takut kepada Allah swt (takwa).

Takut kepada Allah swt menurut Tafsir Ibnu Abbas adalah meng-Esa-kan Allah swt (tauhid), menurut Tafsir Jalalain adalah takut kepada siksa Allah swt sehingga meninggakan maksiat kepada-Nya, menurut Tafsir Munir orang yang takut kepada Allah swt adalah orang yang mengetahui urusan - urusan Allah swt (العالم بشؤون الله تعالى).

Tafsir Ringkas Kemenag: Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ’Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya bersama segala kenikmatan di dalamnya. Selain itu, mereka mendapat nikmat yang lebih besar. Allah rida terhadap mereka atas keimanan dan amal saleh mereka dan mereka pun rida kepada-Nya atas kemuliaan yang Allah anugerahkan kepada mereka. Yang demikian itu adalah balasan yang agung bagi orang yang takut kepada Tuhannya. Ketakutannya pada siksaan Allah mendorongnya untuk menjauhkan diri dari larangan Allah, termasuk kemusyrikan dan kekafiran.

 

=

 

Selasa, 22 Februari 2022

Surat Al-Fajr ayat 27 - 30 Tafsir Munir Tafsir Ibnu Abbas Tafsir Jalalain

 Surat Al-Fajr ayat 27 - 30

يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُ(27) ارْجِعِيْٓ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً (28) فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْۙ  (29) وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْ (30)ـ

Wahai jiwa yang tenang!(27) Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya.(28) Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku,(29) dan masuklah ke dalam surga-Ku.(30).

          Jiwa yang tenang (النَّفس المطمئنة) adalah jiwa yang aman dari azab Allah swt (الآمنة من عَذَاب الله), yang benar dalam meng-Esa-kan Allah swt (الصادقة بتوحيد الله), yang bersyukur terhadap nikmat – nikmat Allah swt (الشاكرة بنعماء الله), yang sabar terhadap cobaan - cobaan Allah swt (الصابرة ببلاء الله), yang ridha terhadap ketentuan - ketentuan Allah swt (الراضية بِقَضَاء الله), yang terima dengan pemberian – pemberian Allah swt (القانعة بعطاء الله). (Tafsir Ibnu Abbas)

          Jiwa yang tenang (النَّفس المطمئنة) adalah jiwa yang tenang karena dzikir dan taat kepada Allah swt. (Tafsir Munir Imam Nawawi).

          Jiwa yang tenang (النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُ) akan di panggil oleh Allah swt  atau Malaikat sebanyak tiga kali: waktu kematian, waktu bangkit dari kubur, waktu masuk ke surga, dalam keadaan ridha (puas terhadap pahala dan nikmat Allah swt) dan diridhai (amal perbuatannya ketika didunia) oleh Allah swt. (Tafsir Munir Imam Nawawi)

          Jiwa yang tenang (النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُ) pada akhirnya akan dikumpulkan bersama hamba – hamba Allah yang shaleh di surga. (Tafsir Jalalain)

Hadits Shahih Sunan Abu Dawud Nomor 4753

حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، ح وَحَدَّثَنَا هَنَّادُ بْنُ السَّرِيِّ، حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، ـ وَهَذَا لَفْظُ هَنَّادٍ ـ عَنِ الأَعْمَشِ، عَنِ الْمِنْهَالِ، عَنْ زَاذَانَ، عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ، قَالَ ‏:‏ خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فِي جَنَازَةِ رَجُلٍ مِنَ الأَنْصَارِ، فَانْتَهَيْنَا إِلَى الْقَبْرِ وَلَمَّا يُلْحَدْ، فَجَلَسَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَجَلَسْنَا حَوْلَهُ كَأَنَّمَا عَلَى رُءُوسِنَا الطَّيْرُ، وَفِي يَدِهِ عُودٌ يَنْكُتُ بِهِ فِي الأَرْضِ، فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ ‏:‏ ‏"‏ اسْتَعِيذُوا بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ‏"‏ ‏.‏ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلاَثًا ـ زَادَ فِي حَدِيثِ جَرِيرٍ هَا هُنَا ـ وَقَالَ ‏:‏ ‏"‏ وَإِنَّهُ لَيَسْمَعُ خَفْقَ نِعَالِهِمْ إِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِينَ حِينَ يُقَالُ لَهُ ‏:‏ يَا هَذَا مَنْ رَبُّكَ وَمَا دِينُكَ وَمَنْ نَبِيُّكَ ‏"‏ ‏.‏ قَالَ هَنَّادٌ قَالَ ‏:‏ ‏"‏ وَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولاَنِ لَهُ ‏:‏ مَنْ رَبُّكَ فَيَقُولُ ‏:‏ رَبِّيَ اللَّهُ ‏.‏ فَيَقُولاَنِ لَهُ ‏:‏ مَا دِينُكَ فَيَقُولُ ‏:‏ دِينِي الإِسْلاَمُ ‏.‏ فَيَقُولاَنِ لَهُ ‏:‏ مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ قَالَ فَيَقُولُ ‏:‏ هُوَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏.‏ فَيَقُولاَنِ ‏:‏ وَمَا يُدْرِيكَ فَيَقُولُ ‏:‏ قَرَأْتُ كِتَابَ اللَّهِ فَآمَنْتُ بِهِ وَصَدَّقْتُ ‏"‏ ‏.‏ زَادَ فِي حَدِيثِ جَرِيرٍ ‏:‏ ‏"‏ فَذَلِكَ قَوْلُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ ‏{‏ يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا ‏}‏ ‏"‏ ‏.‏ الآيَةَ ‏.‏ ثُمَّ اتَّفَقَا قَالَ ‏:‏ ‏"‏ فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ ‏:‏ أَنْ قَدْ صَدَقَ عَبْدِي فَأَفْرِشُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ، وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى الْجَنَّةِ وَأَلْبِسُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ ‏"‏ ‏.‏ قَالَ ‏:‏ ‏"‏ فَيَأْتِيهِ مِنْ رَوْحِهَا وَطِيبِهَا ‏"‏ ‏.‏ قَالَ ‏:‏ ‏"‏ وَيُفْتَحُ لَهُ فِيهَا مَدَّ بَصَرِهِ ‏"‏ ‏.‏ قَالَ ‏:‏ ‏"‏ وَإِنَّ الْكَافِرَ ‏"‏ ‏.‏ فَذَكَرَ مَوْتَهُ قَالَ ‏:‏ ‏"‏ وَتُعَادُ رُوحُهُ فِي جَسَدِهِ وَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولاَنِ ‏:‏ مَنْ رَبُّكَ فَيَقُولُ ‏:‏ هَاهْ هَاهْ هَاهْ لاَ أَدْرِي ‏.‏ فَيَقُولاَنِ لَهُ ‏:‏ مَا دِينُكَ فَيَقُولُ ‏:‏ هَاهْ هَاهْ لاَ أَدْرِي ‏.‏ فَيَقُولاَنِ ‏:‏ مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ فَيَقُولُ ‏:‏ هَاهْ هَاهْ لاَ أَدْرِي ‏.‏ فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ ‏:‏ أَنْ كَذَبَ فَأَفْرِشُوهُ مِنَ النَّارِ وَأَلْبِسُوهُ مِنَ النَّارِ، وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى النَّارِ ‏"‏ ‏.‏ قَالَ ‏:‏ ‏"‏ فَيَأْتِيهِ مِنْ حَرِّهَا وَسَمُومِهَا ‏"‏ ‏.‏ قَالَ ‏:‏ ‏"‏ وَيُضَيَّقُ عَلَيْهِ قَبْرُهُ حَتَّى تَخْتَلِفَ فِيهِ أَضْلاَعُهُ ‏"‏ ‏.‏ زَادَ فِي حَدِيثِ جَرِيرٍ قَالَ ‏:‏ ‏"‏ ثُمَّ يُقَيَّضُ لَهُ أَعْمَى أَبْكَمُ مَعَهُ مِرْزَبَّةٌ مِنْ حَدِيدٍ، لَوْ ضُرِبَ بِهَا جَبَلٌ لَصَارَ تُرَابًا ‏"‏ ‏.‏ قَالَ ‏:‏ ‏"‏ فَيَضْرِبُهُ بِهَا ضَرْبَةً يَسْمَعُهَا مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ إِلاَّ الثَّقَلَيْنِ فَيَصِيرُ تُرَابًا ‏"‏ ‏.‏ قَالَ ‏:‏ ‏"‏ ثُمَّ تُعَادُ فِيهِ الرُّوحُ ‏"‏ ‏.

‘Utsman bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami: Jarir menceritakan kepada kami. (Dalam riwayat lain) Hannad bin As-Sari telah menceritakan kepada kami. Beliau berkata: Abu Mu’awiyah menceritakan kepada kami. Ini adalah lafal riwayat Hannad. Dari Al-A’masy, dari Al-Minhal, dari Zadzan, dari Al-Bara` bin ‘Azib. Beliau mengatakan:

Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam penyelenggaraan jenazah seorang ansar. Kami sudah sampai di kuburan, namun kuburan belum selesai digali. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk. Kami juga duduk di sekitar beliau seakan-akan di kepala-kepala kami ada burung. Di tangan beliau ada sebatang ranting yang beliau gunakan untuk menggaris-garis tanah. Lalu beliau mengangkat kepala seraya bersabda, “Berlindunglah kalian kepada Allah dari azab kubur.” Sebanyak dua atau tiga kali. Beliau menambah dalam hadis Jarir di sini dan bersabda, “Sungguh dia benar-benar mendengar suara sandal-sandal mereka ketika mereka kembali pulang. Ketika itu, ditanyakan kepadanya: Wahai engkau ini, siapa Rabb-mu? Apa agamamu? Dan siapa Nabimu?”

Hannad berkata: Nabi bersabda, “Dua malaikat datang kepadanya lalu mendudukkannya seraya bertanya kepadanya: Siapa Rabb-mu? Dia menjawab: Rabb-ku adalah Allah. Dua malaikat tadi bertanya kepadanya: Apa agamamu? Dia menjawab: Agamaku adalah Islam. Dua malaikat tadi bertanya kepadanya: Siapa pria yang diutus kepada kalian ini? Dia berkata: Maka dia menjawab: Dia adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dua malaikat tadi bertanya: Dari mana engkau tahu? Dia menjawab: Aku membaca Alquran, lalu aku mengimani dan membenarkannya.” Beliau menambahkan dalam hadis Jarir, “Itulah firman Allah taala {‏ يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا ‏} (yang artinya): Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.”

Kemudian keduanya bersepakat, beliau bersabda, “Lalu ada yang menyeru dari langit: Hamba-Ku telah benar. Bentangkan untuknya hamparan dari janah, sandangkan kepadanya pakaian dari janah, dan bukakan untuknya suatu pintu menuju janah.” Beliau bersabda, “Maka sebagian ketenteraman dan aroma wangi janah pun mendatanginya.” Nabi bersabda, “Dan dibukakan kubur untuknya sejauh mata memandang.”

Beliau bersabda, “Dan sesungguhnya orang kafir,” lalu beliau menyebutkan kematiannya. Beliau bersabda, “Rohnya akan dikembalikan ke dalam jasadnya. Lalu ada dua malaikat yang mendatanginya dan mendudukkannya. Keduanya bertanya: Siapa Rabb-mu? Dia menjawab: Hah hah hah, aku tidak tahu. Dua malaikat tadi bertanya kepadanya: Apa agamamu? Dia menjawab: Hah hah, aku tidak tahu. Dua malaikat tadi bertanya: Siapa lelaki yang diutus kepada kalian ini? Dia menjawab: Hah hah, aku tidak tahu. Lalu ada yang menyeru dari langit: Dia telah berdusta, bentangkan hamparan dari neraka, sandangkan pakaian dari neraka, dan bukakan suatu pintu menuju neraka.” Beliau bersabda, “Maka, sebagian hawa dan angin panas neraka pun menerpanya.” Beliau bersabda, “Kuburnya menghimpitnya sampai tulang-tulang rusuknya bersilangan.” Dia menambahkan dalam hadis Jabir, beliau bersabda, “Kemudian dia diserahkan kepada malaikat yang buta dan bisu tuli yang membawa palu godam dari besi. Andai besi itu dipukulkan ke suatu gunung, niscaya gunung itu akan menjadi tanah.” Beliau bersabda, “Lalu malaikat itu memukulnya dengan keras yang terdengar oleh semua makhluk antara timur dengan barat kecuali manusia dan jin sehingga menjadi tanah.” Beliau bersabda, “Kemudian roh dikembalikan ke jasadnya.”  (HR. Abu Dawud nomor 4753. SHAHIH)

Hadits Shahih Muslim Nomor 2872

إذا خَرَجَتْ رُوحُ المُؤْمِنِ تَلَقَّاها مَلَكانِ يُصْعِدانِها. قالَ حَمَّادٌ: فَذَكَرَ مِن طِيبِ رِيحِها وذَكَرَ المِسْكَ. قالَ: ويقولُ أهْلُ السَّماءِ: رُوحٌ طَيِّبَةٌ جاءَتْ مِن قِبَلِ الأرْضِ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْكِ وعلَى جَسَدٍ كُنْتِ تَعْمُرِينَهُ، فيُنْطَلَقُ به إلى رَبِّهِ عزَّ وجلَّ، ثُمَّ يقولُ: انْطَلِقُوا به إلى آخِرِ الأجَلِ. قالَ: وإنَّ الكافِرَ إذا خَرَجَتْ رُوحُهُ، قالَ حَمَّادٌ وذَكَرَ مِن نَتْنِها، وذَكَرَ لَعْنًا، ويقولُ أهْلُ السَّماءِ رُوحٌ: خَبِيثَةٌ جاءَتْ مِن قِبَلِ الأرْضِ. قالَ فيُقالُ: انْطَلِقُوا به إلى آخِرِ الأجَلِ. قالَ أبو هُرَيْرَةَ: فَرَدَّ رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ رَيْطَةً كانَتْ عليه، علَى أنْفِهِ، هَكَذا.

"Apabila ruh seorang mukmin keluar (dari jasadnya), dua malaikat menerima dan menaikkannya." Hammad (salah satu perawi hadis Abu Hurairah yang diriwayatkan Muslim) berkata, "Disebutkan bau wangi ruhnya, dikatakan seperti kasturi". Abu Hurairah berkata, "Penghuni langit berseru, 'Ruh baik datang dari bumi. Semoga Allah bersalawat atasmu dan atas jasad yang sebelumnya kau gunakan', lalu ia dibawa menghadap Tuhannya, kemudian Dia berkata, 'Pergilah kalian bersamanya sampai ke ajal terakhir.' (sidratul muntaha). Jika ruh orang kafir keluar dari jasadnya-Hammad berkata, "Disebutkan baunya busuk seperti kotoran"—para penghuni langit berseru, "Ruh jahat dari bumi, lalu ada dikatakan, "Pergilah bersamanya sampai ajal terakhir"(Sijjin). Abu Hurairah berkata: Kemudian Rasulullah saw mengibaskan kain tipis diatas hidungnya seperti ini. (HR. Muslim nomor 2872. SHAHIH)

=