Laman

Selasa, 03 Juli 2018

Kitab Al-Jami’us Shaghir Hadits nomor 877 (Mengantuk ketika shalat) مُتَّفق عليه فى الجامع الصغير



إذَا نَعَسَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ يُصَلِّى فَلْيَرْقُدْ حَتَّى يَذْهَبَ عَنْهُ النَّوْمُ، فَإِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا كَانَ صَلَّى وَهُوَ نَاعسٌ لَايَدْرِى لَعَلَّهُ يَذْهَبُ يَسْتَغْفِرُ فَيَسُبّ نَفْسَهُ

Artinya
Apabila salah seorang kalian mengantuk dalam keadaan shalat maka tidurlah hingga kantuknya hilang. Karena sesungguhnya jika kalian shalat dalam keadaan mengantuk (maka kalian) tidak akan tahu (apa yang kalian perbuat). Boleh jadi kalian bermaksud beristighfar (eh malah) mencaci diri sendiri.

[HR Malik, Bukhari[1], Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Aisyah. SHAHIH[2]]

Penjelasan
Jika kita dalam keadaan mengantuk maka sebaiknya tidur terlebih dahulu baru kemudian shalat. Tetapi jika sudah terlanjur shalat dan kita sangat ngantuk maka batalkanlah shalat dan tidur secukupnya. Kenapa demikian? Karena orang yang mengantuk tidak akan bisa mengetahui apa yang diperbuatnya. Misalnya dia bermaksud minta ampun tetapi yang terucap dari mulutnya malah kata-kata mencaci dirinya. Dengan kata lain, rasa kantuk bisa menghilangkan akal seseorang walau hanya sekejap, nah... ketika sekejap itulah seseorang tidak bisa mengetahui dan mengendalikan apa yang diperbuatnya. Nah... ketika sekejap itulah perbuatan yang bisa membatalkan wudhu dan shalat. [3]




[1] Al-Bukhari., Op.Cit., Jilid I., hlm.65, hadits 212, Lihat juga shahih bukhari hadits 213.
[2] Al-Albani.Op.Cit. Jilid I, hlm 400. Hadits. 810. (Menurut Al-Albani hadits ini shahih)
[3] Al-Munawi., op.cit., Jilid II, hlm. 20

=
=
Sumber
-Imam Suyuthi. 2016. Al-Jami  Ash-Shaghir min Ahadits al-Basyir an-Nadzir. Kairo: Darul Hadits. hlm.68 hadits nomor 00877

-Al-Munawi. Imam Abdurrouf. 2010. Faidhul Qodir Syarah Al-Jami' Ash-Shaghir. Kairo: Dar El-Hadits. Jilid.II. hlm.20. hadits nomor 00877

- Ash-Shan`ani. Imam Ash-Shan'ani. 2011. At-Tanwir Syarah al-Jami’ ash-Shaghir. Riyadh: Darus Salam, cet.1. Jilid  II. Hlm.225. hadits nomor 00871

- Al-Albani. Muhammad Nashiruddin. 2014. Shahih Al-Jami` Ash-Shaghir wa Ziyadah.  Terjemahan oleh Abdul Syukur Abdul Razzaq.  Jakarta: Pustaka Azzam. cet.1., Jilid. I, Hlm.400. hadits nomor 810.

- Imam Suyuthi. 1995. AL-Jami Ash-Shaghir fi Ahadits al-Basyir an-Nadzir. Jilid I. Terjemahan oleh Nadjih Ahjad. Surabaya: PT. Bina Ilmu. hlm.268. hadits nomor.00877

-Al-Bukhari. Al-Imam Al-Hafizh Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Ibn Al-Mughirah bin Bardizbah Al-Bukhari Al-Ju`fiy.2004. Shahih Al-Bukhari. Cairo: Darul Hadits. Jilid I, Halaman 65, Hadits 212

-Al-Bukhari. Al-Imam Al-Hafizh Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Ibn Al-Mughirah bin Bardizbah Al-Bukhari Al-Ju`fiy.2004. Shahih Al-Bukhari. Terjemahan oleh Muhamad Iqbal, Lc. Jakarta: Pustaka As-Sunnah. Jilid I, Halaman 218, Hadits 212

- Al-Asqalani. Al-Hafizh Ahmad bin Ali bin Hajar. 2000. Fathul Bari Syarhu Shahih al-Bukhari. Riyadh: Darus Salam. , cet.I.  Jilid I, Halaman 428, Hadits 212.

Ibnu Hajar Al-Asqalani. Al-Hafizh Ahmad bin Ali bin Hajar Al-Asqalani. 2018. Fathul Bari Syarhu Shahih Al-Bukhari. Terjemahan oleh Abu Ihsan al-Atsari. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi`i, cet 3, Jilid III, halaman 360, Hadits .212

-Imam Suyuthi. 1995. AL-Jami Ash-Shaghir min Ahadits al-Basyir an-Nadzir. Terjemahan oleh Badrudin. Terjemah Al-Jami Ash-Shaghir Pembahasan Hadits Shahih Bukhari Muslim, Mangunreja: Googel Drive. 02-02-



Tidak ada komentar:

Posting Komentar