Laman

Senin, 05 April 2021

Bab Doa Masuk dan Keluar Rumah


  1. Hadits 06651 [ Doa keluar rumah ] SHAHIH
  2. Hadits 06652 [ Doa keluar rumah ] SHAHIH
  3. Hadits 06653 [ Doa keluar rumah ] SHAHIH
  4. Hadits 06655 [ Doa keluar rumah ] DHAIF
  5. Hadits 07403 [ Doa masuk rumah atau menempati tempat tinggal ] SHAHIH
  6. Hadits 00594 [ Mengucapkan salam ketika masuk atau keluar rumah ] HASAN
  7. Hadits 00576 [ Shalat dua rakaat ketika keluar atau masuk rumah ] HASAN
  8. Hadits 08129 [ Perbedaan rumah dzikir dan non dzikir ] SHAHIH
  9. Hadits 00587 [ Shalat dua rakaat ketika keluar atau masuk rumah ] DHAIF
  10. Hadits 06654 [ Keluar rumah di hari raya ] SHAHIH
  11. Hadits 05071 [ Shalat dua rakaat ketika keluar atau masuk rumah ] DHAIF
  12. Hadits 1393 [ Perbanyak shalat di rumah ] DHAIF
  13. Hadits 00573 [ Pemimpin perjalanan ] DHAIF
=

1.      

٦٦٥١ــ كَانَ إِذَا خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ قَالَ بِاسْمِ اللهِ التُّكْلَانُ عَلَى اللهِ لَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّابِاللهِ  (ه ك وابن السنى) عن أبى هريرة (صح)ـ

          6651- Apabia beliau keluar dari rumahnya berliau membaca (بِاسْمِ اللهِ التُّكْلَانُ عَلَى اللهِ لَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّابِاللهِ) dengan menyebut Nama Allah, bertawakal kepada Allah, tiada daya dan kekuatan terkecuali dengan pertolongan Allah. (HR. Ibnu Majah Hakiim, dan Ibnu Sunni dari Abu Hurairah. SHAHIH)[1]

٦٦٥٢ــ كَانَ إِذَا خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ قَالَ بِاسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ أَنْ نَزِلَّ أَوْ نَضِلَّ أَوْ نَظْلِمَ أَوْ نُظْلَمَ أَوْ نَجْهَلَ أَوْ نُجْهَلَ عَلَيْنَا (ت وابن السنى) عن أم سلمة (صح)ـ

          6652- Apabila beliau keluar dari rumahnya berkata (بِاسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ أَنْ نَزِلَّ أَوْ نَضِلَّ أَوْ نَظْلِمَ أَوْ نُظْلَمَ أَوْ نَجْهَلَ أَوْ نُجْهَلَ عَلَيْنَا) dengan menyebut Nama Allah, aku bertawakal kepada Allah, Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kami tergelincir, sesat, menganiaya atau teranianiaya, berbuat bodoh atau dibodohi. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Sunni dari Ummu Salamah. SHAHIH)[2]

٦٦٥٣ــ كَانَ إِذَا خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ قَالَ بِاسْمِ اللهِ رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ أَنْ أَزِلَّ أَوْ أَضِلَّ أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيَّ (حم ت ه ك) عن أم سلمة، زَاد ابن عساكر أَوْ أَنْ أَبْغِى أَوْ يُبْغَى عَلَيَّ (صح)ـ

          6653- Apabila beliau keluar dari rumahnya berkata (بِاسْمِ اللهِ رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ أَنْ أَزِلَّ أَوْ أَضِلَّ أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيَّ) dengan menyebut Nama Allah, Ya Tuhanku aku berlindung kepada-Mu dari aku tergelincir, sesat, zhalim atau terzhalimi, bodoh atau terbodohi. (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Hakiim dari Ummu Salamah. Ibnu Asakir menambahkan (أَوْ أَنْ أَبْغِى أَوْ يُبْغَى عَلَيَّ) atau aku berbuat lalim atau diperlakukan lalim. (SHAHIH).[3]

٦٦٥٥ــ كَانَ إِذَا خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ قَالَ بِاسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، وَلَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّابِاللهِ، اللّٰهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ أَوْ أَزِلَّ أَو أُزَلَّ أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيَّ أَوْ أَبْغِى أَوْ يُبْغَى عَلَيَّ (طب) عن بريدة (ض)ـ

          6655- Apabila beliau keluar dari rumahnya berkata (بِاسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، وَلَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّابِاللهِ، اللّٰهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ أَوْ أَزِلَّ أَو أُزَلَّ أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيَّ أَوْ أَبْغِى أَوْ يُبْغَى عَلَيَّ) dengan menyebut Nama Allah aku bertawakkal kepada Allah, tiada daya dan kekuatan terkecuali dengan pertolongan Allah, Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari aku sesat atau disesatkan, aku tergelincir atau digelincirkan, zhalim atau terzhalimi, bodoh atau terbodohi, atau aku berbuat lalim atau diperlakukan lalim. (HR. Thabrani dari Buraidah. DHAIF)[4]

          Sunan Tirmidzi Hadits Nomor 3426

مَنْ قَالَ ـ يَعْنِى إِذَ خَرجَ مِن بَيْتِه ـ بِاسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ لَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّابِاللهِ ـ يُقَالُ لَهُ كُفِيْتَ وَوُقِيْتَ وتَنَحَّى عَنْهُ الشَّيْطَانُ (الترمذى) عن أنس بن مالك (صحيح)ـ

          Artinya: Baransiapa berkata (maksudnya berdoa ketika keluar dari rumahnya) (بِاسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ لَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّابِاللهِ) dengan menyebut Nama Allah aku bertawakkal kepada Allah, tiada daya dan kekuatan terkecuali dengan pertolongan Allah. Maka disampaikan kepadanya, ‘kamu dicukupi dan kamu dilindungi .’ Seketika itu setan-setan pun menjauh darinya. (HR. Tirmidzi (3426) dari Anas bin Malik. SHAHIH)

٧٤٠٣ــ لَوْ أَنَّ  أَحَدَكُمْ إِذَا نَزَلَ مَنْزِلًا قَالَ: أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ شَرِّمَا خَلَقَ، لَمْ يَضُرَّهُ فِي ذَلِكَ الْمَنْزِلِ شَيْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْهُ (ه) عن خولة بنت حكيم (ح)ـ

7403- Apabila salah seorang dari kalian memasuki suatu tempat kemudian benar-benrar membaca doa: (أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ شَرِّمَا خَلَقَaku berlindung dengan kalimat-kalimat Alllah Yang sempurna dari kejahatan ciptaan-Nya, maka dengan demikian tidak akan ada yang bisa membahayakannya di tempat tersebut sehingga ia pergi dari tempat tersebut. (HR. Ibnu Majah dari Khaulah binti Hakim. HASAN)[5]

Sunan Ibnu Majah Hadits Nomor 3887

إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ لاَ مَبِيتَ لَكُمْ وَلاَ عَشَاءَ. وَإِذَا دَخَلَ وَلَمْ يَذْكُرِ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ. وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللَّهَ عِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ (ابن ماجه) عن جابر بن عبد الله (صحيح)ـ

          Artinya: Jika seseorang memasuki rumahnya lantas ia menyebut nama Allah saat memasukinya, begitu pula saat ia makan, maka setan pun berkata (pada teman-temannya), “Kalian tidak ada tempat untuk bermalam dan tidak ada jatah makan.” Ketika ia memasuki rumahnya tanpa menyebut nama Allah ketika memasukinya, setan pun mengatakan (pada teman-temannya), “Saat ini kalian mendapatkan tempat untuk bermalam.” Ketika ia lupa menyebut nama Allah saat makan, maka setan pun berkata, “Kalian mendapat tempat bermalam dan jatah makan malam. (HR. Ibnu Majah (3887) dari Jabir bin Abdillah. SHAHIH)

 

٥٩٤ــ إِذَا دَخَلْتُمْ بَيْتًا فَسَلِّمُوْا عَلَى أَهْلِهِ فَإِذَاخَرَجْتُمْ فأَوِّعُوْا أَهْلَهُ بِسَلَامٍ (هب) عن قتادة مرسَلًا (ح)ـ

          594- Apabila kalian masuk rumah maka ucapkanlah salam kepada para penghuninya dan apabila kalian keluar (rumah) maka berpamitanlah kepada para penghuninya dengan salam. (HR. Baihaqi dalam Syu`abul Iman dari Qatadah dengan mursal. HASAN)[6]

٥٧٦ــ إِذَا خَرَجْتَ مِنْ مَنْزِلِكَ فَصَلِّ رَكْعَتَيْنِ تَمْنَعَانِكَ مَخْرَجَ السُّوْءِ وَإِذَا دَخَلْتَ إِلَى مَنْزِلِكَ فَصَلِّ رَكْعَتَيْنِ تَمْنَعَانِكَ مَدْخَلَ السُّوْءِ (البزار هب) عن أبي هريرة (ح)ـ

          576- Apabila kamu keluar dari rumahmu maka shalatlah dua rakaat maka keduanya akan menghalangimu ke jalan keluar yang jelek dan apabila kamu masuk rumahmu maka shalatlah dua rakaat maka keduanya akan menghalangimu ke tempat masuk yang jelek. (HR. Bazzar dan Baihaqi dalam Syabul Iman dari Abu Hurairah. HASAN)[7]

٨١٢٩ــ مَثَلُ الْبَيْتِ ٱلَّذِى يُذْكَرُ اللهُ فِيْهِ والْبَيْتُ ٱلَّذِي لَا  يُذْكَرُ اللهُ فِيْهِ مَثَلُ الْحَيِّ وَ الْمَيِّتِ (ق) عن أبى موسى (صح)ـ

8129- Perumpamaan rumah yang Allah swt disebut di dalamnya dan rumah yang Allah tidak disebut di dalamnya bagaikan orang hidup dan orang mati. (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Musa. SHAHIH)

          Perumpamaan rumah (orang) yang digunakan untuk berdzikir bagaikan orang hidup, lahirnya penuh cahaya kehidupan, batinnya penuh cahaya ilmu dan hatinya penuh ma`rifat kepada Allah. Sedangkan rumah (orang) yang tidak digunakan untuk berdzikir bagaikan mayit / bangkai, semua orang menjauh darinya, badannya kesepian tidak ada cahaya kehidupan dan batinnya penuh kebatilan.

Orang-orang ahli dzikir akan menghiasi lahirnya dengan cahaya amal dan menghiasi batinnya dengan cahaya ilmu dan iman  serta hatiya selalu ingat kepada Allah swt. Sedangkan orang – orang yang lalai akan melakukan hal yang sebaliknya.[8]

[1] Jaami`ush Shaghiir 6651. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6651., Ibnu Majah 3885.

[2] Jaami`ush Shaghiir 6652. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6652., Tirmidzi 3427.

[3] Jaami`ush Shaghiir 6653. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6653., Nasai 5539.

[4] Jaami`ush Shaghiir 6655. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6655.

[5] Jaami`ush Shaghiir 7403. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 7403.

[6] Jaami`ush Shaghiir 594. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 594.

[7] Jaami`ush Shaghiir 576. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 576.

[8] Jaami`ush Shaghiir 8129., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 8129., Bukhari 6407., Muslim 779.

=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar