Laman

Rabu, 24 November 2021

Jaami`ush Shaghiir 6706 Sunnah membaca Kunut

  

٦٧٠٦ــ كَانَ إذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوْعِ فِى صَلَاةِ الصُّبْحِ فِى آخِرِ رَكْعَةٍ قَنَتَ (ابن السنى ) عن عائشة (ح)ـ

          6706- Apabila beliau mengangkat kepalanya dari ruku` dalam shalat shubuh di rakaat akhir, beliau berkunut. (HR. Muhammad bin Nashr dari Abu Hurairah. SHAHIH)

          Imam Nawawi menjelaskan hadits ini menunjukan kunut sunnah di shalat shubuh, dan Nabi saw mendawamkan kunut.

          Salah satu bacaan kunut yang diajarkan Rasulullah saw dalam shalat witir adalah

اَللهُمَّ اهْدِنِيْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِيْ فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِيْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِيْ فِيْمَاأَعْطَيْتَ، وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ، اِنَّكَ تَقْضِىْ وَلاَيُقْضَى عَلَيْكَ، وَاِنَّهُ لاَيَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلاَيَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ (ابو داود:١٤٢٥) عن الحسن بن على (صح)ـ

          Artinya: "Ya Allah tunjukkanlah padaku sebagaimana pada mereka yang telah Engkau beri petunjuk. Dan berilah padaku pengampunan sebagaimana pada mereka yang Engkau beri ampun. Dan peliharalah aku sebagaimana pada mereka yang Engkau pelihara. Dan berilah padaku keberkatan sebagaimana yang telah Engkau karuniakan pada mereka. Dan selamatkan aku dari mara bahaya yang telah Engkau tentukan. Sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan yang kena hukum. Dan sesungguhnya tidaklah hina pada mereka orang yang Engkau pimpin, dan tidak mulia orang yang Engkau musuhi. Maha Berkah Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau.” (HR. Abu Dawud (1425) dari Hasan bin Ali. SHAHIH)

Jaami`ush Shaghiir 7360 Bacaan ketika berdiri dari ruku`

  

٧٣٦٠ــ لَمْ تَحْسُدْنَا الْيَهُوْدُ بِشَيْءٍ مَاحَسَدُوْنَا بِثَلَاثٍ: التَّسْلِيْمِ وَالتَّأْمِيْنِ واللّٰهُمَّ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ (هق) عن عائشة (صح)ـ

          7360- Orang Yahudi tidak iri kepada kita karena sesuatu seperti iri mereka kepada kita karena tiga (hal): mengucapkan salam, membaca amin, dan (doa) Allahumma Rabbanaa wa lakal hamd (اللّٰهُمَّ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ). (HR. Baihaqi dari Aisyah. SHAHIH)

          Taslim (التَّسْلِيْمِ) maksudnya adalah mengucapkan salam penghormatan ketika saling bertemu, salam tersebut merupakan salam para penghuni surga, sedangkan salam orang Yahudi dengan cara melambaikan telapak tangan dan jari tangan.

          Ta`min (التَّأْمِيْنِ) maksudnya adalah membaca amin (آمين) setelah surat Al-Fatihah di dalam shalat dan luar shalat.

          Membaca doa setelah berdiri dari rukuk yaitu Allahumma Rabbanaa wa lakal hamd (اللّٰهُمَّ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ).

          Ketiga hal tersebut merupakan bagian dari khushushiyah umat Nabi Muhammad SAW yang membuat kaum Yahudi makin hasad kepada umat islam.

Sayangnya prilaku tercela terebut kadang terjadi pada umat islam ketika merek melihat umat islam lainnya mendapatkan nikmat tambahan hidayah, ilmu atau amal shaleh.

Shahih Bukhari Hadits Nomor 795

كَانَ النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ إذَا قَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَن حَمِدَهُ، قَالَ: اللَّهُمَّ رَبَّنَا ولَكَ الحَمْدُ، وكانَ النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ إذَا رَكَعَ، وإذَا رَفَعَ رَأْسَهُ يُكَبِّرُ، وإذَا قَامَ مِنَ السَّجْدَتَيْنِ، قَالَ: اللَّهُ أكْبَرُ

          Apabila Nabi saw telah mengucapkan (سَمِعَ اللَّهُ لِمَن حَمِدَهُ) Allah mendengar orang yang memuji-Nya, beliau mengucapkan (اللَّهُمَّ رَبَّنَا ولَكَ الحَمْدُ) Ya Allah Tuhan kami dan hanya milik-Mu semua puji-pujian, dan Nabi saw apabila hendak ruku`, dan apabila bangkit dari ruku`, dan apabila berdiri dari dua sujud, beliau membaca Allahu Akbar (اللَّهُ أكْبَرُ). (HR. Bukhari dari Abu Hurairah. SHAHIH)

Selasa, 23 November 2021

Jaami`ush Shaghir 5011 Membaca ayat atau surat pendek setelah Al-Fatihah

  

٥٠١١ــ صَلِّ بِالشَّمْسِ وَضُحَاهَا وَنَحْوِهَا مِنَ السُّوَرِ (حم) عن بريدة (ح)ـ

          5011- Shalatlah dengan surat Wasy Syami Wa Dhuhaahaa dan sepertinya dari surat – surat. (HR. Ahmad dari Buraidah. HASAN)

          Apabila kalian menjadi imam dari orang – orang yang tidak ridha memanjangkan bacaan maka shalatlah dengan bacaan yang pendek seperti surat Wasy Syami Wa Dhuhaahaa dan yang sejenisnya. [1]



[1] Jaami`ush Shaghiir 5011. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 5011.

Jaami`ush Shaghiir 6019 Tafsir bacaan Al-Fatihah dalam Shalat

  

٦٠١٩ــ قالَ اللَّهُ تَعالَى: قَسَمْتُ الصَّلاةَ بَيْنِي وبيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ، ولِعَبْدِي ما سَأَلَ، فإذا قالَ العَبْدُ: {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العالَمِينَ}، قالَ اللَّهُ تَعالَى: حَمِدَنِي عَبْدِي، وإذا قالَ: {الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ}، قالَ اللَّهُ تَعالَى: أثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي، وإذا قالَ: {مالِكِ يَومِ الدِّينِ}، قالَ: مَجَّدَنِي عَبْدِي، فإذا قالَ: {إيَّاكَ نَعْبُدُ وإيَّاكَ نَسْتَعِينُ} قالَ: هذا بَيْنِي وبيْنَ عَبْدِي، ولِعَبْدِي ما سَأَلَ، فإذا قالَ: {اهْدِنا الصِّراطَ المُسْتَقِيمَ صِراطَ الَّذينَ أنْعَمْتَ عليهم غيرِ المَغْضُوبِ عليهم ولا الضَّالِّينَ} قالَ: هذا لِعَبْدِي ولِعَبْدِي ما سَأَلَ (حم م ٤) عن أبى هريرة (صح)ـ

          6091- Allah swt berfirman: “Aku membagi shalat antara Aku dan hamba-Ku separoh – separoh dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta”. Maka apabila hamba mengucapkan: (الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العالَمِينَ) “Segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam” Allah mengucapkan:“Hamba-Ku telah memuji-Ku, apabila ia mengucapkan: (الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ) “Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang” Allah mengucapkan:“Hamba-Ku telah menyanjung-Ku”, apabila ia mengucapkan: (مالِكِ يَومِ الدِّينِ) “Pemilik hari pembalasan” Allah mengucapkan:“Hamba-Ku telah mengagungkan Aku”, apabila ia mengucapkan: (إيَّاكَ نَعْبُدُ وإيَّاكَ نَسْتَعِينُ) “Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan” maka Allah mengucapkan:“Ini adalah antara Aku dan Hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa yang dimintanya”, apabila ia mengucapkan: (اهْدِنا الصِّراطَ المُسْتَقِيمَ صِراطَ الَّذينَ أنْعَمْتَ عليهم غيرِ المَغْضُوبِ عليهم ولا الضَّالِّينَ) “Tunjukilah kami jalan yang lurus, jalan orang  orang yang Engkau beri nikmat, bukan (jalan) orang – orang yang dimurkai dan bukan (jalan) orang – orang sesat” Ia mengucapka:”Ini adalah untuk hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa yang diminyanya.”. (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasaai dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah. SHAHIH)[1]



[1] Jaami`ush Shaghiir 6091. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 6091.

Minggu, 21 November 2021

Jaami`ush Shaghiir 6762 Nabi saw berdiri untuk menjadi Imam Shalat

 ٦٧٦٢ــ كَانَ إِذَا قَالَ بِلَالٌ قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ نَهَضَ فَكَبَّرَ (سموية طب) عن إبن أبى أوفى (ض)ـ

Jaami`ush Shaghiir 8193 Takbir (الله اكبر) dan Salam di dalam shalat (السَّلامُ عليكم ورَحمةُ اللهِ).

 1.      

٨١٩٣ــ مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطَّهُوْرُ، وَتَحْرِيْمُهَا التَّكْبِيْرُ، وَتَحْلِيْلُهَا التَّسْلِيْمُ (حم د ت ه) عن علي أمير المؤمنين (صح)ـ

          8193- Kuncinya shalat adalah bersuci, tahrimnya adalah takbir, dan (تَحْلِيْل) tahlilnya adalah salam. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah dari Ali Amirul Mukminin. SHAHIH)

          Sebab yang mengharamkan sesuatu di luar shalat adalah takbir (الله اكبر), (Takbiiratul ihraam (تَكْبِيْرَةُ الإحْرَامِ) menjadi permulaan shalat dan karenanya segala sesuatu yang halal di luar shalat menjadi terlarang seperti makan, minum, dan lainnya).

          Shalat tidak jadi terkecuali dengan mengucapkan lafazh Allahu Akbar (الله اكبر), ini adalah madzhab tiga imam, sedangkan imam Abu Hanifah berkata bahwa shalat tetap jadi dengan mengucapkan lafazh apa saja yang bertujuan mengagungkan Allah swt. Imam Abu Hanifah juga berkata jika takbiratul ihram bukan bagian dari shalat karena sesuatu tidak mungkin disandarkan terhadap dirinya sendiri. Mengenai perkataannya ini dapatlah dijawab jika sesuatu terkadang bisa disandarkan terhadap dirinya sendiri seperti bangunan struktur rumah yang saling menguatkan.

          Takbiratul ihram (الله اكبر) adalah rukun shalat yang mengharamkan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan shalat dan salam (السَّلامُ عليكم ورَحمةُ اللهِ) adalah rukun shalat yang menjadikan seseorang keluar dari shalat dan menghalalkan sesuatu yang tadinya dilarang ketika shalat.[1]

Salah satu contoh bacaan salam dalam shalat

 

وَيُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ

Artinya: mengucapkan salam ke kanan dan ke kirinya: Assalamu ‘Alaikum wa Rahmatullah Assalamu ‘Alaikum wa Rahmatullah (السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ) 'semoga keselamatan (diberikan) atasmu dan juga dilimpahkan atasmu rahmat dari Allah. (HR. Tirmidzi (1319) dari Abdullah. SHAHIH)



[1] Jaami`ush Shaghiir 8193. Faidhul Qadiir penjelasan hadits 8193.