Laman

Kamis, 03 Maret 2022

Jiwa yang tenang (النَّفس المطمئنة) (Jaami`ush Shaghiir 6136., Faidhul Qadhiir 6136.)

 1.      

٦١٣٦ـ قُلْ اللّٰهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ نَفْسًا مُطْمَئِنَّةً تُؤْمِنُ بِلِقَائِكَ وَتَرْضَى بِقَضَائِكَ وَتَقْنَعُ بِعَطَائِكَ (طب والضياء) عن أبى أمامة (ض)ـ

          6173- Bacalah: “Ya Allah sesungguhnya aku mohon kepada-Mu jiwa (hati) yang tenang yang percaya akan bertemu dengan-Mu dan yang ridha dengan putusan – putusan-Mu dan yang puas dengan pemberian-Mu. (HR. Thabrani dan Dhiyaa dari Abu Umamah. DHAIF)[1]

          Jiwa yang tenang (النَّفس المطمئنة) adalah jiwa yang aman dari azab Allah swt (الآمنة من عَذَاب الله), yang benar dalam meng-Esa-kan Allah swt (الصادقة بتوحيد الله), yang bersyukur terhadap nikmat – nikmat Allah swt (الشاكرة بنعماء الله), yang sabar terhadap cobaan - cobaan Allah swt (الصابرة ببلاء الله), yang ridha terhadap ketentuan - ketentuan Allah swt (الراضية بِقَضَاء الله), yang terima dengan pemberian – pemberian Allah swt (القانعة بعطاء الله). (Tafsir Ibnu Abbas)



[1] Jaami`ush Shaghiir 6136., Faidhul Qadhiir 6136.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar