Laman

Sabtu, 29 Januari 2022

Jaami`ush Shaghiir 1520 Berlindung dari hari yang buruk

  

١٥٢٠ــ اللّٰهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنْ يَوْمِ السُّوْءِ وَمِنْ لَيْلَةِ السُّوْءِ وَمِنْ سَاعَةِ السُّوْءِ وَمِنْ صَاحِبِ السُّوْءِ وَمِنْ جَارِ السُّوْءِ فِى دَارِ المُقَامَةِ (طب) عن عقبة بن عامر (ح)ـ

          1520- Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hari buruk, malam buruk, saat buruk, teman buruk, dan tetangga buruk di tempat pemukiman. (HR. Thabrani dari `Uqbah bin Amir. HASAN)[1]



[1] Jaami`ush Shaghiir 1520., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1520.

Bab Doa Menyambut Bulan Ramadhan

 Doa Menyambut Bulan Ramadhan 6679, 6680, 6682,

Bab Doa Menyambut Bulan Rajab, Sya`ban, dan Ramadhan

 

  1. Hadits 06678 [ Doa menyambut bulan rajab ] DHAIF
  2. Hadits 04411 [ Rajab bulan Allah, Sya`ban bulanku, Ramadhan bulan umatku ] DHAIF
  3. Bukhari 04662 - tambahan
=

1.      

٦٦٧٨ــ كَانَ إِذَا دَخَلَ رَجَبُ قَالَ اللّٰهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ وَكَانَ إِذَا كَانَتْ لَيْلَة الجُمُعَةِ قَالَ هٰذِهِ لَيْلَةٌ غَرَّاءُ وَيَوْمٌ أَزْهَرُ (هب وابن عسَاكر) عن أنس (ض)ـ

          6678- Apabila telah masuk bulan Rajab beliau berdoa: (اللّٰهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ) Ya Allah berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya`ban dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan. Dan apabila pada malam jumat beliau mengatakan “ini adalah malam yang bercahaya dan hari yang gemilang.[1]

٤٤١١ــ رَجَبُ شَهْرُ اللهِ وَشَعْبَانُ شَهْرِى وَرَمَضَانُ شَهْرُ أُمَّتِى (أبو الفتح بن أبى الفوارس فى أماليه) عن الحسن مرسلا (ض)ـ

          4411- Rajab adalah bulan Allah, Sya`ban dalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku. (HR. Abul Fath bin Abil Firdaus dalam Amaalii-nya dari Hasan secara Mursal. DHAIF)[2]

Tambahan

عَنْ أَبِي بَكْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏ "‏ إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا، أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلاَثٌ مُتَوَالِيَاتٌ، ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ ‏"

          Artinya: Dari Abu Bakrah dari Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya waktu itu berputar sebagaimana kondisinya ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Dalam setahun ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram. Tiga bulan terletak berurutan yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Yang terakhir adalah Rajab, bulan Mudhar yang terletak di antara Jumada dan Sya’ban.” (HR. Bukhari 4662 dan Muslim 1679)



[1] Jaami`ush Shaghiir 6678. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6678.

[2] Jaami`ush Shaghiir 4411. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 4411.

Bab Dzikir di Hari Jum`at

 

  1. Hadits 08929 [ Membaca surat Al-Kahfi di hari jum`at ] SHAHIH
  2. Hadits 08930 [ Membaca 10 ayat terakhir surat Al-Kahfi ] SHAHIH
  3. Hadits 08931 [ Membaca 3 ayat permulaan surat Al-Kahfi ] SHAHIH
  4. Hadits 08932 [ Membaca surat Al-Kahfi di hari jum`at ] SHAHIH
  5. Hadits 08639 [ Menghaal 10 ayat awal surat Kahfi ] SHAHIH
  6. Hadits 01404 [ Shalawat di hari jumat ] HASAN
  7. Hadits 01405 [ Perbanyak Shalawat di hari jumat agar dapat syafaat ] [HASAN]
  8. Hadits 05191 [ Shalawat di hari jum`at 80x ] [DHAIF]
  9. Hadits 08810 [ Shalawat sekali dibalas sepuluh kali ] SHAHIH
  10. Hadits 08811 [ Shalawat 10 pagi dan 10 sore agar dapat syafaat] [HASAN]
  11. Hadits 08954 [ Membaca mu`awwidzaat 7x ] HASAN
  12. Hadits 08955 [ Membaca mu`awwidzaat 7x ] HASAN
  13. Hadits 01334 [ Membaca mu`awwidzaat setelah shalat ] HASAN
  14. Hadits 08488 [ Mandi di hari jumat ] HASAN
=

1.      

٨٩٢٩ــ مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ مَابَيْنَ الْجُمعَتَيْنِ (ك هق) عن أبى سعيد (صح)ـ

          8929- Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi di hari jum`at, ia di terangi oleh cahaya di antara dua jum`at. (HR. Haakim dan Baihaqi dari Abu Sa`id. SHAHIH)[1]

٨٩٣٠ــ مَنْ قَرَأَ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ سُوْرَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ (حم م ن) عن أبى الدرداء (صح)ـ

          8930- Barangsiapa membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Al-Kahfi maka dijaga dari fitnah Dajjal (HR. Ahmad, Muslim, dan Nasaai dari Abu Dardaa`. SHAHIH)[2]

٨٩٣١ــ مَنْ قَرَأَ ثَلَاثَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ (ت) عن أبى الدرداء (صح)ـ

          8931- Barangsiapa membaca tiga ayat permulaan surat Al-Kahfi maka dijaga dari fitnah Dajjal. (HR. Tirmidzi dari Abu Dardaa`. SHAHIH)[3]

٨٩٣٢ــ مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ مَابَيْنَهُ وَ بَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيْقِ (هب) عن أبى سعيد (صح)ـ

          8932- Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari jum`at maka dia diterangi oleh cahaya antara dia dan Baitul `Atiiq. (HR. Baihaqi dari Abu Sa`d. SHAHIH)[4]

٨٦٣٩ــ مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُوْرَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ (حم م د ن) عن أبى الدرداء (صح)ـ

          8639- Barangsiapa hafal sepuluh ayat awal surat Al-Kahfi maka dijaga dari fitnah Dajjal. (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, dan Nasaai dari Abu Dardaa`. SHAHIH)[5]


١٤٠٤ــ أَكْثِرُوْا مِنَ ٱلصَّلَاةِ عَلَيَّ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمْعَةِ فَإِنَّ صَلَاةَ أُمَّتِى تُأْرَضُ عَلَىَّ  فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةِ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً كَانَ أَقْرَبُهُمْ مِنِّى مَنْزِلَةً (هب) عن أبى أمامة (ح)ـ

          1404- Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku di setiap hari jumat karena sesungguhnya shalawat umatku akan diperlihatkan kepadaku di setiap hari jumat. Barangsiapa yang paling banyak membaca shalawat kepadaku maka ia menjadi orang yang paling dekat tempatnya denganku. (HR. Baihaqi dalam Syuabul Iman dari Abu Umamah. HASAN)[6]


١٤٠٥ــ أَكْثِرُوْا مِنَ ٱلصَّلَاةِ عَلَيَّ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَةِ الْجُمُعَةِ، فَمَنْ فَعَلَ ذلِكَ كُنْتُ لَهُ شَهِيْدًا وَشَافِعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ (هب) عن أنس (ح)ـ

          1405- Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku di hari jumat dan malam jumat, maka barang siapa yang mengerjakan hal tersebut maka aku akan menjadi saksinya dan memberikan syafaat di hari kiamat. (HR. Baihaqi dalam Syuabul Iman dari Anas. HASAN)

          Nabi saw akan menjadi saksi (syahiidan) orang – orang yang memperbanyak membaca shalwat pada hari dan malam jumat sehingga mereka berhak mendapatkan kemuliaan dan kedudukan yang tinggi di hari kiamat. Selain itu Nabi saw juga kan memberikan syafaat yang super special kepada mereka.[7]


٥١٩١ــ الصَّلَاةُ عَلَيَّ نُوْرٌ عَلَى الصِّرَاطِ فَمَنْ صَلَّى عَلَيَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ ثَمَانِيْنَ مَرَّةً غُفِرَتْ لَهُ ذُنُوْبُ ثَمَانِيْنَ عامًا (الأزدي فى الضعفاء، قط فى الأفراد ) عن أبى هريرة (ض)ـ

          5191- Shalawat atasku adalah cahaya pada shirath, Barangsiapa yang bershalawat kepadaku di hari jumat delapan puluh kali maka diampuni dosa-dosanya selama delapan puluh tahun. (HR Azdi dalamadh-Dhu`afaa dan Daraquthni dalam Al-Afraad dari Abu Hurairah. DHAIF)

          Membaca shalawat kepada Nabi saw bisa menjadi sebab kita mendapatkan cahaya di shirath, mendapatkan keselamatan pada hari kiamat, dan mendapatkan rahmat dari Allah swt.[8] 

٨٨١٠ــ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْه عَشْرَ صَلَوَاتٍ، وَحَطَّ عَنْهُ عَشْرَسَيِّئَاتٍ٬ وَرَفَعَ لَهُ عَشْرَدَرَجَاتٍ (حم خد ن ك) عن أنس (صح)ـ

          8810- Barangsiapa bershalawat atasku sekali maka Allah memberinya sepuluh shalawat, dan menghapus darinya sepuluh kesalahan. dan mengangkatnya sepuluh derajat. (HR. Ahmad. Bukhari dalam At-Tarikh, Nasaa-i, dan Hakim dari Anas. SHAHIH)

Barangsiapa bershalawat (memintakan keagungan kepada Allah SWT) kepadaku sekali (saja) maka Allah SWT (akan memberikan sepuluh rahmat dan melipatgandakannya hingga tidak terhingga, dan menghapuskan darinya sepuluh kesalahan (dosa), dan meninggikan untuknya sepuluh derajat lebih tinggi di surga. Dalam hadits Imam Ahmad disebutkan Allah dan Malaikat memberikan tujuh puluh shalawat (rahmat, ampunan, atau keagungan).[9]

٨٨١١ــ مَنْ صَلَّى عَلَىَّ حِيْنَ يُصْبِحُ عَشْرًا وَحِيْنَ يُمْسِىَ عَشْرًا أَدْرَكَتْهُ شَفَاعَتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ (طب) عن أبى الدرداء (ح)ـ

          8811- Barangsiapa bershalawat atasku di waktu pagi sepuluh kali dan di waktu sore sepuluh kali maka ia tercapai oleh syafaatku di hari kiamat. (HR. Thabrani dari Abu Dardaa`. HASAN)[10]

٨٩٥٤ــ مَنْ قَرَأَ بَعْدَ صَلَاةِ الْجُمْعَةِ (قُلْ هُوَ اللهُ أَحَد) و (قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ) وَ(قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ) سَبْعَ مَرَّاتٍ أَعَاذَهُ اللهُ بِهَا مِنَ السُّوْءِ إِلَى الجُمْعَةِ الْأُخْرَى (ابن السني) عن عائشة (ض)ـ

          8954- Barangsiapa setelah shalat jumat membaca (surat al-ikhlash, al-falaq, dan an-naas) tujuh kali, maka Allah swt akan menjaganya dari keburukan sampai jum`at berikutnya. (HR. Ibnu Sunni dari Aisyah. DHAIF)[11]

٨٩٥٥ــ مَنْ قَرَأَ إِذَا سَلَّمَ الْإِمَامُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ قَبْلَ أَنْ يُثْنِيَ رِجْلَيْهِ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وَ (قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ) و (قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ) وَ(قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ) سَبْعًا سَبْعًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ (أبو الأسعد القسير في الأربعين ) عن أنس (ض)ـ

          8955- Barangsiapa membaca - setelah imam membaca salam pada hari jumat – sebelum ia merubah kakinya (surat – surat) Fatihatul Kitab, Qul Huwallahu Ahad, Qul A`udzu bi Rabbil Falaq, Qul A`udzu bi Rabbinnas tujuh (kali) – tujuh (kali) maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu dan yang akan datang. (HR. Abul As`ad Al-Qusyairi dalam Al-Arba`in dari Anas. [12]


١٣٣٤ــ إِقْرَإِ الْمُعَوِّذَاتِ فِى دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ (د حب) عن عقبة بن عامر (ح)ـ

          1334- Bacalah Al-Mu`awwidzaat di belakang setiap shalat. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Hibban dari `Uqbah bin `Amr. HASAN)

          Maksudnya setelah selesai shalat fadhu disunnahkan membaca surat al-Ikhlash, al-Falaq, dan an-Naas.[13]

٨٤٨٨ــ مَنْ إِغْتَسَلَ يَوْمَ الجُمُعَةِ كَانَ فِى طَهَارَةٍ إِلَى الْجُمُعَةِ الْأُخْرَى (ك) عن أبى قتادة (ح)ـ

          8488- Barangsiapa mandi pada hari jumat maka ia dalam kesucian sampai jumat yang lain. (HR.Hakim dari Abu Qatadah. HASAN)

          Waktu mandinya mulai dari terbitnya fajar hingga tergelincirnya matahari. Kesucian yang dimaksud di sini adalah kesucian maknawi. Sedangkan waktu suci tersebut adalah mulai dari mandi atau mulai dari shalat jum`at yang dikerjakan hingga jum`at berikutnya. Hadits ini menunjukan keutamaan mandi di hari jumat.[14]



[1] Jaami`ush Shaghiir 8929., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 8929.

[2] Jaami`ush Shaghiir 8930., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 8930., Muslim 809.

[3] Jaami`ush Shaghiir 8931., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 8931., Tirmidzi 2886.

[4] Jaami`ush Shaghiir 8932., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 8932.

[5] Jaami`ush Shaghiir 8639., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 8639., Abu Dawud 4323.

[6] Jaami`ush Shaghiir 1404. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1404.

[7] Jaami`ush Shaghiir 1405. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1405.

[8] Jaami`ush Shaghiir 5191. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 5191.

[9] Jaami`ush Shaghiir 8810. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 8810.

[10] Jaami`ush Shaghiir 8811. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 8811.

[11] Jaami`ush Shaghiir 8954. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 8954.

[12] Jaami`ush Shaghiir 8955. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 8955.

[13] Jaami`ush Shaghiir 1334. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1334.

[14] Jaami`ush Shaghiir 8488. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 8488.

Jumat, 28 Januari 2022

Bab Dzikir Siang dan Malam

  1. Hadits 08898 [ Membaca subhanallahi wa bihamdihi 100x] SHAHIH
  2. Hadits 00214 [ Subhanallahi wa bihamdihi kalimat paling dicintai Allah ] HASAN
  3. Hadits 04642 [ Tasbih, tahmid, takbir, tahlil 100x ] SHAHIH
  4. Hadits 08927 [ Dua ayat terakhir Al-Baqarah waktu malam ] SHAHIH
  5. Hadits 03031 [ Dua ayat terakhir Al-Baqarah waktu malam ] SHAHIH
  6. Hadits 01520 [ Berlindung dari hari yan buruk ] HASAN
  7. Hadits 08923 [ Membaca seratus ayat berpahala ibadah semalam ] DHAIF / SHAHIH
  8. Hadits 08924 [ Membaca seratus ayat agar tidak lalai ] SHAHIH / DHAIF
  9. Hadits 08896 [ Membaca tahlil ] SHAHIH
  10. Hadits 08942 [ Membaca surat Al-Waqi`ah setiap malam ] DHAIF
  11. Hadits 08943 [ Membaca ayat - ayat terakhir surat Al-Hasyr ] DHAIF
=

٨٨٩٨ــ مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللهِ وَ بِحَمْدِهِ فِى يَوْمٍ مِأَةَ مَرّةٍ خُطَّتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ (حم ق ت ه)(صح)ـ

          8898- Barangsiapa membaca Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya ( سُبْحَانَ اللهِ وَ بِحَمْدِهِ ) dalam sehari seratus kali maka kesalahan-kesalahannya dihapus meskipun sebanyak buih lautan. (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah. SHAHIH)

Waktu membacanya boleh kapan saja, pagi, siang, sore ataupun malam, tetapi jika dibaca pada waktu awal siang atau awal malam lebih bagus. Membacanya juga boleh satu waktu secara berurutan dari bilangan satu hingga seratus ataupun dicicil secara terpisah-pisah.[1]


٢١٤ــ أَحَبُّ الْكَلَامِ إِلَى اللّهِ تَعَالى أَنْ يَقُوْلَ الْعَبْدُ : سُبْحَانَ اللّهِ وَبِحَمْدِهِ (حم م ت) عن أبى ذر (ح)ـ

          214- Kalimat paling dicintai Allah swt adalah apabila seorang hamba mengatakan (سُبْحَانَ اللّهِ وَبِحَمْدِهِ). (HR. Ahmad, Muslim, Tirmiddzi. HASAN)[2]

٤٦٤٢ــ سَبِّحِى اللهَ مِائَةَ تَسْبِيْحَةٍ، فَإِنَّهَا تَعْدِلُ لَكِ مِائَةَ رَقَبَةٍ مِنْ وَلَدِ اِسْمَاعِيْلَ، وَاحْمَدِى اللهَ مِائَةَ تَحْمِيْدَةٍ، فَإِنَّهَا تَعْدِلُ لَكِ مِائَةَ فَرَسٍ مُسْرَجَةٍ مُلْجَمَةٍ تَحْمِلِيْنَ عَلَيْهَا فِى سَبِيْلِ اللهِ، وَكَبِّرِى اللهَ مِائَةَ تَكْبِيْرَةٍ فَإِنَّهَا تَعْدِلُ لَكِ مِائَةَ بَدَنَةٍ مُقَلَّدَةٍ مُتَقَبَّلَةٍ، وَهَلِّلِى اللهَ مِائَةَ تَهْلِيْلَةٍ فَإِنَّهَا تَمْلَأُ مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَا يُرْفَعُ يَوْمَئِذٍ لِأَحَدٍ عَمَلٌ أَفْضَلُ مِنْهَا إِلَّا أَنْ يَأْتِى بِمِثْلِ مَا أَتَيْتِ (حم طب ك) عن أم هانى (ح)ـ

          4642- Sucikanlah Allah seratus kali tasbih (سُبْحَانَ اللّٰهِ), sesungguhnya ia untukmu menyamai (memerdekakan) seratus orang budak dari anak cucu Ismail, dan pujilah Allah seratus kali pujian (الْحَمْدُ لِلّٰهِ), sesungguhnya ia untukmu menyamai (infak) seratus kuda berpelana dan berkendali yang kamu diangkut diatasnya fi sabilillah, Agungkanlah Allah seratus kali takbir (اللّٰهُ أَكْبَر), sesungguhnya ia untukmu menyamai seratus unta yang dijadikan hadyu yang diterima, dan tahlilkanlah Allah seratus kali tahlil (لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ), sesungguhnya ia memenuhi apa yang ada antara langit dan bumi, dan tidak akan diangkat pada hari ini amalan seseorang yang lebih utama darinya terkecuali amalan (seseorang) yang mengamalkan apa yang telah kamu amalkan. (HR. Ahmad, Thabrani, dan Hakim dari Ummu Hani. SHAHIH) [3]

٨٩٢٧ــ مَنْ قَرَأَ اَلْآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُوْرَةِ الْبَقَرَةِ فِى لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ (٤) عن إبن مسعود (صح)ـ

          8927- Barangsiapa membaca dua ayat terakhir surat Al-Baqarah pada suatu malam maka akan mencukupinya (pada malam tersebut). (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasaai, dan Ibnu Majah dari Ibnu Mas`ud. SHAHIH)[4]

٣٠٣١ــ اَلْآيَتَانِ مِنْ آخِرِ سُوْرَةِ الْبَقَرَةِ، مَنْ قَرَأَ بِهِمَا فِى لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ (حم ق ه) عن ابن مسعود (صح)ـ

          3031- Dua ayat terakhir surat Al-Baqarah, barang siapa yang membacanya pada suatu malam maka akan mencukupinya (pada malam tersebut). (HR Ahmad, Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah dari Ibnu Mas`ud. SHAHIH)

Dua ayat terakhir surat Al-Baqarah yaitu ayat 285-286, barang siapa membacanya pada suatu malam (dalam riwayat lain setelah shalat isa` akhir) maka akan mencukupinya (untuk menolak berbagai bahaya gangguan syetan, Jin, Manusia dan lainnya. Begitu juga menyamai qiyamul lail atau ibadah lainnya) pada malam tersebut.[5]

١٥٢٠ــ اللّٰهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنْ يَوْمِ السُّوْءِ وَمِنْ لَيْلَةِ السُّوْءِ وَمِنْ سَاعَةِ السُّوْءِ وَمِنْ صَاحِبِ السُّوْءِ وَمِنْ جَارِ السُّوْءِ فِى دَارِ المُقَامَةِ (طب) عن عقبة بن عامر (ح)ـ

          1520- Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hari buruk, malam buruk, saat buruk, teman buruk, dan tetangga buruk di tempat pemukiman. (HR. Thabrani dari `Uqbah bin Amir. HASAN)[6]

=



[1] Jaami`ush Shaghiir 8898., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 8898., Muslim 2692.

[2] Jaami`ush Shaghiir 214. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 214., Muslim 2731.

[3] Jaami`ush Shaghiir 4642., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 4642.

[4] Jaami`ush Shaghiir 8927., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 8927., Bukhari 4008.

[5] Jaami`ush Shaghiir 3031., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 3031., Muslim 807.

[6] Jaami`ush Shaghiir 1520., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1520.

Jaami`ush Shaghiir 1457 Keberkahan di waktu pagi hari

  

١٤٥٧ــ  اَللّٰهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِى فِى بُكُوْرِهَا (حم ٤ حب) عن صخر الغامدى (ه) عن إبن عمر (طب) عن ابن عباس وعن ابن مسعود وعن عبد الله بن سلام وعن عمران بن حصين وعن كعب بن مالك وعن النواس بن سمعان (ح)ـ

          1457- Ya Allah berkahilah umatku di pagi harinya. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasaai, dan Ibnu Hibban dari Shakhr Ghaamidi. Riwayat Ibnu Majah dari Ibnu Umar. Riwayat Thabrani dalam Al-Kabir dari Ibnu Abbas, Ibnu Mas`ud, Abdullah bin Salam, Imran bin Hushain, Ka`b bin Malik, dan dari Nawwas bin Sam`aan. HASAN)[1]



[1] Jaami`ush Shaghiir 1457., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 1457.

Jaami`ush Shaghiir 6582 Doa pagi dan sore

  

٦٥٨٢ــ كَانَ إِذَا أَصْبَحَ وَإِذَا أَمْسَى قَالَ أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَطِ الْإِسْلَامِ وَكَلِمَةِ الْإِخْلَاصِ وَدِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَمِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَاكَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ (حم طب) عن عبد الرحمن بن أبزى (ح)ـ

          6582- Beliau apabila pagi-pagi dan sore-sore memngucapkan (أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَطِ الْإِسْلَامِ وَكَلِمَةِ الْإِخْلَاصِ وَدِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَمِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَاكَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ) Kami pagi-pagi di atas fitrah islam, kalimat ikhlash, agama Nabi kita Muhammad saw, dan agama bapak kita Ibrahim yang condong (kepada kebenaran), berserah diri, dan ia bukan termasuk orang – orang musyrik. (HR. Ahmad dan Thabrani dari Abdurrahman bin Abzaa. HASAN)[1]



[1] Jaami`ush Shaghiir 6582., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6582.

Kamis, 27 Januari 2022

Jaami`us Shaghiir 455 Doa pagi dan sore hari

  

٤٥٥ـ إِذَا أَصْبَحْتُمْ فَقُوْلُوْا اَللّٰهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ (ه وابن السنى)  عن أبى هريرة (ح)ـ

          455- Apabila kalian masuk waktu pagi maka ucapkanlah oleh kalian: (اَللّٰهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ) Ya Allah, dengan (karunia)-Mu kami berpagi-pagi, dengan (karunia)-Mu kami bersore-sore, dengan (karunia)-Mu kami hidup, dengan (karunia)-Mu kami mati, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali. (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Suni dari Abu Hurairah. HASAN)[1]



[1] Jaami`ush Shaghiir 455., Faidhul Qadiir penjelasan hadits 455., Ibnu Majah 3868.

Rabu, 26 Januari 2022

Surat Ali Imran ayat 190 - 191

 Surat Ali Imran 190 -191

اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (Ali Imran: 190)

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi (dan segala sesuatu yang sangat menakjubkan yang ada pada keduanya) dan dalam pergantian malam dan siang (yang datang dan pergi, yang bertambah dan berkurang) benar – benar ada tanda-tanda (yang menunjukan kekuasaan Allah swt) bagi orang-orang yang memiliki akal. (Tafsir Jalalain)

الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka. (Ali Imran: 191)

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring (maksudnya dalam segala keadaan). Dzikrullah disini juga bermakna shalat atau ibadah lainnya. Mereka juga memikirkan penciptaan langit dan bumi agar menjadi dalil adanya Allah swt.

(yaitu) orang – orang yang berkata “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia (tetapi Engkau ciptakan dengan sempurna untuk menunjukan kesempurnaan kekuasaan-Mu); Mahasuci Engkau (dari main – main belaka), lindungilah kami dari azab neraka. (Tafsir Jalalain)

Asbabun nuzul

قَالَ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ إِسْحَاقَ التُسْتَرِيُّ، حَدَّثَنَا يَحْيَى الْحِمَّانِيُّ، حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ الْقُمِّيُّ عَنْ جَعْفَرِ بْنِ أَبِي الْمُغِيرَةِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: أَتَتْ قُرَيْشٌ الْيَهُودَ، فَقَالُوا: بِمَ جَاءَكُمْ مُوسَى؟ قَالُوا: عَصَاهُ وَيَدُهُ بَيْضَاءُ لِلنَّاظِرِينَ، وَأَتَوُا النَّصَارَى فَقَالُوا: كَيْفَ كَانَ عِيسَى؟ قَالُوا: كَانَ يُبْرِئُ الْأَكْمَهَ وَالْأَبْرَصَ، وَيُحْيِي الْمَوْتَى، فَأَتَوُا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا:

ادع الله أن يَجْعَلُ لَنَا الصَّفَا ذَهَبًا، فَدَعَا رَبَّهُ، فَنَزَلَتْ هذه الآية إِنَّ فِي خَلْقِ السَّماواتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهارِ لَآياتٍ لِأُولِي الْأَلْبابِ فَلْيَتَفَكَّرُوا فِيهَا ـ

Artinya: Ath-Thabarani berkata, Telah menceritakan kepadaku Al-Husain bin Ishaaq At-Tustary, telah menceritakan kepadaku Yahya Al-Himmaaniy, telah menceritakan kepadaku Ya`quub Al-Qummiyyu dari Ja`far bin Abil Mughiirah, dari Sa`iid bin Jubair, dari Ibnu Abbas berkata:  “orang-orang Quraisy mendatangi orang-orang Yahudi dan bertanya kepada mereka, apa tanda-tanda yang dibawa Musa kepada kalian?” orang-orang Yahudi itu menjawab “Tongkat dan tangan yang putih bagi orang-orang yang melihatnya.” Lalu orang-orang Quraisy itu mendatangi orang-orang Nasrani, lalu bertanya kepada mereka, “apa tanda-tanda yang diperlihatkan Isa?.” Mereka menjawab, “Dia dulu menyembuhkan orang yang buta, orang yang sakit kusta dan menghidupkan orang mati.” Lalu mereka mendatangi Nabi SAW. lalu berkata kepada beliau, “Berdoalah kepada Tuhanmu untuk mengubah bukit shafa menjadi emas untuk kami.” Lalu beliau berdoa, maka turunlah firman Allah (Q.S Ali Imran 190) (اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ) ini. (Tafsir Ibnu Katsir)

 

Malam Ketika Turunnya Ayat

حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ أَبِي سُلَيْمَانَ، عَنْ عَطَاءٍ، قَالَ‏:‏ دَخَلْتُ أَنَا وَعُبَيْدُ بْنُ عُمَيْرٍ، عَلَى عَائِشَةَ فَقَالَتْ لِعُبَيْدِ بْنِ عُمَيْرٍ‏:‏ قَدْ آنَ لَكَ أَنْ تَزُورَنَا، فقَالَ‏:‏ أَقُولُ يَا أُمَّهْ كَمَا قَالَ الأَوَّلُ‏:‏ زُرْ غِبًّا تَزْدَدْ حُبًّا، قَالَ‏:‏ فَقَالَتْ‏:‏ دَعُونَا مِنْ رَطَانَتِكُمْ هَذِهِ، قَالَ ابْنُ عُمَيْرٍ‏:‏ أَخْبِرِينَا بِأَعْجَبِ شَيْءٍ رَأَيْتِهِ مِنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ‏:‏ فَسَكَتَتْ ثُمَّ قَالَتْ‏:‏ لَمَّا كَانَ لَيْلَةٌ مِنَ اللَّيَالِي، قَالَ‏:‏ يَا عَائِشَةُ ذَرِينِي أَتَعَبَّدُ اللَّيْلَةَ لِرَبِّي قُلْتُ‏:‏ وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّ قُرْبَكَ، وَأُحِبُّ مَا سَرَّكَ، قَالَتْ‏:‏ فَقَامَ فَتَطَهَّرَ، ثُمَّ قَامَ يُصَلِّي، قَالَتْ‏:‏ فَلَمْ يَزَلْ يَبْكِي حَتَّى بَلَّ حِجْرَهُ، قَالَتْ‏:‏ ثُمَّ بَكَى فَلَمْ يَزَلْ يَبْكِي حَتَّى بَلَّ لِحْيَتَهُ، قَالَتْ‏:‏ ثُمَّ بَكَى فَلَمْ يَزَلْ يَبْكِي حَتَّى بَلَّ الأَرْضَ، فَجَاءَ بِلاَلٌ يُؤْذِنُهُ بِالصَّلاَةِ، فَلَمَّا رَآهُ يَبْكِي، قَالَ‏:‏ يَا رَسُولَ اللهِ، لِمَ تَبْكِي وَقَدْ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ وَمَا تَأَخَّرَ‏؟‏ قَالَ‏:‏ أَفَلاَ أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا، لَقَدْ نَزَلَتْ عَلَيَّ اللَّيْلَةَ آيَةٌ، وَيْلٌ لِمَنْ قَرَأَهَا وَلَمْ يَتَفَكَّرْ فِيهَا ‏{‏إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ‏}‏ الآيَةَ كُلَّهَا‏.‏ ـ

Abdul Malik bin Abu Sulaiman menceritakan kepada kami, dari Atha’, ia berkata, “Aku dan Ubaid bin Umair datang kepada Aisyah, kemudian Aisyah berkata kepada Ubaid bin Umair, “Sungguh kamu telah bersikap baik dengan datang mengunjungi kami.” Lalu Ubaid berkata, “Aku akan katakan wahai ibu sebagaimana orang dulu pemah katakan: “Jarang berkunjunglah, maka cinta akan bertambah.” Atha' berkata, Aisyah lalu berkata, "Tinggalkan kami dari bahasa asing kalian itu.” Ibnu Umair berkata, “Berilah kami Khabar tentang perkara yang paling menakjubkan yang pernah engkau lihat dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.” Atha' berkata, “Aisyah terdiam, tidak lama kemudian berkata, ‘Pada suatu malam, beliau bersabda, ‘Wahai Aisyah, izinkanlah aku agar malam ini aku dapat beribadah kepada Tuhanku.” Aku (Aisyah) lalu berkata, Sesungguhnya aku lebih senang berada di dekatmu, dan aku sangat senang dapat membahagiakanmu," Ia (Aisyah) lalu berkata, “Kemudian beliau bangun dan bersuci, setelah itu melaksanakan ' shalat." Aisyah berkata, “Malam itu, beliau terus menerus menangis hingga pahanya basah, kemudian beliau terus menerus menangis hingga jenggotnya basah, kemudian beliau terus menerus menangis hingga tanah menjadi basah. Hingga kemudian Bilal datang mengumandangkan adzan. Ketika Bilal melihat beliau menangis, ia bertanya, “Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, mengapa engkau menangis seperti itu padahal engkau adalah orang yang dosanya telah diampuni oleh Allah SWT baik dosa yang telah lalu maupun dosa yang akan datang?" Beliau menjawab, “(Jika aku meninggalkan tahajjud) aku Tidaklah menjadi hamba yang bersyukur. Sungguh telah turun satu ayat pada malam ini, yang menjadi celaka bagi orang yang membacanya namun tidak berfikir tentangnya. (Ayat Itu adalah), "Sesungguhnya dalam penclptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.“ (Qs. Aali ‘Imran [3]:190). (Hadits Shahih Ibnu Hibban Nomor 620) (Tafsir Mafatihul Ghaib)

 

أنَّهُ رَقَدَ عِنْدَ رَسولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ، فَاسْتَيْقَظَ فَتَسَوَّكَ وَتَوَضَّأَ وَهو يقولُ: {إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ} [آل عمران: 190]، فَقَرَأَ هَؤُلَاءِ الآيَاتِ حتَّى خَتَمَ السُّورَةَ، ثُمَّ قَامَ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ، فأطَالَ فِيهِما القِيَامَ وَالرُّكُوعَ وَالسُّجُودَ، ثُمَّ انْصَرَفَ فَنَامَ حتَّى نَفَخَ، ثُمَّ فَعَلَ ذلكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ سِتَّ رَكَعَاتٍ، كُلَّ ذلكَ يَسْتَاكُ وَيَتَوَضَّأُ وَيَقْرَأُ هَؤُلَاءِ الآيَاتِ، ثُمَّ أَوْتَرَ بثَلَاثٍ، فأذَّنَ المُؤَذِّنُ فَخَرَجَ إلى الصَّلَاةِ وَهو يقولُ: اللَّهُمَّ اجْعَلْ في قَلْبِي نُورًا، وفي لِسَانِي نُورًا، وَاجْعَلْ في سَمْعِي نُورًا، وَاجْعَلْ في بَصَرِي نُورًا، وَاجْعَلْ مِن خَلْفِي نُورًا، وَمِنْ أَمَامِي نُورًا، وَاجْعَلْ مِن فَوْقِي نُورًا، وَمِنْ تَحْتي نُورًا، اللَّهُمَّ أَعْطِنِي نُورًا. (م ـ ٧٦٣) عن ابن عباس (صح)ـ

Artinya: Bahwa beliau pernah tidur di tempat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bangun, bersiwak, lalu berwudhu` seraya bersabda, “Sesungguhnya di dalam penciptaan langit-langit dan bumi dan di dalam pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang memiliki akal.” (QS. Ali 'Imran: 190) Beliau membaca ayat-ayat itu sampai menyelesaikan surat itu. Kemudian beliau berdiri shalat dua raka'at, beliau memperpanjang berdiri, ruku', dan sujud. Kemudian beliau selesai lalu tidur sampai mendengkur. Beliau melakukan hal itu tiga kali, enam raka'at. Setiap kali melakukannya, beliau bersiwak, berwudhu`, dan membaca ayat-ayat tadi. Kemudian beliau shalat witir tiga raka'at. Ketika mu`adzdzin adzan, beliau keluar untuk shalat. Beliau berdoa, “Ya Allah, jadikan cahaya di hatiku, cahaya di lisanku, jadikan cahaya di pendengaranku, jadikan cahaya di penglihatanku, jadikan cahaya di belakangku, cahaya di depanku, jadikan cahaya di atasku, cahaya di bawahku. Ya Allah, berikan aku cahaya.” (HR. Muslim (nomor 763.191) dari Ibnu Abbas. SHAHIH) (Tafsir Baghawi)

 

Faidah

وفي الآثار عن جعفر الصادق: من حزبه أمر فقال: ربنا خمس مرات أنجاه الله مما يخاف وأعطاه ما أراد واستدلّ بهذه الآية فَٱسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ ـ

          Artinya: dalam atsar dari Ja`far Shadiq : Barangsiapa yang ditimpa suatu kesulitan lalu mengucapkan Rabbana sebanyak lima kalim maka Allah akan menyelamatkan dari apa yang ditakutinya dan memberi apa yang diinginkannya. Beliau berdalil dengan ayat (فَٱسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ) Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (Ali Imran ayat 195). (Tafsir Munir)

 Faidah

وَعَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ يَتَسَوَّكُ ثُمَّ يَنْظُرُ إِلَى السَّمَاءِ وَيَقُولُ: إن في خلق السموات وَالْأَرْضِ ـ

          Artinya: Dari Ali Radhiyallahu `anhu: Sesungguhnya Nabi saw apabila beliau bangun malam bersiwak (gosok gigi) setelah itu melihat kea rah langit dan membaca ayat (إن في خلق السموات وَالْأَرْضِ) Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi. (Tafsir Mafatihul Ghaib)

=