Laman

Jumat, 01 November 2019

Bab Ismul A`zham, Asma`ul Husna, Sifat Allah SWT

  1. Hadits 01031 [ Ismul A`zham] SHAHIH
  2. Hadits 01032 [ Ismul A`zham] SHAHIH
  3. Hadits 02353 [ Penghafal asmaul husna] SHAHIH
  4. Hadits 02354 [ Penghafal asmaul husna] SHAHIH
  5. Hadits 02367 [ 99 Nama Allh swt ] SHAHIH
  6. Hadits 04489 [ Ar-Rahmaan ] SHAHIH
  7. Hadits 08084 [ Ar-Rahmaan ] HASAN
  8. Hadits 09251 [ Ar-Rahmaan ] SHAHIH
  9. Hadits 06632 [ Ar-Rahiim, Basmalah Jibril ] SHAHIH
  10. Hadits 02011 [ As-Salaam ] HASAN
  11. Hadits 04846 [ As-Salaam ] HASAN
  12. Hadits 06603 [ As-salaam ] SHAHIH
  13. Hadits 01771 [ Al-Kariim ] SHAHIH
  14. Hadits 01749 [ Al-`Affuwwun ] SHAHIH
  15. Hadits 06809 [ Al-Qayyuum ] 
  16. Hadits 01806 [ Al-Khaaliq, Al-Qaabidh, Al-Baasith, Ar-Razzaaq, Al-Musa`ir ] SHAHIH
  17. Hadits 07022 [ Al-`Azhiim, Al-Haliim ] SHAHIH
  18. Hadits 06615 [ Al-Waahid, Al-Qahhaar, Al-`Aziiz, Al-Ghaffaar ] SHAHIH
  19. Hadits 06132 [ Al-Ahad ] SHAHIH
  20. Hadits 01551 [ Asy-Syaafi ] SHAHIH

  21. Hadits 01729 [ Al-Hayiyun ] HASAN
  22. Hadits 01033 [ Ismul A`zham] DHAIF
  23. Hadits 01034 [ Ismul A`zham] DHAIF
  24. Hadits 02366 [ 99 Nama Allh swt ] DHAIF
  25. Hadits 02368 [ 99 Nama Allh swt ] DHAIF
  26. Hadits 02369 [ 99 Nama Allh swt ] DHAIF
  27. Hadits 02370 [ 99 Nama Allh swt ] DHAIF
  28. Hadits 01765 [ Ar-Rahmaan ] DHAIF
  29. Hadits 04847 [ As-Salaam ] DHAIF
  30. Hadits 01751 [ Ghayyuur ] DHAIF
  31. Hadits 06607 [ Al-Hayyu, Al-Qayyuum] DHAIF
=

1.    Bab Ismul A`zham, Asmaul Husna, dan Sifat Allah SWT

١٠٣١ــ اسْمُ اللهِ الأعْظَمُ الذي إذا دُعِيَ بهِ أجابَ ؛ في ثلاثِ سُوَرٍ من القُرآنِ : في ( البَقرةِ ) و ( آلِ عِمْرانَ ) ، و ( طه) (ه طب ك) عن أبى أمامة (صح)ـ

          1031- Nama Allah Yang Agung (Ism Allah Al-A`zham) yang apabila Ia diseru dengannya Ia penuhi berada dalam tiga surat Al-Qur`an: dalam Al-Baqarah, dalam Ali Imran, dan dalam Thaha. (HR. Ibnu Majah, Thabrani dalam al-Kabir, dan Hakim dari Abi Umamah. SHAHIH)

          Menurut sebagian ulama semua nama Allah swt itu agung, tetapi menurut sebagian lainnya keagungannya itu berbeda-beda, seperti lafazh “Allah” lebih agung dari lafazh “rabb” karena lafazh rabb membutuhkan lafazh lainnya.

          Doa yang menggunakan ism Allah Al-A`zham akan dikabulkan oleh Allah swt, berbeda dengan yang tidak memakai ism Allah Al-A`zham, maka meskipun doa tersebut tidak ditolak tetapi berada pada salah satu pilihan dari ketiga hal berikut: diberikan di dunia, diberikan di akherat, atau diganti dengan yang lebih bagus darinya.

          Ism Allah Al-A`zham menurut hadits ini berada dalam Al-Qur`an dan bertempat dalam tiga surat: Al-Baqarah, Ali `Imran, dan Thaha. Sebagian ulama mencoba mencarinya dan menemukan dalam surat Al-Baqarah ayat  255 (ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ), surat Ali `Imran ayat 2 (ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ), dan surat Thaha ayat 111 (وَعَنَتِ ٱلْوُجُوهُ لِلْحَىِّ ٱلْقَيُّومِ).

          Perbedaan ulama mengenai al-ism al-`azham ini mencapai sekitar 40-an pendapat , dan menurut Ibnu Hajar yang lebih unggul berdasarkan sanad adalah (ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الاَحَدُ الصمد الذى لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ).[1]

١٠٣٢ــ اسْمُ اللهِ الأعْظَمُ فِي هَاتَيْنِ الآيَتَيْنِ: (وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ ۖ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلرَّحْمَٰنُ ٱلرَّحِيمُ) [البقرة:١٦٣] وَفَاتِحَةِ آلِ عِمْرَانَ (الم . اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ) (حم د ت ه) عن أسماء بنت يزيد (صح)ـ

          1032- Nama Allah Yang Agung berada dalam kedua ayat ini (وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ ۖ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلرَّحْمَٰنُ ٱلرَّحِيمُ) Al-Baqarah ayat 163 dan pembukaan surat Ali Imran (الم . اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ). (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah dari Asma binti Yazid. SHAHIH).[2]

٢٣٥٣ــ إِنَّ لِلّهِ تَعَالَى تِسْعَةً وَ تسْعِيْنَ إِسْمًا ـ مِائَةً إِلَّا وَاحِدًا ـ مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ (ق ت ه) عن بي هريرة (ابن عساكر) عن عمر (صح)ـ

          2353- Sesungguhnya Allah SWTmempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, barang siapa meresapinya (menghafalkan atau memahaminya) maka dia masuk surga. (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah. riwayat Ibnu `Asaakir dari Umar. SHAHIH)

Allah SWT memiliki sembilan puluh sembilan nama, barang siapa yang hafal, mengetahuinya, memahaminya atau mengamalkan hal-hal yang berkaitan dengan nama-nama tersebut maka akan masuk surga.[3]

٢٣٥٤ــ إِنَّ لِلّهِ تَعَالَى تِسْعَةً وَ تسْعِيْنَ إِسْمًا ـ مِائَةً غَيْرَ وَاحِدٍ ـ لَا يَحْفَظُهَا أَحَدٌ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَهُوَ وِتْرٌ يُحِبُّ الْوِتْرَ (ق) عن أبى هريرة (صح)ـ

          2354- Sesungguhnya Allah SWT mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, Tiada seorangpun menghafalnya terkecuali masuk surga, Dia Tunggal dan mencintai yang ganjil. (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah. SHAHIH)

Barang siapa yang hafal sembilan puluh sembilan Nama Allah SWT maka dijamin masuk surga[4]

٢٣٦٧ــ إنَّ للهِ عَزَّ وجَلَّ تِسْعَةً وتِسْعِينَ اسمًا ، مَن أَحْصَاها دخل الجنةَ ، هو اللهُ الذي لا إله إلا هو الرحمنُ ، الرحيمُ ( المَلِكُ ، القُدُّوسُ ، السلامُ ، المؤمنُ ، المهيمنُ ، العزيزُ ، الجبارُ ، المتكبرُ ) ، ( الخالقُ ، البارئُ ، المصورُ ) ، الغفارُ ، القهارُ ، الوهابُ ، الرزاقُ ، الفَتَّاحُ ، العليمُ ، القابضُ ، الباسطُ ، الخافضُ ، الرافعُ ، المُعِزُّ المُذِلُّ ، ( السميعُ ، البصيرُ ) ، الحَكَمُ ، العَدْلُ ، ( اللطيفُ ، الخبيرُ ) ، الحليمُ ، العظيمُ ، الغَفُورُ ، الشَّكُورُ ، العَلِيُّ ، الكبيرُ ، الحفيظُ ، المُقِيتُ ، الحَسِيبُ ، الجليلُ ، الكريمُ ، الرقيبُ ، المُجِيبُ ، الواسعُ ، الحكيمُ ، الوَدُودُ ، المَجِيدُ ، الباعِثُ ، الشهيدُ ، الحقُّ ، الوكيلُ ، القويُّ ، المَتِينُ ، الوَلِيُّ ، الحميدُ المُحْصِي ، المُبْدِي ، المُعِيدُ ، المُحْيِ ، المُمِيتُ ، ( الحَيُّ ، القَيُّومُ ) ، الواجدُ ، الماجدُ ، الواحدُ ، الصمدُ ، القادرُ ، المُقْتَدِرُ ، المُقَدِّمُ ، المُؤَخِّرُ ، الأولُ ، الآخِرُ ، الظاهرُ ، الباطنُ ، الوالِي ، المُتَعَالِي ، البَرُّ ، التوابُ ، المُنْتَقِمُ ، العَفُوُّ ، الرؤوفُ ، مالِكُ المُلْكِ ، ( ذو الجلالِ ، والإكرامِ ) ، المُقْسِطُ ، الجامِعُ ، الغنيُّ ، المُغْنِي ، المانعُ ، الضارُّ ، النافعُ ، النورُ ، الهادِي ، البديعُ ، الباقي ، الوارِثُ ، الرشيدُ ، الصَّبُورُ (ت حب ك هب) عن أبى هريرة (ح/ض)ـ

          2367- Sesungguhnya bagi Allah `Azza wa Jalla ada Sembilan puluh Sembilan nama, barangsiapa meresapinya maka masuk surga. Dia adalah (1) Allah yang tiada Tuhan selain Dia, (2) Maha Pengasih, (3) Maha Penyayang, (4) Maha Raja, (5) Maha Suci, (6) Maha Selamat, (7) Maha Mengamankan, (8) Maha Pelindung, (9) Maha Perkasa, (10) Maha Memaksakan Kehendak-Nya, (11) Maha Berkebesaran, (12) Maha Pencipta, (13) Maha Pencipta Tanpa Cacat, (14) Maha Pemberi Bentuk, (15) Maha Pengampun, (16) Maha Penakluk, (17) Maha Pemberi Anugrah, (18) Maha Pemberi Rizki, (19) Maha Pembuka, (20) Maha Tahu, (21) Maha Penyempit Rizki, (22) Maha Pelapang Rizki, (23) Maha Merendahkan, (24) Maha Pengangkat, (25) Maha Membuat Mulia, (26) Maha Membuat Hina, (27) Maha Mendengar, (28) Maha Melihat, (29) Maha Pemberi Putusan, (30) Maha Adil, (31) Maha Halus, (32) Maha Waspada, (33) Maha Santun, (34) Maha Agung, (35) Maha Pengampun, (36) Maha Pensyukur, (37) MahaTinggi, (38) Maha Besar, (39) Maha Pemelihara, (40) Maha Pemberi Makan, (41) Maha Penghisap, (42) Maha Agung, (43) Maha Pemurah, (44) Maha Pengintai, (45) Maha Pengabul Doa, (46) Maha Lapang, (47) Maha Bijaksana, (48) Maha Pecinta, (49) Maha Agung, (50) Maha Pembangkit, (51) Maha Menyaksikan, (52) Maha Benar, (53) Maha Diserahi, (54) Maha Kuat, (55) Maha Kukuh, (56) Maha Penolong, (57) Maha Terpuji, (58) Maha Penghitung, (59) Maha Memulai, (60) Maha Mengembalikan, (61) Maha Pemberi Hidup, (62) Maha Pemberi Mati, (63) Maha Hidup, (64) Maha Tegak Sendiri-Nya, (65) Maha Penemu, (66) Maha Agung, (67) Maha Tunggal, (68) Maha Dibutuhi, (69) Maha Kuasa, (70) Maha Penentu, (71) Maha Memajukan, (72) Maha Mengakhirkan, (73) Maha Awal, (74) Maha Akhir, (75) Maha Zhahir, (76) Maha Batin, (77) Maha Penguasa, (78) Maha Berketinggian, (79) Maha Berkebajikan, (80) Maha Penerima Taubat, (81) Maha Penghukum, (82) Maha Pengampun, (83) Maha Belas Kasihan, (84) Maha Pemilik Kerajaan, (85) Maha Empunya Keagungan dan Kemuliaan, (86) Maha Adil, (87) Maha Pengampun, (88) Maha Kaya, (89) Maha Pemberi Kekayaan, (90) Maha Pencegah, (91) Maha Berbahaya, (92) Maha Memberi Manfaat, (93) Maha Cahaya, (94) Maha Petunjuk, (95) Maha Pembuat tanpa contoh, (96) Maha Langgeng, (97) Maha Pewaris, (98) Maha Pandai, (99) Maha Penyabar. (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, Haakim, dan Baihaqi dari Abu Hurairah. HASAN / DHAIF)

          Makna Ahshaahaa (أَحْصَاها) ada tiga macam: Pertama membaca kalimat per kalimat secara tartil seperti orang yang sedang menghitungnya, kedua mempelajari dan memikirkan makna-maknanya serta berusaha melihat hak-hak Allah swt yang ada padanya, ketiga berusaha memenuhi hak-hak berkaitan dengan asmaul husna dan menjalankan sesuai dengan tuntunan yang terkandung dalam asmaul husna.

          Makna yang pertama umum, makna kedua khusus, dan makna ketiga lebih khusus. Oleh karena itu dikatakan makna pertama untuk orang awam, makna kedua untuk ulama, dan makna ketiga untuk para wali.

          Kemudian orang – orang yang menghitung, membaca, mempelajari, memahami, dan menunaikan hak dan kewajiban berkaitan dengan asmaul husna sesuai dengan kadar kemampuan masing – masing maka masuk surga.[5]

٤٤٨٩ــ الرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمٰنُ تَبَارَكَ وَتَعَالَ. ارْحَمُوْا مَنْ فِى الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ (حم د ت ك) عن إبن عمرو. زاد (حم ت ك) والرَّحِمُ شِجْنَةٌ مِنَ الرَّحْمٰنِ فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلَهُ اللهُ وَمَنْ قَطَعَهَا قَطَعَهُ ٱللهُ (صح)ـ 

          4489- Orang – orang pengasih dikasihi oleh (Allah) Yang Maha Pengasih (Ar-Rahmaan) tabaaraka wa ta`aalaa. Kasihanilah orang di bumi maka kamu dikasihi oleh yang di langit. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Hakim dari Ibnu `Amr). Dan Ahmad, Tirmidzi dan Hakim menambahkan “Dan Rahim (رَحِم) adalah terambil dari kata Ar-Rahmaan (الرَّحْمٰن) maka barangsiapa menyambungnya maka Allah akan menyambungkannya dan barangsiapa memutusnya maka Allah akan memutuskannya”. (SHAHIH).

          Orang – orang yang belas kasihan kepada mahluk – mahluk Allah yang berada di bumi akan dikasihi oleh Allah SWT dan mahluk – mahluk Allah SWT yang di langit.

          Adapun cara dan wujud kasih sayang tentu disesuaikan dengan situasi dan kondisi, misalnya kasihanilah orang – orang bodoh dengan cara mengajar mereka, kasihanilah orang – orang lemah dengan kelebihan yang kita punya, dan cara – cara lain yang tidak bertentangan dengan syara.[6]

٨٠٨٤ــ مَا مِنْ قَلْبٍ إِلَّا وَهُوَ مُعَلَّقٌ بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمٰنِ إِنْ شَاء أَقَامَهُ وَإِنْ شَاءَ أَزَاغَهُ، والمِيْزَانُ بِيَدِ الرَّحْمٰنِ يَرْفَعُ أَقْوَامًا وَيَخْفَظُ آخَرِيْنَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ ( حم ه ك ) عن النواس (ح)ـ

          8084- Tiada satu hatipun melainkan ia tergantung “diantara dua jari Yang Maha Pengasih(الرَّحْمٰن)”, Jika Ia berkehendak maka Ia menegakkannya dan jika Ia berkehendak maka Ia menyelewengkannya”. Dan timbangan adalah “di tangan Yang Maha Pengasih(الرَّحْمٰن)”, Ia mengangkat beberapa kaum dan Ia merendahkan yang lainnya sampai hari kiamat. (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Hakim dari Nawaas. HASAN)[7]

٩٢٥١ــ المِيْزَانُ بِيَدِ الرَّحْمٰنِ يَرْفَعُ أَقْوَامًا وَيَضَعُ آخَرِيْنَ (البزار) عن نعيم بن همار (صح)ـ

          9251- Dan timbangan adalah “di tangan Yang Maha Pengasih(الرَّحْمٰن)”, Ia mengangkat beberapa kaum dan Ia merendahkan yang lainnya. (HR. Al-Bazzar dari Nu`aim bin Hammar. SHAHIH)[8]

          Semua yang telah ada dan yang akan ada dalam takdir Allah swt Yang Maha Pengasih (الرَّحْمٰن), Ia Maha Tahu dalam menentukan yang paling baik untuk hamba-hamba-Nya.

٦٦٣٢ــ كَانَ إِذَا جَاءَهُ جِبْرِيْلُ فَقَرَأَ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ عَلِمَ أَنَّهَا سُوْرَةٌ (ك) عن إبن عباس (صح)ـ

          6632- Apabila Jibril datang kepada beliau lalu membaca (بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ) (artinya: Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih (الرَّحْمٰنِ) lagi Maha Penyayang (الرَّحِيْمِ)), beliau tahu sesungguhnya itu adalah surah (Al-Qur`an). (HR. Hakim dari Ibnu Abbas. SHAHIH).

          Karena sesungguhnya basmalah menjadi permulaan setiap surah Al-Qur`an sehingga surat At-Taubah (Baraah) sekalipun, tetapi basmalahnya surat At-Taubah diberikan kepada an-naml (semut).[9]

٢٠١١ــ إِنَّ السَّلَامَ اسْمٌ مِنْ أَسْمَاءِ اللهِ تَعَالَى وُضِعَ فِى الْأَرْضِ فَأَفْشُوْا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ (خد) عن أنس (ح)ـ

          2011- Sesungguhnya As-Salaam (السَّلَام) adalah satu dari nama – nama Allah swt yang diletakan di bumi maka sebarkanlah salam diantara kalian semua. (HR. Bukhari dalam Al-Adab dari Anas. HASAN)

          Mengucapkan dan menyebarkan salam hukumnya sunat muakad. Dengan salam kita memaklumatkan perdamaian, persaudaraan, dan mengalahkan syetan.

          Menurut sebagian ulama arti as-salaamu`alaikum adalah semoga keselamatan bersama kalian semua.[10]

٤٨٤٦ــ السَّلَامُ اِسْمٌ مِنْ أَسْمَاءِ اللهِ تَعَالَى وَضَعَهُ اللهُ فِى الْأَرْضِ فَأَفْشُوْهُ بَيْنَكُمْ فَإِنَّ الرَّجُلَ المُسْلِمَ إِذَا مَرَّ بِقَوْمٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ فَرَدُّوْا عَلَيْهِ كَانَ لَهُ عَلَيْهِمْ فَضْلُ دَرَجَةٍ بِتَذْكِيْرِهِ إِيَّاهُمْ السَّلَامَ فَإِنْ لَمْ يَرُدُّوا عَلَيْهِ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْهُمْ وَأَطْيَبُ (البزار هب) عن إبن مسعود (صح)ـ

          4846- As-Salaam (السَّلَام) adalah nama dari nama – nama Allah swt yang telah Allah letakan di bumi, maka dari itu ucapkanlah (tebarkanlah) salam diantara kalian. Karena apabila seorang muslim lewat pada suatu kaum kemudian mengucapkan salam kemudian mereka menjawabnya maka ia mempunyai satu keutamaan derajat diatas mereka karena ia mengingatkan salam. Tetapi apabila mereka tidak menjawabnya maka akan menjawab yang lebih baik dan lebih bagus dari mereka (yaitu para Malaikat yang mulia). (HR. Al-Bajjaari dari Ibnu Masud. SHAHIH)[11]

٦٦٠٣ــ كَانَ إِذَا اِنْصَرَفَ مِنْ صَلَاتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلَاثًا، ثُمَّ قَالَ: اللهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ، تَبَارَكْتَ يَاذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ (حم م ٤) عن ثوبان (صح)ـ

          6603- Apabila beliau selesai shalat, beliau istighfar tiga kali, kemuian membaca : (اللهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ، تَبَارَكْتَ يَاذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ) Ya Allah Engkaulah Keselamatan, dan dari-Mu Keselamatan, Maha Berkahlah Engkau, hai Dzat Yang empunya keagungan dan kemulian. (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasaai, dan Ibnu Majah dari Tsauban. SHAHIH).[12]

١٧٧١ــ إِنَّ اللهَ تَعَالَى كَرِيْمٌ يُحِبُّ الْكَرَمَ وَيُحِبُّ مَعَالِى الْأَخْلَاقِ وَيَكْرَهُ سَفْسَافَهَا (طب حل ك هب) عن سهل بن سعد (صح)ـ

          1771- Sesungguhnya Allah swt itu Maha Pemurah (كَرِيْمٌ) mencintai kemurahan dan mencintai ahlak yang tinggi dan membenci ahlak yang rendah. (HR. Thabrani dalam Al-Kabir, Abu Nu`aim, Haakim, dan Baihaqi dalam Syu`abul Iman dari Sahl bin Sa`d. SHAHIH)[13]

١٧٤٩ــ إِنَّ اللهَ تَعَالَى عَفُوٌّ يُحِبُّ الْعَفْوَ (ك) عن إبن مسعود (عد) عن عبد الله بن جعفر(صح)ـ

          1749-Sesungguhnya Allah swt Maha Pengampun mencintai ampunan. (HR. Haakim dari Ibnu Masud dan Riwayat Ibnu `Adi dari Abullah bin Ja`far. SHAHIH)

          Dan Allah swt mencintai orang – orang yang suka memberi ampunan dan membenci orang – orang yang bersifat sebaliknya, oleh karena itu Allah swt membenci orng yang hatinya keras, bakhil, pemarah, dlln.[14]

٦٨٠٩ــ كَانَ إِذَا نَزَلَ بِهِ هَمٌّ أَوْ غَمٌّ قَال يَاحَيُّ يَاقَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ (ك) عن إبن مسعود (صح)ـ

          6809- Apabila kecemasan atau kesedihan menimpa pada beliau, beliau mengucapkan: “Wahai Yang Maha Hidup, Wahai Yang Maha Berdiri Sendiri, hanya dengan rahmat-Mu aku memohon perlinungan (يَاحَيُّ يَاقَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ) ”. (HR. Hakim dari Ibnu Mas`ud. SHAHIH)[15]

١٨٠٦ــ إِنَّ اللهَ تَعَالَى هُوَ الْخَالِقُ الْقَابِضُ البَاسِطُ الرزاق المُسَعِّرُ وَإِنِّى لَأَرْجُوأَنْ أَلْقِيَ اللهَ وَلَايَطْلُبُنِى أَحَدٌ بِمَظْلَمَةٍ  ظَلَمْتُهَا إِيَّاهُ فِى دَمٍ وَلَا مَالٍ (حم د ت ه حب هق) عن أنس (صح)ـ

          1806- Sesungguhnya Allah swt adalah Maha Pencipta (الْخَالِقُ), Maha Menyempitkan (الْقَابِضُ), Maha Melapangkan (البَاسِطُ), Maha Pemberi Rizqi (الرزاق), Maha Menetapkan Harga (المُسَعِّرُ), dan sesungguhnya aku berharap akan menemui Allah swt dengan tidak seorangpun menuntutku sebab aniaya yang telah aku lakukan kepadnya dalam (hal) darah maupun harta benda. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan Baihaqi dari Anas. SHAHIH)[16]

٧٠٢٢ــ كَانَ يَدْعُوْ عِنْدَ الْكَرْبِ : لَاإِله إِلَّا اللهُ الْعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ، لَاإِله إِلَّا اللهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، لَاإِله إِلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ (حم ق ت ه) عن إبن عباس (طب) وزاد: اصرف عني شر فلان (صح)ـ

          7022- Beliau berdoa waktu susah: "Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Agung Yang Maha Santun, Tiada Tuhan selain Allah Tuhan Arasyi yang agung, Tiada Tuhan selain Allah Tuhan langit yang tujuh dan Tuhan bumi ddan Tuhan Arayi yang mulia." (لَاإِله إِلَّا اللهُ الْعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ، لَاإِله إِلَّا اللهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، لَاإِله إِلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ) (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Ibnu Majah dari Ibnu Abbas. Riwayat Thabrani dan menambahkan kalimat: "Singkirkanlah dariku kejahatan si fulan..( اصرف عني شر فلان). SHAHIH)

Pada waktu Nabi ingin terbebas dari kesedihan, kesusahan atau kepayahan maka beliau membaca doa diatas. Salah satu keutamaan doa ini adalah dzikir yang menduduki kedudukan doa. Doa ini juga sangat dianjurkan dan diperbanyak pada waktu menghadapi hal-hal yang besar.[17]

٦٦١٥ــ كَانَ إِذَا تَضَوَّرَ مِنَ اللَّيْلِ قَالَ لَاإِلٰهَ إِلَّا الله الوَاحِدُ القَهَّارُ، رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَابَيْنَهُمَا العَزِيْزُ الغَفَّارُ (ن ك) عن عائشة (صح)ـ

          6615- Apabila beliau gelisah di malam hari beliau mengucapkan: Tiada Tuhan selain Allah, Maha Tunggal, Maha Pemenang, Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya, Maha Perkasa, Maha Pengampun (لَاإِلٰهَ إِلَّا الله الوَاحِدُ القَهَّارُ، رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَابَيْنَهُمَا العَزِيْزُ الغَفَّارُ). (HR. Nasaai dan Hakim dari Aisyah. SHAHIH)[18]

٦١٣٢ــ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ تَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ (مالك حم خ د ن) عن أبى سعيد، (خ) عن قتادة بن النعمان، (م) عن أبى الدرداء، (ت ه) عن أبي هريرة، (ن) عن أبى أيوب، (حم ه) عن أبى مسعود الأنصارى، (طب) عن إبن مسعود وعن معاذ، (حم) عن أم كلثوم بنت عقبة، (البزار) عن جابر، (أبو عبيد) عن إبن عباس (صح)ـ

          6132- (قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ) (surat al-Ikhlash) menyamai sepertiga Al-Qur`an. (HR. Malik, Ahmad, Bukhari, Abu Dawud, dan Nasaai dari Abu Sa`iid. Riwayat Bukhari dari Qatadah bin Nu`man. Riwayat Muslim dari Abu Dardaa. Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah. Riwayat Nasaai dari Abu Ayyub. Riwayat Ahmad dan Ibnu Majah dari Ibnu Ayyub Al-Anshari. Riwayat Thabrani dari Ibnu Mas`ud dan dari Mu`adz. Riwayat Ahmad dari Ummu Kultsum binti `Uqbah. Riwayat Bazzar dari Jabir. Riwayat Abu `Ubaid ari Ibnu Abbas. SHAHIH)

          Maksud sepertiga Al-Qur`an adalah karena Al-Qur`an yang berjumlah enam ribu ayat lebih mengandung tiga hal, yaitu kisah-kisah, hukum-hukum, dan sifat-sifat Allah swt. Sedankan “Qul Huwallahu Ahad” mengandung sifat – sifat Allah swt sehingga mewakili yang pertiga tersebut.

          Atau bisa juga maksudnya adalah pahala membaca surat “Qul Huwallahu Ahad” dilipatgandakan sehingga sama seperti pahala membaca sepertiga Al-Qur`an yang pahalanya tidak dilipatgandakan. [19]

١٥٥١ــ اللهُمَّ رَبَّ النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَأْسِ إِشْفِ أَنْتَ الشَّافِى لَاشَافِيَ إِلَّا أَنْتَ، إِشْفِ شِفَاءً لَايُغَادِرُ سَقَمًا (حم خ ٣) عَن أنس (صح)ـ

          1551- Ya Allah, Tuhan para manusia, yang menghilangkan sakit, sembuhkanlah, Engkau Maha Penyembuh, tiada yang bisa menyembuhkan terkecuali Engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak  meninggalkan sakit. (HR. Ahmad, Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasaa-i dari Anas. SHAHIH)

Salah satu doa yang bisa dibaca untuk menyembuhkan diri sendiri atau orang lain adalah doa (

اللهُمَّ رَبَّ النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَأْسِ إِشْفِ أَنْتَ الشَّافِى لَاشَافِيَ إِلَّا أَنْتَ، إِشْفِ شِفَاءً لَايُغَادِرُ سَقَمًا

dengan doa ini kita minta kesembuhan kepada Allah SWT dengan kesembuhan yang paripurna, sebab ada banyak kasus seseorang sembuh dari satu penyakit dan menderita penyakit lain sebab proses berobat yang dilakukannya. Dengan berdoa, maka kita menambahkan pahala kebaikan selain pahala kebaikan yang ada seperti pahala sabar dan ridha ketika sakit dan sakit itu sendiri merupakan kifarat atas dosa-dosa yang ada pada orang yang sakit.[20]



[1] Jaami`ush Shaghiir 1031. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1031.

[2] Jaami`ush Shaghiir 1032. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1032.

[3] Jaami`ush Shaghiir 2353. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 2353.

[4] Jaami`ush Shaghiir 2354. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 2354.

[5] Jaami`ush Shaghiir 2367. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 2367.

[6] Jaami`ush Shaghiir 4489. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 4489.

[7] Jaami`ush Shaghiir 8084. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 8084.

[8] Jaami`ush Shaghiir 9251. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 9251.

[9] Jaami`ush Shaghiir 6632. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6632.

[10] Jaami`ush Shaghiir 2011. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 2011.

[11] Jaami`ush Shaghiir 4846. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 4846.

[12] Jaami`ush Shaghiir 6603. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6603.

[13] Jaami`ush Shaghiir 1771. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1771.

[14] Jaami`ush Shaghiir 1749. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1749.

[15] Jaami`ush Shaghiir 6809. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6809.

[16] Jaami`ush Shaghiir 1806. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1806.

[17] Jaami`ush Shaghiir 7022. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 7022.

[18] Jaami`ush Shaghiir 6615. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6615.

[19] Jaami`ush Shaghiir 6132. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6132.

[20] Jaami`ush Shaghiir 1551. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1551.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar